PENDAHULUAN
Dalam lembaga pendidikan formal, tentu mengacu pada adanya tujuan dari
pendidikan nasional yaitu untuk mengembangkan peserta didiknya secara optimal dan
mengubah perilaku pserta didik dari hal-hal yang negatif menjadi positif, setiap pihak atau
personil disebuah sekolah hampir semuanya mengharapkan para peserta didiknya mampu
belajar dengan baik dan hasil dari belajar itulah yang mampu mengubah tingkah laku siswa.
Selain itu, Setiap peserta didik pada prinsipnya berhak untuk memperoleh peluang dalam
mencapai kinerja akademik yang memuaskan. Namun dari kenyataan sehari-hari tampak
jelas bahwa siswa itu memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan
fisik, latar belakang keluagra, kebiasaan dan pendekatan belajar yang terkadang sangat
mencolok antara seorang siswa dengan siswa lainnya.
Prestasi belajar yang memuaskan dapat diraih oleh setiap peserta didik jika mereka
dapat belajar secara wajar, terhindar dari berbagai ancaman, hambatan dan gangguan.
Namun ancaman, hambatan dan gangguan tersebut di alami oleh peserta didik tertentu
sehingga mereka mengalami kesulitan dalam belajar. Pada tingkat tertentu memang ada
siswa yang dapat mengatasi kesulitan belajarnya tanpa harus melibatkan orang lain. Tetapi
pada kasus – kasus tertentu, siswa belum mampu mengatasi kesulitan belajarnya maka
bantuan guru atau orang lain sangat diperlukan oleh siswa. Seorang guru harus memahami
dan mengetahui secara obyektif mengenai keadaan peserta didik, tingkah laku dan kesulitan-
kesulitan yang dihadapi terhadap permasalahan yang dihadapi siswa, guru hendaknya
mampu memberikan bantuan untuk mencarikan jalan penyelesaian menuju pemecahan
secara optimal. Oleh karea itu, penulis membuat studi kasus pendidikan tentang layanan
kesulitan belajar mahasiswa jurusan bahasa inggris di Universitas Muhammadiyah Malang.
1
b. Apa faktor-faktor penyebab kesulitan belajar yang dialami mahasiswa?
c. Apa bantuan atau layanan yang diberikan untuk mengatasi kesulitan belajar maha
siswa?
1.3 Tujuan Masalah
a. Menentukan jenis kesulitan belajar yang dialami mahasiswa.
b. Menjelaskan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar yang dialami mahasiswa.
c. Menjelaskan bantuan atau layanan yang diberikan untuk mengatasi kesulitan belajar
mahasiswa.
1.4 Manfaat
a. Bagi siswa : untuk pengembangan intelektual siswa.
b. Bagi guru : mengetahui prestasi dan kesulitan siswa sehingga guru dapat
memberikan pengarahan dan pembinaan.
c. Bagi orang tua : membantu memahami dan mngerti keberadaan serta kondisi
anaknya.
1.5 Metode Penelitian
1. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan
pengamatan langsung terhadap siswa yang dilakukan didalam dan diluar kelas,
menyangkut berbagai perilaku dan kegiatan yang dilakukan siswa.
2. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang berupa suatu daftar yang berisi
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan dikerjakan oleh responden, dalam hal
ini adalah mahasiswa yang bersangkutan. Klien diberikan daftar cek masalah untuk
2
diisi sesuai keadaan siswa, sehingga dapat diketahui data masalah atau kesulitan-
kesulitan yang sedang dihadapinya. Daftar masalah ini antara lain berisi kesehatan,
keadaan kehidupan,penyesuaian terhadap sekolah, hubungan sosial, kebiasaan belajar
dan masa depan yang berhubungan dengan karier.
Alat pengumpulan data:
1. Catatan
2. Angket Kuisioner
3
BAB II
LANDASAN TEORI
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri
seseorang, baik perubahan dalam segi kognitif, afektif, dan psikomotor. Perubahan
tersebut terjadi akibat adanya interaksi antara orang yang belajar dan sumber belajar.
Belajar bisa dilakukan kapan saja, dimana saja, dengan siapa saja dan dengan apa saja.
Jadi, dalam belajar, ada 3 hal yang terjadi yaitu: proses, interaksi (antara orang yang belajar
dengan sumber belajar), dan perubahan (kognitif, afektif, dan psikomotor). Tujuan belajar
adalah untuk memperoleh hasil belajar dan pengalaman hidup. Usaha pencapaian agar
peserta didik sampai pada tujuan belajar tentu menempuh berbagai cara, melewati berbagai
kondisi dan mengikuti beberapa prinsip yang menjadi aturan belajar. Namun harus disadari
bahwa ditengah – tengah antara kondisi awal sampai kondisi tujuan terdapat beberapa hal
yang menjadi rintangan baik yang datang dari siswa maupun dari luar diri siswa.
Kesulitan belajar adalah rintangan atau hambatan yang dialami siswa. Kesulitan belajar
dapat diterjamahkan dari fenomena dimana siswa mengalami kesulitan ketika yang
bersangkutan tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu berdasarkan
ukuran kriteria keberhasilan seperti yang dinyatakan dalam tujuan instruksional atau
tingkat perkembangannya.(Abi Syamsuddin M:1998,107).
Banyak variabel dari kesulitan belajar ini selalu diindentikan dengan faktor – faktor
yang menjadi pendukung kegiatan belajar. Sehingga banyak diketahui oleh orang bahwa
semakin banyak belajar semakin banyak kesulitan kesulitan yang dihadapi.
Kenyataan yang selalu dialami oleh siswa bahwa apabila mengalami kesulitan belajar
maka berpengaruh pada:
5
Hal ini tentu harus dicari jalan keluarnya, namun demikian sebagai langkah awal
penelusuran sebagai penyebab kesulitan belajar merupakan hal penting untuk diketahui
lebih awal.
Berikut adalah faktor – faktor yang menjadi penyebab timbulnya kesulitan belajar
yakni :
1. Faktor intern siswa: hal – hal atau keadaan – keadaan yang muncul dari dalam diri
siswa sendiri.
Siswa adalah subjek yang belajar. Faktor-faktor yang dapat menjadi penyebab
kesulitan belajar yang berasal dari siswa antara lain:
2. Faktor ektern siswa: hal – hal atau keadaan yang datang dan muncul diluar.
6
Adapun Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa yang berasal dari luar,
antara lain:
a. Faktor Sekolah
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal tempat pengabdian guru dan rumah
rehabilitasi anak didik. Sekolah ikut terlibat menimbulkan kesulitan belajar bagi anak
didik. Faktor-faktor dari lingkungan sekolah yang dianggap dapat menimbulkan
kesulitan belajar:
b. Faktor Keluarga
7
Kurangnya biaya pendidikan yang disediakan orang tua
Anak tidak mempunyai ruang dan tempat belajar yang khusus di rumah
Ekonomi keluarga yang terlalu lemah atau tinggi yang membuat anak berlebihan
Kesehatan keluarga yang kurang baik
Perhatian orang tua yang tidak memadai
Kebiasaan dalam keluarga yang tidak menunjang
Kedudukan anak dalam keluarga yang menyedihkan
Anak yang terlalu banyak membantu orang tua
Layanan kesulitan belajar atau layanan bimbingan siswa merupakan suatu upaya
untuk mengenal, memahami, dan membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Kegiatan layanan bimbingan siswa dapat dilaksanakan melalui langkah-langkah berikut:
a) Analysis
b) Synthesis
c) Diagnosis
d) Prognosis
8
e) Treatment
f) Follow-up
BAB III
PENANGANAN KASUS
3.1 Analisis
Informasi atau data yang dikumpulkan mencakup segala aspek kepribadian siswa
seperti kemampuan minat, kesehatan fisik dan karakteristik lainnya yang terkait dengan
masalah kesulitan belajar siswa. Dalam studi kasus ini, data yang dikumpulkan
merupakan data yang diperoleh dari hasil observasi, angket, Daftar Cek Masalah (DCM),
dan kebiasaan belajar.
a. Observasi
Observasi ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas
mahasiswa dan dilakukan tanpa sepengetahuannya. Tingkah laku mahasiswa / klien
yang diobservasi adalah tingkah laku yang sebenarnya bukan dibuat-buat. Dari
observasi yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut:
Klien termasuk mahasiswa yang kurang aktif saat pembelajaran .
Klien termasuk mahasiswa yang memperhatikan saat pelajaran.
Klien jarang datang terlambat.
Klien sering mengerjakan tugas apabila sudah dekat waktu pengumpulan.
Klien cenderung akan belajar pada saat akan ada ujian.
Klien memiliki ukuran tubuh yang ideal dan tidak ada cacat fisik.
Klien memiliki banyak teman dan mudah bergaul.
b. Angket
Dari angket yang diberikan kepada siswa diperoleh data sebagai berikut:
Identitas klien
9
b. Jenis kelamin : Perempuan
c. Tempat, Tanggal lahir : Pasuruan, 11 Agustus 1992
d. Alamat : Jl. Raya Gati-Pasuruan, Prokimal 7
e. Agama : Islam
f. kewarganegaraan/suku : Indonesia/Jawa
g. Jumlah saudara : 1 laki-laki
h. Cita-cita : Business woman
Identitas orang tua
a. Nama ayah : Muhammad Rafli (fiktif)
b. Tempat, Tanggal lahir : Pasuruan, 2-02-1963
c. Alamat : Jl. Raya Gati-Pasuruan, Prokimal 7
d. Agama : Islam
e. Pendidikan terakhir : S1
f. Pekerjaan : PNS
2. Ibu
a. Nama : Diana Saraswati (fiktif)
b. Tempat, Tanggal lahir : Malang, 9-04-1968
c. Alamat : Jl. Raya Gati-Pasuruan, Prokimal 7
d. Agama : Islam
e. Pendidikan terakhir : S1
f. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
3. Jumlah dan status keluarga
a. Jumlah saudara kandung : 1 orang
b. Laki-laki : 1 orang
c. Perempuan : - orang
d. Siswa tinggal bersama : keluarga (dirumah), kos (kuliah)
1. Masalah Kesehatan
2. Masalah Sifat/Kebiasaan
10
Mudah merasa gugup.
3. Masalah pergaulan
11
3. Buku catatan klien sudah lengkap
4. Klien belajar kalau ada ulangan
5. Klien tidak merencanakan bahan yang harus dipelajari
6. Klien belajar karena dorongan diri sendiri atau terdorong kebutuhan sendiri
7. Klien terkadang bertanya kepada teman tentang pelajaran
3.2 Sintesis
Sintesis merupakan kegiatan pengumpulan data dan penyusunan data agar mendapat
gambaran yang jelas tentang kekuatan dan kelemahan klien serta kesanggupan dalam
menyesuaikan diri. Dari kegiatan ini akan diperoleh pemahaman tentang diri klien dan
gambaran masalah yang dihadapinya.
1. Klien cenderung belajar lebih serius pada saat akan ulangan atau ada tugas saja.
2. Klien tidak tahu cara belajar yang efektif dan efisien
3. Klien tidak dapat memanfaatkan waktu luang
4. Klien kurang aktif saat dikelas
5. Klien tidak dapat membagi waktu belajar
6. Klien sedikit mempunyai waktu luang untuk belajar
7. Klien ingin bisa melaksanakan ibadah dengan teratur
8. Klien terkadang sulit saat melaksanakan ujian karena waktu belajar yang sedikit.
Berdasarkan pengamatan tentang diri klien, gejala yang tampak pada dirinya adalah
klien merasa kesulitan dalam membagi waktu belajar / cara belajar yang efektif dan
efisien.
3.3 Diagnosis
12
menentukan dan menemukan penyebab yang dihadapi oleh klien, sehingga diperoleh
pemahaman yang menyeluruh tentang hakikat masalah yang di hadapi klien. Pada tahap
ini ada 2 langkah yang perlu diperhatikan, yaitu :
Klien merasa kesulitan dalam menemukan cara belajar / membagi waktu belajar
yang efektif dan efisien. Hal ini terjadi karena klien tidak dapat memanfaatkan waktu
luang dan sulit membagi waktu belajar.
3.4 Prognosis
Prognosis adalah suatu usaha untuk meramalkan yang akan terjadi pada klien jika
masalah yang dihadapinya tidak segera terselesaikan atau mendapat bantuan. Ramalan
ditetapkan berdasarkan permasalahan yang dihadapi klien. Tujuan dari prognosis adalah
untuk menentukan jenis bantuan yang akan diberikan kepada klien maupun teknik yang
digunakan untuk memberikan bantuan tersebut.
13
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi klien, maka kemungkinan-
kemungkinan yang akan terjadi pada diri klien apabila tidak segera memdapatkan
bantuan adalah sebagai berikut :
a. Jika klien tidak segera mendapatkan bantuan, maka klien tidak akan dapat belajar
dengan baik serta tidak dapat megatur waktunya dengan baik yang berdampak pada
menurunnya prestasi belajar. Dalam kondisi seperti ini, klien akan tertekan dengan
belajar di kelas, kemudian saat ujian akhir semester (UAS) di mana tingkat kesulitan
belajar semakin tinggi maka klien akan mengalami kejenuhan belajar.
b. Jika klien segera mendapatkan bantuan, maka klien akan lebih bersemangat dalam
belajar dan termotivasi untuk belajar sehingga klien dapat merubah sikap dan
tingakah lakunya serta meyebabkan prestasi klien akan meningkat sehingga dapat
membantu klien untuk perbaikan nilai.
3.5 Treatment
Tahap pemberian bantuan ini merupakan langkah lanjutan setelah melakukan
prognosis. Tujuan dari tahap pemberian bantuan ini adalah untuk memberikan bantuan
kepada konseli agar dapat menyelesaikan masalah kesaulitan belajar sehingga dapat
mencapai hasil yang optimal dan penyesuaian yang baik.
Berdasarkan apa yang telah dijelaskan dalam diagnosis terdapat masalah yang telah
dihadapi oleh konseli diantaranya adalah klien merasa kurang bisa memanfaatkan waktu
dengan baik, dan klien merasa kesulitan dalam menemukan cara belajar / membagi waktu
belajar yang efektif dan efisien. Dengan adanya data seperti itu penulis perlu memberikan
bantuan yang berupa layanan atau bimbingan dalam mengatasi kesulitan belajar klien.
14
Untuk dapat meningkatkan prestasinya atau meningkatkan nilai yang diperoleh,
konseli diberikan motivasi agar lebih bersemanagat dalam belajar, tidak hanya pada saat
akan menghadapi ujian.
Memberikan bimbingan belajar.
Untuk mengatsi kesulitan belajar pada pelajaran PSP, klien diberikan bimbingan
belajar khusus pada pelajaran tersebut.
2. Membantu klien membuat jadwal belajar yang baik.
Klien dibantu dalam membuat jadwal belajar agar waktu luang dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan belajar, sehingga konseli dapat mengurangi kebiasaan
membuang waktu dengan sia-sia.
3.6 Follow-up
Follow up adalah suatu usaha untuk menindak lanjuti semua usaha yang di lakukan
sehingga bisa di ketahui tingkat keberhasilan atas usaha yang telah diberikan. Tingkat
keberhasilan pemberian bantuan dapat di lihat dari hasil observasi dan wawancara dengan
klien.
Dari hasil observasi, klien telah menyusun jadwal kegiatan sehari-hari baik
pelajaran maupun kegiatan pribadi dan belajar dengan teratur, tidak hanya pada saat
mendekati ujian. Akan tetapi karena waktu penelitian yang sedikit, sehinnga untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar secara signifikan pada materi ini belum bisa
diketahui karena belum sempat di adakan ujian terkait dengan pelajaran PSP. Untuk itu
selanjutnya diharapkan kepada guru mata pelajaan PSP untuk melanjutkan tindakan yang
telah di usahakan oleh penulis.
Karena follow up ini membutuhkan waktu yang lama, maka penulis berharap agar
perhatian kepada klien dapat dilanjutkan oleh pihak guru mata kuliah dan dosen wali dan
teman kelas yang nantinya dapat memberikan perhatian, bimbingan dan arahan kepada
klien.
15
BAB IV
4.1. KESIMPULAN
a. Dilihat dari jenisnya, kesulitan belajar yang dialami mahasiswa termasuk dalam jenis
sedang dan bersifat sementara. Kesulitan belajar ini dikategorikan sebagai learning
disabilities.
b. Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar yang dialami mahasiswa adalah Faktor internal:
Klien tidak bisa membagi waktu belajar dengan efisien, dan Faktor Eksternal: Asmara
mempengaruhi semangat belajar dan klien lebih tertarik dengan pelajaran Business
English dibandingkan dengan PSP.
c. Bantuan atau layanan yang diberikan untuk mengatasi kesulitan belajar mahasiswa adalah
dengan memberikan konseli berupa motivassi dan bimbingan belajar, dan membantu
klien membuat jadwal yang baik.
2. SARAN
a. Bagi subject agar dapat identifikasi diri dan menentukan arah untuk mengambil
keputusan sesuai dengan yang diharapkan.
b. Bagi orang tua agar memahami dan mngerti keberadaan serta kondisi anaknya.
c. Bagi guru mapela agar mengetahui prestasi dan kesulitan siswa dan dapat memberikan
pengarahan dan pembinaan terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar.
16
Daftar Pustaka
Rizqi, Yeziy. 2013. Laporan Studi Kasus Layanan Kesulitan Belajari Pada Mata Pelajaran
Bahasa Inggris Kelas X Di Sma Negeri 2 Malang.
17
18