Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MOTIVASI BELAJAR

Dosen Pengampu : Ishaq Matondang, S.Psi, M.Si

Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan

Disusun Oleh :
Kelompok VIII
Alfi Aulia Prandita ( 2221151014)
Elsa Piana Boru Padang (22233511010)
Ikbal Gustami (2222451003)
M. Taufik Ilham (2222451001)
Relita Dwi Lestari (2223151005)

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT tuhan yang maha Esa yang telah memberikan kami
kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Motivasi
Belajar” ini dengan tepat waktu. Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan
syafa’atnya di akhirat nanti.
Penyusun mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,sehingga penyusun mampu
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah “Psikologi
Pendidikan”, penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah
bekerja sama dalam pembuatan makalah ini sehingga dapat terselesaikan.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna dan masi banyak
kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini di masa yang akan datang. Apabila
terdapat kesalahan mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi pembaca maupun bagi penulis
sendiri. Terima Kasih.

Medan, Februari 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .............................................................................................................. 4
C. Tujuan Penulisan................................................................................................................ 4
D. Manfaat ............................................................................................................................... 5
BAB I ............................................................................................................................................ 6
A. Pengertian Motivasi.............................................................................................................. 6
B. Sifat-Sifat Motivasi .............................................................................................................. 7
C. Motivasi Belajar dan Faktor yang Mempengaruhi ............................................................... 7
D. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Masa Remaja ....................................................... 10
E. Membangun Motivasi Dalam Pembelajaran....................................................................... 11
F. Teori Motivasi Belajar ........................................................................................................ 13
G. Komponen-Komponen Strategi Pembelajaran ................................................................... 14
PENUTUP .................................................................................................................................. 16
Kesimpulan ................................................................................................................................. 16
Saran........................................................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 17

3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, masalah motivasi selalu menjadi hal yang menarik
perhatian. Hal ini dikarenakan motivasi dipandang sebagai salah satu faktor yang sangat
dominan dalam ikut menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan.
Walaupun diakui bahwa kemampuan intelektual yang bersifat umum (inteligensi)
dan kemampuan yang bersifat khusus (bakat) merupakan modal dasar utama dalam usaha
mencapai prestasi pendidikan, namun keduanya tidak akan banyak berarti apabila siswa
sebagai individu tidak memiliki motivasi untuk berprestasi sebaik-baiknya. Kemampuan
intelektual yang tinggi hanya akan terbuang sia-sia apabila individu yang memilikinya
tidak mempunyai keinginan untuk berbuat dan memanfaatkan keunggulannya itu.
Apalagi bila individu yang bersangkutan memang memiliki kemampuan yang tidak
begitu menggembirakan, maka tanpa adanya motivasi sulitlah rasanya untuk
mengharapkan sesuatu yang prestatif.
Dalam penjelasan mengenai masalah motivasi, kita selalu berpegang pada asumsi
umum bahwa bila faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar adalah sama, maka
individu yang memiliki motivasi lebih tinggi akan mencapai hasil belajar yang lebih
tinggi pula.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimasuk dengan Motivasi Belajar ?
2. Ada berapa komponen motivasi dalam pembelajaran ?
3. Apa saja teori motivasi belajar ?
4. Bagaimana cara memotivasi siswa dalam pembelajaran ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dibuatnya makalah ini ialah sebagai pemenuhan tugas Psikologi
Pendidikan, serta sebagai wawasan dalam pemahan dan pembelajaran mengenai motivasi
belajar siswa.

4
D. Manfaat
Sebagai bahan pengetahuan bagi pengajar mengenai hal-hal apa saja yang harus
diperhatikan dalam membangun motivasi siswa dalam belajar, juga sebagai motivasi bagi
para pembaca.

5
BAB I
A. Pengertian Motivasi
Pengertian motivasi berasal dari Bahasa Inggris yakni motivation. Namun
perkataan asalnya adalah motive yang juga telah digunakan dalam Bahasa melayu yakni
kata motiv yang berarti tujuan atau segala upaya untuk mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan, dengan tujuan tersebut yang menjadikan daya
penggerak utama bagi seseorang dalam berupaya mendapatkan atau mencapai apa yang
diinginkannya baik itu secara positif ataupun negative.
Menurut Hamalik (1992:173) pengertian motivasi merupakan perubahan energi
dalam diri atau pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi
untuk mencapai tujuan yang mengandung tiga unsur yang saling berkaitan, yaitu : 1)
motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi, 2) motivasi ditandai
dengan timbulnya perasaan, 3) motivasi ditandai dengan oleh reaksi-reaksi untuk
mencapai tujuan yang berfungsi mendorong timbulnya kelakuan atau sesuatu perbuatan,
tanpa motivasi maka tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar. Motivasi berfungsi
sebagai pengrah artinya menggerakkan perbuatan kea rah pencapaian tujuan yang
diinginkan dan motivasi berfungsi sebagai penggerak seperti mesin, besar kecilnya
motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan atau perbuatan.
Menurut Sardiman (2006:73) motivasi merupakan perubahan energi dalam diri seseorang
yang ditandai dengan munculnya felling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya
tujuan. Sedangkan menurut Mulyasa (2003:112) motivasi merupakan tenaga pendorong
atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu.
Motivasi menjadi suatu kekuatan, tenaga atau daya suatu keadaan yang kompleks
dan kesiap sediaan dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik
disadari maupun tidak disadari (Makmum, 2003).
Menurut Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation menjelaskan tinggi
rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:
1. Ekspektasi (harapan) kerhasilan dalam suatu tugas
2. Instrumentalis yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam
melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu)

6
3. Valensi yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan positif, netral atau
negative.
B. Sifat-Sifat Motivasi
Berdasarkan sifatnya motivasi dapat dibagi mebjadi dua yaitu motivasi intrinsic
dan motivasi ekstrinsik. Faktor inter (Internal) adalah motivasi yang timbul dari diri
sendiri dan tidak dipengaruhi sesuatu di luar dirinya karena dalam diri setiap individu
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu yang menjadi aktif atau berfungsi tidak
perlu dirangsang dari luar. Orang yang tingkah lakunya oleh motivasi instrinsik, baru
akan puas kalau tingkah lakunya telah mencapai hasil tingkah laku itu sendiri. Maka yang
dimaksud dengan motivasi instrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung
di dalam perbuatan belajar itu sendiri.
Selanjutnya adalah Faktor Ekstern (Eksternal) yang berasal dari luar yang dapat
aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar, timbul dalam diri seseorang
karena pengarung dari rangsangan di luar perbuatan yang dilakukannya.
Perhatian dan motivasi
Perhatian terhadap pembelajaran akan timbul pada peserta didik apabila bahan
pelajar itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan, untuk belajar lebih
lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maka akan membangkitkan motivasi
untuk mempelajarinya.
Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas
seseorang, tanpa adanya motivasi seseorang tidak dapat melakukan kegiatan dengan
sebaik-baiknya. Oleh karena itu dengan perhatian dan motivasi maka siswa akan
melakukan proses belajar atau membiasakan diri belajar dengan baik.

C. Motivasi Belajar dan Faktor yang Mempengaruhi


Frederick J Mc Donald dalam Nashar (2004:9) motivasi belajar adalah suatu
perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan
reaksi untuk mencapai tujuan. Maslow dalam Nashar (2004:42) motivasi belajar
merupakan kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan diri secara optimal, sehingga

7
mampu berbuat yang lebih baik berprestasi dan kreatif. Berhasil tidaknya seseorang
dalam belajar disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1. Faktor Intern (yang berasal dari dalam diri orang yang belajar)
a. Faktor Fisiologis
Kondisi fisiologis, seperti tidak dalam keadaan Lelah dan capek, tidak
dalam keadaan cacat jasmani, tidak dalam keadaan sakit dan sebagainya. Hal tersebut
dapat memengaruhi siswa dalam menerima materi pelajaran.
b. Faktor psikologis
1) Persepsi
Proses terjadinya stimulus mengenai alat indra merupakan proses stimulus yang
diterima alat indra diteruskan oleh syaraf sensorik ke otak sehingga menghubungkan
antara individu dengan dunia luar, proses ini yang disebut sebagai proses fisologis. Proses
di otak sebagai pusat kesadaran akan menimbulkan individu menyadari apa yang dilihat,
didengar, ataupun diraba. Hal inilah yang disebut sebagai proses psikologi.
2) Belajar
Suryabrata (2012:232) Belajar adalah “Learning is a change In performance as a
result of practice”. Belajar membawa perubahan dalam performance dan perubahan itu
sebagai akibat dari pelatihan. Pengertian Latihan adalah usaha dari individu untuk belajar.
Belajar merupakan kegiatan yang kompleks, hasil belajar merupakan kapabilitas. Faktor-
faktor yang memengaruhi belajar adalah:
a) Intelegensia
Intelegensia berasal dari bahasa latin intelligence yang berarti mengorganisasikan,
menghubungkan atau menyatukan sesuatu dengan yang lain. Intelegensia adalah apabila
seseorang menggunakan respons yang baik atau sesuai terhadap stimulus yang
diterimanya. Faktor yang memengaruhi intelegensi adalah faktor bawaan, faktor
kematangan, faktor pembentukan, faktor minat, faktor kebebasan.
b) Emosi
Emosi merupakan keadaaan yang ditimbulkan oleh situasi tertentu dan cenderung
terjadi dalam kaitannya dalam perilaku yang mengarah terhadap sesuatu dan perilaku

8
tersebut pada umumnya disertai adanya ekspresi kejasmanian sehingga orang mengalami
emosi (Walgito, 2010: 208).
c) Motivasi
Motivasi adalah kekuatan mental yang berupa keinginan, perhatian, kemauan, dan
cita-cita yang mendorong seseorang untuk melakukan Tindakan yang sesuai dengan
tujuan yang diinginkan.
d) Memori
Menurut Bruno (1987) memori adalah proses mental yang meliputi pengkodean
(encodeng), penyimpanan, pemanggilan, kembali informasi dan pengetahuan yang
kesemuanya terpusat dalam otak.
e) Berpikir
Purwanto (2010:43) berpikir adalah suatu kearifan pribadi manusia yang
mengakibatkan penemuan yang terarah pada suatu tujuan.
c. Cara belajar
Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya,
belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis, dan ilmu Kesehatan
akan memperoleh hasil yang kurang.

2. Faktor eksternal
a. Keluarga
Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan dalam belajar,
misalnya tinggi rendahnya Pendidikan, besar kecilnya perhatian dan penghasilan.
b. Sekolah
Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan
anak, keadaan fasilitas atau perlengkapan di sekolah dan sebagainya, semua ini akan
mempengaruhi kegiatan belajar.
c. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial.

C. Indikator Hasil Belajar

9
Hasil belajar adalah terjadinya perubahan perilaku dari hasil pembelajaran setelah
menjalani proses belajar dan masukan pribadi berupa motivasi dan harapan. Seseorang
dapat dikatakan telah belajar sesuatu apabila dalam dirinya telah terjadi perubahan, hasil
belajar merupakan pencapaian tujuan dan hasil belajar sebagai produk dari proses belajar,
maka didapatkan hasil belajar. Motivasi akan menghasilkan hasil yang ingin dicapai.
Menurut Gagne (Makmun,2003), perubahan perilaku yang merupakan hasil
belajar dapat berbentuk:
1. Informasi verbal, yaitu penguasaan informasi dalambentuk verbal, baik secara tertulis
maupun tulisan misalnya pemberian nama terhadap suatu benda dandefinisinya.
2. Kecakapan intelektual yaitu keterampilan individu dalam melakukan interaksi dengan
lingkungannya.

D. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Masa Remaja


Berikut cara untuk meningkatkan motivasi belajar remaja.
1. Mempelajari tujuan yang ingin dicapai
Tujuan yang jelas dapat membuat remaja paham kearah mana ia ingin dibawa.
Menyampaikan pemahaman terhadap tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat
untuk belajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi belajar remaja.
Semangkin jelas tujuan yang ingin dicapai, maka akan semakin kuat motivasi belajar
(Sanjaya, 2009:29).
2. Membangkitkan Hasrat dan minat belajar
Hasrat untuk belajar berarti pada diri remaja itu memang ada motivasi untuk
belajar, sehingga sudah pasti hasilnya akan lebih baik dari yang tidak berharsat untuk
belajar. Hasrat untuk belajar adalah gejala psikologis yang tidak berdiri sendiri, tetapi
berhubungan dengan kebutuhan remaja untuk mengetahui sesuatu dari objek yang akan
dipelajari. Kebutuhan itulah yang menjadi dasar aktivitas remaja dalam belajar. Tidak ada
kebutuhan berarti tidak ada Hasrat untuk belajar. Itu sama saja tidak ada minat untuk
belajar. Remaja akan terdorong untuk belajar manakala mereka memiliki minat untuk
belajar. Mengembangkan minat belajar merupakan salah satu teknik dalam
mengembangkan motivasi belajar (Sanjaya, 2009:29). Salah satu cara yang logis untuk

10
memotivasi dalam pembelajaran adalah mengaitkan pengalaman belajar dengan minat
(Djiwandono, 2006:365).
3. Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar
Peserta didik dapat belajar dengan baik apabila ada dalam suasana yang
menyenangkan, merasa aman, bebas dari takut.

E. Membangun Motivasi Dalam Pembelajaran


Dalam membangun sebuah motivasi,bukanlah hal yang sulit. Asalkan anda
mampu memanage atau mengatur dengan baik ritme cita-cita, anda akan mendapatkan
sesuatu yang sangat dahsyat di dalam kehidupan anda.
Motivasi akan jauh lebih terasa dan lebih kuat apabila dibarengi dengan sebuah cita-cita
yang luhur serta anda menjalankannhya dengan sungguh-sungguh agar terwujud di
kemudian hari. Kita patut menyadari betapa petingnya membangun sebuah motivasi di
dalam setiap Langkah kehidupan seseorang.
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa betapa pentingnya seseorang memiliki
cita-cita. Ketika seseorang sudah beranjak dewasa, selalu saja disibukkan oleh perasaan,
kemana akan dibawa jadi diri anda itu. Akibatnya banyak diantara mereka malah menjadi
bingung ke mana harus melahkah. Maka tak heran apabila hingga mencapai umur remaja
belum memiliki sebuah idealisme yang kuat. Kebanyakan dari mereka selalu saja mencari
bentuk pengaruh dari lingkungan luar seperti sering meniru acara televisi yang
menyuguhkan berbagai serial sinetron yang berbau kemewahan dan kegelamora. Mereka
menjadi meniru tanpa memperdulikan akses negative baik baik bagi dirinya maupun bagi
lingkungan di sekitarnya. Berbagia gaya, penampilan,dan lain sebagainya dari sosok artis
yang diidolakannya ditiru sebagai wujud membangun motivais diri.
Bukan seperti sebetulnya yang diharapkan dalam menumbuhkan motivasu yang baik
dalam hidup. Akan tetapi, justru segala sesuatu yang berkembang dengan sendirinya dan
dari semula memang sudah terbentuk secara alamiah, tanpa meniru gaya atau perilaku
orang lain.
Mewujudkan sebuah cita-cita memnag membutuhkan perjuangan yang amat berat
dengan modal yang amat berat pula. Namun, apabila kita menjalaninya dengan sungguh-

11
sunguh serta menikmati apa yang kita lakukan, sesungguhnya kita akan lebih mudah
dalam mewujudkan cita-cita itu dan hasilnya pun akan terasa menyenangkan.
Pada dasarnya, keinginan yang anda angankan janganlah membuat anda pusing
atau bahkan hal itu menjadi beban dalam hidup anda. Jadikanlah semua itu sebagai
kerikil-kerikil ujian yang anda Yakini pasti suatu saat nanti semua akan terwujud.
Yakinkanlah diri anda bahwa dengan cita-cita, hidup akan jauh lebih bermakna dan
berusahalah dengan keras untuk mewujudkannya.
Kita mesti belajar dari orang-orang yang sukses yang dulunya merintis karir mulai dari
nol. Dari yang belum punya apa-apa. Menjadi memounyai segala sesuatu yang diimpi-
impikannya dulu. Banyak sekali contih orang desa yang bersemangat untuk mencari
peruntungan di kota. Yang mereka punyai hanya modal keuletan, mereka banyak yang
berhasil memenangkan persaingan yang keras dengan orang-orang yang notabene berasal
dari kota hanya dengan modal keuletan. Dengan modal keuletan itu, segala sesuatu meski
yang berat sekalipun akan menjadi sangat ringan untuk dilakukan. Beda halmya dengan
orang-orang kota yang hamper Sebagian besar memiliki mental yang tidak tahan banting,
cengen, dan modal keuletan yang sangat minim dimilikinya.
Nah, sudah saatnya kita menilai diri kita sendiri, apakah kita sudah memiliki
modal keuletan untuk mewujudkan sebuah cita-cita? Adkah mental yang tidak tahan
banting atau mental cengeng dalam diri kita ini?.
Mulailah anda intropeksi diri dari sekarang, kemudian lakukan apa yang anda anggap bisa
untuk menyokong segera terwujudnya cita-cita anda. Jika anda berhasil dalam
mewujudkan cita-cita, tentu saja anda sendiri dan orang-orang terdekat anda akan menjadi
bangga. Namun bagi anda yang hingga saat ini belum dapat mewujudkan cita-cita atau
paling tidak meraih separuh jalan untuk mewujudkan cita-cita anda, percayalah anda
bukan golongan yang gagal. Malahan itu akan menjadi energi yang luar biasa bagi anda
asalkan anda dapat mengelolanya dengan baik. Temukan jati diri anda sebenarnya dan
kembangkan hal tersebut. Niscaya anda akan menemukan jalan yang lapang dalam
melakukan perjalanan menuju tangga kesuksesan seperti yang anda cita-citakan.

12
F. Teori Motivasi Belajar
Banyak teori motivasi yang didasarkan dari asas kebutuhan (need). Kebutuhan
seseorang yang menyebabkan seseorang berusaha untuk dapat memenuhinya. Maslow,
sebagai tokoh motivasi aliran humanisme, menyatakan bahwa kebutuhan manusia secara
hierarkis semuanya laten dalam diri manusia. Kebutuhan tersebut mencakup kebutuhan
fisiologis (sandang pangan), kebutuhan rasa aman (bebas bahaya), kebutuhan kasih
sayang, kebutuhan dihargai dan dihormati, dan kebutuhan aktualisasi diri. Aktualisasi
diri, penghargaan atau penghormatan, rasa memiliki, dan rasa cinta atau sayang, perasaan
aman, dan tentram merupakan kebutuhan fisiologis mendasar. Teori ini dikenal sebagai
teori kebutuhan (need).
Dalam dunia pendidikan teori ini diterapkan dan dilakukan dengan cara
memenuhi kebutuhan peserta didik, agar dapat mencapai hasil belajar yang maksimal dan
sebaik mungkin. Contohnya, profesionalisasi guru dan kematangan dalam melaksanakan
tugas guru titik misalnya, guru dapat memahami keadaan peserta didik secara perorangan
memelihara suasana belajar yang baik keberadaan peserta didik ( rasa aman dalam belajar,
kesiapan belajar, bebas dari rasa) dan memperhatikan lingkungan belajar, misalnya
tempat belajar menyenangkan, bebas dari kebisingan atau polusi, tanpa gangguan dalam
belajar.
Teori ini mempunyai makna serta peranan kognisi dalam kaitannya dengan
perilaku seseorang, menjelaskan bahwa adanya peristiwa internal yang terbentuk sebagai
perantara dari stimulus tugas dan tingkah laku berikutnya. Orang yang mempunyai
segalanya motivasinya rendah orang yang berhasil dengan tugas-tugas yang sulit akan
memiliki kebanggaan tersendiri baginya. Teori ini mengubah konstruk motivasi yang
pokok, yaitu konsepsi tentang dorongan (Drive) sebagai penyebab kompleks yang
selanjutnya dinamakan atribusi. Pengertian atribusi mengacu pada penyebab kejadian
atau hasil menurut persepsi individu.
Motivasi yang terkait dengan pemaknaan dan peranan kognisi lebih merupakan motivasi
intrinsik yaitu motivasi yang muncul dari dalam seperti minat atau keingintahuan
(curiosity), sehingga seseorang tidak lagi termotivasi oleh bentuk-bentuk insentif atau
hukuman sedangkan motivasi ekstrinsik ialah motivasi yang disebabkan oleh keinginan

13
untuk menerima ganjaran atau menghindari hukuman motivasi yang terbentuk oleh
faktor-faktor eksternal berupa ganjaran dan atau hukuman.
Konsep motivasi intrinsik mengidentifikasikan tingkah laku seseorang yang
merasa senang terhadap sesuatu apabila ia menyenangi kegiatan itu maka termotivasi
untuk melakukan kegiatan tersebut. Jika seseorang menghadapi tantangan, dan ia merasa
yakin dirinya mampu, maka biasanya orang tersebut adalah mencoba melakukan kegiatan
tersebut. Pengaturan diri merupakan bentuk tertinggi penggunaan kognisi teori ini
menyarankan agar menggunakan aktivitas untuk meningkatkan kemampuan akademis
bagi peserta didik. Sehingga motivasi dapat diartikan sebagai dorongan rasa ingin tahu
yang menyebabkan seseorang untuk memenuhi kemauan atau keinginannya.

G. Komponen-Komponen Strategi Pembelajaran


Menurut Dick dan Carey, ada 5 komponen strategi pembelajaran, yaitu kegiatan
pembelajaran pendahuluan, penyampaian informasi, partisipasi peserta didik, tes dan
kegiatan lanjutan. Pertama, kegiatan pembelajaran pendahuluan. Kegiatan ini mempunyai
peranan yang penting dalam proses pembelajaran. Pada kegiatan ini, pendidik diharapkan
dapat menarik minat peserta didik terhadap materi pelajaran yang akan disampaikan.
Kegiatan pendahuluan pembelajaran yang disampaikan dengan menarik akan dapat
memotivasi peserta didik untuk belajar, seperti iklan yang berbunyi: “Kesan pertama
begitu menggoda … selanjutnya terserah anda…”, maka demikian pula dengan peserta
didik yang dihadapi oleh pendidik (guru). Disamping itu, guru perlu mempekenalkan
materi pelajaran melalui contoh-contoh ilustrasi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari dan menyakinkan apa manfaat mempelajari pokok bahasan tertentu kepada siswa
agar siswa lebih termotivasi dalam belajarnya. Kedua, penyampaian informasi.
Penyampaian informasi merupakan penjelasan pokok tentang semua materi
pembelajaran. Kesalahan utama yang sering terjadi pada tahap ini adalah menyajikan
informasi terlalu banyak, terutama jika sebagian besar informasi itu tidak relevan dengan
tujuan pembelajaran. Dalam penyampaian informasi ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu urutan, ruang lingkup, dan jenis materi. Ketiga, partisipasi peserta
didik. Partisipasi peserta didik merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam

14
kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien jika peserta
didik dilibatkan secara aktif untuk melakukan latihan-latihan secara langsung dan relevan
dengan tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan. Ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam kaitannya dengan partisipasi peserta didik. Keempat,
tes/penilaian. Ada dua jenis tes atau penilaian yang biasa dilakukan oleh pendidik, yaitu
pretest dan posttest. Secara umum tes digunakan oleh pendidik untuk mengetahui apakah
tujuan pembelajaran khusus telah tercapai atau belum dan apakah pengetahuan,
keterampilan dan sikap telah benar-benar dimiliki peserta didik atau belum. Pelaksanaan
tes biasanya dilaksanakan setelah peserta didik mengikuti proses pembelajaran. Di
samping itu, pelaksanaan tes juga dilakukan setelah peserta didik melakukan latihan atau
praktik. Kelima, kegiatan lanjutan. Kegiatan lanjutan atau follow up, berkaitan dengan
hasil tes yang telah dilakukan. Karena kegiatan lanjutan esensinya adalah untuk
mengoptimalkan hasil belajar peserta didik.

15
PENUTUP

Kesimpulan
Motivasi belajar merupakan sebuah dorongan yang muncul secara sadar maupun
tidak sadar dalam diri siswa pada saat kegiatan belajar secara terus menerus untuk
mencapai tujuan yang ingin dicapai sehingga terjadi perubahan tingkah
laku. Motivasi belajar adalah hasrat yang timbul dalam diri siswa yang menyebabkan
terjadinya kegiatan belajar.

Saran
Penulis berharap dengan adanya makalah ini bisa memotivasi diri sendiri dan para
pembaca serta sebagai bahan ajar untuk para pendidik terutama calon guru agar bisa
mempelajari tentang hal-hal apa yang harus di perhatikan dalam menumbuhkan motivasi
belajar pada siswa.

16
DAFTAR PUSTAKA

Motivasi Belajar Siswa, YOSEFO GULE, S. Th, M.Pd,

Membangun Motivasi, HADZIQ JAUHARY

Teori Motivasi dan Pengakuannya: Analisis di Bidang Pendidikan, HARIZAH B.UNO

Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Pendidikan
Agama Islam (PAI), Dr. WAHYUDIN NUR NASUTION, M.Ag.

17

Anda mungkin juga menyukai