Pengertian Pengolahan (pengawetan) Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2002) : pengawetan adalah proses, cara, pembuatan menjadi awet dan tahan lama (tidak mudah rusak, basi atau busuk).
Pengawetan makanan adalah upaya untuk menahan laju
pertumbuhan mikroorganisme pada makanan yang mungkin memproduksi racun atau toksin.
Pengawetan makanan adalah cara yang digunakan untuk
membuat makanan memiliki daya simpan yang lama dan mempertahankan sifat-sifat fisik dan kimia makanan. Tujuan pengawetan Pengolahan (pengawetan) dilakukan untuk memperpanjang umur simpan (lamanya suatu produk dapat disimpan tanpa mengalami kerusakan) produk pangan. Tujuan pengawetan yaitu menghambat atau mencegah terjadinya kerusakan, mempertahankan mutu, menghindarkan terjadinya keracunan dan mempermudah penanganan dan penyimpanan. Tujuan Pengolahan dan Pengawetan secara komersil mengawetkan bahan pangan selama perjalanan dari produsen ke konsumen, dengan menghindarkan perubahan-perubahan yang tidak diinginkan dalam hal keutuhannya, nilai gizi atau mutu organoleptis secara metode ekonomis yang mengendalikan pertumbuhan mikroorganisme, mengurangi perubahan- perubahan kimia, fisik, fisiologis, faal, dan pencemaran. mengisi kekurangan produksi terutama kesulitan akibat musim. menjamin agar kelebihan produksi lokal atau kelebihan musim tidak terbuang. memudahkan penanganan, yang dilakukan terutama melalui berbagai bentuk pengemasan. Keuntungan pengolahan dan pengawetan pangan komersil Menjamin tersedianya berbagai jenis pangan dalam jumlah yang cukup sepanjang hari Penganekaragaman pangan Kualitas pangan lebih baik Penyiapan makanan lebih singkat dan mudah Faktor penyebab kerusakan pangan Pertumbuhan mikroba yg menggunakan pangan sebagai substrat untuk memproduksi toksin dalam pangan Katabolisme dan pelayuan atau proses pemecahan dan pematangan yang dikatalsiis oleh enzim Reaksi kimia antar komponen pangan dan bahan lainnya dalam lingkungan penyimpanan Kerusakan fisik oleh faktor lingkungan Kontaminasi serangga, parasit dan tikus Prinsip-prinsip pengawetan Menghambat terjadinya penguraian oleh mikroba dengan membunuh atau mengurangi jumlah mikroba pada bahan pangan. Menghambat dekomposisi sendiri dari bahan pangan misalnya dengan membusuk atau menginaktifkan enzim di dalam bahan pangan. Memperlambat proses pernapasan atau reaksi biokimia lainnya. mencegah kerusakan karena adanya faktor-faktor dari luar seperti serangan oleh serangga, parasit maupun kerusakan mekanis. Jenis Pengawetan Berdasarkan target waktu pengawetan, maka pengawetan : 1. bersifat jangka pendek : - penanganan aseptis, - penggunaan suhu rendah (<20C)= refrigerasi - pengeluaran sebagian air bahan, = pengentalan - perlakuan panas ringan = pasteurisasi - mengurangi keberadaan udara, - penggunaan pengawet dalam konsentrasi rendah, - fermentasi, - radiasi dan - kombinasinya. Lanjutan bersifat jangka panjang : - pemanasan pada suhu tinggi (> 100C)=sterilisasi - Penggunaan pengawet kimia - Pengeringan - Pengeluaran udara (pemvakuman) - Pembekuan= freezing - Kombinasi proses Jenis Cara Pengawetan Pangan 1. Pengawetan secara fisika 2. Pengawetan secara kimia 3. Pengawetan secara mikrobiologi 1. Pengawetan secara fisika Merupakan metoda pengawetan yang melibatkan pendekatan fisik, antara lain dengan: 1) penambahan sejumlah energi seperti pada proses pemanasan dan radiasi; 2) penurunan suhu terkendali seperti pada proses pendinginan dan pembekuan; 3) mengatur kandungan air bahan yang akan diawetkan seperti pada proses pemekatan, pengeringan, atau pengeringan beku 4) dengan penggunaan kemasan pelindung . Pengawetan secara fisik mematikan mikroorganisme yang ada pada bahan pangan dengan cara pemanasan disertai dengan pengemasan yang mencegah terjadinya re- kontaminasi, atau dengan cara pengeringan yaitu pengurangan kadar air produk pangan yang diikuti dengan pengemasan yang mencegah terjadinya readsorpsi air. metoda-metoda pengawetan yang dapat berhasil menghentikan pertumbuhan mikroorganisme ini umumnya memberikan konsekuensi yang merugikan mutu sensori dan nilai gizi produk pangan. Contoh panas yang digunakan pada proses sterilisasi pada pengalengan akan sangat melunakkan jaringan sel bahan, mengurai chlorophil dan zat-zat antocyanin, menghilangkan flavor dan merusak beberapa vitamin yang terkandung. Teknik pengawetan fisik 1. Pengeringan Osmotik pengawetan untuk memperbaiki akibat buruk pada beberapa produk yang diawetkan dengan cara pengeringan biasa semisal tekstur menjadi sangat keras dan kehilangan flavor. Pengeringan osmotik dilakukan dengan menciptakan lapisan semipermeable dengan cara merendam produk kedalam larutan gula atau larutan garam sebelum proses pengeringan. Proses ini biasa dilakukan dalam pembuatan produk pangan semi basah. Selanjutnya produk dikeringkan dengan penjemuran atau pengeringan buatan 2. Pengeringan Pengeringan bisa dipakai untuk bermacam jenis hasil pertanian. Secara umum produk dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan, utuh atau mengalami pengecilan ukuran. Ada perlakuan blansir atau pencelupan dengan larutan tertentu untuk mempertahankan warna atau bahkan fermentasi bila dibutuhkan untuk menciptakan fungsi lain, misalnya pembentukan flavor. Suhu yang dipakai juga bisa beragam tergantung pada desain proses pengeringan yang ingin dilakukan. 3. Pasteurisasi Adalah sebuah proses pemanasan makanan dengan tujuan membunuh mikroorganisme yg merugikan seperti virus, protozoa, kapang dan khamir Perlakuan pemanasan ringan 63 C selama 30 menit atau72 C selama 15 menit. Produknya: susu, anggur,bir, jus buah dll Contoh produkyg sudah dipasteurisasi 4. Sterilisasi atau pengalengan
Adalah perlakuan panas yang berat umumnya
pada sushu 121 C selama jangka waktu tertentu tergantung jenis bahanya. Tujuanya untuk membunuh semua mikroorganisme patogen dan pembusuk yg tumbuh pada suhu kamar Pengalengan biasa dipakai untuk mengawetkan produk pangan dengan pH lebih dari 4,5. Contoh pengalengan 5. Pendinginan (refrigerasi) Adalah penyimpanan pada sushuantara -2 C sampai 16 C Modifikasi refrigerasi misal dengan penyimpanan Controlled atmosphere (CA): selain suhu rendah juga Oksigen rendah sedangkan CO2 tinggi Penyimpanan hipobar : suhu rendah juga pemompaan keluar udara sehingga keadaanbertekanan rendah Contoh pendinginan 6. Pembekuan Penyimpanan pada suhu -18 C Makanan dapat tahan beberapa bulan hingga setahun Pada pembekuan sebagian air dalam bahan pangan berubah menjadi es sehingga menghambat laju pertumbuhan mikroorganisme serta menurunkan aktivitas air 7. Pengentalan
Tujuan dilakukannya pengentalan produk tidak hanya
untuk usaha pengawetan. Kadangkala untuk memudahkan proses berikutnya, contohnya untuk mengentalkan produk yang akan dikeringkan dengan pengering semprot, atau juga ditujukan untuk mengurangi volume, misalnya pada pembuatan concentrated juice sehingga memberikan kenyamanan sewaktu berbelanja, dan jus tersebut bisa diencerkan kembali seperti semula bila dibutuhkan. Contoh produk pengentalan Pengawetan secara kimia Biasanya denga penggunaan bahan tambahan makanan. Contohnya: 1. Dengan nilai pH rendah dibawah 5,5 dengan menambahkan asam organik atau asam lainnya (asam cuka, asa, laktat, asam fosfat, as. Benzoat, sorbat, sulfit dll) contoh pengawetn serealia dan kacang-kacangan 2. Dengan larutan garam contoh pembuatan ikan asin 3. Dengan larutan gula contoh pembuatan kue, wajit, dodol 4. Dengan fumigasi : gas etilen oksida, propilin oksida dsb Pengawetan secara mikrobiologi (fermentasi)
Adalah dengan cara menumbuhkan
mikroorganisme yg berguna secara selektif serta menghambat mikroba lain yg dapat merusak Tujuanya untuk mengawetkan bahan pangan dengan pertumbuhan mikroorganisme pembusuk dengan senyawa seperti alkohol, asam cuka, asam laktat dll Irradiasi