Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam lembaga pendidikan formal, tentu mengacu pada adanya tujuan dari
pendidikan nasional yaitu untuk mengembangkan peserta didiknya secara optimal dan
mengubah perilaku pserta didik dari hal-hal yang negatif menjadi positif, setiap pihak atau
personil disebuah sekolah hampir semuanya mengharapkan para peserta didiknya mampu
belajar dengan baik dan hasil dari belajar itulah yang mampu mengubah tingkah laku siswa.
Selain itu, Setiap peserta didik pada prinsipnya berhak untuk memperoleh peluang dalam
mencapai kinerja akademik yang memuaskan. Namun dari kenyataan sehari-hari tampak
jelas bahwa siswa itu memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan
fisik, latar belakang keluagra, kebiasaan dan pendekatan belajar yang terkadang sangat
mencolok antara seorang siswa dengan siswa lainnya.

Prestasi belajar yang memuaskan dapat diraih oleh setiap peserta didik jika mereka
dapat belajar secara wajar, terhindar dari berbagai ancaman, hambatan dan gangguan.
Namun ancaman, hambatan dan gangguan tersebut di alami oleh peserta didik tertentu
sehingga mereka mengalami kesulitan dalam belajar. Pada tingkat tertentu memang ada
siswa yang dapat mengatasi kesulitan belajarnya tanpa harus melibatkan orang lain. Tetapi
pada kasus – kasus tertentu, siswa belum mampu mengatasi kesulitan belajarnya maka
bantuan guru atau orang lain sangat diperlukan oleh siswa. Seorang guru harus memahami
dan mengetahui secara obyektif mengenai keadaan peserta didik, tingkah laku dan kesulitan-
kesulitan yang dihadapi terhadap permasalahan yang dihadapi siswa, guru hendaknya
mampu memberikan bantuan untuk mencarikan jalan penyelesaian menuju pemecahan
secara optimal. Oleh karea itu, penulis membuat studi kasus pendidikan tentang layanan
kesulitan belajar mahasiswa jurusan bahasa inggris di Universitas Muhammadiyah Malang.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa jenis kesulitan belajar yang dialami mahasiswa?

1
b. Apa faktor-faktor penyebab kesulitan belajar yang dialami mahasiswa?
c. Apa bantuan atau layanan yang diberikan untuk mengatasi kesulitan belajar maha
siswa?
1.3 Tujuan Masalah
a. Menentukan jenis kesulitan belajar yang dialami mahasiswa.
b. Menjelaskan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar yang dialami mahasiswa.
c. Menjelaskan bantuan atau layanan yang diberikan untuk mengatasi kesulitan belajar
mahasiswa.
1.4 Manfaat
a. Bagi siswa : untuk pengembangan intelektual siswa.
b. Bagi guru : mengetahui prestasi dan kesulitan siswa sehingga guru dapat
memberikan pengarahan dan pembinaan.
c. Bagi orang tua : membantu memahami dan mngerti keberadaan serta kondisi
anaknya.
1.5 Metode Penelitian

Untuk mengidentifikasi siswa yang bermasalah, digunakkan beberapa metode


penelitian seperti :
1. Identifikasi siswa
a.    Identitas siswa
b.    Data keluarga siswa
2. Daftar Cek Masalah (DCM)
3. Checklist Kebiasaan Belajar

Teknik pengumpulan data:

1. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan
pengamatan langsung terhadap siswa yang dilakukan didalam dan diluar kelas,
menyangkut berbagai perilaku dan kegiatan yang dilakukan siswa.
2. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang berupa suatu daftar yang berisi
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan dikerjakan oleh responden, dalam hal
ini adalah mahasiswa yang bersangkutan. Klien diberikan daftar cek masalah untuk

2
diisi sesuai keadaan siswa, sehingga dapat diketahui data masalah atau kesulitan-
kesulitan yang sedang dihadapinya. Daftar masalah ini antara lain berisi kesehatan,
keadaan kehidupan,penyesuaian terhadap sekolah, hubungan sosial, kebiasaan belajar
dan masa depan yang berhubungan dengan karier.
Alat pengumpulan data:
1. Catatan
2. Angket Kuisioner

1.6 Profil Lembaga

Universitas Muhammadiyah Malang adalah Universitas swasta yang dimiliki


persyarikatan Muhammadiyah di Jawa Timur. Universitas Muhammadiyah Malang
(UMM) memiliki 52 program studi dan salah satunya adalah program studi pendidikan
Bahasa Inggris.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri
seseorang, baik perubahan dalam segi kognitif, afektif, dan psikomotor. Perubahan
tersebut terjadi akibat adanya interaksi antara orang yang belajar dan sumber belajar.
Belajar bisa dilakukan kapan saja, dimana saja, dengan siapa saja dan dengan apa saja.
Jadi, dalam belajar, ada 3 hal yang terjadi yaitu: proses, interaksi (antara orang yang belajar
dengan sumber belajar), dan perubahan (kognitif, afektif, dan psikomotor). Tujuan belajar
adalah untuk memperoleh hasil belajar dan pengalaman hidup. Usaha pencapaian agar
peserta didik sampai pada tujuan belajar tentu menempuh berbagai cara, melewati berbagai
kondisi dan mengikuti beberapa prinsip yang menjadi aturan belajar. Namun harus disadari
bahwa ditengah – tengah antara kondisi awal sampai kondisi tujuan terdapat beberapa hal
yang menjadi rintangan baik yang datang dari siswa maupun dari luar diri siswa.

2.2 Pengertian Kesulitan Belajar

      Kesulitan belajar adalah rintangan atau hambatan yang dialami siswa. Kesulitan belajar
dapat diterjamahkan dari fenomena dimana siswa mengalami kesulitan ketika yang
bersangkutan tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu berdasarkan
ukuran  kriteria keberhasilan seperti yang dinyatakan dalam tujuan instruksional atau
tingkat perkembangannya.(Abi Syamsuddin M:1998,107).

       Banyak variabel dari kesulitan belajar ini selalu diindentikan dengan faktor – faktor
yang menjadi pendukung kegiatan belajar. Sehingga banyak diketahui oleh orang bahwa
semakin banyak belajar semakin banyak kesulitan kesulitan yang dihadapi.

2.2.1 Macam-Macam Kesulitan Belajar

Berikut adalah macam-macam kesulitan belajar:


1. Learning disorder : terganggu belajar karena timbulnya respon yang bertentangan.
Contohnya siswa yang sudah terbiasa karate akan kesusuhan jika disuruh menari.
4
2. Learning disfunction : proses belajar yang dilakukan siswa tidak berjalan dengan
baik meskipun tidak memiliki gejala subnormalitas mental, gangguan alat dria (nalar),
atau gangguan psikologis lainnya. Contohnya siswa yang memiliki postur tubuh bagus
sebagai pemain basket, ttapi karena tidak dilatih maka dia tidak bisa bermain basket.
3. Learning disabilities : ketidak mampuan belajar mengacu pada gejala dimana
ssiswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar dibawa
potensi intelektualnya. Disebabkan oleh faktor internal/eksternal.
4. Under achiever : siswa memiliki tingkat potensi intelektual diatas normal, tetapi
prestasi belajarnya tergolong rendah. Disebabkan oleh faktor internal/eksternal.
5. Slow learner : lambat dan butuh waktu lama dalam belajar, disebabkan oleh
faktor internal/eksternal.

Kesulitan belajar dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Dilihat dari jenis kesulitan belajar


 Berat
 Sedang
2. Dilihat dari bidang studi yang dipelajari:
 Sebagian bidang studi
 Keseluruhan bidang studi
3. Dilihat dari sifat kesulitannya:
 Permanen/menetap
 Sementara
4. Dilihat dari segi faktor penyebabnya:
 Faktor inteligensi
 faktor non inteligensi

       Kenyataan yang selalu dialami oleh siswa bahwa apabila mengalami kesulitan belajar
maka berpengaruh pada:

 Rendahnya semangat belajar,


 Lemahnya motivasi,
 Hilangnya gairah belajar dan akhirnya turunnya prestasi

5
Hal ini tentu harus dicari jalan keluarnya, namun demikian sebagai langkah awal
penelusuran sebagai penyebab kesulitan belajar merupakan hal penting untuk diketahui
lebih awal.

2.2.2 Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar

Berikut adalah faktor – faktor yang menjadi penyebab timbulnya kesulitan belajar
yakni :

1. Faktor intern siswa: hal – hal atau keadaan – keadaan yang muncul dari dalam diri
siswa sendiri.

Siswa adalah subjek yang belajar. Faktor-faktor yang dapat menjadi penyebab
kesulitan belajar yang berasal dari siswa antara lain:

 Intelegensi (IQ) yang kurang baik


 Bakat yang kurang atau tidak sesuai dengan bahan pelajaran yang dipelajari atau
yang diberikan oleh Guru.
 Faktor emosional yang kurang stabil.
 Aktivitas belajar yang kurang.
 Kebiasaan belajar yang kurang baik.
 Penyesuaian sosial yang sulit.
 Latar belakang pengalaman yang pahit.
 Cita-cita yang tidak relevan.     
 Ketahanan belajar (lama belajar) tidak sesuai dengan tuntutan waktu belajar.
 Keadaan fisik yang kurang menunjang.
 Kesehatan yang kurang baik.
 Tidak ada motivasi dalam belajar.

2. Faktor ektern siswa: hal – hal atau keadaan yang datang dan muncul diluar.

6
Adapun Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa yang berasal dari luar,
antara lain:

a. Faktor Sekolah

Sekolah adalah lembaga pendidikan formal tempat pengabdian guru dan rumah
rehabilitasi anak didik. Sekolah ikut terlibat menimbulkan kesulitan belajar bagi anak
didik. Faktor-faktor dari lingkungan sekolah yang dianggap dapat menimbulkan
kesulitan belajar:

 Pribadi guru yang kurang baik.


 Guru tidak berkualitas.
 Hubungan guru dengan anak didik kurang harmonis.
 Guru-guru menuntutstandar pelajaran di atas kemampuan anak.
 Guru tidak memiliki kecakapan dalam usaha mendiagnosis kesulitan belajar anak
didik.
 Cara guru mengajar yang kurang baik.
 Alat/media yang kurang memadai.
 Perpustakaan sekolah kurang memadai dan kurang merangsang penggunaannya.
 Fasilitas fisik sekolah yang tak memenuhi syarat kesehatan dan tak terpelihara
dengan baik.
 Suasana sekolah yang kurang menyenangkan.
 Bimbingan dan penyuluhan yang tidak berfungsi.
 Kepemimpinan dan administrasi.
 Waktu sekolah dan disiplin yang kurang.

b. Faktor Keluarga

Keluarga adalah lembaga pendidikan informal (luar sekolah) yang diakui


keberadaannya dalam dunia pendidikan. Faktor dalam keluarga yang menjadi
penyebab kesulitan belajar anak didik:

 Kurangnya kelengkapan alat-alat belajar bagi anak di rumah

7
 Kurangnya biaya pendidikan yang disediakan orang tua
 Anak tidak mempunyai ruang dan tempat belajar yang khusus di rumah
 Ekonomi keluarga yang terlalu lemah atau tinggi yang membuat anak berlebihan
 Kesehatan keluarga yang kurang baik
 Perhatian orang tua yang tidak memadai
 Kebiasaan dalam keluarga yang tidak menunjang
 Kedudukan anak dalam keluarga yang menyedihkan
 Anak yang terlalu banyak membantu orang tua

c. Faktor Masyarakat Sekitar

Jika keluarga adalah komunitas masyarakat terkecil, maka masyarakat adalah


komunitas masyarakat kehidupan sosial yang tersebar. Dalam masyarakat terpatri
strata sosial yang merupakan penjelmaan dari suku, ras, agama, antar golongan,
pendidikan, jabatan, status, dan sebagainya. Pergaulan yang terkadang kurang
bersahabat sering memicu konflik sosial. Keributan, pertengkaran, pembunuhan,
perjudian, perampokan, gossip dan perilaku jahiliyah lainya sudah menjadi santapan
sehari-hari dalam masyarakat. Ketergantungan pada obat terlarang membuat anak
didik pasrah pada nasib. Anak didik tidak bisa lagi dididik karena pengaruh obat
terlarang. Keributan lingkungan sekitar berpotensi memecahkan konsentrasi anak
didik dalam belajar. Akhirnya anak didik tidak betah belajar karena sulit
membangkitkan daya konsentrasi.

2.3 Pengertian Layanan Kesulitan Belajar

Layanan kesulitan belajar atau layanan bimbingan siswa merupakan suatu upaya
untuk mengenal, memahami, dan membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Kegiatan layanan bimbingan siswa dapat dilaksanakan melalui langkah-langkah berikut:

a) Analysis
b) Synthesis
c) Diagnosis
d) Prognosis

8
e) Treatment
f) Follow-up

BAB III

PENANGANAN KASUS

3.1 Analisis
Informasi atau data yang dikumpulkan mencakup segala aspek kepribadian siswa
seperti kemampuan minat, kesehatan fisik dan karakteristik lainnya yang terkait dengan
masalah kesulitan belajar siswa. Dalam studi kasus ini, data yang dikumpulkan
merupakan data yang diperoleh dari hasil observasi, angket, Daftar Cek Masalah (DCM),
dan kebiasaan belajar.

a.    Observasi
Observasi ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas
mahasiswa dan dilakukan tanpa sepengetahuannya. Tingkah laku mahasiswa / klien
yang diobservasi adalah tingkah laku yang sebenarnya bukan dibuat-buat. Dari
observasi yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut:
 Klien termasuk mahasiswa yang kurang aktif saat pembelajaran .
 Klien termasuk mahasiswa yang memperhatikan saat pelajaran.
 Klien jarang datang terlambat.
 Klien sering mengerjakan tugas apabila sudah dekat waktu pengumpulan.
 Klien cenderung akan belajar pada saat akan ada ujian.
 Klien memiliki ukuran tubuh yang ideal dan tidak ada cacat fisik.
 Klien memiliki banyak teman dan mudah bergaul.
b. Angket
Dari angket yang diberikan kepada siswa diperoleh data sebagai berikut:
 Identitas klien

a. Nama : Rahmayanti (fiktif)

9
b. Jenis kelamin                            : Perempuan
c. Tempat, Tanggal lahir  : Pasuruan, 11 Agustus 1992
d. Alamat           : Jl. Raya Gati-Pasuruan, Prokimal 7
e. Agama                                : Islam
f. kewarganegaraan/suku    : Indonesia/Jawa
g. Jumlah saudara     : 1 laki-laki
h. Cita-cita                                : Business woman
 Identitas orang tua
a. Nama ayah                            : Muhammad Rafli (fiktif)
b. Tempat, Tanggal lahir                     : Pasuruan, 2-02-1963
c. Alamat                                            : Jl. Raya Gati-Pasuruan, Prokimal 7
d. Agama                                            : Islam
e. Pendidikan terakhir                         : S1
f. Pekerjaan                                         : PNS
2. Ibu
a. Nama                                               : Diana Saraswati (fiktif)
b. Tempat, Tanggal lahir                     : Malang, 9-04-1968
c. Alamat                                             : Jl. Raya Gati-Pasuruan, Prokimal 7
d. Agama                                            : Islam
e. Pendidikan terakhir                         : S1
f. Pekerjaan                                         : Ibu Rumah Tangga
3. Jumlah dan status keluarga
a. Jumlah saudara kandung               : 1 orang
b. Laki-laki                                        : 1 orang
c. Perempuan                                      : - orang
d. Siswa tinggal bersama : keluarga (dirumah), kos (kuliah)

c. Daftar Cek Masalah (DCM)

1. Masalah Kesehatan

 Sering pusing dan merasa lelah

2. Masalah Sifat/Kebiasaan

10
 Mudah merasa gugup.

3. Masalah pergaulan

 Klien tidak mengalami masalah dalam pergaulan karena klien mempunyai


banyak teman di kampus maupun teman kos.

4. Masalah Asmara / Soal Cinta

 Merasa bahwa pacar dapat mendorong semangat belajar.

5. Masalah kehidupan dan keluarga

 Tidak ada masalah

6. Masalah agama / Moral

 Sulit untuk melakukan ibadah secara teratur

7. Masalah penggunaan Waktu

 Klien tidak dapat memanfaatkan waktu luang


 Klien tidak dapat membagi waktu belajar

8. Masalah Penyesuaian dengan sekolah

 Merasa tidak bersemangat jika mendapat nilai kurang. 

9. Masalah Cita-cita dan masa depan

 Tidak ada masalah

10. Masalah Rekreasi / Olahraga / Hobby

 Terkadang menggunakan waktu luang untuk rekreasi


 Lebih sering tinggal di rumah

d. Data dari Studi Habit

1. Klien tidak mempunyai daftar waktu untuk belajar


2. Klien mempunyai tempat belajar sendiri

11
3. Buku catatan klien sudah lengkap
4. Klien belajar kalau ada ulangan
5. Klien tidak merencanakan bahan yang harus dipelajari
6. Klien belajar karena dorongan diri sendiri atau terdorong kebutuhan sendiri
7. Klien terkadang bertanya kepada teman tentang pelajaran

3.2 Sintesis

Sintesis merupakan kegiatan pengumpulan data dan penyusunan data agar mendapat
gambaran yang jelas tentang kekuatan dan kelemahan klien serta kesanggupan dalam
menyesuaikan diri. Dari kegiatan ini akan diperoleh pemahaman tentang diri klien dan
gambaran masalah  yang dihadapinya.

Dari data yang telah ada dapat disimpulkan bahwa :

1. Klien cenderung belajar lebih serius pada saat akan ulangan atau ada tugas saja.
2. Klien tidak tahu cara belajar yang efektif dan efisien
3. Klien tidak dapat memanfaatkan waktu luang
4. Klien kurang aktif saat dikelas
5. Klien tidak dapat membagi waktu belajar
6. Klien sedikit mempunyai waktu luang untuk belajar
7. Klien ingin bisa melaksanakan ibadah dengan teratur
8. Klien terkadang sulit saat melaksanakan ujian karena waktu belajar yang sedikit.

Berdasarkan pengamatan tentang diri klien, gejala yang tampak pada dirinya adalah
klien merasa kesulitan dalam membagi waktu belajar / cara belajar yang efektif dan
efisien.

3.3 Diagnosis

Diagnosis merupakan tahap penginterpretasian data dalam bentuk pengungkapan


problem yang dialami klien. Adapun tujuan diadakannya diagnosis ini adalah untuk

12
menentukan dan menemukan penyebab yang dihadapi oleh klien, sehingga diperoleh
pemahaman yang menyeluruh tentang hakikat masalah yang di hadapi klien. Pada tahap
ini ada 2 langkah yang perlu diperhatikan, yaitu :

(1). Masalah pribadi

Klien merasa kurang bisa memanfaatkan waktu dengan baik.

(2). Masalah belajar

Klien merasa kesulitan dalam menemukan cara belajar / membagi waktu belajar
yang efektif dan efisien. Hal ini terjadi karena klien tidak dapat memanfaatkan waktu
luang dan sulit membagi waktu belajar.

Dari hasil analisis permasalahan dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang


menyebabkan permasalahan dalam diri klien adalah sebagai berikut :

1. Faktor internal (dari dalam diri siswa / klien)

 Klien tidak bisa membagi waktu belajar dengan efisien 

2. Faktor Eksternal (dari orang lain / lingkungan)

 Asmara mempengaruhi semangat belajar


 Klien lebih tertarik dengan pelajaran Business English dibandingkan dengan PSP,
dimungkinkan hal ini juga bisa mempengaruhi kesulitan klien dalam belajar PSP.

3.4 Prognosis

Prognosis adalah suatu usaha untuk meramalkan yang akan terjadi pada klien jika
masalah yang dihadapinya tidak segera terselesaikan atau mendapat bantuan. Ramalan
ditetapkan berdasarkan permasalahan yang dihadapi klien. Tujuan dari prognosis adalah
untuk menentukan jenis bantuan yang akan diberikan kepada klien maupun teknik yang
digunakan untuk memberikan bantuan tersebut.

13
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi klien, maka kemungkinan-
kemungkinan yang akan terjadi pada diri klien apabila tidak segera memdapatkan
bantuan adalah sebagai berikut :

a. Jika klien tidak segera mendapatkan bantuan, maka klien tidak akan dapat belajar
dengan baik serta tidak dapat megatur waktunya dengan baik yang berdampak pada
menurunnya prestasi belajar. Dalam kondisi seperti ini, klien akan tertekan dengan
belajar di kelas, kemudian saat ujian akhir semester (UAS) di mana tingkat kesulitan
belajar semakin tinggi maka klien akan mengalami kejenuhan belajar.

b. Jika klien segera mendapatkan bantuan, maka klien akan lebih bersemangat dalam
belajar dan termotivasi untuk belajar sehingga klien dapat merubah sikap dan
tingakah lakunya serta meyebabkan prestasi klien akan meningkat sehingga dapat
membantu klien untuk perbaikan nilai.

c. Klien berani berpendapat dan aktif dikelas.

3.5 Treatment
Tahap pemberian bantuan ini merupakan langkah lanjutan setelah melakukan
prognosis. Tujuan dari tahap pemberian bantuan ini adalah untuk memberikan bantuan
kepada konseli agar dapat menyelesaikan masalah kesaulitan belajar sehingga dapat
mencapai hasil yang optimal dan penyesuaian yang baik.

Berdasarkan apa yang telah dijelaskan dalam diagnosis terdapat masalah yang telah
dihadapi oleh konseli diantaranya adalah klien merasa kurang bisa memanfaatkan waktu
dengan baik, dan klien merasa kesulitan dalam menemukan cara belajar / membagi waktu
belajar yang efektif dan efisien. Dengan adanya data seperti itu penulis perlu memberikan
bantuan yang berupa layanan atau bimbingan dalam mengatasi kesulitan belajar klien.

Pemberian bantuan yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:


1.      Konseling
 Memberikan motivasi kepada klien untuk lebih semangat belajar.

14
Untuk dapat meningkatkan prestasinya atau meningkatkan nilai yang diperoleh,
konseli diberikan motivasi agar lebih bersemanagat dalam belajar, tidak hanya pada saat
akan menghadapi ujian.
 Memberikan bimbingan belajar.
Untuk mengatsi kesulitan belajar pada pelajaran PSP, klien diberikan bimbingan
belajar khusus pada pelajaran tersebut.
2.      Membantu klien membuat jadwal belajar yang baik.
Klien dibantu dalam membuat jadwal belajar agar waktu luang dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan belajar, sehingga konseli dapat mengurangi kebiasaan
membuang waktu dengan sia-sia.
3.6 Follow-up

Follow up adalah suatu usaha untuk menindak lanjuti semua usaha yang di lakukan
sehingga bisa di ketahui tingkat keberhasilan atas usaha yang telah diberikan. Tingkat
keberhasilan pemberian bantuan dapat di lihat dari hasil observasi dan wawancara dengan
klien.

Dari hasil observasi, klien telah menyusun jadwal kegiatan sehari-hari baik
pelajaran maupun kegiatan pribadi dan belajar dengan teratur, tidak hanya pada saat
mendekati ujian. Akan tetapi karena waktu penelitian yang sedikit, sehinnga untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar secara signifikan pada materi ini belum bisa
diketahui karena belum sempat di adakan ujian terkait dengan pelajaran PSP. Untuk itu
selanjutnya diharapkan kepada guru mata pelajaan PSP untuk melanjutkan tindakan yang
telah di usahakan oleh penulis.

Karena follow up ini membutuhkan waktu yang lama, maka penulis berharap agar
perhatian kepada klien dapat dilanjutkan oleh pihak guru mata kuliah dan dosen wali dan
teman kelas yang nantinya dapat memberikan perhatian, bimbingan dan arahan kepada
klien.

15
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. KESIMPULAN

a. Dilihat dari jenisnya, kesulitan belajar yang dialami mahasiswa termasuk dalam jenis
sedang dan bersifat sementara. Kesulitan belajar ini dikategorikan sebagai learning
disabilities.
b. Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar yang dialami mahasiswa adalah Faktor internal:
Klien tidak bisa membagi waktu belajar dengan efisien, dan Faktor Eksternal: Asmara
mempengaruhi semangat belajar dan klien lebih tertarik dengan pelajaran Business
English dibandingkan dengan PSP.
c. Bantuan atau layanan yang diberikan untuk mengatasi kesulitan belajar mahasiswa adalah
dengan memberikan konseli berupa motivassi dan bimbingan belajar, dan membantu
klien membuat jadwal yang baik.

2. SARAN
a. Bagi subject agar dapat identifikasi diri dan menentukan arah untuk mengambil
keputusan sesuai dengan yang diharapkan.
b. Bagi orang tua agar memahami dan mngerti keberadaan serta kondisi anaknya.
c. Bagi guru mapela agar mengetahui prestasi dan kesulitan siswa dan dapat memberikan
pengarahan dan pembinaan terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar.

16
Daftar Pustaka

Faishal, Mirza. 2012. Studi Kasus.

Miftah, Ahmad. 2014. Studi Kasus.

Puput. 2013. Laporan Studi Kasus Siswa SMK

Rizqi, Yeziy. 2013. Laporan Studi Kasus Layanan Kesulitan Belajari Pada Mata Pelajaran
Bahasa Inggris Kelas X Di Sma Negeri 2 Malang.

17
18

Anda mungkin juga menyukai