PENDAHULUAN
Proses pembelajaran akan terlaksana dengan baik apabila guru mampu mengerti,
memahami, dan memperhatikan perbedaan-perbedaan siswa dalam hal kemampuan (ability),
kesiapan dan kematangan (maturity), dan kecepatan belajarnya. Ketidakmampuan guru
melihat dan memperhatikan perbedaan-perbedaan individu dalam kelas selama proses
pembelajaran banyak membawa kegagalan dalam proses pembelajaran. Keberhasilan
maupun kegagalan proses pembelajaran akan terlihat dalam bentuk prestasi belajar dan
perilaku siswa sebagai hasil belajar. Prestasi belajar yang baik menunjukkan adanya proses
belajar dan pembelajaran yang baik pula. Sebaliknya, proses belajar dan pembelajaran yang
kurang baik akan terlihat dari mayoritas prestasi belajar siswa yang kurang memuaskan
(Muhamad Irham dan Novan Ardy Wiyani, 2014: 67).
Proses pembelajaran yang tidak berjalan lancar akan menimbulkan kesulitan belajar.
Kesulitan belajar dapat diartikan kesukaran yang dialami siswa dalam menerima atau
menyerap pelajaran. Sukmadinata (2011, h.162) mengungkapkan, dalam setiap
pembelajarannya seorang guru dituntut untuk selalu membuat inovasi dalam bentuk media
pembelajaran agar senantiasa tercipta suasana belajar yang aktif, menyenangkan, dan dapat
meningkatkan hasil belajar.
Kesulitan belajar adalah suatu gejala yang tampak pada siswa yang ditandai dengan adanya
bentuk perilaku yang menyimpang atau hasil belajar rendah dibandingkan dengan prestasi yang
dicapai sebelumnya (Sabri, 2007: 89). Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh adanya
hambatanhambatan tertentu. Hambatan yang demikian umumnya berupa faktor internal dan faktor
eksternal (Ahmadi, 2013:78). Faktor internal berasal dari diri sendiri 3 meliputi minat, motivasi,
intelegensi dan kesehatan. Faktor eksternal berasal dari luar diri meliputi keluarga, guru dan sekolah.
Kesulitan belajar pada siswa dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Aunurrahman
(2008), Hakim (2008) dan Kartono (1985) ada dua faktor penyebab kesulitan belajar pada siswa,
yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi minat, perhatian, motivasi dan kebiasaan
belajar. Sedangkan faktor eksternal meliputi metode pembelajaran, media pembelajaran dan
sumber belajar
Kesulitan belajar (Learning Dificullty) adalah suatu kondisi dimana kompetensi atau prestasi
yang dicapai tidak sesuai dengan kriteria standar yang telah ditetapkan. Kondisi yang demikian
umumnya disebabkan oleh faktor biologis atau fisiologis, terutama berkenaan dengan fungsi
otak yang lazim disebut sebagai kesulitan dalam belajar spesifik, serta faktor psikologis yaitu
kesulitan belajar yang berkenaan dengan rendahnya motivasi dan minat belajar(Ahmadi, 2008).
Pada kegiatan pembelajaran di sekolah, ada peserta didik yang dapat menempuh kegiatan
belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun disisi lain tidak
sedikit pula peserta didik yang mengalami kesulitan dalam proses belajarnya. Kesulitan
belajar siswa ditunjukan oleh adanya hambatan-hambatan untuk mencapai hasil belajar, dan
dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat
menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada dibawah semestinya. Menurut Burton
yang dikutip oleh Abin Syamsuddin seseorang diduga mengalami masalah atau kesulitan
belajar, apabila peserta didik tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu,
dalam batas waktu tertentu5. Banyak hambatan yang menyebabkan kesulitan belajar pada
peserta didik. Hambatan-hambatan tersebut berupa tidak dapatnya mengingat, memahami,
mengaplikasikan, menganalisis, dan mencipta.
1. Kesulitan belajar adalah suatu gejala yang tampak pada siswa yang ditandai dengan
adanya bentuk perilaku yang menyimpang atau hasil belajar rendah dibandingkan
dengan prestasi yang dicapai sebelumnya (Sabri, 2007:89). Rendahnya hasil belajar
siswa disebabkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu. Hambatan yang demikian
umumnya berupa faktor internal dan faktor eksternal (Ahmadi, 2013:78). Faktor
internal berasal dari diri sendiri meliputi minat, motivasi, intelegensi dan kesehatan.
Faktor eksternal berasal dari luar diri meliputi keluarga, guru dan sekolah.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan adanya masalah,
yaitu:
1. Kesulitan belajar siswa dalam kemampuan kognitif pada materi protista.
2. Nilai siswa pada materi protista belum mencapai KKM yaitu 75.
3. Adanya faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa
2. Faktor–faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar dalam mempelajari materi protista
di kelas X SMA Negeri 1 Perbaungan Tahun Pembelajaran 2017/2018.
1. Djamarah (2011) menyatakan bahwa: “Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana anak
didik tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan, ataupun
gangguan dalam belajar.” Pada hakikatnya pembelajaran yang sesuai untuk kelompok siswa
yang mengalami kesulitan belajar adalah dengan mendapatkan perlakuan analisis kesulitan
belajar dan pelayanan remedial. Namun kenyataannya analisis kesulitan belajar dan
pelayanan remedial ini tidak dilakukan oleh guru. Analisis kesulitan belajar siswa merupakan
salah satu tugas guru dalam mengajar. Selain sebagai model yang dijadikan dasar dalam
rangka menyesuaikan program pembelajaran yang didasarkan atas individualitas siswa, juga
untuk menemukan anak yang memerlukan analisis yang lebih rinci tentang kesulitan belajar
mereka.
1. Menurut Mulyadi (2010: 6-7) kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi
dalam suatu proses belajar yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan tertentu
untuk mencapai hasil belajar. Hambatan-hambatan ini mungkin disadari dan mungkin
juga tidak disadari oleh orang yang mengalaminya. Hambatan yang terjadi dapat bersifat
sosiologis, psikologis, ataupun fisiologis dalam keseluruhan proses belajarnya. Gejala
kesulitan ini akan nampak dalam aspek-aspek kognitif, motoris, dan afektif, baik dalam
proses maupun hasil belajar yang dicapai.
2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Liza Yulia Sari (2013: 54)
penyebab sulitnya siswa dalam memahami materi biologi ditinjau dari segi siswa karena
siswa menganggap materi biologi bersifat hafalan, kemampuan berfikir dan motivasi
belajar rendah, kesiapan untuk belajar sangat kurang, dan tidak memiliki buku cetak.
Ahmadi, A dan Widodo, S. (2013). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Sabri, A. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya.
Muhamad Irham dan Novan Ardy Wiyani. (2014). Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi
dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta: Ar –Ruzz Media.
Aunurrahman. 2008. Belajar dan Pembelajaran Memadukan Teori-Teori Klasik dan Pandangan-
Pandangan Kontemporer. Bandung: Alfabeta.
Kartono. K. 1985. Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi. Jakarta: CV Rajawali.
1 Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), h. 38.
2 Mustaqim dan Abdul Wahib, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 62.
3 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran: teori dan konsep dasar, (Bandung:
Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya
kinerja akademik atau prestasi belajarnya, namun kesulitan belajar juga dapat dibuktikan
dengan munculnya kelainan perilaku (misbehavior) siswa seperti kesukaan bereriak-teriak di
dalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah, dan sering minggat dari
sekolah.
Secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua
macam, yaitu: Faktor intern siswa, yakni hal-hal atau keadaankeadaan yang berasal dari
dalam diri siswa sendiri dan faktor ekstern, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang
dari luar diri siswa. Kedua faktor ini meliputi aneka ragam hal dan keadaan.
a. Faktor internal
Faktor intern siswa meliputi gangguan atau kekurangmampuan psikofisik siswa,
yakni: (1) Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas
intelektual/intelegensi siswa; (2) Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperi labilnya
emosi dan sikap; (3) Yang bersifat psikomotorik (ranah karsa), antara lain seperti
terganggunya alat-alat indera penglihat dan pendengar (mata dan telinga).20
Faktor penyebab internal lainnya adalah perkembangan fisik dan kesehatan, yang
utamanya mencakup kemampuan melihat dan mengembangkan keterampilan, disamping juga
kemampuan beradaptasi secara individu. (a) Kesehatan: Kondisi fisik siswa secara umum
dapat mempengaruhi kemampuan mencapai suatu tujuan. Pencapaian hasil belajar, pada
dasarnya merupakan usaha yang hanya dapat dicapai melalui kerja keras, tekun, dan
dilakukan dengan komitmen tinggi. Kurang energi yang disebabkan kondisi fisik yang kurang
sehat, kurang sehatnya fisik seorang siswa dapat menyebabkan stamina cepat menurun, cepat
lelah sehingga usaha menguasai materi pembelajaran tidak tercapai secara maksimal. (b)
Problem penyesuaian diri: Faktor lain yang juga termasuk faktor internal siswa yaitu problem
penyesuaian diri. Walaupun permasalahan ini erat kaitannya dengan faktor eksternal,
misalnya siswa lain, atau masyarakat disekitar, namun sumber utama adalah berasal dari
dalam diri siswa. Siswa yang memiliki gangguan emosional, pada umumnya juga memiliki
kesulitan dalam belajar. 21
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal siswa diantaranya lingkungan disekitar siswa, seperti teman
pergaulan di luar sekolah, kondisi orang tua siswa, dan juga kegiatan siswa diluar sekolah.
Faktor keluarga, keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama,
tetapi dapat juga sebagai faktor penyebab kesulitan belajar,misalnya: (a) Faktor orang tua; (1)
Cara mendidik anak, orang tua yang tidak atau kurang memperhatikan pendidikan anak-
anaknya, mungkin acuh tak acuh, tidak memperhatian kemajuan belajar anak-anaknya akan
menjadi penyebab kesulitan belajar; (2) Hubungan orang tua dan anak, yang dimaksud
hubungan adalah kasih sayang penuh perhatian atau kebencian, sikap keras, acuh tak acuh,
memanjakan dan lain-lain. Kasih sayang dari orang tua dapat berupa meluangkan waktu
untuk berkomunikasi dengan anak-anaknya; (3) Contoh atau bimbingan dari orang tua, orang
tua merupakan contoh terdekat dari anak-anaknya. Segala yang diperbuat orang tua tanpa
disadari akan ditiru oleh anak-anaknya.22
Faktor keluarga selanjutnya yaitu: (b) Suasana rumah atau keluarga, suasana rumah
yang sangat ramai atau gaduh tidak memungkinkan anak dapat belajar dengan baik. Anak
akan terganggu konsentrasinya. Untuk itu hendaknya suasana rumah selalu dibuat
menyenangkan, tentram, damai, harmonis, agar anak betah dirumah. Keadaan ini akan
menguntungkan bagi kemajuan belajar anak. Faktor terakhir dari keluarga adalah keadaan
ekonomi keluarga, keadaan ekonomi digolongkan dalam: (1) Keadaan yang kurang atau
miskin akan menimbulkan kurangnya alat-alat belajar, kurangnya biaya yang disediakan
orang tua, tidak mempunyai tempat belajar yang baik; (2) ekonomi yang berlebihan (kaya)
keadaan ini sebaliknya dari keadaan yang pertama dimana ekonomi keluarga melimpah ruah.
Mereka akan menjadi segan belajar karena terlalu banyak bersenang-senang. Keadaan seperti
ini akan dapat menghambat kemajuan belajar.23
Jamur lendir (Myxomycota) menghasilkan sel-sel yang hidup bebas pada sebagian siklus
hidupnya. Sel-sel yang hidup bebas ini disebut amoeboid karena berbentuk seperti Amoeba.
Jamur lendir merupakan predator fagosit yang dapat menelan bakteri, hama, spora, dan
berbagai komponen organik. Contoh jamur lendir adalah Dictyostelium discoideum.
1. Alat Gerak Kaki semu Rambut getar Bulu cambuk Tidak punya
(pseudopodia)
2. Habitat Air laut, air Air tawar dan Air laut, air Hidup sebagai
tawar, parasit tempat yang tawar, parasit di parasit pada sel
di tubuh hewan lembab hewan/manusia darah
manusia/hewan
Rhodophyta disebut juga dengan ganggang merah karena pigmen dominan fikobilin
jenis fikoeritrin. Sebagian besar Rhodophyta adalah multiseluler dan hidup di laut dalam.
Reproduksi aseksual Rhodophyta dengan spora dan seksual dengan oogami, anisogami, dan
isogami.
Untuk lebih jelas, dibawah ini akan diuraikan prosedur penelitian dalam bentuk
bagan/skema yang terdapat pada gambar 3.1 sebagai berikut:
Memberikan
Persiapan Tes Angket
Perlengkapan kepada Siswa
Penelitian
Menyusun Kisi-kisi Tes Mengoreksi dan
dan Angket Menganalisis Hasil
Tes dan Angket