Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

MOTIVASI PEMBELAJARAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran SD
( Annisa Novianti Taufik, M. Pd. )

Disusun Oleh:
Kelas C
Kelompok 3
Adhinda Rafelliya S.P [ 2227190054 ]
Nesa Wildiyanti [ 2227190074 ]
Istiqomah [ 2227190075 ]
Nurhaliza Febrianti [ 2227190096 ]

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Unuversitas Sultan Ageng Tirtayasa
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi allah swt yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Nya mungkin kami tidak
akan sanggup menyelesaikan tugas dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca
dapat memperluas ilmu tentang “Motivasi Pembelajaran” yang kami sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.

Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami agar dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari makalah ini
jauh dari kata sempurna, masih banyak kekurangan dan kesalahan. Semoga makalah ini
dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.. Kami mohon untuk saran
dan kritiknya. Terima Kasih.

Serang, 03 Februari 2020

Penyusun

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................I

DAFTAR ISI...............................................................................................................................II

BAB l PENDAHULUAN............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................1

1.3 Tujuan.........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................3

2.1 Pengertian Motivasi Belajar......................................................................................3

2.2 Fungsi Motivasi Dalam Belajar.................................................................................4

2.3 Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar...............................................5

2.4 Jenis-jenis Motivasi....................................................................................................9

2.5 Pentingnya Motivasi Dalam Belajar.......................................................................10

2.6 Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa.....................................................11

BAB III PENUTUP..................................................................................................................16

3.1 Kesimpulan...............................................................................................................16

3.2 Saran.........................................................................................................................16

DAFTAR PUSAKA..................................................................................................................18

II
BAB l

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Belajar merupakan kegiatan sehari-hari bagi siswa sekolah. Kegiatan
belajar tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah, dan di tempat lain
seperti di museum, perpustakaan, kebun binatang, sawah, sungai, atau hutan.
Ditinjau dari segi guru, kegiatan belajar siswa tersebut ada yang tergolong
dirancang dalam desain instruksional. Kegiatan belajar yang termasuk rancangan
guru, bila siswa belajar di tempat-tempat tersebut untuk mengerjakan tugas-tugas
belajar sekolah. Di samping itu ada juga kegiatan belajar yang tidak termasuk
perancangan guru. Artinya, siswa belajar karena keinginannya sendiri.

Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor yang berasal dari


dalam dan luar diri siswa. Faktor luar misalnya fasilitas belajar, cara mengajar
guru, system pemberian umpan balik, dan sebagainya. Faktor-faktor dari dalam
diri siswa mencakup kecerdasan, strategi belajar, motivasi dan sebagainya.
Namun kenyataannya dalam suatu kelas, keadaan siswa bermacam-macam untuk
belajar maupun menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu
guru perlu memperhatikan kondisi ektern belajar, dan kondisi ekstern siswa yang
belajar. Sehingga motivasi pembelajaran penting untuk dipahami oleh seorang
guru.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian motivasi ?

2. Apa fungsi motivasi dalam belajar ?

3. Apa saja unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi dalam belajar ?

4. Apa saja jenis-jenis motivasi ?

5. Bagaimana pentingnya motivasi dalam belajar ?

6. Bagaimana upaya meningkatkan motivasi belajar siswa ?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian motivasi

2. Untuk mengetahui fungsi motivasi dalam belajar

3. Untuk mengetahui jenis-jenis motivasi belajar

4. Untuk mengetahui pentingnya motivasi dalam belajar

5. Untuk mengetahui cara membangkitkan motivasi siswa dalam belajar

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Motivasi Belajar


Motivasi adalah usaha yang disadari untuk mengerahkan dan menjaga
tingkah seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu
sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Motivasi menurut KBBI adalah
dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk
melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Usaha yang dapat
menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan
sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat
kepuasan dengan perbuatannya. Sedangkan belajar sendiri artinya adalah
berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.

Menurut Gleitman yang dikutip oleh Mahmud (2010:100), pengertian


dasar motivasi ialah keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan
yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi
berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah.

Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri


seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” Dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang di kemukakan Mc.
Donald ini mengandung tiga elemen penting.

1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri


setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa
perubahan energi dalam sistem “neurophysiological” yang ada pada
organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia
(walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakannya
akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

3
2. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/feeling, afeksi seseorang.
Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi
dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

3. Motivasi akan di rangsang karena adanya tujuan. jadi motivasi dalam


hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi
memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena
terangsang atau terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah
tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.

Dengan ketiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu
sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu
perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan berkaitan dengan
persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak
atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan
atau keinginan.

2.2 Fungsi Motivasi Dalam Belajar


Fungsi motivasi menurut Hamalik dikutip Yamin (2006: 158-159)
meliputi sebagai berikut:

1. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa


motivasi maka tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar.

2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan


perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkan.

3. Motivasi sebagai penggerak. Besar kecilnya motivasi akan


menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

Di samping itu, ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi berfungsi


menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan. seorang siswa yang akan

4
menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus tentu akan melakukan kegiatan
belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau
membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.

Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian


prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya
motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan
kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasarkan adanya
motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang
baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat
pencapaian prestasi belajarnya.

2.3 Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar


Motivasi belajar terdapat dalam diri siswa. Motivasi belajar tersebut ada
dalam jaringan rekayasa pedagogis guru. Dengan tindakan pembuatan persiapan
mengajar, pelaksanaan belajar, maka guru menguatkan motivasi belajar siswa.
Sebaliknya, dilihat dari segi emansipasi kemandirian siswa, motivasi belajar
semakin meningkat pada tercapainya hasil belajar. Motivasi belajar merupakan
segi kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi
fisiologis dan kematangan psikologis siswa. Sebagai ilustrasi, keinginan anak
untuk membaca majalah misalnya,terpengaruh oleh kesiapan alat-alat Indra
untuk mengucap kata. keberhasilan mengucap kata dari simbol pada huruf-huruf
mendorong keinginan menyelesaikan tugas baca. (Monks, 1989; Singgih
Gunarsa, 1990).

1. Cita-cita atau Aspirasi Siswa

Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil seperti


keinginan belajar berjalan, makan makanan yang lezat, berebut
permainan, dapat membaca, dapat menyanyi, dan lain-lain selanjutnya.
Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemampuan
bergiat, bahkan di kemudian hari menimbulkan cita-cita dalam
kehidupan.Timbulnya cita-cita dibarengi oleh perkembangan akal,

5
moral, kemauan, bahasa, dan nilai-nilai kehidupan.timbulnya cita-cita
juga dibarengi oleh perkembangan kepribadian.

Dari segi pembelajaran, penguatan dengan hadiah atau juga


hukuman akan dapat mengubah keinginan menjadi kemauan, dan
kemudian kemauan menjadi cita-cita. Keinginan berlangsung sesaat
atau dalam jangka waktu singkat, sedangkan kemauan dapat
berlangsung dalam waktu yang lama. Kemauan telah disertai dengan
perhitungan akal sehat. Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu sangat
lama, bahkan sepanjang hayat.

2. Kemampuan Siswa

Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau


kecakapan mencapainya. keinginan membaca perlu dibarengi dengan
kemampuan mengenal dan mengucapkan bunyi huruf-huruf. Kesukaran
mengucapkan huruf “r” misalnya, dapat diatasi dengan drill / melatih
ucapan “r” yang benar. Latihan berulang kali menyebabkan
terbentuknya kemampuan mengucapkan “r”. Dengan didukung
kemampuan mengucapkan “r”, atau kemampuan mengucapkan huruf-
huruf yang lain, maka keinginan anak untuk membaca akan terpenuhi.
Keberhasilan membaca suatu buku bacaan akan menambah kekayaan
pengalaman hidup. Keberhasilan tersebut memuaskan dan
menyenangkan hatinya. secara perlahan-lahan terjadilah kegemaran
membaca pada anak yang semula sukar mengucapkan huruf “r” yang
benar. secara ringkas dapat dikatakan bahwa kemampuan akan
memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas
perkembangan.

3. Kondisi Siswa

Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani


mempengaruhi motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit,
lapar,atau marah-marah akan mengganggu perhatian belajar.

6
Sebaliknya, seseorang siswa yang sehat, kenyang, dan gembira akan
mudah memusatkan perhatian. Anak yang sakit akan enggan belajar.
Anak yang marah-marah akan sukar memusatkan perhatian pada
penjelasan pelajaran. Sebaliknya, setelah siswa tersebut sehat ia akan
mengejar ketinggalan pelajaran. siswa tersebut dengan senang hati
membaca buku-buku pelajaran agar ia memperoleh nilai rapor baik,
seperti sebelum sakit. Dengan kata lain, kondisi jasmani dan rohani
siswa berpengaruh pada motivasi belajar.

4. Kondisi Lingkungan Siswa

Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat


tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai
anggota masyarakat maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan
sekitar. Bencana alam, tempat tinggal yang kumuh, ancaman rekan yang
nakal, perkelahian antar siswa, akan mengganggu kesungguhan belajar.
Sebaliknya, kampus sekolah yang indah, pergaulan siswa yang rukun,
akan memperkuat motivasi belajar. Oleh karena itu kondisi lingkungan
sekolah yang sehat, kerukunan hidup, ketertiban pergaulan perlu
dipertinggi mutunya. Dengan lingkungan yang aman, tenteram, tertib,
dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.

5. Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran

Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan


pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup.
Pengalaman dengan teman sebayanya berpengaruh pada motivasi dan
perilaku belajar. Lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam,
lingkungan tempat tinggal, dan pergaulan juga mengalami perubahan.
Lingkungan budaya siswa yang berupa surat kabar, majalah, radio,
televisi, dan film semakin menjangkau siswa. Kesemua lingkungan
tersebut mendinamiskan motivasi belajar. dengan melihat tayangan
televisi tentang pembangunan bidang perikanan di Indonesia Timur

7
misalnya, maka seseorang siswa tertarik minatnya untuk belajar dan
bekerja di bidang perikanan. Pembelajar yang masih berkembang jiwa
raganya, lingkungan yang semakin bertambah baik berkat dibangun,
merupakan kondisi dinamis yang bagus bagi pembelajaran. Guru
profesional diharapkan mampu memanfaatkan sumber belajar di sekitar
sekolah untuk memotivasi belajar siswa.

6. Upaya Guru dalam Membelanjakan Siswa

Upaya guru membelajarkan siswa terjadi di sekolah dan di luar


sekolah. upaya pembelajaran di sekolah meliputi hal-hal berikut: (i)
menyelenggarakan tertib belajar di sekolah, (ii) membina disiplin
belajar dalam setiap kesempatan, seperti pemanfaatan waktu dan
pemeliharaan fasilitas sekolah, (iii) membina belajar tertib pergaulan,
dan membina belajar tertib di lingkungan sekolah. di samping
penyelenggaraan tertib yang umum tersebut, maka secara individual tiap
guru menghadapi anak didiknya. upaya pembelajaran tersebut meliputi
pemahaman tentang diri siswa dalam rangka kewajiban tertib belajar,
pemanfaatan penguatan berupa hadiah dan kritik serta hukuman secara
tepat guna dan mendidik cinta belajar.

Upaya pembelajaran guru di sekolah tidak terlepas dari kegiatan


luar sekolah. Pusat pendidikan luar sekolah yang penting adalah
keluarga, lembaga agama, pramuka, dan pusat pendidikan pemuda yang
lain. Siswa sekolah pada umumnya tergabung dalam pusat-pusat
pendidikan tersebut. guru profesional dituntut menjalin kerjasama
pedagogis dengan pusat pusat pendidikan tersebut. Upaya pendidikan
belajar “tertib hidup” merupakan kerjasama sekolah dan luar sekolah.

8
2.4 Jenis-jenis Motivasi
Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang. Dengan demikian, motivasi atau motif-motifnya aktif
itu sangat bervariasi.

Secara umum ada dua jenis motivasi. Pertama, motivasi intrinsik yaitu
motivasi yang datangnya secara alamiah atau murni dari diri peserta didik itu
sendiri sebagai wujud adanya kesadaran diri (self awareness) dari lubuk hati
yang paling dalam. Kedua, motivasi ekstrinsik itu motivasi yang datangnya
disebabkan faktor-faktor di luar diri peserta didik seperti adanya pemberian
nasihat dari gurunya, hadiah (reward), kompetisi sehat antara peserta didik,
hukuman (punishment), dan sebagainya.

Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya:

1. Motif-motif bawaan

Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak
lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Sebagai contoh misalnya:
dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk
bekerja, untuk beristirahat, dorongan seksual. Motif-motif ini
seringkali disebut motif-motif yang disyaratkan secara biologis.

2. Motif-motif yang di pelajari

Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai


contoh: dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan,
dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam masyarakat. Motif-motif
ini seringkali disebut dengan motif-motif yang diisyaratkan secara
sosial. Sebab manusia hidup dalam lingkungan sosial dengan sesama
manusia yang lain. Sehingga motivasi itu terbentuk.

9
2.5 Pentingnya Motivasi Dalam Belajar
Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya
motivasi belajar adalah sebagai berikut:

1. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir.


Contohnya nya, setelah seorang siswa membaca suatu bab buku
bacaan, dibandingkan dengan temannya sekelas yang juga membaca
bab tersebut, ia kurang berhasil menangkap isi, maka ia terdorong
membaca lagi.

2. Menginformasikan kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan


dengan teman sebaya. Sebagai ilustrasi, jika terbukti usaha belajar
seorang siswa belum memadai, maka ia berusaha setahun temannya
yang belajar dan berhasil.

3. Mengarahkan kegiatan belajar. Sebagai ilustrasi, setelah ia ketahui


bahwa dirinya belum belajar secara serius, terbukti banyak bersenda
gurau misalnya, maka ia akan mengubah perilaku belajarnya.

4. Membesarkan semangat belajar. Sebagai ilustrasi, jika ia telah


menghabiskan dana belajar dan masih ada adik yang dibiayai orang
tua, maka ia berusaha agar cepat lulus.

5. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian


bekerja (di sela-selanya adalah istirahat atau bermain) yang yang
bersinambungan. Individu dilatih untuk menggunakan kekuatannya
sedemikian rupa sehingga dapat berhasil. Sebagai ilustrasi, setiap
hari siswa diharapkan untuk belajar di rumah, membantu pekerjaan
orang tua, dan bermain dengan teman sebaya. apa yang dilakukan
diharapkan dapat berhasil memuaskan.

Kelima hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya motivasi tersebut


disadari oleh pelakunya sendiri. Bila motivasi disadari oleh pelaku, maka
sesuatu pekerjaan, dalam hal ini tugas belajar akan terselesaikan dengan baik.

10
Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan
dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru,
manfaat itu sebagai berikut:

1. Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa


untuk belajar sampai berhasil.

2. Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas


bermacam ragam.

3. Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara


bermacam-macam peran.

4. Memberi peluang guru untuk “unjuk kerja” rekayasa pedagogis.

2.6 Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa


Motivasi merupakan salah satu aspek utama bagi keberhasilan dalam
belajar. Oleh karena itu, motivasi belajar dapat dipelajari supaya dapat tumbuh
dan berkembang. Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik
intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, pelajar dapat
mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara
ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.

Dalam kaitan itu perlu diketahui bahwa cara dan jenis menumbuhkan
motivasi adalah bermacam-macam. tetapi untuk motivasi ekstrinsik kadang-
kadang tepat, kadang-kadang juga bisa kurang sesuai. Dalam hal ini guru harus
hati-hati dalam menumbuhkan dan memberi motivasi bagi kegiatan belajar para
anak didik. Sebab mungkin maksudnya memberikan motivasi tetapi justru tidak
menguntungkan perkembangan belajar siswa. Berikut ini adalah beberapa cara
untuk membangkitkan motivasi belajar.

1. Peserta didik memperoleh pemahaman (comprehension) yang jelas


mengenai proses pembelajaran.

11
2. Peserta didik memperoleh kesadaran diri (self consciousness)
terhadap pembelajaran.

3. Menyesuaikan tujuan pembelajaran dengan kebutuhan peserta didik


secara link and match.

4. Memberi sentuhan lembut (soft touch).

5. Memberikan hadiah (reward).

6. Memberikan pujian dan penghormatan.

7. Peserta didik mengetahui prestasi belajarnya.

8. Adanya iklim belajar yang kompetitif secara sehat.

9. Belajar menggunakan multimedia.

10. Belajar menggunakan multi metode.

11. Guru yang kompeten dan humoris.

12. Suasana lingkungan sekolah yang sehat.

Perilaku belajar merupakan salah perilaku. Seorang anak yang membaca


iklan surat kabar dengan keinginan mencari sekolah yang baik akan
memperoleh kepuasan karena ia memperoleh informasi yang benar. Keinginan
belajar di sekolah tertentu dipusatkan dengan iklan yang benar. Membaca iklan
tersebut memuaskan sebab ia membaca dengan motivasi mencari sekolah. Hal
tersebut tidak dialami oleh anak lain yang membaca iklan secara iseng. Perilaku
membaca pada anak “pencari informasi sekolah” berbeda dengan perilaku pada
anak yang iseng membaca iklan. Motif membaca kedua anak tersebut berbeda.
Demikian halnya dengan motif belajar pada siswa yang sedang membaca buku
pelajaran. Membaca dengan motivasi “mencari sesuatu” lebih berarti bila
dibandingkan dengan membaca “tanpa mencari sesuatu”. Guru di sekolah
menghadapi banyak siswa dengan bermacam-macam motivasi belajar. Oleh
karena itu peran guru cukup banyak untuk meningkatkan belajar.

12
a. Optimalisasi Penerapan Prinsip Belajar
Dalam upaya pembelajaran, guru berhadapan dengan siswa
dan bahan belajar, oleh karena itu untuk dapat membelajarkan dan
mengajarkan bahan pelajaran dipersyaratkan guru telah mempelajari
bahan pelajaran, memahami bagian-bagian yang mudah, sedang dan
sulit. Menguasai cara-cara mempelajari bahan dan memahami sifat
bahan pelajaran tersebut. Menguasai cara-cara mempelajari bahan
dan memahami sifat bahan pelajaran tersebut. Upaya pembelajaran
terkait dengan beberapa prinsip belajar yaitu belajar menjadi
bermakna bila siswa memahami tujuan belajar, belajar menjadi
bermakna bila siswa dihadapkan pada pemecahan masalah yang
menantangnya, belajar menjadi bermakna bila guru mampu
memusatkan segala kemampuan mental siswa dalam program
kegiatan tertentu, belajar menjadi menantang jika siswa memahami
prinsip penilaian dan faedah belajarnya bagi kehidupan di kemudian
hari.
b. Optimalisasi Unsur Dinamis Belajar dan Pembelajaran

Guru adalah pendidik sekaligus pembimbing belajar. Guru


lebih memahami keterbatasan waktu bagi siswa. Seringkali siswa
lengah tentang nilai kesempatan belajar. Oleh karena itu guru dapat
mengupayakan optimalisasi unsur-unsur dinamis yang ada dalam
diri siswa dan yang ada di lingkungan siswa. Upaya optimalisasi
tersebut, sebagai berikut:

1. Pemberian kesempatan pada siswa untuk mengungkap


hambatan belajar yang dialaminya.

2. Memelihara minat, kemauan,dan semangat belajarnya sehingga


terwujud tindak belajar.

13
3. meminta kesempatan pada orang tua siswa atau wali, agar
memberi kesempatan kepada siswa untuk ber aktualisasi diri
dalam belajar.

4. Memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang mendorong


belajar.

5. Menggunakan waktu secara tertib, penguat dan suasana


gembira terpusat pada perilaku belajar.

c. Optimalisasi Pemanfaatan Pengalaman dan Kemampuan Siswa

Guru adalah “penggerak” perjalanan belajar bagi siswa. Maka


guru perlu memahami dan mencatat kesukaran-kesukaran siswa.
Sebagai fasilitator belajar, guru diharapkan memantau “tingkat
kesukaran pengalaman belajar”, dan segera membantu mengatasi
kesukaran belajar. “Bantuan mengatasi kesukaran belajar” perlu
diberikan sebelum siswa putus asa. Guru wajib menggunakan
pengalaman belajar dan kemampuan siswa dalam mengelola siswa
belajar. upaya optimalisasi pemanfaatan pengalaman siswa tersebut
dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Siswa ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya.

2. Guru mempelajari hal-hal yang sukar bagi siswa.

3. Guru memecahkan hal-hal yang sukar, dengan mencari “cara


memecahkan”.

4. Guru mengajarkan “cara memecahkan” dan pendidikan


keberanian mengatasi kesukaran.

5. Guru mengajak serta siswa mengalami dan mengatasi kesukaran.

14
6. Gurumemberi kesempatan kepada siswa yang mampu
memecahkan masalah untuk membantu rekan-rekannya yang
mengalami kesukaran.

7. Guru memberi penguatan kepada siswa yang berhasil mengatasi


kesukaran belajarnya sendiri.

8. Guru menghargai pengalaman dan kemampuan siswa agar


belajar secara mandiri.

d. Pengembangan Cita-cita dan Aspirasi Belajar


Guru adalah pendidik anak bangsa. Pendidikan cita-cita
belajar pada siswa merupakan upaya memberantas kebodohan
masyarakat. upaya pendidikan dan mengembangkan cita-cita belajar
tersebut dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:

1. Guru menciptakan suasana belajar yang menggembirakan.

2. Gurumengikutsertakan siswa untuk memelihara fasilitas belajar.

3. guru mengajak serta siswa untuk membuat perlombaan untuk


belajar.

4. Guru mengajak serta orang tua siswa untuk memperlengkap


fasilitas belajar.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Motivasi adalah usaha yang disadari untuk mengerahkan dan menjaga
tingkah seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu
sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Motivasi berfungsi sebagai alat
pendorong terjadinya perilaku belajar peserta didik Motivasi berfungsi sebagai
pengarah perbuatan dan sebagai penggerak, besar kecilnya motivasi akan
menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. Unsur-unsur yang
mempengaruhi motivasi belajar yaitu cita-cita atau aspirasi, kemampuan siswa,
kondisi siswa, kondisi lingkugan siswa, dan upaya guru dalam membelajarkan
siswa. Secara umum ada dua jenis motivasi. Pertama, motivasi intrinsik yaitu
motivasi yang datangnya secara alamiah atau murni dari diri peserta didik itu
sendiri. Kedua, motivasi ekstrinsik itu motivasi yang datangnya disebabkan
faktor-faktor di luar diri peserta didik. Motivasi sangat penting dalam
pembelajaran, hasil belajar akan menjadi optimal jika ada motivasi. Dengan
motivasi pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif , dapat
mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.
Upaya meningkatkan motivasi belajar adalah dengan cara optimalisasi
penerapan prinsip belajar, optimalisasi unsur dinamis belajar dan pembelajaran,
optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa, dan
pengembangan cita-cita dan aspirasi belajar.

3.2 Saran
Semoga makalah ini bermanfaat sehingga bisa meningkatkan motivasi
siswa, untuk menunjukkan minat, inisiatif dan aktif dalam kegiatan belajar.
Sehingga akan terbentuk komunikasi timbal balik antara guru dan siswa. Yang
nantinya akan diperoleh hasil yang lebih baik bagi siswa yaitu tidak sekedar ilmu

16
pengetahuan tapi juga nilai-nilai yang bisa membentuk perkembangan pribadi
siswa seutuhnya.

17
DAFTAR PUSAKA

Suhana, Cucu. 2014. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama.

Kompri. 2015. Motivai Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

Dimyati. Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Adi Mahasatya.

Sardiman.2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

18

Anda mungkin juga menyukai