Anda di halaman 1dari 13

KESULITN SISWA DALAm memahami PELAJARAN

HEREDITAS

KELOMPOK 4

Putti Ayu Vidayantie

Dian Yusup

Tiya ratnasari

Ummu suaidah

Indra Pratama Zunian


PENGERTIAN KESULITAN BELAJAR

Menurut Ambo Enre Abdullah (1983), kesulitan


belajar terdiri dari dua istilah yaitu Kesulitan dan
belajar. Kesulitan sendiri merupakan suatu kondisi
yang memperlihatkan ciri-ciri hambatan dalam
kegiatan untuk mencapai suatu tujuan, sehingga
diperlukan usaha yang lebih giat untuk mengatasi
hambatan-hambatan. Sedangkan belajar itu sendiri
terdapat beberapa pandangan yang berbeda-beda
dalam perumusannya, tetapi pada dasarnya makna
yang terkandung adalah sama.
FAKTOR KESULITAN BELAJAR
Faktor Kesulitan Belajar
Faktor intern siswa
yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam siswa sendiri.
Faktor intern siswa meliputi gangguan atau ketidakmampuan psiko-fisik siswa, yakni:
Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual/intelegensi
siswa Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap,
Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti terganggunya alat-alat indera
penglihatan dan pendengar (mata dan telinga)

Faktor ektern siswa


yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar diri siswa
Faktor ektern siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak
mendukung aktivitas belajar siswa. Dari lingkungannya dibagi menjadi 3 macam:.
Lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan antara ayah dan ibu,
dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.
Lingkungan perkampungan/masyarakat, contohnya: wilayah perkampungan kumuh
(slum area), dan teman sepermainan (peer group) yang nakal.
Lingkungan sekolah, contohnya: kondisi dan letak gedung yang buruk seperti dekat
pasar, kondisi guru serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah.
Teori kontruktivisme

Menurut teori belajar konstruktivisme, pengetahuan tidak


dapat dipindahkan begitu saja dari pikiran guru ke pikiran
siswa. Artinya, bahwa siswa harus aktif secara mental
membangun struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan
kognitif yang dimilikinya. Dengan kata lain, siswa tidak
diharapkan sebagai botol-botol kecil yang siap diisi dengan
berbagai ilmu pengetahuan sesuai dengan kehendak guru.
Prinsip
1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri

2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid, kecuali


hanya dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar.

3. Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses


kontruksi berjalan lancar.

4. Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa.

5. Struktur pembalajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah


pertanyaan.

6. Mmencari dan menilai pendapat siswa.

7. Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.


konsep

siswa untuk bisa mencari dan menyelidiki suatu masalah


dengan cara yang sistematis, kritis, logis dan di analisis
dengan baik.
membuat siswa lebih banyak berdiskusi untuk memecahkan
masalah.
membuat siswa lebih aktif di kelas untuk menemukan
sesuatu yang baru untuk di pelajari
METODE PENELITIAN

Judul penelitian : kesulitan memahami pelajaran


hereditas

Lokasi penelitian : SMPN 1 panawangan kab. ciamis

Waktu penelitian : Kamis 25 mei 2017

Alat dan bahan : Kamera DLL


TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Untuk teknik pengumpulan datanya menggunakan


teknik wawancara yang dilaksanakan nya secara
bebas dan menggunakan pertanyaan-pertanyaan
terbuka yang dilakukan secara porpusive dengan
narasumber atau responden yang dalam hal ini
adalah siswa yang mengalami kesulitan belajar.
KESULITAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN HEREDITAS
FAKTOR KESULITAN

Berdasarkan hasil penelitian di SMP Negeri 1 Panawangan


diperoleh data bahwa, guru pengajar biologi kelas IX IPA mengatakan
bahwa memang materi pewarisan sifat termasuk materi yang sulit
meskipun diberikan penjelasan berulang-ulang hasil kerja siswa tetap
saja rendah. Penyebab Kesulitan Siswa menyelesaikan Soal Pewarisan
Sifat
Berdasarkan data hasil penelitian penyebab kesulitan siswa
saat mengerjakan soal dilihat dari hasil analisis kerja siswa berupa
buram yaitu siswa sulit menentukan genotip dan fenotip parental,
menentukan gamet, menentukan genotip dan fenotip F1dan F2,dan
sulit menentukan rasio fenotip dan genotip F1 dan F2.
UPAYA

Mengatasi Kesulitan Konsep Genetika Khususnya Pewarisan Sifat


Salah satu upaya yang dilakukan peneliti untuk mengatasi kesulitan
siswa dalam menguasai konsep pewarisan sifat yaitu dengan remidial.
Remidial dalam pendidikan berarti tindakan atau proses penyembuhan
atau penanggungan ketidakmampuan atau masalah-masalah
pembelajaran (Suryanih,2011).

Berkaitan dengan penguasaan konsep pewarisan sifat selain dengan


memberikan tes/remedial, pembetulan konsep oleh tim ahli, guru harus
menggunakan bahan ajar yang berpendekatan konsep dan molekuler
dengan demikian dapat membelajarkan konsep genetika yang benar
terhadap siswa khususnya konsep penting pewarisan sifat yakni
kromosom, gen, replikasi, mitosis, meiosis, fertilisasi, alel, dan
Mendel (Nusantari: 2012).
KESIMPILAN

Penelitian tentang identifikasi kesulitan belajar IPA tentang


materi hereditas di kelas IX telah dilaksanakan pada tanggal 25 Mei
2017 di SMP Negeri 1 Panawangan melalui wawancara.
Dari hasil penelitian tersebut didapatkan faktor kesulitan belajar
Materi Hereditas merupakan salah satu materi yang dianggap sulit ada
juga yang mengatakan bahwa kesulitan itu salah satunya disebabkan
oleh keterbatasan buku pegangan. Ada juga sekolah yang belum
memiliki laboratorium IPA, tetapi peralatan untuk melaksanakan
praktikum ada, sehingga praktikumnya dilaksanakan di ruangan kelas.
DOKUMENTASI
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai