belajar terdiri dari dua istilah yaitu Kesulitan dan belajar. Kesulitan sendiri merupakan suatu kondisi yang memperlihatkan ciri-ciri hambatan dalam kegiatan untuk mencapai suatu tujuan, sehingga diperlukan usaha yang lebih giat untuk mengatasi hambatan-hambatan. Sedangkan belajar itu sendiri terdapat beberapa pandangan yang berbeda-beda dalam perumusannya, tetapi pada dasarnya makna yang terkandung adalah sama. FAKTOR KESULITAN BELAJAR Faktor Kesulitan Belajar Faktor intern siswa yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam siswa sendiri. Faktor intern siswa meliputi gangguan atau ketidakmampuan psiko-fisik siswa, yakni: Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual/intelegensi siswa Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap, Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti terganggunya alat-alat indera penglihatan dan pendengar (mata dan telinga)
Faktor ektern siswa
yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar diri siswa Faktor ektern siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Dari lingkungannya dibagi menjadi 3 macam:. Lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan antara ayah dan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga. Lingkungan perkampungan/masyarakat, contohnya: wilayah perkampungan kumuh (slum area), dan teman sepermainan (peer group) yang nakal. Lingkungan sekolah, contohnya: kondisi dan letak gedung yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah. Teori kontruktivisme
Menurut teori belajar konstruktivisme, pengetahuan tidak
dapat dipindahkan begitu saja dari pikiran guru ke pikiran siswa. Artinya, bahwa siswa harus aktif secara mental membangun struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya. Dengan kata lain, siswa tidak diharapkan sebagai botol-botol kecil yang siap diisi dengan berbagai ilmu pengetahuan sesuai dengan kehendak guru. Prinsip 1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri
2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid, kecuali
hanya dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar.
3. Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses
kontruksi berjalan lancar.
4. Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa.
5. Struktur pembalajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah
pertanyaan.
6. Mmencari dan menilai pendapat siswa.
7. Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.
konsep
siswa untuk bisa mencari dan menyelidiki suatu masalah
dengan cara yang sistematis, kritis, logis dan di analisis dengan baik. membuat siswa lebih banyak berdiskusi untuk memecahkan masalah. membuat siswa lebih aktif di kelas untuk menemukan sesuatu yang baru untuk di pelajari METODE PENELITIAN
Judul penelitian : kesulitan memahami pelajaran
hereditas
Lokasi penelitian : SMPN 1 panawangan kab. ciamis
Waktu penelitian : Kamis 25 mei 2017
Alat dan bahan : Kamera DLL
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Untuk teknik pengumpulan datanya menggunakan
teknik wawancara yang dilaksanakan nya secara bebas dan menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka yang dilakukan secara porpusive dengan narasumber atau responden yang dalam hal ini adalah siswa yang mengalami kesulitan belajar. KESULITAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN HEREDITAS FAKTOR KESULITAN
Berdasarkan hasil penelitian di SMP Negeri 1 Panawangan
diperoleh data bahwa, guru pengajar biologi kelas IX IPA mengatakan bahwa memang materi pewarisan sifat termasuk materi yang sulit meskipun diberikan penjelasan berulang-ulang hasil kerja siswa tetap saja rendah. Penyebab Kesulitan Siswa menyelesaikan Soal Pewarisan Sifat Berdasarkan data hasil penelitian penyebab kesulitan siswa saat mengerjakan soal dilihat dari hasil analisis kerja siswa berupa buram yaitu siswa sulit menentukan genotip dan fenotip parental, menentukan gamet, menentukan genotip dan fenotip F1dan F2,dan sulit menentukan rasio fenotip dan genotip F1 dan F2. UPAYA
Mengatasi Kesulitan Konsep Genetika Khususnya Pewarisan Sifat
Salah satu upaya yang dilakukan peneliti untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menguasai konsep pewarisan sifat yaitu dengan remidial. Remidial dalam pendidikan berarti tindakan atau proses penyembuhan atau penanggungan ketidakmampuan atau masalah-masalah pembelajaran (Suryanih,2011).
Berkaitan dengan penguasaan konsep pewarisan sifat selain dengan
memberikan tes/remedial, pembetulan konsep oleh tim ahli, guru harus menggunakan bahan ajar yang berpendekatan konsep dan molekuler dengan demikian dapat membelajarkan konsep genetika yang benar terhadap siswa khususnya konsep penting pewarisan sifat yakni kromosom, gen, replikasi, mitosis, meiosis, fertilisasi, alel, dan Mendel (Nusantari: 2012). KESIMPILAN
Penelitian tentang identifikasi kesulitan belajar IPA tentang
materi hereditas di kelas IX telah dilaksanakan pada tanggal 25 Mei 2017 di SMP Negeri 1 Panawangan melalui wawancara. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan faktor kesulitan belajar Materi Hereditas merupakan salah satu materi yang dianggap sulit ada juga yang mengatakan bahwa kesulitan itu salah satunya disebabkan oleh keterbatasan buku pegangan. Ada juga sekolah yang belum memiliki laboratorium IPA, tetapi peralatan untuk melaksanakan praktikum ada, sehingga praktikumnya dilaksanakan di ruangan kelas. DOKUMENTASI TERIMAKASIH
Penerapan Model Pembelajaran Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Argumentasi Siswa Pada Materi Klasifikasi Makhluk Hidup Siswa SMA N 1 Sungai Penuh