Anda di halaman 1dari 13

REKAYASA IDE

ANATOMI

DISUSUN OLEH

NAMA : ALFI AULIA PRANDITA


NIM : 2221151014
KELAS : C 2022
DOSEN PENGAMPU : Drs. Nelson Tarigam,M.Si

FAKULTAS BAHASA DAN SENI


PENDIDIKAN SENI RUPA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada tuhan yang Maha Esa, karena telah
memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada saya , sehingga mampu
menyelesaikan tugas “REKAYASA IDE”. Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu mata
kuliah yaitu “ANATOMI MANUSIA”
Tugas rekayasa ide ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kita semua khususnya dalam perkembangan peserta didik. Saya menyadari bahwa
tugas rekayasa ide ini masih jauh dari kesempurnaan, apabila dalam tugas ini terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan,saya mohon maaf karena sesungguhnypengetahuan dan
pemahaman saya masih terbatas, karena keterbatasan ilmu dan pemahaman saya yang belum
seberapa. Karena itu saya menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan tugas ini. Saya berharap semoga tugas rekayasa ide ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi saya khususnya, Atas perhatiannya saya ucapkan
terimakasih.

Medan ,13 Desember 2022

Penulis

 
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang.................................................................................
1.2. Rumusan masalah...........................................................................
1.3.Tujuan...............................................................................................

BAB II RINGKASAN MATERI...............................................................

BAB II METODE PELAKSANAAN…………………………………. ........

BAB III PEMBAHASAN……………………………………………….........

BAB IV PENUTUP.................................................................................
4.1.KESIMPULAN …………………………………........................
4.2.SARAN……………………………………………………...........

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………......
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dalam pembelajaran siswa sering mengalami kejenuhan, guru hendaknya dapat


menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan menyenanakan bagi siswanya dengan
menggunakan metode-metode yang bervariasi. Sekolah sebagai tempat belajar bagi siswa
juga harus dapat menciptakan suatu suasana yang baik khususnya di dalam kelas.Tugas
utama seorang guru adalah membelajarkan siswa. Ini berarti bahwa bila guru bertindak
mengajar, maka diharapkan siswa belajar. Namun adakalanya didalam kegiatan belajar
mengajar di sekolah sering ditemukannya masalah-masalah yang berkenaan dengan belajar
yang dialami siswa tersebut. Masalah-masalah tersebut dipengaruhi oleh faktor internal (yang
berasal dari dalam diri siswa itu sendiri) dan juga oleh faktor eksternal (yang berasal dari luar
siswa itu sendiri). Salah satu faktor internal adalah kejenuhan yang dialami siswa saat belajar.
Seorang guru hendaknya bisa menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan
menyenangkan bagi peserta didiknya agar tercapainya tujuan pembelajaran.
Masalah-masalah yang dialami oleh siswa apabila tidak segera di atasi tentunya akan
menghambat proses belajar siswa dan akan berdampak pada pencapaian tujuan dari belajar
tersebut. Siswa akan berhasil dalam proses belajar apabila siswa itu tidak mempunyai
masalah yang dapat mempengaruhi proses belajarnya. Jika terdapat siswa yang mempunyai
masalah dan permasalahan siswa tersebut tidak segera ditemukan solusinya, siswa akan
mengalami kegagalan atau kesulitan belajar yang dapat mengakibatkan rendah
prestasinya/tidak lulus, rendahnya prestasi belajar, minat belajar atau tidak dapat melanjutkan
belajar. Untuk itu, sebagai seorang guru ataupun pendidik kita harus mengetahui kondisi
siswa agar tercipta proses pembelajaran yang baik dan kondusif.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana mahasiswa dapat cara belajar yang efektif
2. Apa alat yang digunakan untuk mendukung pembelajaran
3. Bagaimana Cara seorang pendidik untuk mendidik anak didiknya
1.3 Tujuan
1. Menambah pengetahuan tentang cara belajar yang efektif
2. Mengetahui cara seorang pendidik untuk mendidik anak didiknya
3. Mengetahui dengan alat apa yang digunakan untuk mendukung pembelajaran
BAB II

RINGKASAN MATERI

Dibawah ini adalah cara belajar yang efektif dan efisien. Cara ini sengaja disusun
secara berurutan, kapan waktunya belajar, dimana, apa yang akan digunakan dalam
pembelajaran tersebut, setelah mempelajari materi ini apa kira-kira yang akan didapat
dari materi tersebut, apakah materi ini berhubungan dengan materi lainnya, bagaimana
pemahaman orang lain terhadap materi ini, dan membuat kesimpulan terhadap materi
yang dipelajari.
 
Mengatur waktu belajar
Penentuan waktu belajar memegang peranan yang sangat sentral. Sebaiknya,
waktu belajar ini disusun dalam bentuk daily activity. Penempatan waktu belajar dalam
kegiatan sehari-hari juga harus mempertimbangkan kondisi lingkungan dan kondisi fisik
dan fisiologis. Kondisi lingkungan (baik rumah maupun sekolah) harus menjadi
pertimbangan. Kondisi fisik dan fisiologis juga harus menjadi prioritas. Biasanya,
dimalam hari, kondisi tubuh kita terasa capek, penat karena aktivitas keseharian,
sehingga tidak mendukung belajar yang efektif. Kami menyarankan belajar di pagi hari
(kalau bisa, biasakan bangun lebih awal). Kalau bisa, waktu malam, tidurlah lebih cepat,
untuk menyegarkan kondisi tubuh kembali, sehingga bisa bangun lebih awal. Belajar
dipagi hari lebih menguntungkan, dimana otak dalam kondisi fresh kembali, juga kondisi
lingkungan biasanya tidak terlalu mengganggu (tenang).
 

Memilih tempat belajar


Tempat belajar juga sangat mendukung efektivitas belajar. Kondisi tempat belajar
yang tenang, sejuk, luas, dan pewarnaan dalam ruangan belajar yang bisa memanipulasi
ingatan lebih kuat (misalnya penggunaan cat), kondisi tempat duduk, meja dan penataan
buku-buku pada tempat belajar sangat membantu dalam mengefektifkan belajar.
Biasanya tempat belajar juga tergantung dengan waktunya, karena biasanya ada tempat-
tempat tertentu yang bising disiang hari misalnya, tetapi cukup tenang dimalam hari atau
dipagi hari. Silahkan sesuaikan antara tempat belajar dengan waktu belajar.
 

Penggunaan sarana dan prasarana belajar


Sarana dan prasarana belajar disini hanya sebuah alat. Jika tersedia silahkan
digunakan, tetapi bukan merupakan prasyarat utama. Sarana belajar disini bisa berupa
video pendukung dengan apa yang sedang dipelajari, ataupun alat-alat lainnya. Biasanya,
ada orang yang merasa rileks dengan adanya musik jika sedang belajar, silahkan gunakan
alat-alat ini jika mendukung. Tetapi penggunaan music ini bersifat personal, artinya tidak
semua orang menyukainya jika sedang belajar, bahkan ada yang merasa teganggu dengan
adanya bunyi musik jika sedang belajar. Silahkan menggunakan fasilitas-fasilitas yang
ada untuk mendukung belajar yang efektif.
 

Membuat review materi


Membuat review materi sangat penting dalam belajar. Review disini digunakan
untuk memanggil kembali (recall) apa yang sudah dipelajari. Dengan mereview materi,
kita dapat melihat secara sistematis apa-apa yang sudah kita pelajari. Dengan review
pula, kita bisa merencanakan apa yang masih kurang dari materi yang sudah kita pelajari,
sehingga dapat menentukan langkah dan memilih buku lain yang tepat untuk melengkapi
materi yang sedang kita pelajari.
 

Mengembangkan Materi
Pengembangan materi ini adalah system pembelajaran lanjutan. Pengembangan
materi dengan melihat hubungan materi yang sedang kita pelajari dengan materi-materi
lain. Materi yang kita pelajari kemungkinan sama dengan materi yang sudah kita pelajari
ataupun bertentangan. Dengan membandingkan materi-materi ini, kita bisa membuat
sebuah kesimpulan-kesimpulan awal. Kalau bisa, kesimpulan-kesimpulan awal ini dibuat
dalam bentuk list (catatan) untuk didiskusikan dengan teman-teman atau pendidik (tutor).
 

Mengadakan diskusi
Mendiskusikan materi sangat penting untuk melihat bagaimana orang lain
memahami materi yang sedang dipelajari. Diskusi ini merupakan alat ukur pemahaman
dan menyamakan persepsi. Kalaupun merupakan materi-materi yang sulit, alangkah
baiknya dimediasi oleh seorang tutor (pendidik).
 

Membuat kesimpulan
Pembuatan kesimpulan adalah hal yang sangat penting sebagai hasil dari apa
yang kita pelajari selama ini. Sebaiknya kesimpulan akhir ini ditulis secantik mungkin,
agar dapat dibaca dan dijadikan referensi jika kita sedang mempelelajari hal yang sama
dikemudian hari. Bahkan kesimpulan bisa merupakan kisi-kisi/intisari dari sebuah
materi.
BAB III

METODE PELAKSANAAN

METODE DEBAT

Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk
meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket
pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari
empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang
lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan
masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada
guru.

.
METODE ROLE PLAYING

Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui
pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan
dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini
pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang
diperankan. Kelebihan metode Role Playing:

Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan


kemampuannya dalam bekerjasama.

1. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.


2. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan
waktu yang berbeda.
3. Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu
melakukan permainan.
4. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.

METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)

Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan
pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah
pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara
bersama-sama.
Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah
pemecahan masalah.

Adapun keunggulan metode problem solving sebagai berikut:

1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.


2. Berpikir dan bertindak kreatif.
3. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
4. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
5. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
6. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah
yang dihadapi dengan tepat.
7. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia
kerja.

PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH

Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupannya yang bermakna
bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi
penyelidikan dan dialog.

COOPERATIVE SCRIPT

Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan
mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.

PICTURE AND PICTURE

Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan
dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.

NUMBERED HEADS TOGETHER

Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor
kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.
.
METODE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran
kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada
perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur
permainan dan reinforcement.

Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model
TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung
jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
BAB IV

PEMBAHASAN

1.Cara menciptakaan pembelajaran yang efektif

 Untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif menyimpulkan 5 faktor penting


yang saling terkait sbb:

 Pengetahuan, antusiasme, dan rasa tanggung jawab guru terhadap pembelajaran.


 Aktivitas-aktivitas di kelas yang mendukung kegiatan pembelajaran.
 Kegiatan-kegiatan penilaian yang mendukung kegiatan pembelajaran melalui
pengalaman yang didapat siswa.
 Umpan balik efektif yang menghidupkan proses pembelajaran di kelas.
 Interaksi efektif antara guru dan siswa, yang menciptakan suasana yang saling
menghargai, mendukung pembelajaran efektif.

Kelima faktor tersebut akan dijelaskan secara lebih detail untuk lebih memahami kaitan
antara satu faktor dengan faktor-faktor lainnya.

2. Cara seorang pendidik untuk mendidik

 Pengetahuan, Antusiasme, dan Rasa Tanggung Jawab Guru terhadap Pembelajaran

           Para guru yang dengan antusias mengajarkan suatu materi pelajaran yang ia kuasai
dengan sangat baik, dan mengambil tanggungjawab penuh untuk menciptakan lingkungan
kelas yang memungkinkan terjadinya sharing pengetahuan yang menyenangkan, maka ia
akan dapat menciptakan suatu pembelajaran yang efektif. Pengetahuan, antusiasme, dan
tanggungjawab guru merupakan tiga hal penting syarat terjadinya pembelajaran yang efektif.

3.Cara mendukung pembelajaran

 Aktivitas-aktivitas Di Kelas yang Mendukung Kegiatan Pembelajaran

o memberikan beragam kesempatan berbeda bagi para siswa untuk menunjukkan


tingkat pemahaman mereka
o menyesuaikan pembelajaran dengan pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman
personal siswa
o memberikan kesempatan untuk melakukan eksplorasi dan eksperimen
o mendefinisikan kesuksesan belajar berdasarkan kemajuan belajar yang diperoleh
o lebih menghargai usaha dan kerja keras siswa dalam belajar daripada hanya pada hasil
akhir atau jawaban yang benar
o memandang kesalahan sebagai hal yang biasa dalam belajar 

 Kegiatan Penilaian yang Mendukung Belajar Melalui Pengalaman

Kegiatan-kegiatan diskusi, belajar kelompok, bermain kuis tebak-tebakan,


merangkum, dan debat kelompok ketika dilakukan di kelas akan memberdayakan para siswa
sebagai kelompok pembelajar. Kegiatan penilaian harus dipahami sebagai bagian dari proses
belajar. Siswa akan belajar lebih baik ketika mereka mendapatkan umpan balik terhadap apa
yang sudah berhasil atau belum berhasil dipelajarinya. Semakin cepat umpan balik diberikan,
semakin cepat pula perbaikan kualitas pembelajaran bisa diperbaiki. Guru perlu merancang
kegiatan-kegiatan penilaian tertentu yang memberikan umpan balik yang cepat sebagaimana
yang diidentifikasi oleh Cameron.

   Pembelajaran yang kreatif hanya bisa dilakukan oleh guru yang kreatif; dan tentu saja
secara tidak langsung akan mengajarkan kreativitas itu sendiri kepada para siswa. Bagaimana
membawa kreativitas ke dalam kelas? dalam melaksanakan pembelajaran yang kreatif, yaitu:

 Menghubungkan minat/hobby guru dengan pembelajaran


 Menghubungkan pelajaran dengan dunia nyata sehari-hari
 Melatih dan membiasakan pola-pikir kreatif
 Menghargai kolaborasi untuk melahirkan gagasan-gagasan kreatif
 Mengambil resiko intelektualitas dengan mencoba pendekatan-pendekatan baru

Hal itu akan mengajak siswa lebih terlibat di dalam pembelajaran sehingga motivasi
internalnya lebih tinggi. Kelima cara tersebut adalah:

 Jangan membatasi tugas-tugas hanya dalam satu format, beri kebebasan para siswa
untuk menyelesaikan tugas dengan cara yang lebih bebas
 Alokasikan waktu khusus untuk ajang kreativitas, misalnya 20% dari waktu belajar
(seperti yang berlaku di banyak perusahaan modern)
 Gunakan teknologi informasi dalam tugas-tugas untuk siswa
 Sesekali gunakan alat peraga atau bahan belajar yang tidak biasa
 Dorong aktivitas diskusi

Tentu saja, masih banyak cara lain untuk menghadirkan kreativitas di dalam kelas.
Seorang guru juga dituntut untuk terus belajar dan mengembangkan ide-ide baru (kreatif).
Kreativitas tidak membatasi ide-ide baru. Apa yang sudah disimpulkan oleh Henriksen dan
Hicks hanyalah sebagian cara sebagai pancingan untuk para guru lain mencari sendiri cara-
cara kreatif lainnya.

     
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

         Bagaimana suatu pembelajaran akan berlangsung di dalam kelas sangat bergantung


pada bagaimana seorang guru akan mengelola kelas tersebut. Pembelajaran yang kreatif akan
cenderung lebih banyak terjadi untuk kelas di mana guru dan siswa sama-sama menempatkan
diri sebagai individu yang belajar. Kreativitas dalam pembelajaran diperlukan untuk menjaga
daya tarik pembelajaran, yang sekaligus melatih dan membiasakan cara berpikir kreatif
kepada para siswa. Tidak ada satu rumus permanen yang menjamin efektivitas dan kreativitas
suatu pembelajaran. Guru wajib mengeksplorasi kondisi dan kebutuhan siswa dan sekolah
untuk menentukan cara paling efektif dan kreatif dalam menjalankan pembelajaran di kelas.

 4.2 Saran

Dalam kesempatan ini, saya sangat mengharapkan saran atau kritik atas kekurangan maupun
kesalahan baik dari segi bahasa maupun pembahasannya. Maka dari itu saya mengharapkan
sekali kritik dan saran dari teman-teman maupun dan para pembaca agar dalam penulisan
makalah selanjutnya dapat lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Cameron, M. (2002). Peer Influences on Learning.

Eisner, E.W. (2002). The Kind of Schools We Need. Phi Delta Kappan, 83.

Fried, R.L. (1995). The Passionate Teacher. Beacon Press, Boston

Gurney, P. (2007). Five Factors for Effective Teaching. New Zealand Journal of Teachers’
Work, Volume 4, Issue 2, 89-98.

Hattie, J. (1999). Influences on Student Learning (Inaugural professorial lecture). University


of Auckland

Anda mungkin juga menyukai