Anda di halaman 1dari 18

“PERMASALAHAN DALAM BELAJAR”

Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Stategi Pembelajaran

Dosen Pengampu:
Drs. Nelson Sinaga, M.Pd.

Disusun Oleh:

HOTMAIDA SAFITRI SIREGAR (5213151008)

MASYITOH RITONGA (5211151016)

RINDU AKHAYA TELAUMBANUA (5212151002)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN


KOMPUTER

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGRI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

permasalahan dalam belajar yang dibimbing oleh Pak Drs. Nelson Sinaga, M.Pd.

Makalah yang ditulis penulis ini berbicara mengenai permasalahan dalam

belajar. Penulis menuliskannya dengan mengambil dari beberapa sumber baik dari

buku maupun dari internet dan membuat gagasan dari beberapa sumber yang ada

tersebut.

Penulis berterima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu penulis

dalam penyelesaian makalah ini. Hingga tersusun makalah yang sampai dihadapan

pembaca pada saat ini.

Penulis juga menyadari bahwa makalah yang penulis tulis ini masih banyak

kekurangan. Karena itu sangat diharapkan bagi pembaca untuk menyampaikan

saran atau kritik yang membangun demi tercapainya makalah yang lebih baik.

Medan, 16 November 2022

Kelompok 7
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR..........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................
C. TUJUAN....................................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jenis -Jenis Masalah Belajar......................................................................................
B. Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Masalah Belajar.........................................
C. Cara Pengungkapan Masalah Belajar...................................................................
D. Upaya Pengentasan Masalah Belajar....................................................................
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran.........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu kenyataan yang perlu disadari oleh guru-guru adalah bahwa murid-murid yang
dihadapi di kelas tidak sama satu dengan yang lainnya. Murid menpunyai perbedaan
dalam banyak hal seperti : berbeda kemampuan, bakat, minat yang mereka miliki,
berbeda dalam ketajaman melihat dan mendengar serta berbeda latar belakang
kehidupannya. Oleh sebab itu guru tidak boleh menyamaratakan atau beranggapan bahwa
semua anak mempunyai kemampuan dan kecepatan belajar yang sama, sehingga dalam
waktu yang sama semua murid diangap akan dapat menyelesaikan isi pelajaran yang
sama. Kenyataannya di dalam kelas selalu ada murid yang cepat dalam belajar, ada yang
sedang atau normal dan ada murid yang lamban dalam mengikuti pelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Jenis-jenis masalah belajar dan pembelajaran.
2. Faktor-faktor penyebab masalah belajar dan pembelajaran.
3. Cara mengungkapkan masalah belajar.
4. Upaya pengentasan masalah belajar dan pembelajaran.
5. Bentuk layanan yang diberikan.

C. Tujuan Penulisan
1. Agar guru mengetahui jenis masalah belajar pada siswa.
2. Agar guru mengetahui apa saja penyebab dari masalah belajar dan pembelajaran.
3. Agar guru mengetahui cara mengungkapkan masalah belajar.
4. Agar guru mengetahui bagaimana upaya pengentasan masalah belajar dan
pembelajaran.
5. Agar mengetahui layanan apa yang digunakan terhadap masalah yang dialami
siswa.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Jenis-jenis Masalah Belajar


Disamping banyaknya murid yang berprestasi belajar di sekolah, sering pula dijumpai
adanya murid yang gagal. Seperti : nilai atau angka rapor banyak rendah, tidak naik
kelas, tidak lulus ujian akhir dan sebagainya. Secara umum, murid-murid yang
mengalami hal seperti itu dapat dipandang sebagai murid yang mengalami masalah
belajar.
Masalah belajar memiliki bentuk yang banyak ragamnya. Menurut Prayitno (1994 : 90),
mengemukakan masalah-masalah belajar sebagai berikut :
1. Keterampilan akademik
yaitu keadaan siswa yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi,
tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara optimal.
2. Ketercepatan dalam belajar
yaitu keadaan siswa yang memiliki IQ 130 atau lebih tetapi masih memerlukan
tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajar yang
amat tinggi itu.
3. Sangat lambat dalam belajar
yaitu keadaan siswa yang memiliki akademik yang kurang memadai dan perlu
dipertimbangkan untuk mendapatkan pendidikan atau pengajaran khusus
4. Kurang motivasi dalam belajar
yaitu keadaan siswa yang kurang bersemangat dalam belajar mereka seolah-olah
tampak jera dan malas.
5. Bersikap dan berkebiasan buruk dalam belajar
yaitu kondisi siswa yang kegiatan atau perbuatan belajarnya sehari-hari
antagonistik dengan yang seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas,
mengulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak
diketahuinya dan sebagainya.
Menurut Modul Diagnostik Kesulitan Belajar dan Pengajaran Remedial, beberapa ciri-ciri
tingkah laku yang merupakan pernyataan manifestasi gejala kesulitan belajar antara lain :
1. Menunjukan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh
kelompoknya atau dibawah potensi yang dimilikinya.
2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan. Mungkin ada
murid yang selalu berusaha untuk belajar dengan giat tetapi nilai yang dicapainya
selalu rendah.
3. Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar. Ia selalu tertinggal dari
teman-temannya dalam menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan waktu yang
tersedia.
4. Menunjukkan sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh, menentang,berpura-
pura, dusta dan sebagainya.
5. Menunjukkan tingkah laku yang berkelainan, seperti membolos, datang terlambat,
tidak mengerjakan pekerjaan rumah, menganggu dalam atau di luar kelas, tidak mau
mencatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajar, mengasingkan diri,
tersisihkan, tidak mau bekerja sama dan sebagainya.
6. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti : pemurung, mudah
tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi situasi tertentu
misalnya dalam menghadapi nilai rendah tidak menunjukkan adanya perasaan sedih
atau menyesal, dsb.

B. Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Masalah Belajar


1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang ada didalam diri individu yangs edang belajar.
Berikut beberapa aspek yang termasuk dalam faktor internal, antara lain sebagai
berikut :
a. Faktor Jasmaniah
  Faktor Kesehatan
Sehat berarti berada dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-
bagiannya atau bebas dari penyakit. Proses belajar siswa akan terganggu jika
kesehatannya kurang maksimal yang menyebabkan siswa cepat lemah, kurang
semangat, mudah pusing, mengantuk dan gangguan fungsi alat indera serta
tubuhnya
  Cacat Tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang
sempurnanya tubuh seseorang. Keadaan cacat tubuh juga akan mempengaruhi
dalam belajar. Siswa yang cacat tubuh belajarnya juga akan terganggu.

b. Faktor Psikologis
  Intelegensi
Intelegensi besar pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar. Murid yang
menpunyai intelegensi tinggi akan lebih mudah dalam atau lebih berhasil
dibandingkan dengan murid-murid yang intelegensinya rendah. Sebab murid
yang berintelegensi rendah akan mengalami kesulitan dalam memahami
pelajaran yang diberikan guru.
  Bakat
Bakat akan dapat mempengaruhi seseorang dalam belajar atau dapat
mendatangkan kesulitan misalnya bila bahan yang dipelajari oleh murid tidak
sesuai dengan bakatnya. Misalnya murid yang tidak berbakat menari akan
mengalami kesulitan dalam belajar menari walaupun tari itu mudah
gerakkannya.
  Motivasi
Motivasi erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai dalam
belajar. Bila murid tidak mempunyai motivasi dalam belajar tentu prestasi
belajar bisa menurun.
  Perhatian
Perhatian menurut Ghazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi dan semata-
mata tertuju kepada suatu objek. Agar siswa dapat belajar dengan baik,
usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara
mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakat siswa.
  Minat
Hilgard memberi rumusan tentang minat, yaitu “Minat adalah kecenderungan
yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan”. Minat
besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari
tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa kurang atau tidak bersemangat
dalam belajar.
  Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang,
dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.
Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus
menerus, untuk itu diperlukan latihan dan pelajaran.
  Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Kesediaan itu
muncul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan,
karena kematangan merupakan kesiapan untuk melaksanakan kecakapan.

c. Faktor Kelelahan
Kelelahan pada seseorang sulit untuk dipisahkan. Kelelahan dibedakan menjadi
dua macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis).
Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul
kecenderungan untuk mengembangkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat
dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk
menghasilkan sesuatu hilang dan sulit untuk berkonsentrasi.

2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan menjadi
tiga faktor, yaitu :
a. Faktor Keluarga
  Cara orang tua mendidik
Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruh nya terhadap belajar anaknya.
Orangtua yang kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anaknya
menyebabkan anak tidak atau kurang berhasil dalam belajarnya.
  Relasi antar anggota keluarga
Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi antara orangtua dan
anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya pun turut mempengaruhi
belajar anak. Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan
kasih sayang disertai dengan bimbingan dan hukuman untuk mensukseskan
belajar anak.
  Suasana rumah
Suasana rumah merupakan situasi atau kejadian yang sering terjadi didalam
keluarga dimana anak berada dan belajar. Suasana rumah yang gaduh atau ramai
serta semrawut tidak akan memberikan ketenangan kepada anak untuk belajar.
  Keadaan ekonomi keluarga
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang
sedang belajar harus terpenuhi kebutuhan pokoknya. Walaupun tidak dapat
dipungkiri tentang adanya kemungkinan anak yang serba kekurangan dan selalu
menderita akibat ekonomi keluarganya yang lemah, tetapi hal ini merupakan
cambuk bagi siswa untuk belajar lebih giat agar sukses belajar.
  Pengertian orangtua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orangtua. Bila anak sedang belajar,
jangan diganggu dengan tugas-tugas dirumah. Kadang-kadang anak mengalami
lemah semangat, dan orangtua wajib memberi pengertian dan mendorongnya
serta membantu siswa menghadapi kesulitan yang dialami siswa.
  Latar belakang budaya
Tingkat pendidikan atau kebiasaan didalam keluarga mempengaruhi sikap anak
dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan yang baik agar
mendorong semangat untuk belajar.
b. Faktor Sekolah
  Metode belajar
Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui didalam belajar
mengajar. Guru yang biasa mengajar dengan metode ceramah saja, akan
menyebabkan siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif dan hanya mencatat saja.
Guru yang progresif berani mencoba metode baru yang dapat membantu
meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan motivasi siswa untuk
belajar.
  Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang menyajikan bahan pelajaran
dan diberikan kepada siswa agar siswa menerima, baik, guru harus mempunyai
perencanaan yang mendetail agar dapat melayani siswa menguasai dan
mengembangkan bahan pelajaran. Untuk dapat mendalami siswa dengan belajar
secara individual.
  Relasi guru dengan siswa
Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab, menyebabkan proses
belajar mengajar kurang lancar dan siswa merasa jauh dari guru serta segan
berpartisipasi secara aktif dalam belajar.
  Relasi siswa dengan siswa
Menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah suatu hal yang perlu, sebab akan
dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.
  Disiplin sekolah
Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah
dan belajar. Seluruh staff sekolah yang mengikuti tata tertib dan bekerja dengan
disiplin membuat siswa menjadi disiplin dan juga memberi pengaruh yang positif
terhadap belajarnya.
  Alat pelajaran
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran
yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk
menerima bahan yang diajarkan.
c. Faktor Masyarakat
  Kegiatan siswa dalam masyarakat
Perlunya membatasi kegiatan siswa dalam masyarakat agar jangan sampai
mengganggu belajar siswa.
  Media massa
Media massa adalah media yang berpengaruh terhadap pembelajaran siswa. Jadi,
perlu kiranya siswa mendapatkan bimbingan dan kontrol yang cukup bijaksana
dari pihak orangtua, pendidik, sekolah dan masyarakat.
  Teman bergaul
Pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwa siswa daripada
yang diduga. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlulah diusahakan
agar siswa memiliki teman bergaul yang baik dan pembinaan pergaulan yang
baik serta pengawasan dari orangtua dan pendidik yang bijaksana.
  Bentuk kehidupan masyarakat
Kehidupan masyarakat disekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa.
Siswa terpengaruh kedalam hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang
disekitarnya, sehingga akan berbuat seperti itu. Pengaruh tersebut dapat
mendorong semangat siswa untuk belajar lebih giat lagi.

C. Cara Pengungkapan Masalah Belajar


Menurut Prayitno (1995; 90-94) siswa yang mengalami masalah belajar dapat dikenali
melalui prosedur pengungkapan melalui tes hasil belajar, tes kemampuan dasar, skala
pengungkapan sikap dan kebiasaan belajar dan pengamatan. Tes hasil belajar adalah
suatu alat yang disusun untuk mengungkapkan sejauh mana siswa telah mencapai tujuan-
tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelumya.
1.      Tes kemampuan dasar. Setiap siswa memiliki kemampuan dasar atau intelegensi
tertentu. Tingkat kemampuan dasar ini biasanya diukur atau diungkapkan dengan
mengadministrasikan tes intelegensi yang sudah baku.
2.      Melalui Pengisian AUM PTSDL. Siswa mengisi alat ungkap masalah yang berkenan
dengan masalah belajar. Alat ini dapat mengungkapkan prasyarat penguasaan materi,
keterampilan belajar, sarana belajar, diri pribadi dan lingkungan belajar
3.      Tes Diagnostik. Tes diagnostik merupakan instrumen untuk mengungkapkan adanya
kesalahan-kesalahan yang dialami oleh siswa dalam bidang pelajaran tertentu, misalnya
untuk bidang studi matematika, apakah dijumpai kesalahan-kesalahan dalam operasi
matematika atau dalam pemakaian rumus. Dengan tes diagnostik sebenarnya sekaligus
dapat diketahui kekuatan dan kelemahan siswa dalam bidang studi tertentu.
4.      Analisis Hasil Belajar. Prosedur dan pelaksanaan analisis hasil
belajar dapat dilakukan dengan jalan memeriksa secara langsung materi hasil belajar
yang ditampilkan siswa, baik melalui tulisan, bentuk grafik atau gambar, bentuk tiga
dimensi berupa model, maket, dan bentuk tiga dimensi hasil kerajinan dan kete-rampilan
tangan, gerak gerik suara, bentuk hasil belajar lainnya dapat berupa foto, film, ataupun
rekaman video.
5.      Menyusun rencana untuk mengatasi kesulitan belajar

Berikut langkah-langkah atau prosedur dan teknik pengungkapan masalah belajar


siswa (diagnosa kesulitan belajar), antara lain sebagai berikut :
a. Identifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar
Cara yang dapat ditempuh dalam mengidentifikasi siswa yang diperkirakan mengalami
kesulitan belajar ialah dengan menandai siswa dalam satu kelas yang diperkirakan
mengalami kesulitan belajar dalam satu bidang studi
b. Melokalisasi letaknya kesulitan ( permasalahan)
Setelah menemukan kelas atau individu siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar,
maka yang dapat dilakukan selanjutnya adalah :
1)      Dalam bidang studi manakah kesulitan itu terjadi ?
2)       Pada kawasan tujuan ( aspek prilaku ) yang manakah kesulitan itu terjadi ?
3)      Pada bagian (ruang lingkup bahan) yang manakah kesulitan itu terjadi ?
4)      Dalam segi proses belajar manakah kesulitan itu terjadi?.
c. Lokalisasi jenis faktor sifat yang menyebabkan mereka mengalami berbagai kesulitan.
Pada garis besarnya sebab kesulitan timbul oleh dua hal yaitu :
1) Faktor internal
yaitu faktor yang berada dan terletak pada diri murid itu sendiri, antara lain disebabkan :
  Kelemahan mental, faktor kecerdasan, intelegensi, atau kecakapan/bakat khusus
tertentu dapat diketahui melalui tes tertentu.
  Kelemahan fisik, pancaindera, syaraf, kecacatan, karena sakit dan sebagainya.
  Gangguan yang bersifak emosional.
  Sikap dan kebiasaan yang salah dalam mempelajari bahan pelajaran –pelajaran
tertentu.
  Belum memiliki pengetahuan dan kecakapan dasar yang dibutuhkan untuk memenuhi
bahan lebih lanjut.
2) Faktor eksternal
yaitu faktor yang datang dari luar yang menyebabkan timbulnya kesulitan belajar, faktor
ini meliputi :
  Situasi atau proses belajar mengajar yang tidak merangsang murid untuk aktif
antisitatif
  Sifat kurikulum yang kurang fleksibel
  Ketidak seragaman pola dan dan standard administrasi
  Beban studi terlalu berat
  Metoda mengajar yang kurang memadai
  Sering pindah sekolah
  Kurangnya alat dan sumber belajar
  Situasi rumah kurang mendukung untuk aktifitas belajar

d. Perkiraan kemungkinan bantuan


Kalau sudah dipelajari letak kesulitan, jenis dan sifat kesulitan dengan latar belakang,
faktor-faktor yang menyebabkan, maka akan dapat memperkirakan :
1)      Apakah siswa tersebut mungkin dapat dibantu untuk mengatasi kesulitan atau tidak
2)      Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membantu mengatasi kesuli-tan siswa
tersebut
3)      Kapan dan dimana pertolongan itu diberikan
4)      Siapa yang dapat memberikan pertolongan
5)      Bagaimana cara memberikan pertolongan secara efektif
6)      Siapa sajakah yang harus dilibatkan dalam memberikan pertolongan itu
7)      Penetapan kemungkinan cara mengatasinya

e. Penetapan kemungkinan cara mengatasinya


Langkah kelima ini adalah langkah menyusun satu rencana atau beberapa alterna-tif
rencana untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa tertentu, rencana hen-daknya
berisi cara-cara yang harus ditempuh untuk mengatasi kesulitan yang di-alami siswa
tersebut menjaga agar kesulitan yang serupa jangan sampai terulang.

f. Tindak lanjut
Kegiatan tindak lanjut dapat berupa :
a. melaksanakan bantuan berupa pemberian pengajaran perbaikan pada bidang studi
yang mengalami kesulitan
b. Membagi tugas dan peranan pada orang-orang tertentu seperti guru bidang studi,
guru pembimbing.
c. Senantiasa mencek kemajuan siswa yang diberi bantuan
d. Mereveral siswa yang menurut perkiraan tidak bisa dibantu oleh guru studi atau guru
pembimbing.

D. Upaya Pengentasan Masalah Belajar


Murid yang mengalami masalah belajar perlu mendapat bantuan agar masalahnya tidak
berlarut-larut nantinya dan siswa yang mengalami masalah belajar ini dapat berkembang
secara optimal. Beberapa upaya yang dapat dilakukan menurut Prayitno ( 1994 ; 94-
99) sbb :
1. Pengajaran perbaikan
Pengajaran perbaikan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada
seseorang atau sekelompok siswa yang menghadapi masalah-masalah belajar
dengan maksud untuk memperbaiki kesalah-kelasalahan dalam proses dan hasil
belajar siswa. Bentuk kesalahan yang paling pokok berupa salah pengertian, salah
pemahaman, salah menafsirkan dan tidak menguasai konsep-konsep dasar.
Dengan memperbaiki kesalahan-kesalahan itu maka siswa mempunyai
kesempatan untuk mencapai hasil belajar yang optimal
2. Kegiatan pengayaan
Kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada
seseorang atau beberapa orang siswa yang sangat cepat dalam belajar. Siswa yang
cepat dalam belajar mempunyai sisa waktu yang berlebih dalam belajar, untuk itu
mereka memerlukan tugas-tugas tambahan yang terencana untuk menambah atau
memperluas pengetahuan dan keterampilan yang telah dimilikinya dalam kegiatan
belajar sebelumnya
3. Peningkatan motivasi belajar
Di sekolah sebagian siswa mungkin, telah memiliki motif yang kuat untuk belajar,
tetapi sebagian lain mungkin belum. Disisi lain, mungkin juga ada siswa yang
semula motifnya amat kuat, tetapi menjadi pudar. Tingkah laku seperti kurang
bersemangat, jera, malas, bosan dan sebagainya dapat dijadikan indikator kurang
kuatnya motif ( motivasi) dalam belajar.

Guru bidang studi, guru pembimbing dan staf sekolah lainnya berkewajiban membantu siswa
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Prosedur-prosedur yang dapat dilakukan menurut
Prayitno (1994) adalah :
a. Memperjelas tujuan-tujuan belajar, siswa akan didorong untuk lebih giat belajar
apabila ia mengetahui tujuan-tujuan atau sasaran yang hendak dicapai
b. Menyesuaikan pengajaran dengan bakat, kemampuan dan minat siswa
c. Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang, merangsang dan
menyenangkan
d. Memberikan hadiah ( penguatan dan hukuman bila perlu)
e. Menciptakan suasana hubungan yang hangat dan dinamis antara guru dan murid,
serta antara murid dengan murid
f. Menghindari tekanan-tekanan dan suasana yang tidak menentu ( seperti suasana yang
menakutkan, mengecewakan, membingungkan, menjeng-kelkan)
g. Melengkapi sumber dan peralatan mengajar
4. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik
Setiap siswa diharapkan menerapkan sikap dan kebiasaan yang belajar yang
efektif. Tetapi masih ada siswa yang yang mengamalkan sikap dan ke-biasaan
belajar yang tidak diharapkan dan tidak efektif. Bila siswa tidak memiliki sikap
dan kebiasaan belajar yang baik maka dikhwatirkan siswa tersebut tidak akan
mencapai hasil belajar yang baik. Prestasi belajar yang baik itu diperoleh melalui
usaha atau bahkan kerja keras
5. Layanan konseling individual
Konseling dimaksud sebagai pelayanan khusus dalam hubungan langsung tatap
muka antara konselor dan klien. Dalam hubungan tata muka ini klien dapat
menyampaikan masalah-masalah yang dirasakan pada konselor dan masalah itu
bisa dicermati dan diupayakan pengentasannya melalui pembahasan dengan
konselor.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kenyataan didalam kelas selalu ada murid yang cepat didalam belajar, ada yang sedang

atau normal dan ada murid yang lambat dalam belajar. Murid yang lambat dalam belajar

sering mengalami masalah atau kesulitan dalam memahami atau menguasai materi

pelajaran yang diberikan guru. Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi

dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk

mencapai hasil belajar.

Hambatan-hambatan itu bisa ada yang disadari dan mungkin juga tidak disadari oleh yang

mengalami, dan hambatan itu dapat bersifat psikologis, sosiologis dan fisiologis dalam

keseluruhan proses belajar. Orang yang mengalami kesulitan belajar akan mengalami

hambatan dalam mencapai hasil belajarnya.

B. Saran

Seorang pendidik yang profesional dibidangnya, harus mengetahui bagaimana keadaan

dan kondisi para siswa nya, sebab ini akan berdampak pada masalah siswa dalam belajar.

Bukan hanya itu saja, seorang pendidik juga harus mengetahui bagaimana mengatasi

masalah yang dialami oleh siswa disebabkan oleh berbagai faktor yaitu internal dan

eksternal.
DAFTAR PUSTAKA

Dimiyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : P2LPTK

Fantana, D. 1981. Psychology Of  Teacher. London : A Wsiwaton

Irsyad. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Padang : UNP Press

Tim Penyusun Bahan Ajar Belajar dan Pembelajaran. 2009. Bahan Ajar Balajar

dan Pembelajaran. Padang : UNP Press

Anda mungkin juga menyukai