E. Peran Bimbingan Penyuluhan atau Konseling terhadap Masalah yang Terjadi Pada
Peserta didik : Sekolah, Pribadi dan Sosial
Keberadaan bimbingan dan penyuluhan berperan untuk membantu siswa/WB yang
mengalami kesulitan dalam berbagai hal terutama masalah kesulitan belajar harus senantiasa
mendapat perhatian yang serius agar kesulitan belajar agar dapat segera teratasi. Bimbingan
dan penyuluhan keberadaannya semakin dibutuhkan dalam dunia pendidikan merupakan suatu
badan yang mempunyai fungsi esensial, dengan kata lain bimbingan dan penyuluhan
mempunyai peran dalam mencarikan jalan keluar dari setiap kesulitan yang dihadapi siswa/WB
dalam proses belajar mengajar.
Selain itu, bimbingan dan penyuluhan juga berfungsi untuk membantu kelancaran
pendidikan dan pengajaran. Hal tersebut selaras dengan Athur J. Jhon dan Herold C. Hand
dalam bukunya karyanya “Guidance in Purpose Living” bahwa antara bimbingan dan
pendidikan tak dapat dipisahkan dalam proses terutama yang berkaitan dengan upaya
membantu anak didik menemukan atau memenuhi kebutuhan, kebutuhan hidupnya sesuai
dengan kemampuannya, juga dalam upaya mengembangkan tujuan, tujuan hidupnya,
merumuskan rencana kegiatan dalam rangka mencapai tujuan hidupnya, serta dalam
merealisasikan proses tersebut.
Jika kita kerucutkan secara gamblang masalah-masalah yang terjadi pada peserta didik
atau warga belajar baik di sekolah, pribadi maupun sosialnya dapat dijadikan oleh bimbingan
penyuluhan sebagai bahan masukan untuk pelayanan bimbingan karir. Karena pada dasarnya
setiap individu yang menempuh dan melanjutkan pendidikannya bertujuan untuk mewujudkan
karir yang diinginkannya. Kemudian yang paling utama adalah sebagai bahan masukan oleh
bimbingan penyuluhan maupun bimbingan konseling dalam membantu peserta didik atau
warga belajar mengentaskan masalah yang dihadapi dalam perencanaan karirnya.
Adapun acuan yang memungkinkan untuk diberikan pada peserta didik maupun warga
belajar, pada penilaian diri peserta didik serta warga belajar untuk perencanaan karir meliputi
indikator menilai minat, kemampuan diri, dan kepribadian peserta didik/warga belajar untuk
merencanakan karir yang sesuai, untuk penilaian diri ini dapat diberikan pelayanan bimbingan
karir meliputi layanan;
1. Informasi, seperti layanan, informasi mengenai bakat kemampuan,
2. Konseling/penyuluhan perorangan, untuk mengentaskan permasalahan perencanaan
karir peserta didik/warga belajar secara perorangan, dan
3. Konseling/penyuluhan kelompok, untuk mengentaskan permasalahan perencanaan karir
peserta didik secara kelompok.
Tujuan pemberian layanan bimbingan ialah agar individual dapat:
1. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannyan
dimasa mendatang,
2. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin,
3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta
lingkungan kerjanya,
4. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan
lingkungan pendidikan masyarakat maupun lingkungan kerja.
Dengan demikian, bimbingan dan penyuluhan bertujuan untuk membantu peserta
didik/warga belajar agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangannya yang meliputi aspek
pribadi-sosial belajar (akademik) dan karir. Adapun tujuan bimbingan dan konseling yang
terkait dengan aspek akademik belajar adalah sebagai berikut:
1. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan memabca buku,
disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif
mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
2. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
3. Memliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan membaca
buku, menggunakan kamus, mencatat pelaajran, dan mempersiapkan diri menghadapi
ujian.
4. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti
membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam
memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai
hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
5. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian
Syahada, N. L., Wulandari, I., & Setyawan, A. (2022). PROBLEMATIKA PESERTA DIDIK
DALAM PEMBELAJARAN DAN ALTERNATIF SOLUSI PADA PESERTA DIDIK
DI SDN KOWEL 3. Jurnal Pembelajaran dan Pengembangan Matematika, 2(2), 224-
236.
Permadi, N. E. (2016). Masalah-masalah yang dihadapi peserta didik dalam perencanaan karir
dan implikasinya terhadap pelayanan bimbingan karir. Jurnal Penelitian Bimbingan
dan Konseling, 1(2).
Nofita, N. A. (2013). Hambatan–hambatan warga belajar dalam proses pembelajaran program
paket c di Kecamatan Pancung soal Kabupaten Pesisir Selatan. SPEKTRUM: Jurnal
Pendidikan Luar Sekolah (PLS), 1(1), 144-160.
Rakhmawati, L., & Purwasih, G. D. (2018). Peranan Bimbingan dan Penyuluhan dalam
Menanggulangi Kesulitan Belajar Siswa. MODELING: Jurnal Program Studi
PGMI, 5(1), 39-56.
Imanuel, S. A., Metah, M., & Yohanes, B. M. (2019). Kecerdasan Emosional Peserta Didik
Sekolah Dasar. Profesi Pendidikan Dasar.
Mahaly, S. (2021). Efektivitas Pelaksanaan Layanan Bimbingan Pribadi Oleh Guru Bimbingan
Konseling. Al-Ittizaan: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 4(1), 1-5.
Firosad, A. M. (2019). Peran guru bimbingan dan konseling mengatasi masalah kedisiplinan
siswa. Jurnal Al-Taujih: Bingkai Bimbingan Dan Konseling Islami, 5(1), 49-61.
Rahmi, S. (2021). Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial. Syiah Kuala University Press.
Kurniasih, N. F., & Ikhsan, F. K. (2019). Masalah Sosial Anak Usia Dasar. At-Ta'lim: Media
Informasi Pendidikan Islam, 18(1), 111-136.