Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TERORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

“MOTIVASI BELAJAR”

Dosen Pengampuh : Dr. Rika Sa’diyah, M.Pd

Disusun Oleh :

Ahmad Nurhuda : 2018510058


Muhammad Khairul Fahmi : 2018510154

Novi Datunnimah : 2018510099

Sri Wahyuni : 2018510085

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2018-2019
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya
kami berhasil menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Serta kami
mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua dan teman-teman yang
telah memberikan semangat dan bantuan untuk kami dalam mengerjakan
makalah ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka


menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai teori belajar dan
pembelajaran sebagai yaitu berbicara dalam keperluan akademik dan
hubungannya dengan ilmu dan agama. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan, serta
kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Tangerang Selatan, 7 April 2019


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dalam kehidupan, kita sering kali dihadapkan dengan berbagai
permasalahan yang membuat kita terkadang merasa jenuh, bosan, lelah
dan sebagainya. Dan tidak sedikit pula dari kita yang memilih berputus asa
lantaran permasalahan yang kita dapati tak kunjung membaik atau selesai.
Sebagai contoh ketika seorang murid ditugaskan untuk membuat sebuah
karya ilmiah atau tugas sekolah lainnya, ketika mereka merasa tidak dapat
melakukan dan menyelesaikannya dengan baik, maka mereka akan jenuh
bahkan tak ingin bertemu dengan pelajaran yang mereka tidak bisa
tersebut. Salah satu faktornya adalah kurangnya motivasi seorang guru
terhadap siswa tersebut. Karena seorang anak atau peserta didik akan
semangat melakukan sebuah tugas jika diberikan motivasi oleh guru atau
teman-teman dan keluarganya. Karena motivasi adalah sebuah dorongan
yang dapat membuat seseorang yang menerima motivasi tersebut menjadi
yakin bahwa dirinya pasti bisa melakukan sesuatu yang dia kurang bisa.
Motivasi itu lahir dari diri sendiri atau bisa juga dengan adanya
orang lain yang memberi motivasi. Dan salah satunya adalah dengan
adanya slogan-slogan yang dapat membangkitkan semangat positif.
Sebagaimana contoh : “Jika kamu berfikir kamu bisa, maka kamu akan
bisa” itu adalah salah satu slogan untuk membangkitkan semangat. Karena
dengan kita membaca dan juga menghayati maknanya, maka kita akan
menemukan sebuah titik terang bahwa kita tidak boleh dan tidak pantas
untuk menyerah begitu saja.
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa itu pengertian motivasi belajar ?
2. Bagaimana relevansinya dengan kebutuhan siswa ?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penyusunan makalah ini
adalah untuk:
1. Mengetahui pengertian motivasi belajar.
2. Mengetahui relevansi motivasi belajar dengan kebutuhan siswa.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Motivasi Belajar


Motivasi berasal dari bahasa Latin “movere”, yang berarti
menggerakkan. Berdasarkan pengertian ini, makna motivasi menjadi
berkembang. Wlodkowski (1985) menjelaskan motivasi sebagai suatu
kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang
memberi arah serta ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut.1
Pengertian ini bernafaskan behaviorisme. Sedangkan Imron (1996)
menjelaskan, bahwa motivasi berasal dari bahasa Inggris “motivation” ,
yang berarti dorongan pengalasan dan motivasi.2 Kata kerjanya adalah to
motivate yang berarti mendorong, menyebabkan, dan merangsang. Motive
sendiri berarti alasan, sebab dan daya penggerak (Echols, 1984 dalam
Imron, 1996).3 Motif adalah keadaan dalam diri seseorang yang
mendorong individu tersebut untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu
guna mencapai tujuan yang diinginkan (Suryabrata, 1984).4
Motivasi juga dapat dijelaskan sebagai tujuan yang ingin dicapai
melalui perilaku tertentu (Cropley, 1985). Hamper senada, Winkles (1987)
mengemukakan bahwa motif adalah adanya penggerakan dalam diri
seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai
suatu tujuan tertentu. Pengertian ini bermakna jika seseorang melihat suatu
manfaat atau keuntungan yang akan diperoleh, makai ia akan berusaha
keras untuk mencapai tujuan tersebut.
Ames dan Ames (1984) menjelaskan motivasi dari pandangan
kognitif, menurut pandangan ini, motivasi didefinisikan sebagai perspektif
yang dimiliki seseorang mengenai dirinya sendiri dan lingkungannya.
Sebagai contoh, seorang mahasiswa yang percaya bahwa ia memiliki

1
Eveline Siregar, Hartini Nara. , Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Penerbit Ghalia
Indonesia, 2017. Cet. 4 hal.49.
2
Ibid,.
3
Ibid,.
4
Ibid,.
kemampuan untuk menyelesaikan suatu tugas akan termotivasi untuk
menyelesaikan tugas tersebut.
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) sesroang yang
ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.5
Di dalam perumusan ini kita dapat melihat, bahwa ada tiga unsur
yang saling berkaitan, yaitu sebagai berikut.
1. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam
pribadi. Perubahan-perubahan dalam motivasi timbul dari
perubahan-perubahan tertentu di dalam sistem
neutropistiologis dalam organisme manusia, misalnya karena
terjadi perubahan dalam sistem pencernaanmaka timbul motif
lapar. Tapi ada juga perubahan energi yang tidak diketahui.
2. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan affective
arousal. Mula-mula merupakan ketegangan psikologis, lalu
merupakan susana emosi. Suasana emosi ini menimbulkan
kelakuan yang bermotif. Perubahan ini mungkin bisa dan
mungkin juga tidak, kita hanya dapat melihatnya dalam
perbuatan. Seseorang terlibat dalam suatu diskusi, karena dia
merasa tertarik pada masalah yang akan dibicarakan maka
suaranya akan timbul dan kata-katanya akan lancer dan cepat
akan keluar.
3. Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai
tujuan. Pribadi yang bermotivasi mengadakan respon-respon
yang tertuju ke arah suatu tujuan. Respon-respon itu
berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh
perubahan energi dalam dirinya. Setiap respon merupakan
suatu langkah ke arah mencapai tujuan, misalnya si A ingin
mendapat hadiah maka ia akan belajar, mengikuti ceramah,
bertanya, membaca buku, dan mengikuti tes.

5
Oemar Hamalik. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013, Cet. 15. Hal 158
B. Peran motivasi dalam belajar dan pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, selain kajian teori belajar dan teori
pembelajaran, ada hal lain yang juga penting untuk dikaji korelasinya
dengan proses belajar dan pembelajaran, yaitu berkenaan dengan
motivasi.
Bagaimana person motivasi dalam belajar dan pembelajaraan ?
Secara umum, terdapat dua peranan penting motivasi dalam belajar,
pertama, motivasi merupakan daya penggerak psikis dalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsunggan belajar
demi mencapai satu tujuan. Kedua, motivasi memegang peranaan penting
dalam memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar,
sehingga siswa yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang
banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar.
Beberapa penelitian tentang prestasi belajar menunjukan, bahwa motivasi
merupakan faktor yang banyak memberikan pengaruh terhadap proses
dan hasil belajar. Tokoh – tokoh pendidikan seperti Mc.Cllelland (1985),
Bandura (1977), Bloom (1980), Wainer (1986), Fyans and Maerh (1987)
melakukan berbagai penelitian tentang peranan motivasi dalam belajar
dan menemukan hasil yang menarik.
Dalam studi yang dilakukan Fyans dan Maerh (1987), bahwa diantara
tiga faktor, yaitu daftar belakang kelurga kondisi atau konteks sekolah
dan motivasi, maka faktor yang terakhir merupa kan predictor yang
paling baik untuk prestasi belajar. Walberg dkk. (1983) menyimpulkan
bahwa motivasi mempunyai kontribusi antara 11 sampai 20% terhadap
prestasi belajar. Studi yang dilakukan suciati (1990) menyimpulkan
bahwa kontribusi motivasi sebesar 36%, sedangkan Mc Clelland
menunjukan bahwa motivasi berprestasi mempunyai kontribusi sampai
64% prestasi belajar.
Adanya hubungan atau relevansi motivasi yang ditujukan antara materi
pembelajaran, kebutuhan dan kondisi siswa. Ada tiga strategi yang dapat
digunakan untuk menunjukan relevansi dalam pembelajaran, yaitu
sebagai berikut.
1. Menyampaikan kepada siswa apa yang akan dapat mereka
lakukan setelah mempelajari materi pembelajaran.
2. Menjelaskan manfaat pengetahuan atau keterampilan yang
akan dipelajari.
3. Memberikan contoh, latihan atau tes, yang langsung
berhubungan dengan kondisi siswa atau profesi tertentu.

Relevansi dalam teori kebutuhan Maslow yang berkaitan dengan


motivasi siswa, antara lain adalah motivasi itu tidak penah dikatakan
baik, apabila tujuan yang diinginkan itu tidak baik. Sebagaimana
dijelaskan diatas bahwa motivasi selalu berkaitan dengan kebutuhan,
Abraham Maslow mengklasifikasikan kebutuhan secara berurutan,
menjadi enam bagian. Konsep Abraham Maslow dikenal dengan
piramida kebutuhan.

1. Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan jasmani manusia,
misalnya akan makan, minum, tidur, istirahat dan sebagainya.
Untuk belajar yang efektif dan efesien siswa harus sehat. Jika
siswa sakit hal itu dapat menggangu kerja otak yang
mengngakibatkan terganggunya kondisi fisik, yang kemudian
dapat menggangu konstrentrasi belajar.
2. Kebutuhan rasa aman
Manusia membutuhkan ketentraman dan keamanan jiwa.
Perasaan takut akan kegagalan, kecemasan, kecewa,
dendam,ketidak seimbangan mental dan kegoncang-
kegoncangan emosi yang lain dapat menggangu kelancaran
belajar siswa. Agar belajar siswa dapat meningkat kearah
yang lebih efektif, maka siswa harus menjaga keseimbangan
emosi, sehingga perasaan menjadi aman dan kosentrasi
pikiran dapat dipusatkan pada pelajaran.
3. Kebutuhan mendapatkan kasih sayang dan memiliki
Dengan mendapatkan kasih sayang, seseorang merasa
bahwa ia diterima oleh kelompoknya, merasa bahwa ia
merupakan salah seorang anggota keluarga yang cukup
berharga. Agar setiap siswa merasa ia diterima dengan
kelompoknya, maka dapat dilakukan dengan cara belajar
bersama dengan teman yang lain. Hal ini dapat meningkatkan
pengetahuan dan ketajaman berfikir siswa. Kebutuhan untuk
diakui sama dengan orang lain sering mendapatkan kasih
sayang dan memiliki merupakan kebutuhan primer yang
harus dipenuhi.
4. Kebutuhan memperoleh penghargaan orang lain
Harga diri seseorang timbul dalam hubungannya
dengan orang lainseseorang akan merasa dirinya dihargai
oleh orang lain apabila ia merasa bahwa dirinya dianggap
penting dalam hal ini tugas guru adalah mencari dalam diri,
siswa apa yang membuat siswa itu merasa dirinya dianggap
penting.
5. Kebutuhan untuk aktualisasi diri
Setiap individu memiliki potensi atau bakat masing-
masing ynga terkandung didalam dirinya. Kebutuhan
aktualisasi diri atau untuk mewujudkan diri sendiri, yakni
mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasul dalam
bidang pengetahuan, social dan pembentukkan pribadi.
6. Kebutuhan untuk mengetahui dan mengerti
Kebutuhan untuk mengetahui dan mengerti adalah
kebutuhan untuk mengetahui rasa ingin tahu , mendapatkan
pengetahuan, informasi dan untuk mengerti sesuatu. Untuk
memenuhi kebutuhan ini dapat diupayakan melalui belajar.
Hirarki kebutuhan sebagaimana dikemukakan diatas
menggambarkan bahwa setiap tingkat diatasnya hanya dapat
dibangkitkan apabila telah dipenuhi tingkat motivasi yang
dibawahnya. Bila guru menginginkan siswanya belajar
dengan baik maka harus dipenuhi tingkat yang terendah dan
tingkat yang tertinggi. Guru dalam memberikan motivasi
kepada siswa hendaknya menciptakan suasana lingkungan
yang menyenangkan bagi siswa dengan suasana yang
menyenangkan itu siswa dapat belajar secara optimal
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Motivasi berasal dari bahasa Latin “movere”, yang berarti
menggerakkan. Berdasarkan pengertian ini, makna motivasi menjadi
berkembang. Wlodkowski (1985) menjelaskan motivasi sebagai suatu
kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang
memberi arah serta ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut.
Pengertian ini bernafaskan behaviorisme.
Secara umum, terdapat dua peranan penting motivasi dalam
belajar, pertama, motivasi merupakan daya penggerak psikis dalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsunggan
belajar demi mencapai satu tujuan. Kedua, motivasi memegang peranaan
penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam
belajar, sehingga siswa yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai
energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar.
Beberapa penelitian tentang prestasi belajar menunjukan, bahwa
motivasi merupakan faktor yang banyak memberikan pengaruh terhadap
proses dan hasil belajar. Tokoh – tokoh pendidikan seperti Mc.Cllelland
(1985), Bandura (1977), Bloom (1980), Wainer (1986), Fyans and Maerh
(1987) melakukan berbagai penelitian tentang peranan motivasi dalam
belajar dan menemukan hasil yang menarik.
Daftar Pustaka

Siregar, Evelin dan Hartini Nara. 2017. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai