Disusun Oleh
Novi Yanti
(857207241)
PGSD-S1
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah kesulitan belajar yang sering dialami oleh para siswa di sekolah
merupakan masalah penting yang perlu mendapat perhatian yang serius di kalangan
para pendidik. Karena kesulitan belajar yang mereka alami akan membawa dampak
negatif, baik terhadap diri mereka sendiri, maupun terhadap lingkungannya. Hal ini
termanifestasikan dalam bentuk timbulnya kecemasan, frustasi, mogok sekolah, drop
out, keinginan untuk berpindah-pindah sekolah karena malu telah tinggal kelas
beberapa kali.
Untuk mencegah dampak negatif yang lebih jelek, yang mungkin timbul
karena kesulitan belajar yang dialami para peserta didik, maka para pendidik harus
waspada terhadap gejala-gejala kesulitan belajar yang mungkin dialami oleh para
peserta didiknya. Untuk itu dalam makalah ini, kami mencoba menguraikan latar
belakang kesulitan belajar, karakteristik peserta didik dalam belajar, gejala-gejala
kesulitan belajar, dan mengatasi kebosanan.
Berdasarkan uraian di atas, karya ilmiah ini menulis mengenai “Kesulitan Belajar
pada Anak SD
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka secara spesifik masalahnya
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1) Apa pengertian Kesulitan Belajar?
2) Apa factor penyebab Kesulitan Belajar?
3) Apa gejala Kesulitan Belajar
4) Bagaimana penanganan dan program Pendidikan bagi anak yang
mengalami kesulitan belajar?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
- Pengertian kesulitan belajar
- Fator pengebab kesulitan belajar
- Gejala kesulitan belajar
- Bagaimana penanganan dan program bagi anak yang mengalami kesulitan
dalam belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
1) Pengertian Kesulitan Belajar
Istilah yang digunakan untuk menyebut anak Anak Berkesulitan
Belajar (ABB) cukup beragam. Keragaman istilah ini disebabkan oleh sudut
pandang ahli yang berbeda-beda. Ahli bidang medis menyebutnya dengan
istilah brain injured, dan minimal brain dysunction, kelompok ahli
psikolinguistik menggunakan istilah language disorder, dalam bidang
Pendidikan menyebutnya dengan istilah educationally handicaped. Namun
istilah umum yang sering digunakan oleh parra ahli Pendidikan adalah
learning disabilities (Donald, 1967:1) yang diartikan sebagai “Kesulitan
Belajar”. Oleh karena sifat kelainannya yang spesifik, kelompok anak yang
mengalami kesulitan belajar ini, disebut Specific Learning Disabilities, yaitu
kesulitan belajar khusus (Painting, 1983: Kirk, 1989).
Dalam dunia Pendidikan, kesulitan belajar menggunakan istilah
educationally handicapped karena anak-anak ini mengalami kesulitan dalam
mengikuti proses Pendidikan, sehingga mereka memerlukan layanan
Pendidikan secara khusus sesuai dengan bentuk dan derajat kesulitannya
(Hallan dan Kauffman, 1991).
The National Joint Committee for Learning Disabillities (NJCLD)
mengemukakan bahwa kesulitan belajar adalah istilah umum yang digunakan
untuk kelompok gangguan yang heterogeny yang berupa kesulitan nyata
dalam salah satu atau lebih dalam mendengarkan, mengucapkan, membaca,
menulis, berpikir, dan kemampuan matematika. Gangguan ini terdapat di
dalam diri seseorang yang disebabkan adanya disfungsi minimal padaa system
saraf di otak. Anak yang mengalami kesulitan belajar mungkin dapat
mengalami hambatan lain (misalnya: berkesulitan belajar yang diakibatkan
perbedaan budaya, ketidaksempurnaan pengajaran, atau factor-faktor lain yang
datang dari luar diri anak), kesulitan belajar yang dimaksud disini terjadi
bukan akibat langsung dari kondisi atau pengaruh faktor-faktor tertentu.
Kondisi Fisik
Yang meliputi gangguan visual, gangguan pendengaran, gangguan
keseimbangan, dan orientasi ruang, body image yang rendah,
hiperaktif, serta kurang gizi.
Faktor Lingkungan
Lingkungan keluarga, Masyarakat, dan sekolah yang kurang
menguntungkan bagi anak, akan menghambat perkembangan sosial,
psikologis, dan pencapaian prestasi akademis.
Faktor Motivasi dan Afeksi
Kedua faktor ini dapat memperberat anak yang mengalami kesulitan
belajar. Anak yang selalu gagal pada satu mata Pelajaran atau beberapa
mata Pelajaran cenderung menjadi tidak percaya diri, mengabaikan
tugas, dan rendah diri. Sikap ini akan mengurangi motivasi belajar dan
muncul perasaan-perasaan negatif terhadap hal-hal yang berhubungan
dengan sekolah.
Kondisi Psikologis
Kondisi psikologia anak berkesulitan belajar terganggu sebab akibat
dari gangguan perhatian, persepsi visual, persepsi pendengaran,
persepsi motoric, ketidakmampuan berpikir, dan keterlambatan dalam
kemampuan berbahasa. Ganggun-gangguan tersebut mengakibatkan
adanya gangguan psokologis seperti: fristasi, kurang percaya diri, drop
out, kurang motivasi untuk belajar.
3) Gejala Kesulitan Belajar
Beberapa gejala kesulitan belajar pada anak, antara lain:
Anak mengalami keterlambatan berbicara dibandingkan anak usianya
Anak mengalami kesulitan dalam pengucapan kata
Penguassaan katanya minim
Tidak mampu mempelajari dan mengenal angka, huruf
Sulit menghubungkan kata dan kalimat
Perhatiannya tidak focus dan sering mengalami kegelisahan
Sulit berinteraksi dengan teman sebayanya
Tidak mampu mengikuti petunjuk atau rutinitas.
Dari apa yang dikemukakan diatas dapat dipahami adanya beberapa manifestasi dari
gejala kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik, diharapkan para guru dapat
memahami dan mengidentifikasi nama siswa yang mengalami kesulitan belajar dan
mana pula yang tidak.
Sedangkan para guru dapat melakukan beberapa langkah sebagai diagnosis terhadap
kesulitan belajar. Langkah-langkah tersebut antara lain:
Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang siswa ketika
mereka mengikuti Pelajaran.
Memeriksa pendengaran dan penglihatan siswa khususnya yang diduga
mengalami kesulitan belajar.
Mewawancarai orang tua atau wali siswa untuk mengetahui hal ikhwal
keluarga yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar.
B. Daftar Pustaka
Wardani, I G. A. K. (1996). Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan
Khusus.Banten: Universitas Terbuka