Anda di halaman 1dari 4

Salwa Syabina

Pbi 1A

Semester 1

604031000320035

1. Apa yang dimaksud dengan kesulitan belajar?

Kesulitan belajar adalah suatu keadaan yang menyebabkan siswa tidak dapat belajar sebagaimana
mestinya (Dalyono, 1997:229). Menurut Sabri (1995:88) kesulitan belajar yaitu kesukaran siswa dalam
menerima atau menyerap pelajaran di sekolah. Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana
kompetensi atau prestasi yang dicapai tidak sesuai dengan kriteria standar yang telah ditetapkan.
(http://www.sarjanaku.com/2011/08/pengertian-kesulitanbelajar.html)
2. Sebutkan ciri-ciri anak yang mengalami kesulitan belajar!

1. Kesulitan membaca atau menulis, biasanya anak menutup-nutupinya


dengan cara menolakmengerjakan PR
2. Kesulitan menghitung atau mengerjakan soal Matematika
3. Sangat mudah lupa
4. Tidak bisa menjaga konsentrasi atau terlalu fokus pada satu hal tertentu
sampai tidak bisa diajak bicara
5. Kesulitan mengikuti arahan atau instruksi yang diberikan
6. Koordinasi motorik yang buruk, misalnya sering jatuh atau menyenggol
barang
7. Kesulitan membaur dan bersosialisasi bersama teman-temannya
8. Kesulitan memahami konsep waktu sehingga sering terlambat atau tidak
selesai mengerjakan tugas sekolah
9. Cenderung lambat dalam menyelesaikan tugas-tugasnya
10.Suasana hati mudah berubah
11.Mudah cemas, sedih, marah, dan gugup
12.Gangguan visual padahal mata anak tidak minus atau plus, misalnya anak
tidak jeli ketika diminta untuk mencari kata-kata yang tersembunyi atau
ketika membaca teks anak sering kelompatan satu baris

3. Hal-hal apa saja yang melatar belakangi terjadinya kesulitan berlajar pada anak?

Sudah banyak para ahli yang mengemukakan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dengan sudut
pandang mereka masing-masing. Ada yang meninjaunya dari sudut intern dan ekstern anak didik,
Muhibbin syah, melihatnya dari kedua aspek di atas. Menurutnya faktor-faktor anak didik meliputi
gangguan atau kekurangmampuan psiko-fisik anak didik, yakni berikut ini.

a. “Yang bersifat kognitif ( ranah cipta ), antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual/intelegensi
anak didik.
b. Yang bersifat afektif ( ranah rasa ), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap.

c. Yang bersifat psikomotor ( ranah karsa ), antara lain seperti terganggunya alat- alat indra penglihatan
dan pendengaran ( mata dan telinga )”.

Sedangkan faktor ekstern anak didik meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak
mendukung aktifitas belajar anak didik. faktor lingkungan ini meliputi :

a. Lingkungan keluarga, contohnya ; orang tua yang bersifat kejam, otoriter, serta ketidak harmonisan
hubungan antara ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.

b. Lingkungan perkembangan atau masyarakat, contohnya; wilayah perkampungan kumuh dan teman
sepermainan yang nakal.

c. Lingkungan sekolah, contohnya; kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti dekat pasar,
kondisi guru serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah.

Selain faktor-faktor yang bersifat umum diatas, ada pula faktor-faktor lain yang juga menimbulkan
kesulitan belajar anak didik. Faktor-faktor ini dipandang sebagai faktor khusus. Misalnya, sindrom
psikologis berupa learning disability (ketidakmampuan belajar). Sindrom (syndrome) berarti satuan
gejala yang muncul sebagai indikator adanya keabnormalan psikis yang menimbulkan kesulitan belajar
anak didik. Sindrom itu misalnya disleksia (dyslexia), yaitu ketidakmampuan belajar membaca, disgrafia
(dysgrafhia), yaitu ketidakmampuan belajar menulis, diskalkulia ( dyscalculia), yaitu ketidakmampuan
belajar matematika.

Anak didik yang memiliki sindrom-sindrom di atas secara umum sebenarnya memiliki IQ yang normal
dan bahkan diantaranya adanya yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Oleh karenanya, kesulitan
belajar anak didik yang menderita sindrom-sindrom tadi mungkin hanya disebabkan oleh adanya
gangguan ringan pada otak ( minimal ) brain dyspunction.

4. Jelaskan Teknik untuk mengungkap anak yang mengalami kesulitan belajar!

Teknik pengambilan sampel dengan Purposivesampling . Teknik pengumpulan data


menggunakan dokumentasi, wawancara, dan angket dengan skala likert . Teknik analisis data
yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif dengan persentase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) faktor penyebab kesulitan belajar ditinjau dari faktor
internal adalah sebagai berikut: Indikator motivasi sebesar 48,2% disebabkan karena siswa
kesulitan dalam memahami istilah-istilah asing pada pelajaran Pengolahan Makanan Kontinental.
Indikator minat sebesar 48,2% disebabkan karena siswa kurang menyukai dan merasa mata
pelajaran Pengolahan Makanan Kontinental adalah pelajaran yang membosankan. Indikator
sikap sebesar 64,3% disebabkan karena siswa tidak mendengarkan penjelasan guru dari baik.
(2) faktor penyebab kesulitan belajar Pengolahan Makanan Kontinental ditinjau dari faktor
eksternal adalah sebagai berikut: Indikator lingkungan sekolah sebesar 51,8% disebabkan
karena metode mengajar guru yang kurang disukai siswa. Indikator lingkungan keluarga sebesar
69,6% disebabkan karena suasana rumah yang gaduh membuat siswa tidak berkonsentasi untuk
belajar. Indikator lingkungan masyarakat sebesar 30,4% disebabkan karena siswa kesulitan
memperoleh akses internet yang dapat menunjang dalam belajar
5. Bagaimana upaya-upaya yang harus dilakukan guru untuk menangani anak yang mengalami
kesulitan belajar?

Upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar pendidikan kewarganegaraan ada empat cara:

1. Guru memberikan pengajaran perbaikan (remidial) Pemberian pengajaran perbaikan bertujuan


memberikan kesempatan siswa untuk memperbaiki nilai yang tidak memenuhi syarat kriteria
ketuntasan minimal dengan memberikan soal remidi kepada siswa yang mengalami kesulitan
belajar pada waktu dan hari yang sudah ditentukan dan bertujuan agar siswa dengan pemberian
pengajaran perbaikan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Pemberian pengajaran perbaikan
merupakan pemberian suatu pengajaran kepada siswa atau sekelompok siswa yang mempunyai
permasalahan belajar agar permasalahan dan kesalahan yang dihadapi siswa tersebut dalam
hasil belajarnya dapat diperbaiki. Pemberian kegiatan penangangan materi (pengayaan)
diberikan saat les tambahan pada jam luar sekolah, guru memberikan pengajaran seputar
kesulitan materi yang dialami oleh siswa. Terdapat soal remidi yang dibuat oleh masing-masing
guru untuk diujikan kepada siswa berkesulitan belajar untuk memperbaiki nilai. Pemberian
upaya dilakukan di sekolah, dimusyawarahkan dengan guru kelas dan kepala sekolah untuk
meminta pertimbangan apa saja yang dibutuhkan serta bertukar pendapat sehingga saat
mengupayakan cara mengatasi kesulitan belajar dapat berjalan lancar dan maksimal. Pihak yang
dilibatkan dalam hal ini adalah guru kelas, kepala sekolah dan orang tua. Dalam hal ini terdapat
faktor penghambat, terdapat pada beberapa siswa yang terkesan enggan untuk mengikuti
pengajaran pengayaan karena merasa sudah lelah mengikuti pelajaran dari pagi sampai siang
ditambah dengan les tambahan atau pengajaran remidial.
2. Guru memberikan kegiatan pengulangan bahan materi (pengayaan)
Kegiatan pengayaan adalah suatu bentuk layanan yang diberikan kepada siswa atau sekelompok
siswa yang belajarnya sangat cepat. Hal ini bertujuan untuk memberikan tugas-tugas tambahan
untuk menambah dan memperluas pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya dalam
kegiatan pembelajaran pada sebelumnya. Kegiatan pengayaan diberikan kepada siswa yang
cepat belajar, karena siswa yang demikian ini selalu dapat mengerjakan tugasnya dengan cepat
dibanding dengan teman-temannya yang lain. Bagi siswa yang memiliki kemampuan tersebut,
tentunya akan mempunyai dampak yang positif apabila siswa tersebut diberikan perhatian dan
penghargaan atas keberhasilan serta kemampuannya dalam belajarnya tersebut. dengan
demikian, siswa tersebut akan berusaha untuk tetap mencapai apa yang dimiliki atas
prestasinya. Jika siswa yang memiliki cepat belajar tersebut kurang diperhatikan dan bahkan
kurang dihargai, maka siswa tersebut dapat berdampak negatif pada perkembangan
selanjutnya, seperti menjadi seseorang yang patah hati, tidak memiliki semangat, jera, dan
jengkel. Dari perlakuan yang diterimnya itu, maka siswa ini dapat menimbulkan menurunnya
prestasi belajarnya.
3. Guru memberikan motivasi belajar
Memberikan peningkatan motivasi belajar kepada siswa secara konsisten dan kontinu,
merupakan suatu usaha yang harus dilakukan guru kepada siswanya agar siswanya dapat
termotivasi untuk lebih giat dalam belajar dan mengikuti pelajaran. Pemberian motivasi belajar
saat les tambahan berlangsung guna memberikan dorongan semangat bagi siswa berkesulitan
belajar untuk selalu belajar dengan sungguh-sungguh baik di sekolah maupun di rumah.
4. Mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik
Mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dimaksudkan untuk memaksimalkan
belajar sehingga penyampaian materi dapat diserap dengan baik oleh siswa, dalam hal ini guru
memberikan perhatian terhadap siswa berkesulitan belajar dengan memidahkan tempat duduk
didepan agar dapat terpantau.

Anda mungkin juga menyukai