Anda di halaman 1dari 30

KEANEKARAGAMAN HAYATI

DI INDONESIA DAN UPAYA


PELESTARIANNYA
Biosfer
Biosfer disebut sebagai lapisan kehidupan di bumi, tempat dimana makhluk
hidup tinggal dan melangsungkan kegiatan hidupnya.
Lapisan ini terbagi 3 lapisan yaitu:
1. Litosfer adalah lapisan kulit bumi, tempat dimana makhluk hidup darat
tinggal dan melangsungkan kehidupannya
2. Hidrosfer adalah lapisan air, merupakan tempat hidup bagi makhluk
hidup aquatik dan merupakan sumber dari air, yang mengalami siklus
untuk terjadinya hujan
3. Atmosfer adalah lapisan udara, merupakan sumber kehidupan bagi
makhluk hidup, karena dari sanalah gas-gas yang diperlukan untuk
respirasi dan proses fotosintesis diperoleh. Bahkan unsur hara dalam
bentuk gas yang dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan juga diperoleh dari
atmosfer.
Asal mula kehidupan di bumi
Apakah sebenarnya yang dimaksud dengan makhluk
hidup, agak sulit dijawab secara sederhana, kita dapat
membedakan antara makhluk hidup dengan benda
mati dengan mengetahui ciri-cirinya, dibawah ini ciri-
ciri yang dimiliki oleh makhluk hidup, yaitu:
1. Respirasi/bernafas
2. memerlukan makanan/nutrisi
3. bergerak
4. tumbuh dan berkembang
5. berkembang biak/reproduksi
6. menyesuaikan diri thp lingkungannya /beradaptasi
7. peka terhadap rangsang/ irritabilitas
Teori asal usul terjadinya makhluk hidup
1. Teori Generatio spontanea/ Abiogenesis, teori ini
dicetuskan oleh Aristoteles (384-322 SM) dengan
percobaannya sebagai berikut: tabung reaksi diisi dengan
air yang terdapat potongan jerami, setelah sekitar 2
minggu, ternyata dalam tabung tersebut terdapat
makhluk kecil, dari percobaan tersebut Aristoteles
menyimpulkan bahwa makhluk hidup berasal dari benda
mati secara spontan.
Teori ini didukung oleh Antoni Van Leuwenhoek (1632-
1723M) dengan temuan mikroskopnya, ia dapat melihat
adanya makhluk yang sangat kecil ukurannya yang diamil
dari air hujan dan air rendaman jerami. Berdasarkan
penelitiannya tersebut, Leuwenhoek berpendapat bahwa
makhluk yang sangat kecil itu berasal dari air.
2. Teori Biogenesis, teori ini muncul untuk menyanggah teori
diatas, yang dibuktikan secara terpisah oleh
Fransisco Redi (1626-1697M) dengan daging yang disimpan
di dalam stoples (tabung kaca) dan
Lazarro Spallanzani (1729-1799M) dengan air kaldu yang
dimasukkan dalam botol atau tabung reaksi.
Percobaan dari Spallanzani adalah sebagai berikut:
3 model, yang tabung I tertutup rapat, II tertutup tapi tidak
terlalu rapat, dan III terbuka.
Hasilnya ternyata tabung I tidak terdapat makhluk kecil, II
ada tetapi sedikit, III banyak makhluk kecil, dari percobaan
tersebut disimpulkan bahwa makhluk hidup bukan berasal
dari benda mati, tetapi berasal dari makhluk hidup yang
sebelumnya.
Tetapi karena hasil percobaan itu dianggap tidak
memungkinkan adanya gaya hidup, maka kemudian
disempurnakan oleh Louis Pasteur, dengan memakai
air kaldu yang dimasukkan kedalam bejana berbentuk
labu yang ditutup dengan diberi pipa berbentuk
seperti leher angsa, ternyata terbukti tidak terdapat
makhluk kecil. Sehingga disimpulkan makhluk hidup
berasal dari makhluk hidup yang sebelumnya,
(OMNE VIVUM EX OVO OMNE OVUM EX VIVO).
3. Teori Urey, dicetuskan oleh Harold Urey.
Teori ini mengatakan bahwa sebelum ada kehidupan
di bumi, penuh dengan senyawa-senyawa kimia
diantaranya adalah:
metana (CH4), amonia NH3, gas hidrogen H2 dan uap
air (H2O), keempat senyawa kimia setelah terkena
aliran listrik halilintar dan radiasi-radiasi sinar
kosmis akan terjadi reaksi-reaksi kimia membentuk
zat hidup yang memungkinkan terjadinya makhluk
hidup yang mula-mula.
Teori ini diuji coba di laboratorium oleh
mahasiswa Urey yang bernama Stanley miller,
dalam percobaannya Miller berhasil membuktikan
bahwa apabila bunga api listrik yang berasal dari
sumber listrik bertegangan tinggi diberikan ke
dalam saluran yang di dalamnya mengalir
campuran metana (CH4), amonia (NH3), gas
hidrogen (H2) dan uap air (H2O) hasilnya adalah
sejenis asam amino. Asam amino itu sendiri adalah
komponen dasar protein yang merupakan zat
penting untuk membentuk protoplasma yang
merupakan substansi dasar kehidupan.
Pengertian
Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati atau biodiversitas
(Bahasa Inggris: biodiversity) adalah suatu istilah
pembahasan yang mencakup semua bentuk
kehidupan, yang secara ilmiah dapat
dikelompokkan menurut skala organisasi
biologisnya, yaitu mencakup gen, spesies
tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta
ekosistem dan proses-proses ekologi dimana
bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya
Tingkat Keanekaragaman Hayati

1. Tingkat Gen
disebabkan pengaruh
perangkat pembawa sifat
(gen), ditunjukan
dengan adannya variasi
dalam satu jenis.

Rumus: F = G + L
F = Fenotife
G= Genotife
L= Lingkungan

Contoh keanekaragaman gen pada ayam


keanekaragaman sifat, warna bulu dan bentuk
pial pada ayam,
2. Tingkat Spesies
Ditunjukan dengan adanya beraneka macam jenis makhluk hidup baik yang
termasuk kelompok hewan, tumbuhan, dan mikroba.Contohnya:

Variasi dalam family Felidae Variasi dalam family Graminae


3. Tingkat Ekosistem
Disebabkan oleh perbedaan letak geografis yang memicu perbedaan iklim
sehingga berpengaruh terhadap berbagai macam jenis makhluk hidup yang
menempati suatu daerah

(a) Padang rumput (b) Padang tundra (c) Gurun Pasir


Keanekaragaman Bioma Indonesia
Hutan hujan tropis

Hutan hujan tropis Vegetasinya tumbuh


sangat rapat. Jenis tumbuhan pada bioma
ini sangat beraneka ragam/heterogen,
mulai dari tumbuhan pendek yang hidup di
dasar hutan hingga tumbuhan yang
berukuran tinggi. Hewan monyet, macan
kumbang, harimau, tapir, gajah, dan
bermacam-macam burung.
Hutan musim
Hutan musim. Tumbuhanya terdiri
dari pohon-pohon yang dipengaruhi
musim contohnya pohon yang
meranggas pada musim kemarau,
dan berdaun lebat pada musim hujan
Hutan mangrove

Hutan mangrove, adalah bioma


yang terdapat di sekitar wilayah
pertemuan antara air laut dan
air tawar.contohnya hutan
bakau.
Sabana
Sabana adalah padang rumput yang
diselingi dengan sebaran pohon yang
tumbuh jarang. Hewan bison, gajah,
jerapah, zebra, domba, biri-biri, harimau,
cheetah, serigala dan ular.
Stepa
Stepa (padang rumput) terdapat cukup curah hujan, tetapi tidak cukup
untuk menumbuhkan hutan. Tumbuhan dominannya adalah rumput,
sedangkan pohon dan semak terdapat di sepanjang sungai di daerah
tersebut. Hewan bison, gajah, jerapah, zebra, domba, biri-biri,
harimau, cheetah, serigala dan ular.
Keanekaragaman Tumbuhan di Indonesia
Memiliki berbagai macam ekosistem : ekosistem pantai, hutan bakau, padang
rumput, hutan hujan tropis, air tawar, air laut, savana dll.
Termasuk ke dalam geografi tumbuhan Indo-Malaya dalam kelompok flora
Malesiana ( Malaysia, Indonesia, dan Filipina)
Memiliki kurang lebih 248.000 species tumbuhan tinggi, didominasi familia
Dipterocarpaceae,(pohon yang menghasilkan biji bersayap)merupakan
tumbuhan tertinggi dan membentuk kanopi hutan. misalnya Keruing
(Dipterocarpus sp), Meranti (Shorea sp), Kayu garu (Gonystylus bancanus), dan
Kayu kapur (Drybalanops aromatica)
Hutan berupa bioma hutan hujan tropis, ciri: kanopi rapat dan banyak
tumbuhan liana(tumbuhan memanjat seperti rotan).
Indonesia bagian timur (Sulawesi-Irian) terdapat hutan non-Dipterocarpaceae
memiliki pohon sedang seperti: beringin (Ficus sp), dan matoa (Pometia
pinnata)
Tumbuhan khas: durian (Durio zibetinus), Mangga (Mangifera indica), dan
Sukun (Artocarpus sp)
Pembagian wilayah Fauna Indonesia
Garis Wallace dan garis Weber membagi wilayah Indonesia menjadi tiga wilayah,
yaitu Oriental, Peralihan, dan Australia.

(Sumber:Istamar, S. 2007. Biologi untuk SMA kelas X. Jakarta:Erlangga)


1. Kawasan Barat Indonesia (Type Oriental)
Meliputi Sumatera, Jawa, dan Kalimantan, memiliki ciri:
Banyak species mamalia yang berukuran besar, misalnya gajah, banteng, harimau,
badak. Mamalia berkantung hampir tidak ada.
Terdapat berbagai macam kera, misalnya: bekantan, tarsius, orang utan.
Terdapat hewan endemik, seperti: badak bercula satu, binturong (Aretictis binturang),
monyet (Presbytis thomari), tarsius (Tarsius bancanus), kukang (Nyeticebus coucang).
Burung-burung memiliki warna bulu yang kurang menarik, tetapi dapat berkicau.
misalnya: jalak bali (Leucopsarnothschili), elang jawa, murai mengkilat
(Myophoneus melurunus), elang putih (Mycrohyerax latifrons).
2. Kawasan Indonesia bagian timur (Tipe Australia)
Meliputi Irian, Maluku, Sulawesi, Nusa Tenggara, relatif sama dengan
Australia.
Memiliki ciri:
Mamalia berukuran kecil
Banyak hewan berkantung misalnya: kanguru (Dendrolagus ursinus),
kuskus (Spiloeus maculatus)
Tidak terdapat species kera
Burung memiliki warna yang beragam misalnya burung Cenderawasih
(Paradiseae sp)
Terdapat reptilian besar misalnya komodo (Varanus komodoensis) di
Nusa Tenggara.
3. Daerah peralihan
Meliputi daerah di sekitar garis Wallace yang
terbentang dari Sulawesi sampai
kepulauan Maluku, hewanya antara lain tarsius
(Tarsius bancanus), maleo (Macrocephalon maleo), anoa,
dan babi rusa(Babyrousa babyrussa).
Hewan Langka di Indonesia

Babi Rusa Harimau sumatera Harimau Jawa

Macan Kumbang Orang utan kanguru pohon


Tumbuhan langka

Putat Bungur Nangka celeng

Kluwek Gandaria Matoa


Hewan Endemik

Badak bercula satu Harimau bali Maleo Jalak bali putih

Binturong Tarsius Kukang Komodo


Tumbuhan Endemik

Rafflesia arnoldi R. Ciliata

R.borneensis R. Patma
Manfaat Keragaman Hayati

Sebagai sumber pangan, perumahan dan kesehatan

Sebagai sumber pendapatan

Sebagai sumber plasma nuftah

Manfaat ekologik

Manfaat keilmuan

Manfaat keindahan
Hilangnya keanekaragaman hayati
Disebabkan antara lain oleh:
1. Fragmentasi dan hilangnya habitat
2. Introduksi spesies
3. Eksploitasi berlebihan pada spesies hewan dan
tumbuhan
4. Pencemaran tanah, air, dan udara
5. Perubahan iklim global
6. Industrialisasi kehutanan dan pertanian
Upaya Pelestarian
1. Pelestarian secara In situ
Suaka margasatwa
Taman nasional
Taman laut
Hutan lindung

2. Pelestarian secara Ex Situ


Kebun koleksi
Kebun plasma nutfah
Kebun raya
Terima kasih....
Ada yang ditanyakan?

Anda mungkin juga menyukai