Anda di halaman 1dari 4

Jangan lupa bkin mind mapping dan 1 pertnyaan

NAMA : FADLIYAH
NIM : E1E019111
KELAS : 4C

1. Menjelaskan definisi kesulitan belajar.


2. Menjelaskan perbedaan kesulitan belajar dan hambatan belajar.
3. Menjelaskan penyebab kesulitan belajar.
4. Menjelaskan peranan teori dalam penanganan anak berkesulitan belajar.
5. Menjelaskan diagnosis kesulitan belajar.
6. Menjelaskan belajar dan hasil belajar.

JAWABAN :

1. Definisi kesulitan belajar

Kesulitan belajar merupakan suatu konsep multidisipliner yang digunakan di lapangan ilmu
pendidikan, psikologi, maupun ilmu kedokteran. Pada tahun 1963, Samel A. Kirk untuk
pertama kalinya menyarankan penyatuan nama-nama gangguan anak seperti disfungsi otak
minimal, gangguan neurologis, disleksia, dan afasia perkembangan menjadi satu nama,
kesulitan belajar (Takeshi dalam Abdurahman, 2003:6). Kesulitan belajar merupakan
gangguan yang dimiliki anak terkait dengan faktor internal dan eksternal pada anak yang
menyebabkan kesulitan otak dalam mengikuti proses pembelajaran secara normal dalam hal
menerima, memproses, dan menganalisis informasi yang didapat selama pembelajaran.

2. Perbedaan kesulitan belajar dan hambatan belajar :

Kesulitan belajar merupakan keadaan anak yang mengalami kesulitan dalam mencapai hasil
belajar yang optimal sesuai dengan potensinya dikarenakan adanya kerusakan pada sistem
saraf pusatnya atau disfungsi minimal otak (internal) diluar dari kesulitan yang disebabkan
oleh gangguan sensoris dan mental, sedangkan hambatan belajar merupakan keadaan anak
yang mengalami kesulitan belajar sehingga mendapatkan hasil belajar yang tidak
sesuai  dengan potensinya dikarenakan faktor dari luar diri anak tersebut seperti halnya
lingkungan, dan sebagainya (eksternal) .
3. Penyebab kesulitan belajar

Faktor yang dapat menyebabkan kesulitan belajar di sekolah itu banyak dan beragam.
Apabila dikaitkan dengan faktor-faktor yang berperan dalam belajar, penyebab kesulitan
belajar tersebut dapat kita kelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu faktor yang berasal
dari dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor yang berasal dari luar diri siswa (faktor
eksternal).

Menurut Dalyono (1997:239) menjelaskan faktor-faktor yang menimbulkan kesulitan dalam


belajar, yaitu faktor intern atau factor dari dalam diri siswa sendiri dan faktor ekstern yaitu
faktor yang timbul dari luar siswa.

a. Faktor Intern

1) Sebab yang bersifat fisik : karena sakit, karena kurang sehat atau sebab cacat tubuh.

2) Sebab yang bersifat karena rohani : intelegensi, bakat, minat, motivasi, faktor kesehatan
mental, tipe tipe khusus seorang pelajar.

b. Faktor Ekstern

1) Faktor Keluarga, yaitu tentang bagaimana cara mendidik anak, hubungan orang tua dengan
anak. Faktor suasana : suasana sangat gaduh atau ramai. Faktor ekonomi keluarga : keadaan
yang kurang mampu.

2) Faktor Sekolah, misalnya faktor guru, guru tidak berkualitas, hubungan guru dengan murid
kurang harmonis, metode mengajar yang kurang disenangi oleh siswa. Faktor alat : alat
pelajaran yang kurang lengkap. Faktor tempat atau gedung.Faktor kurilulum : kurikulum
yang kurang baik, misalnya bahan-bahan terlalu tinggi, pembagian yang kurang seimbang.
Waktu sekolah dan disiplin kurang.

3) Faktor Media dan Lingkungan Sosial, meliputi bioskop, TV, surat kabar, majalah, buku-
buku komik. Lingkungan sosial meliputi teman bergaul, lingkungan tetangga, aktivitas dalam
masyarakat.

4. Peranan teori dalam penanganan anak berkesulitan belajar :

Teori adalah sekumpulan bangunan pengertian atau konsep, definisi, dan dalil yang saling
terkait, yang memungkinkan terbentuknya suatu gambaran yang sistematik tentang fenomena
dengan menjelaskan hubungan antar berbagai variable, dengan tujuan menjelaskan dan
meramalkan fenomena tersebut. Dalam mendidik anak berkesulitan belajar membutuhkan
teori yang dapat digunakan sebagai landasan yang dapat diandalkan untuk memecahkan
masalah-masalah pendidikan anak. Teori digunakan untuk menjelaskan fenomena kesulitan
belajar, meramalkan peristiwa yang mungkin terjadi, dan untuk mengontrol atau
mengendalikan agar kesulitan belajar tidak terjadi atau bertambah parah.

Menurut Ary, Jacobs, dan Rezaviech, melalui teori ilmiah kita dapat memberikan penjelasan,
peramalan, dan pengendalian tentang suatu fenomena. Dengan demikian teori ilmiah tentang
pendidikan bagi anak yang berkesulitan belajar dapat digunakan untuk menjelaskan
fenomena kesulitan belajar, meramalakan peristiwa-peristiwa yang mungkin terjadi jika suatu
perlakuan digunakan, dan dapat digunakan untuk mengontrol atau mengendalikan agar
fenomena kesulitan belajar tidak terjadi atau bertambah parah.

5. Diagnosis kesulitan belajar :

Diagnosis menurut Muhaibin Syah adalah identifikasi (upaya mengenali gejala dengan
cermat) terhadap fenomena yang menunjukkan kemungkinan adanya kesulitan belajar yeng
melanda siswa tersebut. Selain itu diagnosis diartikan penentuan jenis masalah atau kelainan
dengan meneliti latar belakang penyebabnya atau dengan cara menganalisis gejala-gejala
yang tampak. Diagnosis kesulitan belajar adalah suatu usaha yang dilakukan untuk meneliti
kasus, menemukan penyebab timbulnya masalah serta usaha untuk menemukan letak dan
jenis kesulitan belajar yang dialami siswa dan menetapkan kemungkinan-kemungkinan
bantuan yang akan diberikan sehingga siswa yang bersangkutan terlepas dari kesulitan yang
dialaminya.

Dalam melakukan diagnostik kesulitan belajar siswa, perlu ditempuh langkah-langkah


sebagai berikut : pertama, melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang
siswa ketika mengikuti pelajaran. Kedua, memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa
khususnya yang diduga mengalami kesulitan belajar. Ketiga, mewawancarai orangtua atau
wali untuk mengetahui hal-hal keluarga siswa yang mungkin menimbulkan kesulitan
belajar. Keempat, memberikan tes diagnostik bidang kecakapan tertentu untuk mengetahui
hakikat kesulitan belajar yang dialami siswa. Kelima, memberikan tes kemampuan
intelegensi (IQ) khususnya kepada siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar.

6. Belajar dan hasil belajar


Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, perubahan yang terjadi melalui
latihan atau pengalaman, untuk dapat dikatakan belajar perubahan itu harus relatif
mantap/menetap dan tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut
berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti : perubahan dalam berfikir,
kecakapan kebiasaan ataupun sikap. Pengertian belajar yang lebih sederhana adalah suatu
usaha dalam mengubah keadaan tidak tahu menjadi tahu, keadaan tidak bisa menjadi bisa.
Belajar adalah hal yang penting bagi setiap orang yang ingin selalu dapat menyesuaikan diri
dengan tuntutan zaman. Untuk dapat selalu menyesuaikan diri dengan tuntutan kebutuhan
dan perkembangan zaman maka belajar harus tetap ditumbuhkan dalam diri kita, terlebih
belajar merupakan perintah wajib dari Allah SWT.

Hasil belajar, Menurut A.J Romiszowski hasil belajar merupakan keluaran (output) dari suatu
sistem pemrosesan masukan (input). Masukan dari sistem tersebut berupa bermacam-macam
informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau kinerja dan hasil belajar dapat
dikelompokkan kedalam dua macam saja yaitu pengetahuan dan keterampilan. John M. Killer
memandang hasil belajar sebagai keluaran suatu sistem pemerosesan berbagai masukan
berupa informasi. Sehingga hasil belajar atau achievement adalah kemampuan yang diperoleh
setelah melalui proses belajar.  Hasil belajar dipengaruhi oleh besarnya usaha yang dilakukan
oleh anak. Hasil belajar juga dipengaruhi oleh intelegensi, kesempatan yang diberikan pada
anak dan penguasaan tentang materi yang akan dipelajari. Penguasaan hasil belajar oleh
seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan
pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Di sekolah hasil belajar
ini dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata-mata pelajaran yang ditempuhnya.

Anda mungkin juga menyukai