Puji syukur, saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena saya
dapat membuat makalah ini. Saya berharap makalah ini dapat memberikan suatu
dampak positif bagi kita semua.
Di sini saya akan membahas mengenai tingkat kosentrasi mahasiswa
politeknik tedc bandung dalam menerima pelajaran di kelas. Mengenai betapa
pentingnya, tujuan dan hasil-hasil yang akan kita dapatkan dari pembuatan Makalah
ini.
Semoga setiap kata dan tulisan yang ada dalam makalah ini dapat memberi
kontribusi yang nyata untuk membawa kehidupan kita bersama ke arah yang lebih
baik.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................
1.1
Latar Belakang..................................................................................................................
1.2
Identifikasi masalah..........................................................................................................
1.3
2.2
2.3
2.4
Kesimpulan.......................................................................................................................
3.2
Saran..................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. latar belakang
proses belajar merupakan proses perubahan seseorang yang dilakukan
dengan sadar dan dapat dinilai melalui hasil dari perubahan yang telah dilakukan
dengan sadar dan dapat dinilai dengan melalui hasil dari perubahan yang telah
dilakukan. Dalam proses belajar dibutuhkan suatu strategi pembelajaran yang tepat,
sehingga proses belajar dapat dikatakan berhasil dengan baik dan mencapai tujuan
belajar yang optimal. Selain strategi belajar, proses belajar perlu di dukung pula
oleh sarana prasarana yang layak seperti , ruang kelas, kursi, meja, papantulis,
proyetor,atau media pembelajaran lain, dan sebagainya.
Banyak faktor yang memepengaruhi proses belajar seorang peserta didik ,
baik itu dari segi internal maupun eksternal diri peserta didik tersebut. Faktor
internal mempengaruhi peserta didik misalnya motivasi dan konsentrasi peserta
didik untuk belajar, sedangkan eksternal misalnya faktor lingkungan sekolah tempat
peserta didik belajar.
Seperti Kenyamanan suatu ruang kelas, penyampain kuliah dosen, jadwal
perkuliahan, serta sarana dan prasarana yang tersedia. pada hal ini tingkat
konsentrasi belajar lebih diperlukan dari perkuliahan biasa sehari-hari. Ketika
mahasiswa merasa tidak nyaman ketika berada didalam ruang kelas. Maka motivasi
motivasi mereka untuk belajar dan bekarya pun menjadi berkurang. Ketika motivasi
untuk belajar berkurang , maka konsentrasi belajarpun menjadi hilang , sehingga
kegiatan belajar pun menjadi terhambat.
Permasalahan yang sering terjadi pada suatu ruang kelas TEDC dilihat
faktor internal dari dalam diri peserta didik adalah mereka sering kurang mampu
berkonsentrasi atas apa yang dipelajarinya. Entah memikirkan pekerjaan rumah,
orang lain, sesuatu yang akan dikerjakan,. Akibat dari ketidakkonsentrasian siswa,
maka hasil belajar pun tentu sangat rendah atau tidak optimal. Berdasarkan
penelaahan para ahli pendidikan, penyebab rendahnya kualitas dan prestasi belajar
1
1.3.4
1.3.5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan teori
2.1.1 Defenisi Konsentrasi Belajar
Konsentrasi adalah pemusatan atau pengerahan (perhatiannya ke
pekerjaannya atau aktivitasnya) (Hornby dan Siswoyo, 1993).
Menurut Slameto (2003) konsentrasi merupakan pemusatan pikiran
terhadap suatu hal dengan mengenyampingkan semua hal lainnya
yang tidak berhubungan. Dimana dalam belajar konsentrasi berarti
pemusatan pikiran terhadap mata pelajaran dengan
mengenyampingkan semua hal yang tidak berhubungan dengan
pelajaran.
3
2.1.2
memiliki pengaruh juga, yaitu sebagai media atau sarana dalam belajar,
misalnya terdapat seseorang yang senang belajar ditempat santai sambil
duduk di kursi, sofa, tempat tidur, maupun di karpet. Cara mendesain
media dan sarana belajar merupakan salah satu cara yang dapat membuat
kita lebih dapat berkonsentrasi.
f.
Modalitas Belajar
Modalitas belajar yang menentukan siswa dapat memproses setiap
informasi yang diterima. Konsentrasi dalam belajar dan kreativitas guru
dalam mengembangkan strategi dan metode pembelajaran dikelas
belajar mahasiswa sehingga hasil belajar nya pun akan meningkat pula
semakin banyak informasi yang diterima dan diserap oleh mahasiswa ,
maka kemampuan berkonsentrasi pun harus semakin baik dan fokus
dalam mengikuti setiap proses pembelajaran. banyak cara yang
ditawarkan oleh para ahli dalam meningkatkan konsentrasi belajar
mahasiswa , misalnya dengan cara meningkatkan gelombang alfa agar
setiap mahasiswa dapat berkonsentrasi dengan baik (depokter.dkk dalam
susanto,2006), kemudian dapat dengan mengatur posisi tubuh pada saat
belajar, dan mempelajari materi(informasi) sesuai dengan karateristik
siswa itu sendiri.
h.
Siswa merasa jenuh : beban pelajaran yang ditanggung oleh siswa sangat
banyak, apalagi mereka harus mengikuti kegiatan belajar dilembaga
pendidikan formal (kursus). Oleh karena itu sebaiknya siswa diberikan
waktu istirahat sejenak untuk membuat diri mereka menjadi relaks.
2.1.3
2.1.4
b. Motivasi Belajar
8
Keterangan :
proses
Mengukur
tingkat
konsentra
si belajar
mahasisw
a
output
Hasil
belajar
mahasiswa
dilihat dari
nilai UTS
semester
11
Variabel
Penelitian
Gangguan masalah
Tahap pertama
kategori
kode
independen X
Tahap kedua
kategori
kode
independen x
dependen
-
independen
dependen
belajar ( faktor
2
3
intern)
Konsentrasi belajar
Hasil belajar
Y1
-
Y1
Y2
12
TAHAP PERTAMA
TAHAP KEDUA
Y1
Y1
Y2
Keterangan :
X : variabel gangguan masalah belajar (faktor intern)
Y1: variabel konsentrasi belajar
Y2: variabel hasil belajar
berlangsung.
Tingkat konsentrasi mahasiswa dalam menerima dan mengikuti proses belajar
dikelas.
sampel
13
Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa kelas D3 rekam medis politeknik TEDC
bandung .
Teknik yang di ambil dalam penarikan sampel adalah teknik purposive sampling ,
dengan kata lain penarikan sampel bertujuan. Teknik ini digunakan apabila peneliti
mempunyai pertimbangan tertentu dalam menetapkan sampel sesuai dengan tujuan
penelitiannya(Nana dan Ibrahim, 2008:96)
Berdasarkan 40 siswa dikelas D3 Rekam Medis, peneliti mengambil sampel sebanyak
15%
Siswa dalam kelas ini nantinya akan dilihat bagaimana presepsi mereka mengenai
konsentrasi belajar dan perolehan hasil belajarnya. Pada kelas penelitian ini
dikumpulkan data yang selanjutnya digunakan pada pengumpulan tahap II- tahap IV
penelitian.
3.5 Teknik pengumpulan dan prosedur pengumpulan data
3.5.1 Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data adalah metode atau cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data( Nana dan Ibrahim ,2008:69)
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Wawancara
Menurut Notoatmodjo (2005), wawancara adalah suatu metode yang digunakan
untuk mengumpulkan data , dimana peneliti mendapatkan keterangan atau pendirian
secara lisan dari sasaran penelitian (responden), atau bercakap-cakap berhadapan
muka dengan orang tersebut .
Pada penelitian ini, wawancara akan dilakukan secara terstruktur, dimana peneliti
melakukan wawancara kepada mahasiswa D3 Rekam Medis dengan menggunakan
wawancara berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
2. Observasi atau pengamatan
Menurut Notoatmodjo(2010), observasi (pengamatan) yaitu suatu prosedur yang
berencana, yang meliputi melihat, mendengar, dan mencatat sejumlah dan taraf
aktifitas tertentu atau situasi tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti yaitu mengamati tentang gangguan masalah belajar dari faktor intern(dalam
diri) yang dihubungkan dalam prilaku mahasiswa ketika mengikuti proses belajar
dikelas.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui perolehan hasil belajar
mahasiswa selama tiga rentang waktu pengukuran. Nilai hasil belajarnya hanya
pada ranah kognitif saja pada hasil UTS, pada mata pelajaran tertentu sesuai dengan
14
jenis mata pelajaran dan jam belajar nya . perolehan hasil belajar siswa kemudian
dihitung rata-rata nya , dan dilihat apakah lulus dari KKM sebesar 75 atau tidak.
3.5.2
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 deskripsi data
Prayitno (1985) mengemukakan bahwa masalah adalah sesuatu yang
tidak disukai adanya, menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau
orang lain, ingin atau perlu dihilangkan. menurut pengertian secara
psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan
dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengertian belajar dapat didefinisikan
Belajar ialah sesuatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Gagne (1984: 77) bahwa belajar adalah suatu proses dimana suatu
organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Dari definisi
masalah dan belajar maka masalah belajar dapat diartikan atau didefinisikan
sebagai berikut :
Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid
dan menghambat kelancaran proses yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan.
16
1.
Faktor-Faktor yang dialami dan dihayati oleh siswa dan hal ini akan sangat
berpengaruh terhadap proses belajar:
Faktor-Faktor Internal Belajar
Sikap Terhadap Belajar
Selama melakukan proses pembelajaran sikap siswa akan menentukan hasil dari
pembelajaran tersebut. Pemahaman siswa yang salah terhadap belajar akan
membawa kepada sikap yang salah dalam melakukan pembelajaran. Sikap siswa
ini akan mempengaruhinya terhadap tindakan be lajar. Sikap yang salah akan
membawa siswa mersa tidak peduli dengan belajar lagi. Akibatnya tidak akan
terjadi proses belajar yang kondusif.
Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya
proses belajar. Lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan
melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya mutu belajar akan menjadi rendah.
Oleh karena itu motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus.
Konsentrasi Belajar
17
datang terlambat bergaya pemimpin, bergaya jantan seperti merokok. Kebiasaankebiasaan buruk tersebut dapat ditemukan di sekolah-sekolah pelosok, kota
besar, kota kecil. Untuk sebagian kebiasaan tersebut dikarenakan oleh
ketidakmengertian siswa dengan arti belajar bagi diri sendiri.
Cita-Cita Siswa
Cita-cita sebagai motivasi intrinsic perlu didikan. Didikan memiliki citacita harus ditanamkan sejak mulai kecil. Cita-cita merupakan harapan besar bagi
siswa sehingga siswa selalu termotivasi untuk belajar dengan serius demi
menggapai cita-cita tersebut. Dengan mengaitkan pemilikan cita-cita dengan
kemampuan berprestasi maka siswa diharapkan berani bereksplorasi sesuai
dengan kemampuannya sendiri.
2. Faktor-Faktor Eksternal Belajar
Faktor-faktor eksternal tersebut adalah sebagai berikut:
Guru Sebagai Pembina Siswa Belajar
Guru adalah pengajar yang mendidik . Ia tidak hanya mengajar bidang
studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menjadi pendidik pemuda
generasi bangsanya. Guru yang mengajar siswa adalah seorang pribadi yang
tumbuh menjadi penyandang profesi bidang studi tertentu. Sebagai seorang
pribadi ia juga mengembangkan diri menjadi pribadi utuh. Sebagai seorang diri
yang mengembangkan keutuhan pribadi, ia juga menghadapi masalah
pengembangan diri, pemenuhan kebutuhan hidup sebagai manusia.
Prasarana Dan Sarana Pembelajaran
Lengkapnya sarana dan prasarana pembelajaran merupakan kondisi
pembelajaran yang baik. Hal ini tidak berarti bahwa lengkapnya sarana dan
prasarana menentukan jaminan melakukan proses pembelajaran yang baik. Justru
disinilah muncul bagaimana mengolah sarana dan prasaranapembelajaran
sehingga tersenggara proses belajar yang berhasil dengan baik.
Lingkungan Sosial Siswa Di Sekolah
Tiap siswa dalam lingkungan sosial memiliki kedudukan, peranan dan
tanggung jawab sosial tertentu. Dalam kehidupan tersebut terjadi pergaulan
seperti hubungan sosial tertentu. Dalam kehidupan tersebut terjadi hubungan
akrab kerjasama, kerja berkoprasi, berkompetisi, bersaing, konflik atau
perkelahian.
Kurikulum Sekolah
Kurikulum yang diberlakukan di sekolah adalah kurikulum nasional yang
disahkan oleh pemerintah, atau yayasan pendidikan. Kurikulum disusun
berdasarkan tuntutan kemajuan masyrakat. Dengan kemajuan dan perkembangan
masyrakat timbul tuntutan kebutuhan baru dan akibatnya kurikulum sekolah
perlu direkonstruksi. Adanya rekonstruksi itu menimbulkan kurikulum baru.
Perubahan kurikulum sekolah menimbulkan masalah seperti tujuan yang akan
dicapai mungkin akan berubah, isi pendidikan berubah, kegiatan belajar
mengajar berubah serta evaluasi berubah.
3.
Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Masalah Belajar
Kesulitan belajar ini merupakan suatu gejala yang nampak dalam
berbagai jenis pernyataan (manifestasi). Karena guru bertanggung jawab
terhadap proses belajar-mengajar, maka ia seharusnya memahami manifestasi
19
1)
2)
3)
4)
5)
PENUTUP
a. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami tarik adalah, bahwa di politeknik TEDC
mahasiswa nya belum sepenuhnya dapat berkonsentrasi ketika belajar dikelas.
Konsentrasi belajar di politeknik TEDC BANDUNG dapat diukur oleh hasil
belajar , dan konsentrasi belajar sangat berpengaruh secara signifikan terhadap hasil
belajar yang dapat diterima.
b. Saran
Untuk dapat meningkatkan konsentrasi belajar, dimulai lah dari dalam diri
kita sendiri.
Hasil penelitian atau pengamatan menunjukkan bahwa tingkat konsentrasi
belajar di TEDC BANDUNG sudah menuju baik dan belum sepenuhnya optimal,
kondisi demikian minimal dipertahankan dan ditingkatkan lagi dengan memperbaiki
hal-hal yang masih lemah .
22