ANATOMI
DISUSUN OLEH
Puji syukur penulis panjatkan kepada tuhan yang Maha Esa, karena telah
memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada saya , sehingga mampu
menyelesaikan tugas “REKAYASA IDE”. Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu mata
kuliah yaitu “ANATOMI MANUSIA”
Tugas rekayasa ide ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kita semua khususnya dalam perkembangan peserta didik. Saya menyadari bahwa
tugas rekayasa ide ini masih jauh dari kesempurnaan, apabila dalam tugas ini terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan,saya mohon maaf karena sesungguhnypengetahuan dan
pemahaman saya masih terbatas, karena keterbatasan ilmu dan pemahaman saya yang belum
seberapa. Karena itu saya menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan tugas ini. Saya berharap semoga tugas rekayasa ide ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi saya khususnya, Atas perhatiannya saya ucapkan
terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang.................................................................................
1.2. Rumusan masalah...........................................................................
1.3.Tujuan...............................................................................................
BAB IV PENUTUP.................................................................................
4.1.KESIMPULAN …………………………………........................
4.2.SARAN……………………………………………………...........
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………......
BAB I
PENDAHULUAN
RINGKASAN MATERI
Dibawah ini adalah cara belajar yang efektif dan efisien. Cara ini sengaja disusun
secara berurutan, kapan waktunya belajar, dimana, apa yang akan digunakan dalam
pembelajaran tersebut, setelah mempelajari materi ini apa kira-kira yang akan didapat
dari materi tersebut, apakah materi ini berhubungan dengan materi lainnya, bagaimana
pemahaman orang lain terhadap materi ini, dan membuat kesimpulan terhadap materi
yang dipelajari.
Mengatur waktu belajar
Penentuan waktu belajar memegang peranan yang sangat sentral. Sebaiknya,
waktu belajar ini disusun dalam bentuk daily activity. Penempatan waktu belajar dalam
kegiatan sehari-hari juga harus mempertimbangkan kondisi lingkungan dan kondisi fisik
dan fisiologis. Kondisi lingkungan (baik rumah maupun sekolah) harus menjadi
pertimbangan. Kondisi fisik dan fisiologis juga harus menjadi prioritas. Biasanya,
dimalam hari, kondisi tubuh kita terasa capek, penat karena aktivitas keseharian,
sehingga tidak mendukung belajar yang efektif. Kami menyarankan belajar di pagi hari
(kalau bisa, biasakan bangun lebih awal). Kalau bisa, waktu malam, tidurlah lebih cepat,
untuk menyegarkan kondisi tubuh kembali, sehingga bisa bangun lebih awal. Belajar
dipagi hari lebih menguntungkan, dimana otak dalam kondisi fresh kembali, juga kondisi
lingkungan biasanya tidak terlalu mengganggu (tenang).
Mengembangkan Materi
Pengembangan materi ini adalah system pembelajaran lanjutan. Pengembangan
materi dengan melihat hubungan materi yang sedang kita pelajari dengan materi-materi
lain. Materi yang kita pelajari kemungkinan sama dengan materi yang sudah kita pelajari
ataupun bertentangan. Dengan membandingkan materi-materi ini, kita bisa membuat
sebuah kesimpulan-kesimpulan awal. Kalau bisa, kesimpulan-kesimpulan awal ini dibuat
dalam bentuk list (catatan) untuk didiskusikan dengan teman-teman atau pendidik (tutor).
Mengadakan diskusi
Mendiskusikan materi sangat penting untuk melihat bagaimana orang lain
memahami materi yang sedang dipelajari. Diskusi ini merupakan alat ukur pemahaman
dan menyamakan persepsi. Kalaupun merupakan materi-materi yang sulit, alangkah
baiknya dimediasi oleh seorang tutor (pendidik).
Membuat kesimpulan
Pembuatan kesimpulan adalah hal yang sangat penting sebagai hasil dari apa
yang kita pelajari selama ini. Sebaiknya kesimpulan akhir ini ditulis secantik mungkin,
agar dapat dibaca dan dijadikan referensi jika kita sedang mempelelajari hal yang sama
dikemudian hari. Bahkan kesimpulan bisa merupakan kisi-kisi/intisari dari sebuah
materi.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
METODE DEBAT
Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk
meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket
pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari
empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang
lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan
masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada
guru.
.
METODE ROLE PLAYING
Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui
pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan
dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini
pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang
diperankan. Kelebihan metode Role Playing:
Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan
pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah
pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara
bersama-sama.
Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah
pemecahan masalah.
Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupannya yang bermakna
bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi
penyelidikan dan dialog.
COOPERATIVE SCRIPT
Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan
mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan
dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.
Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor
kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.
.
METODE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran
kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada
perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur
permainan dan reinforcement.
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model
TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung
jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
BAB IV
PEMBAHASAN
Kelima faktor tersebut akan dijelaskan secara lebih detail untuk lebih memahami kaitan
antara satu faktor dengan faktor-faktor lainnya.
Para guru yang dengan antusias mengajarkan suatu materi pelajaran yang ia kuasai
dengan sangat baik, dan mengambil tanggungjawab penuh untuk menciptakan lingkungan
kelas yang memungkinkan terjadinya sharing pengetahuan yang menyenangkan, maka ia
akan dapat menciptakan suatu pembelajaran yang efektif. Pengetahuan, antusiasme, dan
tanggungjawab guru merupakan tiga hal penting syarat terjadinya pembelajaran yang efektif.
Pembelajaran yang kreatif hanya bisa dilakukan oleh guru yang kreatif; dan tentu saja
secara tidak langsung akan mengajarkan kreativitas itu sendiri kepada para siswa. Bagaimana
membawa kreativitas ke dalam kelas? dalam melaksanakan pembelajaran yang kreatif, yaitu:
Hal itu akan mengajak siswa lebih terlibat di dalam pembelajaran sehingga motivasi
internalnya lebih tinggi. Kelima cara tersebut adalah:
Jangan membatasi tugas-tugas hanya dalam satu format, beri kebebasan para siswa
untuk menyelesaikan tugas dengan cara yang lebih bebas
Alokasikan waktu khusus untuk ajang kreativitas, misalnya 20% dari waktu belajar
(seperti yang berlaku di banyak perusahaan modern)
Gunakan teknologi informasi dalam tugas-tugas untuk siswa
Sesekali gunakan alat peraga atau bahan belajar yang tidak biasa
Dorong aktivitas diskusi
Tentu saja, masih banyak cara lain untuk menghadirkan kreativitas di dalam kelas.
Seorang guru juga dituntut untuk terus belajar dan mengembangkan ide-ide baru (kreatif).
Kreativitas tidak membatasi ide-ide baru. Apa yang sudah disimpulkan oleh Henriksen dan
Hicks hanyalah sebagian cara sebagai pancingan untuk para guru lain mencari sendiri cara-
cara kreatif lainnya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Dalam kesempatan ini, saya sangat mengharapkan saran atau kritik atas kekurangan maupun
kesalahan baik dari segi bahasa maupun pembahasannya. Maka dari itu saya mengharapkan
sekali kritik dan saran dari teman-teman maupun dan para pembaca agar dalam penulisan
makalah selanjutnya dapat lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Eisner, E.W. (2002). The Kind of Schools We Need. Phi Delta Kappan, 83.
Gurney, P. (2007). Five Factors for Effective Teaching. New Zealand Journal of Teachers’
Work, Volume 4, Issue 2, 89-98.