Anda di halaman 1dari 14

ARTIKEL ILMIAH

IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR


SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 5 KOTA JAMBI

Oleh:
LIS HANDRIYANI
ERA 1D009050

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014
IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR
SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 5 KOTA JAMBI

Oleh:
LIS HANDRIYANI
ERA1D009050

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014

ABSTRAK

Kesulitan belajar adalah kondisi proses belajar yang ditandai dengan adanya
hambatan-hambatan untuk mencapai hasil belajar. Faktor-faktor penyebab kesulitan
belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
kesulitan siswa dalam belajar siswa yaitu faktor internal yaitu faktor penyebab kesulitan
belajar siswa yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor eksternal yaitu merupakan
faktor penyebab kesulitan belajar siswa di SMP Negeri 5 kota Jambi ada ditemui siswa
yang memiliki kesulitan dalam belajar hal ini dilihat dari prestasi belajar siswa yang
rendah. Faktor penyebab kesulitan mereka dalam proses belajar adalah dikarenakan
kurangnya intelegensi siswa, kurangnya perhatian siswa saat belajar, kurangnya
pemahaman terhadap apa yang dijelaskan oleh guru, kesulitan pada suatu materi
pelajaran, hilangnya mood belajar karena memiliki masalah pribadi dan sulit
berkonsentrasi sehingga mengakibatkan kesulitan dalam belajar.
Penelitian ini diarahkan pada faktor penyebab kesulitan belajar siswa yang
berasal dari faktor internal (faktor kongnitif, afektif dan psikomotor) dan faktor
eksternal yang meliputi faktor keluarga, sekolah dan sosial. Adapun yang menjadi
sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang memiliki prestasi belajar yang
rendah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk megidentifikasi proporsi faktor-faktor
penyebab kesulitan belajar kelas VIII di SMP Negeri 5 kota Jambi. Adapun metode
penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif yaitu memberikan
gambaran tentang faktor-faktor penyebab kesulitan belajar kelas VIII di SMP Negeri 5
kota jambi, dengan jumlah sampel sebanyak 119 siswa.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa Proporsi faktor internal penyebab
kesulitan belajar siswa “sebagian besar ”(70.59%) dikarenakan faktor kongnitif,
proporsi faktor internal penyebab kesulitan belajar siswa “sebagian besar” (66.03%)
dikarenakan faktor afektif, Proporsi faktor internal penyebab kesulitan belajar siswa
“sebagian kecil” (36.37%) dikarenakan faktor psikomotor, proporsi faktor eksternal
penyebab kesulitan belajar siswa “sebagian kecil” (30.81%) dikarenakan faktor
lingkungan keluarga, Proporsi faktor eksternal penyebab kesulitan belajar siswa
“sebagian” (55.34%) dikarenakan faktor lingkungan sekolah, Proporsi faktor eksternal
penyebab kesulitan belajar siswa “sebagian” (42.02%) dikarenakan faktor lingkungan
sosial.
Hasil penelitian ini memberikan masukan kepada sekolah untuk lebih
meningkatkan pengawasan dan mutu pendidikan sehingga tidak ditemui lagi siswa yang
mengalami kesulitan dalam belajar matematika dan sebagai bahan kajian dalam
melaksankan proses belajar mengajar. Kepada guru pembimbing Sebagai bahan
pertimbangan untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling berupa pemberian
layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar, kepada guru mata pelajaran sebagai
bahan pertimbangan untuk meningkatkan kreatifitas dalam belajar dan menggunakan
metode belajar yang lebih menarik sehingga siswa tidak bosan dalam belajar. Dan bagi
siswa Agar siswa mendapat gambaran informasi tentang kesulitan belajar yang
dialaminya dan agar siswa lebih konsenterasi dan lebih giat dalam belajar agar tidak
terjadi lagi penurunan terhadap prestasi belajar.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan bukanlah suatu proses perkembangan aspek intelektual belaka.
Melainkan proses perkembangan seluruh aspek kepribadian anak, secara wajar dan
optimal. Jadi dalam proses pendidikan khususnya pelaksanaan pendidikan Sekolah
Menengah Pertama dalam prakteknya lebih banyak dilaksanakan dalam bentuk
proses pembelajaran. Diharapkan tidak hanya terfokus pada penguasaan materi
belajar saja. Secara intelektual melainkan juga harus disertai dengan perkembangan
aspek lain.
Menurut Ahmadi & Supriyono (2003:104) “Dalam proses belajar-mengajar,
guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberikan fasilitas
belajar bagi murid-murid untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab
untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses
perkembangan anak. Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu
dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam
segala fase dan proses perkembangan anak”.
Menurut James O. Whittaker “belajar dapat didefinisikan sebagai proses
dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman”
(Ahmadi & Supriyono,2003:104).
Aktivitas belajar bagi setiap individu tidak selamanya dapat berlangsung
secara wajar, keadaan tersebut dipengaruhi oleh cepat lambatnya daya tangkap
seseorang terhadap suatu pelajaran dan cepat daya tangkap dipengaruhi oleh
konsentrasi. Ada banyak hambatan-hambatan untuk mencapai tujuan belajar yang
sering kita jumpai dalam aktivitas sehari-hari yang disebut kesulitan belajar.
Kesulitan belajar adalah suatu ketidakmampuan nyata pada orang-orang
yang mempunyai intelegensi rata-rata hingga superior tetap belajarnya kurang baik,
kurang memuaskan. Kesulitan belajar (learning difficulty) tidak hanya menimpa
siswa berkemampuan rendah saja, tetapi juga dialami oleh siswa yang
berkemampuan tinggi. Selain itu, kesulitan belajar juga dapat dialami oleh siswa
yang berkemampuan rata-rata (normal) disebabkan oleh faktor-faktor tertentu yang
menghambat tercapainya kinerja akademik sesuai dengan harapan.
Kesulitan belajar tidak hanya disebabkan karena intelegensi yang rendah,
tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non intelegensi (Abu Ahmadi dan
Widodo Supriyono, 2004).
Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam diri siswa (internal) maupun
dari luar diri siswa (eksternal). Faktor internal yang dapat menyebabkan kesulitan
belajar di antaranya karena faktor kesehatan, cacat tubuh, intelegensi, bakat, minat,
kesehatan mental, dan tipe khusus belajar. Sedangkan faktor eksternal di antaranya
karena pengaruh lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Kesulitan belajar juga dialami oleh siswa SMP Negeri 5 Kota Jambi.
Berdasarkan pengamatan penulis pada saat melaksanakan PPL Bimbingan dan
Konseling di SMP 5, banyak ditemui siswa yang mengalami kesulitan belajar,
bahkan sering guru mata pelajaran menyerahkan anak ke guru Bimbingan dan
Konseling untuk membantu menyelesaikan permasalahan anak yang sering malas
belajar, tidak mengerjakan tugas. Berdasarkan wawancara lebih lanjut dengan guru
mata pelajaran diperoleh informasi bahwa banyak siswa yang nilainya tidak
memenuhi KKM dikarenakan siswa tersebut mengalami kesulitan dalam belajar
disebabkan siswa tidak fokus atau konsenterasi saat belajar, siswa malas
mengerjakan tugas dan pada saat ujian semester nilai siswa tersebut tidak memenuhi
standar yang telah ditetapkan. Berdasarkan wawancara dengan 10 orang siswa yang
mengalami kesulitan belajar, 2 orang siswa menyatakan bahwa ia mengalami
kesulitan belajar dikarenakan siswa tersebut kurang mampu menerima materi
pelajaran, 3 siswa kurang mampu dalam pelajaran hitung-hitungan, 3 orang siswa
menyatakan malas mengerjakan tugas dikarenakan tidak mengerti dengan tugas yang
diberikan dan siswa lainnya menyatakan pelajaran yang disampaikan membosankan,
saat guru menerangkan mengantuk.
Berdasarkan fenomena tersebut diatas agar permasalahan tersebut dapat
segera diatasi baik oleh guru mata pelajaran dalam mengambil langkah konkrit
untuk melakukan inovasi pembelajaran sesuai permasalahan yang siswa hadapi dan
bagi guru bimbingan dan konseling agar dapat memilih strategi bimbingan belajar
yang akan cocok untuk pengentasan permasalahan siswa tersebut, maka penulis
tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Identifikasi Faktor Penyebab
Kesulitan Belajar Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 5 Kota Jambi”.
B. Batasan Masalah
Melihat luasnya cakupan dari penelitian ini, maka penulis mencoba untuk
melakukan pembatasan dalam rumusan masalah penelitian. Adapun batasan variabel
yang diteliti yaitu :
a. Penyebab kesulitan belajar dilihat dari faktor internal yang meliputi faktor
kongnitif, faktor afektif dan faktor Psikomotor
b. Penyebab kesulitan belajar dilihat dari faktor eksternal yang meliputi faktor
lingkungan keluarga, lingkungan di sekolah dan lingkungan masyarakat
c. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa yang mengalami kesulitan
belajar atau siswa yang prestasi belajarnya rendah.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah proforsi faktor penyebab kesulitan belajar siswa kelas VIII
dilihat dari faktor internal yang berasal dari kongnitif siswa
2. Bagaimanakah proforsi faktor penyebab kesulitan belajar siswa kelas VIII
dilihat dari faktor internal yang berasal dari Afektif siswa
3. Bagaimanakah proforsi faktor penyebab kesulitan belajar siswa kelas VIII
dilihat dari faktor internal yang berasal dari Psikomotor siswa
4. Bagaimanakah proforsi faktor penyebab kesulitan belajar siswa kelas VIII
dilihat dari faktor eksternal yang berasal dari lingkungan keluarga
5. Bagaimanakah proforsi faktor penyebab kesulitan belajar siswa kelas VIII
dilihat dari faktor eksternal yang berasal dari lingkungan sekolah
6. Bagaimanakah proforsi faktor penyebab kesulitan belajar siswa kelas VIII
dilihat dari faktor eksternal yang berasal dari lingkungan masyarakat
D. Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi proforsi faktor penyebab kesulitan belajar siswa kelas VIII
dilihat dari faktor internal yang berasal dari kongnitif siswa
2. Mengidentifikasi proforsi faktor penyebab kesulitan belajar siswa kelas VIII
dilihat dari faktor internal yang berasal dari Afektif siswa
3. Mengidentifikasi proforsi faktor penyebab kesulitan belajar siswa kelas VIII
dilihat dari faktor internal yang berasal dari Psikomotor siswa
4. Mengidentifikasi proforsi faktor penyebab kesulitan belajar siswa kelas VIII
dilihat dari faktor eksternal yang berasal dari lingkungan keluarga
5. Mengidentifikasi proforsi faktor penyebab kesulitan belajar siswa kelas VIII
dilihat dari faktor eksternal yang berasal dari lingkungan sekolah
6. Mengidentifikasi proforsi faktor penyebab kesulitan belajar siswa kelas VIII
dilihat dari faktor eksternal yang berasal dari lingkungan masyarakat
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru Pembimbing
Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan strategi dalam
pemberian bimbingan belajar dan dalam menentukan layanan bimbingan dan
konseling
2. Bagi Guru Mata Pelajaran
Sebagai langkah konkrit untuk melakukan inovasi pembelajaran sesuai
permasalahan yang siswa hadapi dan dalam proses belajar mtematika
menggunakan metode belajar yang lebih menarik dan mudah dipahami oleh
siswa.
3. Bagi Orang Tua Siswa
Memberikan masukan pada orang tua agar meningkatkan perhatian dan
pengawasan kepada anak untuk belajar lebih giat lagi, baik disekolah maupun di
rumah, dan membimbing saat anak belajar di rumah.
4. Bagi Siswa
Agar siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika lebih
konsenterasi dan lebih giat dalam belajar agar tidak terjadi lagi penurunan
terhadap prestasi belajar.
F. Anggapan Dasar
Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis mengemukakan asumsi
sebagai berikut:
1. Bahwa setiap siswa memiliki faktor penyebab kesulitan belajar yang berbeda-
beda
2. Bahwa setiap siswa memiliki tingkat pemahaman yang berbeda-beda dalam
menerima materi pelajaran yang diberikan guru
3. Salah satu penyebab turunnya prestasi belajar disebabkan karena siswa
mengalami kesulitan dalam belajar
G. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan yang timbul dari penelitian ini adalah:
1. Pada proforsi manakah faktor penyebab kesulitan belajar siswa kelas VIII dilihat
dari faktor internal yang berasal dari kongnitif siswa
2. Pada proforsi manakah faktor penyebab kesulitan belajar siswa kelas VIII dilihat
dari faktor internal yang berasal dari Afektif siswa
3. Pada proforsi manakah faktor penyebab kesulitan belajar siswa kelas VIII dilihat
dari faktor internal yang berasal dari Psikomotor siswa
4. Pada proforsi manakah faktor penyebab kesulitan belajar siswa kelas VIII dilihat
dari faktor eksternal yang berasal dari lingkungan keluarga
5. Pada proforsi manakah faktor penyebab kesulitan belajar siswa kelas VIII dilihat
dari faktor eksternal yang berasal dari lingkungan sekolah
6. Pada proforsi manakah faktor penyebab kesulitan belajar siswa kelas VIII dilihat
dari faktor eksternal yang berasal dari lingkungan masyarakat
H. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah upaya menentukan,
mengenali untuk menemukan faktor-faktor yang diperkirakan sebagai penyebab
kesulitan belajar pada siswa di SMP Negeri 05 Kota Jambi
2. Kesulitan belajar adalah kondisi proses belajar yang ditandai dengan adanya
hambatan-hambatan untuk mencapai hasil belajar. Menurut Hammil (dalam
Subini, 2011:14) salah satu bentuk kesulitan belajar adalah berhitung. kesulitan
berhitung atau metematika (dyscalculia learning) merupakan suatu gangguan
perkembangan kemampuan aritmatika atau keterampilan matematika yang jelas
mempengaruhi pencapaian prestasi akademika atau mempengaruhi kehidupan
sehari-hari anak.
3. Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan siswa dalam belajar siswa
yang meliputi sebagai berikut:
d. Faktor internal yaitu faktor penyebab kesulitan belajar siswa yang berasal dari
dalam diri siswa yang meliputi faktor kongnitif, faktor afektif dan faktor
Psikomotor
e. Faktor eksternal yaitu merupakan faktor penyebab kesulitan belajar siswa
yang berasal dari luar diri siswa yang meliputi faktor lingkungan keluarga,
lingkungan di sekolah dan lingkungan masyarakat

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Identifikasi
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2002) identifikasi adalah penetapan
atau penentuan orang atau sesuatu. Adapun tujuan dari identifikasi adalah
memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai landasan dalam menyusun
program intervensi yang diharapkan dapat mencegah masalah di sekolah. Adapun
identifikasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah upaya untuk menemukan dan
menentukan faktor-faktor yang diperkirakan sebagai penyebab kesulitan belajar
siswa.
B. Belajar
1. Pengertian Belajar
Menurut Cronbach (dalam Sumardi, 2008;231) belajar yang sebaik-
baiknya adalah dengan mengalami, dan dalam mengalami itu si pelajar
menggunakan pancainderanya. Sedangkan James O. Whittaker (dalam Wasty
Soemanto, 2006;104) mengemukakan belajar adalah suatu proses yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Slameto (2010:22) bahwa belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Secara sederhana dari pengertian belajar sebagaimana
yang dikemukakan oleh pendapat di atas, dapat diambil suatu pemahaman
tentang hakekat dari aktivitas belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam
diri individu.
2. Jenis-Jenis Belajar
Menurut Rogers dalam Dimyati (2010;36), ada beberapa jenis-jenis
dalam belajar diantaranya sebagai berikut:
a. Belajar Bagian (Part learning, fractioned learning)
b. Belajar dengan wawasan (Learning by insight)
c. Belajar Diskriminatif (Discriminatif learning)
d. Belajar global / keseluruhan (global whole learning)
e. Belajar Insidental (incidental learning)
f. Belajar istrumental (instrumental learning)
g. Belajar intensional (intentional learning)
h. Belajar laten (latent learning)
i. Belajar mental (mental learning)
j. Belajar produktif (productive learning)
k. Belajar verbal (verbal learning)
C. Kesulitan Belajar
1. Pengertian Kesulitan Belajar
Menurut Abdurrahman (2003;253) kesulitan belajar dapat diartikan
sebagai suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya
hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan-hambatan
itu dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis dalam keseluruhan
proses belajarnya.
Kesulitan belajar adalah kondisi proses belajar yang ditandai hambatan-
hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar (Ahmadi,2001:68). Kesulitan
dalam belajar adalah suatu kondisi dimana kompetensi atau prestasi yang
dicapai tidak sesuai dengan kriteria standar yang telah ditetapkan
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah belajar
Menurut Sardiman (2010 : 76), faktor-faktor yang
mempengaruhi kesulitan belajar ada dua, yaitu :
a. Faktor intern
Faktor intern adalah faktor yang ada di dalam individu yang
sedang belajar. Faktor intern dibagi menjadi beberapa faktor, yaitu :
1) Kongnitif yang meliputi
a) Inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif
b) Tingkat kecerdasan rendah.
2) Afektif, yang terdiri dari sikap dan emosi
3) Psikologi
a) Mempunyai penyakit yang sifatnya menahun yang
dapat menghambat usaha-usaha belajar secara optimal.
b) Kelemahan pada unsur pancaindera (misalnya mata/telinga
yang tidak sempurna/cacat) yang dapat mengganggu interaksi
dalam proses pembelajaran
b. Faktor ekstern
Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Fakekstern
dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu :
a. Faktor Keluarga, yang meliputi:
1) cara orang tua mendidik
2) suasana rumah
3) keadaan ekonomi keluarga,
4) Ketrentaman dan keamanan sosio-psikologis.
b. Faktor Sekolah, yang meliputi:
1) Kurikulum yang seragam, buku sumber yang tidak sesuai dengan
tingkat kematangan dan perbedaan individu.
2) Relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa.
3) Ketidaksesuaian sistem pengajaran
4) disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di
atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
c. Masyarakat, yang meliputi:
1) kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan
bentuk kehidupan masyarakat.

3. Klasifikasi kesulitan belajar


Menururt Kirk dan Gallagher dalam Sardiman (2012:87) menjelaskan
bahwa kesulitan belajar dibedakan dalam kategori, yaitu :
a. Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan (developmental
learning disabilities).
b. Kesulitan belajar akademik
4. Karakteristik anak berkesulitan belajar matematika
Menurut Lemer dalam Mulyono (2004;259) ada beberapa karakterisitik anak
berkesulitan belajar matematika yaitu:
a. Gangguan hubungan keruangan
b. Abnormalitas persepsi
c. Asosiasi visual motor
d. Perseverasi
e. Kesulitan mengenal dan memahami simbol
f. Gangguan penghayatan tubuh
g. Kesulitan dalam bahasa dan membaca
h. Skor PIQ (Performance Intelegence Quoutien) dari skor VIQ
(Verbal Intelegence Quountien)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif atau berupaya memberikan gambaran
lapangan sebagaimana adanya dengan menganalisis data-data lapangan. Data yang
diperoleh dianalisis dengan menggunakan persentase, sehingga dapat diperoleh
informasi yang berguna bagi dunia pendidikan. (Sutja. A dkk (2014:86).
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yaitu
mengambarkan secara detail tentang identifikasi faktor penyebab kesulitan belajar
siswa kelas VIII di SMP Negeri 5 Kota jambi.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sutja dkk (2014;87) populasi adalah merupakan lingkup,
wilayah, atau tempat keberadaan dari karakteristik subjek yang diteliti dan yang
akan disimpulkan nantinya.
Populasi dalam penelitian ini adalah kesulitan belajar siswa kelas VIII di
SMP Negeri 5 kota Jambi. Anggota populasi adalah keseluruhan siswa siswi
kelas VIII SMP Negeri 5 Kota jambi yang terdaftar pada Cawu 2 tahun pelajaran
2012/2013 yang mengalami kesulitan belajar yang ditandai dengan penurunan
prestasi belajar. Jumlah anggota populasi adalah 119 siswa yang terbagi dalam 9
kelas.
2. Sampel
Sampel adalah wakil representatif yang terpilih dari populasi untuk
dijadikan sumber data atau responden (Sutja, 2014;87). Bila jumlah populasi
besar maka peneliti dapat mengambil sampel. Pengambilan sampel bukanlah
mengurangi arti penelitian, karena sampel adalah wakil representatif dari
populasi. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah
populasi dijadikan sampel yaitu 119 responden

C. Jenis dan Sumber data


a. Data primer
Menurut Sutja A, dkk (2014;100) data primer adalah data yang diambil
langsung oleh peneliti dari sumbernya atau responden. Data diperoleh melalui
pengamatan, wawancara dengan responden menggunakan angket untuk
mendapatkan informasi tentang identifikasi faktor penyebab kesulitan belajar.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung dari
sumber datanya, menggunakan orang lain sebagai responden atau sumber data
atau mengambil data yang tersimpan dalam bentuk dokumen (Sutja, 2014;100).
Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumen yang berupa niali
raport semester 1 TA 2013 s/d 2014 dan data pendukung lainnya yang
merupakan data penunjang penelitian yang diperoleh dari SMP Negeri 5 Kota
Jambi.

D. Teknik Pengumpulan Data


Alat pengumpulan data adalah berupa angket yang dikembangkan
berdasarkan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Pengembangan kisi-kisi angket.
Pembuatan kisi-kisi angket adalah cara menetapkan variable penelitian,
indikator, variable dan merumuskan diskriptor berdasarkan indikator
2. Penetapan option dan skala jawaban.
Penetapan option dan skala jawaban menggunakan skala dua jawaban
yaitu “Ya” dan “Tidak” dengan nilai point (0-1).
Keterangan untuk pertanyaan negative yang menjawab “Ya” diberi skor
“0”, dan yang menjawab “Tidak” diberi skor “1”. Sedangkan untuk pertanyaan
positif responden yang menjawab “Ya” diberi skor “1” dan yang menjawab
“Tidak” di beri skor “0”
3. Pengembangan angket
Sebelum angket disebarkan pada sampel, terlebih dahulu di uji kelayakan
dengan meminta pertimbangan tim ahli (judgment) UPBK FKIP Universitas
Jambi, yang selanjutnya disahkan untuk menjadi angket penelitian.
E. Teknik Analistis Data
Penelitian ini memerlukan instrument yang digunakan untuk
mengungkapkan keterangan atau data yang diperlukan dengan tujuan penelitian ini,
yaitu menganalisis jawaban responden yang menjawab “Ya” atau “Tidak”.
Kemudian baru dianalisi dengan menggunakan rumus persentase

Menurut Sutja (2014:131) untuk menafsirkan hasil dengan tafsiran diatas


belum cermat dan menyimpan kelemahan karena tidak menempatkan hasil
dalam pproporsi lapangan yang terjadi. Untuk menjadikan tafsiran porsentase
lebih cermat dapat dilakukan melalui Kontinum Interval Normatif (KIN).
Adapun langkah menbuat KIN adalah dengan menetapkan banyaknya kelas
interval
Tabel 3.5 Penentuan Kelas Interval
No Kualitas Rentang Batas Titik Interval Kelas
Nt – (pi-1) interval
2 Sebagian Besar 22 82 - (22-1) = 61 61 – 82
3 Sebagian 22 60 – (22-1) = 39 39 – 60
4 Sebagian Kecil 22 38 – (22-1) = 17 38 – 17

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Adapun pembahasan hasil penelitian tentang penyebab kesulitan belajar siswa
kelas VIII di SMP Negeri 05 Kota Jambi adalah sebagai berikut:
1. Pembahasan tentang faktor penyebab kesulitan belajar siswa kelas VIII
yang berasal dari faktor internal atau diri sendiri.
Berdasarkan hasil pengolahan data diatas diketahui bahwa faktor
penyebab kesulitan belajar siswa Kota Jambi sebagian besar siswa (60.13%)
berasal dari faktor dalam diri siswa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesulitan belajar dikarenakan
kurangnya intelegensi siswa, kurangnya perhatian siswa, sikap dan emosi siswa.
Hasil penelitian diatas sesuai dengan pendapat Tu’u (2004;56) yang
menyatakan aktivitas belajar bagi setiap individu tidak selamanya dapat
berlangsung secara wajar, keadaan tersebut dipengaruhi oleh cepat lambatnya
daya tangkap seseorang terhadap suatu pelajaran dan cepat daya tangkap
dipengaruhi oleh konsentrasi.
Pendapat Mulyono (2003) menyatakan bahwa dalam melakukan kegiatan
belajar tidak senantiasa berhasil, seringkali ada hal-hal yang mengakibatkan
timbulnya kegagalan atau kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Terjadinya
kesulitan belajar dikarenakan siswa tidak mampu mengaitkan antara
pengetahuan baru dengan pengetahuan lamanya sehingga menimbulkan
ketidakpahaman atau ketidakjelasan terhadap suatu pelajaran, kurangnya
perhatian siswa terhadap mata pelajaran membuat siswa sulit memahami materi
yang disampaikan.
Demikian pula halnya mata pelajaran matematika gejala kesulitan belajar
akan tampak di antaranya ketika siswa tidak mampu lagi berkonsentrasi,
sebagian besar siswa memperoleh nilai yang rendah, siswa menunjukan
kelesuan, dan sebagian besar siswa tidak menguasai bahan yang telah guru
sampaikan (Tu’u 2004;60)
Kesulitan belajar ialah suatu keadaan dimana anak didik tidak dapat
menyerap pelajaran dengan sebagaimana mestinya. Dengan kata lain ia
mengalami kesulitan untuk menyerap pelajaran tersebut, baik kesulitan itu
datang dari dirinya sendiri, dari sekitarnya ataupun karena faktor-faktor lain
yang menjadi pemicunya. Dalam hal ini, kesulitan belajar ini akan membawa
pengaruh negatif terhadap hasil belajarnya. Jika kadang kita beranggapan bahwa
hasil belajar yang baik itu diperoleh oleh anak didik yang memiliki inteligensi di
atas rata-rata, namun sebenarnya terkadang bukan inteligensi yang menjadi satu-
satunya tolak ukur prestasi belajar. Justru terkadang kesulitan belajar ini juga
turut berperan dalam mempengaruhi hasil belajar anak didik (Slameto,2010;72).

2. Pembahasan tentang faktor penyebab kesulitan belajar siswa kelas VIII


yang berasal dari faktor eksternal atau dari lingkungan.

Berdasarkan hasil pengolahan data diatas diketahui bahwa faktor


penyebab kesulitan belajar siswa Kota Jambi sebagian siswa (41.64%) berasal
dari faktor eksternal atau faktor lingkungan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa yang mengalami kesulitan
belajar dikarenakan dikarenakan pengaruh dari faktor lingkungan baik
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat.
Kesulitan belajar yang diakibatkan karena pengaruh lingkungan keluarga
ditandai dengan kurangnya perhatian orang tua terhadap kegiatan belajar
anaknya dirumah, suasana rumah yang selalu ribut, kurang tentram mebuat anak
malas belajar, kurangnya fasilitas belajar yang disediakan oleh orang tua juga
membuat anak sulit untuk belajar seperti tidak memiliki buku LKS atau buku
pedoman dalam belajar.
Sejalan dengan hasil penelitian diatas, Amti (2012:17) mengungkapkan
faktor-faktor yang menyangkut lingkungan keluarga antara lain : 1) kemampuan
ekonomi orang tua yang kurang memadai, 2) anak kurang mendapatkan
perhatian dan pengawasan orang tua, 3) harapan orang tua terlalu tinggi terhadap
anak, orang tua pilih kasih terhadap anak, 4) hubungan antara anggota keluarga
kurang harmonis.
Sebagaimana yang diungkap Amti (2012:73) pendidikan itu tidak hanya
berlangsung di sekolah tetapi juga dalam lingkungan keluarga. Pendidikan itu
tidak hanya berlangsung di sekolah saja, tetapi juga dalam lingkungan keluarga.
Orang sering beranggapan bahwa tugas mendidik itu hanya dilakukan
dilingkungan sekolah dimana guru berkewajiban untuk mengawasi, mendidik
dan orang tua tidak lebih hanya sekedar mencukupi kebutuhan makan, minum,
pakaian dan kebutuhan-kebutuhan lain yang bersifat kebendaan. Mereka sibuk
dengan urusan masing-masing, sehingga tidak punya waktu lagi untuk
mengawasi dan memperhatikan kebiasaan anak-anaknya.
Biasanya sikap orang tua yang memandang pendidikan itu tidak penting
karena mereka sendiri yang kurang berpenndidikan. Akibatnya pandangan
terhadap pendidikan hanya dipandang sebelah mata. Bahkan mereka menuntut
agar anak-anak mereka untuk bekerja saja mencari uang. Ironisnya mereka juga
menuntut agar anaknya memperoleh hasil yang lebih besar dari kemampuan
anak tersebut. Orang tua seperti ini tidak memiliki pandangan jauh kedepan,
sebagai imbasnya masa depan anaklah yang menjadi korban.
Kesulitan belajar yang diakibatkan karena pengaruh lingkungan sekolah
ditandai dengan metode mengajar guru yang dianggap siswa kurang menarik,
kurikulum yang terlalu sulit dan sarana prasarana yang ada disekolah yang
kurang menunjang proses belajar mengajar seperti kelengkapan LKS, buku
paket dan lain-lain.
Menurut Kartono (2006) faktor yang membuat anak bermasalah dalam
belajar adalah salah satunya faktor lingkungan sekolah yaitu suasana sekolah
yang kurang menarik dimana cara mengajar guru yang kurang menarik,
monoton, sikap guru, tingkah laku guru yang kurang baik terhadap siswa. Letak
sekolah yang relatif jauh dari pemukiman siswa, sukar dijangkau karena sulitnya
trans portasi. Kurangnya sarana dan alat-alat pelajaran sehingga proses belajar
mengajar kurang bervariasi dan menyebabkan siswa menjadi jenuh dan bosan
dalam belajar.
Kewajiban sekolah selain mengajar (dalam arti hanya mengisi otak anak-
anak dengan berbagai ilmu pengetahuan, juga berusaha membentuk pribadi anak
menjadi manusia yang berwatak baik. Mengajar tidak hanya sekedar
mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi lebih kepada usaha membentuk pribadi
siswa yang santun dan mampu berdiri sendiri. Sehingga jika terjadi suatu
permasalahan pada siswa, pendidik atau pihak sekolah juga turut
memikirkannya, berusaha mencari jalan keluar.
Kesulitan belajar yang diakibatkan karena pengaruh lingkungan
masyarakat yang dikarenakan teman bergaul dan pengaruh dari media massa
membuat siswa malas untuk belajar.
Faktor lingkungan masyarakat yang paling mudah menyebabkan
kesulitan belajar siswa adalah pergaulan antar remaja atau teman sebaya. Siswa
akan malas belajar apabila ada teman yang mengajaknya untuk malas belajr.
Penyebab lain adalah siswa menggunakan media massa seperti internet, game on
line yang membuat siswa tersebut lupa untuk belajar.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari hasil penelitian diketahui bahwa faktor internal penyebab kesulitan belajar
siswa sebagian besar (70.59%) dikarenakan faktor kongnitif yang meliputi
intelegnsi dan perhatian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar
penyebab kesulitan belajar dikarenakan kurangnya intelegensi siswa dan
perhatian siswa pada saat belajar matematika.
2. Dari hasil penelitian diketahui bahwa faktor internal penyebab kesulitan belajar
siswa sebagian besar (66.03%) dikarenakan faktor Afektif yang meliputi sikap
dan emosi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar penyebab
kesulitan belajar dikarenakan sikap siswa dan emosi siswa pada saat belajar
matematika.
3. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa faktor internal penyebab kesulitan
belajar siswa “sebagian kecil” (36.37%) dikarenakan faktor memiliki penyakit
dan kelemahan pada penglihatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
sebagian siswa mengalami kesulitan belajar dikarenakan ketebatasan yang
disebabkan siswa tersebut memiliki penyakit dan memiliki keterbatasan dalam
pendengaran dan penglihatan.
4. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa faktor eksternal penyebab kesulitan
belajar siswa “sebagian kecil” (30.81%) dikarenakan faktor lingkungan
keluarga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian siswa mengalami
kesulitan dalam belajar dikarenakan faktor kurangnya perhatian dari orang tua,
suasana rumah yang kurang tentram untuk belajar dan karena kondisi ekonomi
dalam keluarga.
5. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa faktor eksternal penyebab kesulitan
belajar siswa “sebagian” (55.34%) dikarenakan faktor lingkungan sekolah. Hail
penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian siswa mengalami kesulitan dalam
belajar dikarenakan faktor yang berasal dari guru sekolah, kurikulum sekolah
dan kondisi sekolah/sarana prasarana.
6. Dari hasil penelitian diketahui bahwa faktor eksternal penyebab kesulitan belajar
siswa “sebagian” (42.02%) dikarenakan faktor lingkungan sosial yang meliputi
teman bergaul, media massa dan aktifitas/kesibukan dalam masyarakat. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian siswa mengalami kesulitan dalam
belajar dikarenakan teman bergaul yang salah.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis memberikan saran-saran kepada
pihak-pihak tertentu sebagai berikut:
5. Bagi SMP Negeri 05 kota Jambi
Memberikan masukan bagi sekolah untuk lebih meningkatkan pengawasan
dan mutu pendidikan sehingga tidak ditemui lagi siswa yang mengalami
kesulitan dalam belajar dan sebagai bahan kajian dalam melaksankan proses
belajar mengajar.
6. Bagi Guru Pembimbing
Sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan layanan bimbingan dan
konseling berupa pemberian layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar
7. Bagi Guru Mata Pelajaran
Sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan kreatifitas dalam
belajar dan menggunakan metode belajar yang lebih menarik sehingga siswa
tidak bosan dalam belajar.
8. Bagi Orang Tua Siswa
Memberikan masukan pada orang tua agar meningkatkan perhatian dan
pengawasan kepada anak untuk belajar lebih giat lagi, baik disekolah maupun di
rumah, dan membimbing saat anak belajar di rumah.
9. Bagi Siswa
Agar siswa mendapat gambaran informasi tentang kesulitan belajar yang
dialaminya dan agar siswa lebih konsenterasi dan lebih giat dalam belajar agar
tidak terjadi lagi penurunan terhadap prestasi belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Akmal Sutja, dkk. 2014. Panduan Penulisan Skripsi. Diterbitkan dan diedarkan
Oleh Program Ekstensi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Jambi
Amti, 2012. http://kebiasaanbelajar.jurnal.blogspot.com/2012/. Diakses tanggal 29
Desember 2013
Djamarah, 2008. Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, Cet.2,
Karono Kartini (2006) Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Jakarta : PT. Rajawali Pers
Mujiono, Damyanti, 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Mulyono Abdurrahman,2004. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta:
RinekaCipta
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sardiman, 2012. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada.
Sumardi Suryabrata, 2008. Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai