Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MEMOTIVASI SISWA UNTUK BELAJAR


Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok
pada Mata Kuliah Psikologi Perkembangan Anak Usia MI/SD

Dosen Pengampu: Karima NurFitria,M.Pd

Disusun Oleh:

Fitria Rahmalia NIM: 202103015

Tati Hartati NIM : 202105035

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PERSIS GARUT

1443 H/2022 M

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang memotivasi Siswa untuk
belajar. Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini.

Kami berharap agar tugas makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan
kita tentang memotivasi siswa untuk berlajar. Kami menyadari bahwa tugas makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan, maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan usulan untuk perbaikan tugas di waktu yang akan datang.

Semoga tugas makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, dan kami mohon
maaf jika terdapat kata-kata yang kurang berkenan.

Garut, 09 oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................2

DAFTAR ISI ...........................................................................................................3

BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................4

A. Latar Belakang ................................................................................4


B. Rumusan Masalah ...........................................................................5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................5
BAB II : PEMBAHASAN ...................................................................................6

A. Pengertian Motivasi ......................................................................6


B. Teori motivasi ................................................................................6
C. Cara Memperoleh Motivasi dan Meningkatkannya ......................11
BAB III : KESIMPULAN ...................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling memengaruhi. Belajar adalah
perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai
hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan untuk
mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik,
berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan
cita-cita.
Sedangkan faktor ekstrinsiknyaadalah adanya penghargaan, lingkungan belajar
yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. MartimisYamin mendefinisikan
motivasi belajar sebagai daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat
melakukan kegiatan belajar mengajar dan menambah keterampilan, pengalaman.
Selanjutnya ia menjelaskan motivasi adalah menciptakan kondisi sedemikianrupa
sehingga anak itu mau melakukan apa yang dapat dilakukannya. Hakikat motivasi
belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar
untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa
indikator atau unsur yang mendukung. Hal ini mempunyai penyebab besar dalam
keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil
2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan
4. Adanya penghargaan dalam belajar
5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
6. Adanya lingkungan belajar kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa
dapat belajar dengan baik.
Memotivasi belajar penting artinya dalam proses belajar siswa, Karena fungsinya
yang mendorong, menggerakkan kegiatan belajar. Karena itu, prinsip-prinsip
penggerakan motivasi belajar sangat erat kaitannya dengan prinsip-prinsip belajar itu
sendiri. Siswa akan suka dan bermotivasi belajar apabila dipelajari mengandung
makna tertentu baginya. Ada kemungkinan pelajaran yang disajikan oleh guru tidak

4
dirasakan sebagai bermakna berusaha menjadikan pelajarannya dengan makna bagi
semua siswa. Caranya ialah dengan mengkaitkan pelajarannya dengan pengalaman
masa lampau siswa, tujuan-tujuan masa mendatang, dan minat serta nilai-nilai yang
berarti mereka.
Ada banyak cara untuk menimbulkan motivasi belajar siswa. yang dikehendaki
adalah timbulnya motivasi instrinsik, tetapi motivasi ini tidak mudah dan tidak selalu
dapat timbul. Guru bertanggungjawab supaya pembelajaran berhasil dengan baik,
dan oleh karenanya guru berkewajiban membangkitkan motivasi ekstrinsik pada
peserta didiknya. Diharapkan lambat laun timbul kesadaran sendiri untuk melakukan
kegiatan belajar. Guru berupaya mendorong dan merangsang agar tumbuh motivasi
sendiri pada diri peserta didik.
Motivasi belajar siswa bisa dipengaruhi oleh guru sebagai fasilitator karena dalam
kegiatan belajar, peran guru sangat penting dalam menumbuhkan motivasi belajar
siswa . Jika siswa kurang termotivasi maka proses belajar mengajar kurang efektif.
Guru berperan penting dalam memberikan semangat dan dorongan kepada peserta
didik agar secara aktif terlibat dalam belajar. Disinilah muncul peran guru sebagai
fasilitator bagi peserta didiknya.

B. Rumusan Maasalah
1. Apa yang dimaksud dengan motivasi
2. Apa saja teori teori motivasi
3. Bagaimana cara memperoleh motivasi dan meningkatkannya

C. Tujuan Masalah
1.untuk mengetahui apa itu motivasi
2. untuk mengetahui teori teori motivasi
3. untuk mengetahui cara memperoleh motivasi dan meningkatkannya

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan, daya
penggerak atau kekuatan yang menyebabkan suatu tindakan atau perbuatan. Kata
movere, dalam bahasa inggris, sering disepadankan dengan motivation yang
berarti pemberian motif, penimbulan motif, atau hal yang menimbulkan dorongan
atau keadaan yang menimbulkan dorongan.
Motivasi merupakan suatu dorongan yang membuat orang bertindak atau
berperilaku dengan cara – cara motivasi yang mengacu pada sebab munculnya
sebuah perilaku, seperti faktor – faktor yang mendorong seseorang untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Motivasi dapat diartikan sebagai
kehendak untuk mencapai status, kekuasaan dan pengakuan yang lebih tinggi
bagi setiap individu. Motivasi justru dapat dilihat sebagai basis untuk mencapai
sukses pada berbagai segi kehidupan melalui peningkatan kemampuan dan
kemauan.
Selain itu motivasi dapat diartikan sebagai keadaan yang memberikan
energi, mendorong kegiatan atau moves, mengarah dan menyalurkan perilaku
kearah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasaan atau mengurangi
ketidakseimbangan.
B. Teori-Teori Motivasi
Ada beberapa macam teori motivasi :
a. Hierarki Teori Kebutuhan (Hierarchical of Needs Thry)
Teori motivasi Maslow dinamakan, “ A theory of human motivation ”. Teori
ini mengikuti teori jamak, yakni seorang berperilaku atau bekerja karena
adanya dorongan untuk memenuhi bermacam – macam kebutuhan. kebutuhan
yang diiinginkan seseorang berjenjang, artinya bila kebutuhan yang pertama
telah terpenuhi, maka kebutuhan tingkat kedua akan menjadi yang utama.
Selanjutnya jika kebutuhan tingkat kedua telah terpenuhi, maka muncul
kebutuhan tingkat ketiga dan seterusnya sampai tingkat kebutuhan kelima.
Dasar dari teori ini adalah :

6
a) Manusia adalah makhluk yang berkeinginan, ia selalu menginginkan lebih
banyak. Keinginan ini terus menerus dan hanya akan berhenti bila akhir hayat
tiba;
b) Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi motivator bagi
pelakunya, hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang akan menjadi
motivator, dan;
c) Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu jenjang. Ada beberapa urutan
atau tingkatan kebutuhan yang berbeda kekuatannya dalam memotivasi para
pekerja di sebuah organisasi atau perusahaan, diantaranya :
a. Kebutuhan yang lebih rendah adalah yang terkuat, yang harus dipenuhi
lebih dahulu. Kebutuhan itu adalah kebutuhan fisik (lapar, haus, pakaian,
perumahan dan lain – lain). Dengan demikian kebutuhan yang terkuat yang
memotivasi seseorang bekerja adalah untuk memperoleh penghasilan, yang
dapat digunakan dalam memenuhi kebutuhan fisiknya.
b. Kekuatan kebutuhan dalam memotivasi tidak lama, karena setelah
terpenuhi akan melemah atau kehilangan kekuatannya dalam memotivasi.
Oleh karena itu usaha memotivasinya dengan memenuhi kebutuhan pekerja,
perlu diulang – ulang apabila kekuatannya melemah dalam mendorong para
pekerja melaksanakan tugas – tugasnya.
c. Cara yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi
ternyata lebih banyak daripada untuk memenuhi kebutuhan yang berada pada
urutan yang lebih rendah. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan fisik, cara
satu – satunya yang dapat digunakan dengan memberikan penghasilan yang
memadai atau mencukupi.23 Motivasi juga dapat dipahami dari teori
kebutuhan dasar manusia. Manusia mempunyai beberapa kebutuhan yang
harus dipenuhi, kebutuhan tersebut meliputi : kebutuhan fisik, kemanan,
perasaan memiliki, penghargaan dari orang lain, dan aktualisasi diri. Jika
kebutuhan – kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dapat meningkatkan motivasi
kerja.
b. Teori Kebutuhan Berprestasi Motivasi berbeda – beda, sesuai dengan kekuatan
kebutuhan seseorang akan prestasi. Kebutuhan akan prestasi tersebut sebagai

7
keinginan yang melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan yang sulit. Orang
yang berprestasi tinggi memiliki tiga ciri umum yaitu :
1. Sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas – tugas dengan derajat
kesulitan moderat
2. Menyukai situasi – situasi di mana kinerja mereka timbul karena upaya –
upaya mereka sendiri, dan bukan karena faktor – faktor lain, seperti
kemujuran misalnya
3. Menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka,
dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah. Selain itu ada 3
motivasi yang paling menentukan tingkah laku manusia, terutama
berhubungan dengan situasi pegawai serta gaya hidup, yaitu :
1. Achievement Motivation, motif yang mendorong serta menggerakkan
seseorang untuk berprestasi dengan selalu menunjukkan peningkatan kearah
standard exelence.
2. Affiliation motivation, motif yang menyebabkan seseorang mempunyai
keinginan untuk berada bersama – sama dengan orang lain, mempunyai
hubungan afeksi yang hangat dengan orang lain, atau selalu bergabung
dengan kelompok bersama – sama orang lain.
3. Power motivation, motif yang mendorong seseorang untuk bertingkah laku
sedemikian rupa sehingga mampu memberi pengaruh kepada orang lain.
c. Teori Clyton Alderfer (Teori “ERG”)
Teori Alderfer dikenal dengan akronim “ERG”. Akronim “ERG” dalam teori
Alderfer merupakan huruf – huruf pertama dari tiga istilah yaitu : E =
Existence (kebutuhan akan eksistensi), R = Relatedness (kebutuhan untuk
berhubungan dengan pihak lain, G = Growth (kebutuhan akan pertumbuhan).
Apabila teori Alderfer disimak lebih lanjut akan tampak bahwa :
1. Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula
keinginan untuk memuaskannya
2. Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang “lebih tinggi” semakin
besar apabila kebutuhan yang lebih rendah telah dipuaskan

8
3. Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih
tinggi, semakin besar keinginan untuk memuaskan kebutuhan yang lebih
mendasar.
d. Teori Herzberg (Teori Dua Faktor)
Model dua faktor dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene
atau pemeliharaan. Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivational
adalah hal – hal yang mendorong seseorang untuk berprestasi yang sifatnya
intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang
dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor- faktor
yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut
menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.
Faktor motivasional antara lain ialah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang
diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan pengakuan orang
lain. Sedangkan faktor – faktor hygiene atau pemeliharaan mencakup antara
lain status seseorang dalam organisasi, hubungan seorang individu dengan
atasannya, hubungan seseorang dengan rekan – rekan sekerjanya, kebijakan
organisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan yang berlaku.
Salah satu tantangan dalam memahami dan menerapkan teori Herzberg ialah
menghitungkan dengan tepat faktor mana yang lebih berpengaruh kuat dalam
kehidupan seseorang, apakah yang bersifat intrinsik ataukah yang bersifat
ekstrinsik.
e. Teori Keadilan Teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong
untuk menghasilkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan
organisasi dengan imbalan yang diterima. Artinya, apabila seorang karyawan
mempunyai persepsi bahwa imbalan yang diterimanya tidak memadai, dua
kemungkinan dapat terjadi, yaitu :
a) seorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar, atau;
b) mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas yang
menjadi tanggung jawabnya. Dalam menumbuhkan persepsi tertentu, seorang
karyawan biasanya menggunakan empat hal sebagai pembanding, yaitu : 1.
Harapannya tentang jumlah imbalan yang dianggapnya layak diterima
berdasarkan kualifikasi pribadi, seperti pendidikan, keterampilan, sifat

9
pekerjaan dan pengalamannya 2. Imbalan yang diterima oleh orang lain
dalam organisasi yang kualifikasi dan sifat pekerjaannya relatif sama dengan
yang bersangkutan sendiri 3. Imbalan yang diterima oleh pegawai lain di
organisasi lain di kawasan yang sama serta melakukan kegiatan sejenis 4.
Peraturan perundang – undangan yang berlaku mengenai jumlah dan jenis
imbalan yang merupakan hak para pegawai
f. Teori penetapan tujuan (Goal Setting theory) Penetapan tujuan memiliki
empat macam mekanisme motivasional yakni : (a) tujuan – tujuan yang
mengarahkan perhatian (b) tujuan – tujuan yang mengatur upaya (c) tujuan –
tujuan untuk meningkatkan persistensi dan (d) tujuan – tujuaan untuk
menunjang strategi – strategi dan rencana – rencana kegiatan.
Setiap karyawan yang memahami dan menerima tujuan organisasi atau
perusahaan, dan merasa sesuai dengan dirinya akan merasa ikut bertanggung
jawab dalam mewujudkannya. Dalam keadaan seperti itu tujuan akan
berfungsi sebagai motivasi dalam bekerja, yang mendorong para pekerja
memilih alternatif cara bekerja yang baik dan efektif serta efisien.
g. Teori Victor H.Vroom (Teori Harapan)
Motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang
dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada
hasil yang diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat
menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka untuk memperolehnya,
yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.
h. Teori penguatan dan modifikasi perilaku Dalam hal ini berlakunya upaya yang
dikenal dengan hukum pengaruh yang menyatakan bahwa manusia cenderung
untuk mengulangi perilaku yang mempunyai konsekuensi yang
menguntungkan irinya dan mengelakkan perilaku yang mengakibatkan
timbulnya konsekuensi yang merugikan. Penting untuk diperhatikan bahwa
agar cara – cara yang digunakan untuk modifikasi perilaku tetap
memperhitungkan harkat dan martabat manusia yang selalu diakui dan
dihormati, cara – cara tersebut ditempuh dengan gaya yang manusiawi pula.
i. Teori kaitan imbalan dengan prestasi Motif berprestasi dengan pemberdayaan
SDM memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya. Secara sederhana dapat

10
digambarkan bahwa apabila SDM dapat diberdayakan dengan optimal, maka
motivasi untuk berprestasi dalam pekerjaan yang diembannya akan semakin
meningkat, begitupun sebaliknya. Ada hubungan kausalitas saling
mempengaruhi antara motif berprestasi dengan pemberdayaan SDM.

C. Cara Memperoleh Motivasi Dan meningkatkannya


Motivasi merupakan syarat mutlak dalam belajar. Siswa yang belajar tanpa
motivasi (atau kurang motivasi) tidak akan berhasil dengan maksimal. Siswa
akan terdorong untuk belajar apabila mereka memiliki motivasi untuk belajar.
1) Kuatnya kemauan untuk berbuat,
2) Jumlah waktu yang disediakan untuk belajar,
3) Kerelaan meninggalkan kewajiban atau tugas yang lain,
4) Ketekunan dalam mengerjakan tugas.
Menumbuhkan motivasi belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam
mengembangkan kemampuan dan kemauan belajar.
Sebagai guru atau calon guru sebisa mungkin kita harus selalu berupaya
untuk dapat meningkatkan motivasi belajar terutama bagi siswa yang mengalami
kesulitan dalam belajar dengan menggunakan berbagai upaya yang dapat
dilakukan oleh guru yaitu
1) Memperjelas tujuan yang ingin dicapai.
2) Membangkitkan motivasi siswa.
3) Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar.
4) Mengguanakan variasi metode penyajian yang menarik.
5) Berilah pujian yang wajar setiap keberhasilan siswa.
6) Berikan penilaian.
7) Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa.
8) Ciptakan persaingan dan kerjasama.

11
BAB III
PENUTUP

Motivasi memiliki peranan penting dalam proses belajar mengajar antara

seorang guru dan siswa, maka dalam motivasi belajar setiap individu tidak

mungkin sama. Kita harus mengetahui arti dari motivasi itu sendiri, agar kita

dapat memahami arti dari motivasi itu sendiri dan dapat mengimplementasikannya

dalam kehidupan kita.

Motivasi seperti apa yang perlu kita bangkitkan agar siswa termotivasi.

Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat berasal dari dalam diri

sendiri, diantaranya adalah motivasi belajar, sedangkan faktor luar yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar antara lain faktor metode pembelajaran dan faktor

lingkungan. Jika faktor lingkungan dalam keadaan baik, maka akan berdampak

baik pula bagi siswa dan sebaliknya jika lingkungan sekitar tidak baik, itu akan

berdampak negatif dan kita sebagai calon guru harus tahu upaya apa yang akan

kita lakukan untuk menghadapi situasi seperti itu. Jika semua bisa diselesaikan

maka kita siap untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Setelah mengetahui pentingnya motivasi bagi siswa dan juga guru,

diharapkan guru selalu menjaga motivasi belajar siswanya. Guru juga harus

memahami kebutuhan motivasi siswa mereka. Karena motivasi yang dibutuhkan

oleh setiap siswa berbeda-beda. Setelah mengetahui pentingnya motivasi bagi

siswa dan juga guru, diharapkan guru selalu menjaga motivasi belajar siswanya.

Guru juga harus memahami kebutuhan motivasi siswa mereka. Karena motivasi

yang dibutuhkan oleh setiap siswa berbeda-beda. Setelah mengetahui pentingnya

motivasi bagi siswa dan juga guru, diharapkan guru selalu menjaga motivasi

12
belajar siswanya. Guru juga harus memahami kebutuhan motivasi siswa mereka.

Karena motivasi yang dibutuhkan oleh setiap siswa berbeda-beda.

13
DAFTAR ISI

https://journal.upy.ac.id/index.php/bk/article/view/89
http://repository.uin-suska.ac.id/13939/6/6.%20BAB%20I_2018900PIPS-E.pdf
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/1816/2/BAB%20II.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai