Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

TENTANG
MOTIVASI DAN TUJUAN PEMBELAJARAN

OLEH:
KELOMPOK 2

1. FANI RAMADHANI (220402501032)


3. NUR AMALIAH AZZAHRA (220402501004)
4. AFIFAH (220402501002)
5. MUH. ANDRIANSYAH SYAM (220402500002)
6. JERIAH AMELIAHYAH (220402501016)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kekhadirat Allah SWT. Tuhan yang telah memberikan beragam
nikmat-Nya kepada kita semua sehingga kami diberikan kelancaran dalam membuat makalah yang
berjudul Motivasi dan Tujuan Pembelajaran. Salawat serta salam selamanya tercurahkan dan terlimpah
kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya serta seluruh umatnya termasuk kita yang
akan melanjutkan perjuangan dakwahnya, semoga kita akan mendapatkan safaatnya nanti diakhirat,
Aamiin. Dan tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak
Muhammad Asri, S.Pd.,M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Belajar dan Pembelajaran.
Makalah ini dibuat berdasarkan informasi yang kami dapat dari berbagai sumber di internet. Besar
harapan kami makalah ini dapat bernilai baik, dan dapat digunakan sebaik-baiknya. Menyadari bahwa
seandainya makalah yang kami susun ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui. Maka dari itu
kami mohon saran & kritik. Demi tercapainya makalah yang lebih baik lagi.

Makassar, 26 September 2022

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................1
DAFTAR ISI...............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................3
A. Latar Belakang……..............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah…............................................................................................................5
C. Tujuan...................................................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................7

D. Konsep Dasar Motif dan Motivasi Belajar..........................................................................8


E. Pengertian dan Pentingnya Motivasi Belajar......................................................................9
F. Motivasi Primer dan Motivasi Sekunder...........................................................................10
G. Sifat, Prinsip, dan Fungsi Motivasi belajar.......................................................................11
H. Cara Meningkatkan Motivasi Belajar...............................................................................12
I. Definisi Tujuan dan Tujuan Pembelajaran........................................................................13
J. Manfaat dan Taksonomi tujuan pembelajaran..................................................................14
K. Cara Merumuskan tujuan pembelajaran..........................................................................15

BAB II PENUTUP....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................17
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkan potensi sumber daya manusia melalui
kegiatan pengajaran. Dari banyaknya faktor yang menjadi keberhasilan dalam proses belajar
mengajar, motivasi menjadi salah satu faktor dari dalam diri yang menentukan berhasil tidaknya
dalam proses belajar mengajar. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non
intelektual. Seseorang yang mempunyai intelegensi yang cukup tinggi, bisa gagal karena kurang
adanya motivasi dalam belajarnya.

Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik bagi guru maupun
siswa. Bagi guru mengetahui motivasi belajar dari siswa sangat diperlukan guna memelihara dan
meningkatkan semangat belajar siswa. Siswa melakukan aktivitas belajar dengan senang karena
didorong motivasi. Sedangkan faktor dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi belajar adalah
faktor metode pembelajaran itu sendiri.

Solicha dalam Utami (2016:2) Belajar membutuhkan suasana yang kondusif dan
menyenangkan. Namun tidak hanya itu saja, yang terpenting adalah pada proses belajarnya siswa
harus memiliki rasa semangat atau motivasi dalam diri siswa agar tercapai tujuan yang diharapkan.
Motivasi dalam belajar sangat diperlukan karena jika tidak adanya motivasi dalam diri siswa, maka
tidak ada kemauan atau dorongan dari dalam diri siswa untuk semangat belajar. Dengan motivasi,
siswa dapat meningkatkan kemampuan, aktivitas, dan ketekunan dalam belajar.

Selain siswa, unsur terpenting yang ada dalam kegiatan pembelajaran adalah guru.
Guru sebagai pengajar yang memberikan ilmu pengetahuan sekaligus pendidik yang mengajarkan
nilai-nilai, akhlak, moral maupun social. Dengan menguasai hakekat dan konsep dasar belajar, guru
mampu menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran, karena fungsi utama pembelajaran adalah
memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya belajar dalam diri peserta didik.

Istilah pembelajaran sudah mulai dikenal luas oleh masyarakat, lebih-lebih setelah
diundangkannya UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang secara legal
memberi pengertian tentang pembelajaran. Pembelajaran sebagai konsep pedagogik secara teknis
dapat diartikan sebagai upaya sistematik dan sistemik untuk menciptakan lingkungan belajar yang
potensial untuk menghasilkan proses belajar yang bermuara pada berkembangnya potensi individu
sebagai peserta didik.
B. Rumusan Masalah

Dalam penyusunan makalah ini dibahas beberapa masalah diantaranya:

1. Jelaskan mengenai konsep dasar motif dan motivasi belajar?


2. Apakah pengertian dan pentingnya motivasi belajar?
3. Jelaskan apa itu motivasi primer dan sekunder?
4. Jelaskan sifat, prinsip dan fungsi motivasi belajar?
5. Jelaskan bagaimana cara meningkatkan motivasi?
6. Jelaskan definisi tujuan dan tujuan pembelajaran?
7. Kemukakan mengenai manfaat dan taksonomi tujuan pembelajaran?
8. Bagaimana cara merumuskan tujuan pembelajaran?

C. Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini selain untuk memenuhi tugas mata
kuliah yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui konsep dasar motif dan motivasi belajar.


2. Untuk mengetahui pengertian serta pentingnya motivasi belajar.
3. Untuk mengetahui motivasi primer dan motivasi sekunder.
4. Untuk mengetahui sifat, prinsip. Dan fungsi motivasi belajar.
5. Untuk mengetahui mengenai cara meningkatkan motivasi.
6. Untuk mengetahui definisi tujuan dan tujuan pembelajaran.
7. Untuk mengetahui dan memahami manfaat dan taksonomi tujuan pembelajaran.
8. Untuk mengetahui dan memahami cara merumuskan tujuan pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN

D. Konsep Dasar Motif dan Motivasi Belajar.

Motif berasal dari bahas latin movere yang berarti bergerak atau to move (Branca, 1964).
Karena itu motif diartikan pula sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organism yang mendorong
untuk berbuat atau merupakan driving force.

Motif adalah dorongan yang menggerakkan seseorang bertingkah laku dikarenakan adanya
kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh manusia. Motif juga dapat dikatakan sebagai daya
penggerak dari dalam dan di dalam subjek itu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
mencapai suatu tujuan (Sardiman, 2007:73).

Hal-hal yang mempengaruhi motif disebut motivasi. Untuk lebih jelasnya, berikut
pengertian motif menurut beberapa ahli diantaranya:

1. Menurut Sartain, mengartikan motif sebagai suatu keadaan yang komplek dalam organisme yang
mengarahkan prilakunya kepada suatu tujuan atau insentif.
2. Menurut Abin Syamsudin Makmun, motif ialah suatu keadaan yang kompleks ( a complex state)
dalam diri individu untuk bergerak ( to move, motion, motive) ke arah tujuan tertentu, baik di
sadari maupun tidak di sadari.
3. Menurut J.P.Chaplin, motif adalah satu kesatuan dalam diri individu yang melahirkan,
memelihara, dan mengarahkan perilaku kepada suatu tujuan.

Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi motif dapat diketahui atau terinferensi
dari pelaku, yaitu apa yang dikatakan dan apa yang di perbuat seseorang. Dari hal-hal tersebut di
ketahui motifnya. Contoh sederhananya sesorang yang selalu giat bekerja pada setiap tugas yang
dikerjakannya untuk mencapai hasil yang baik. Dari keadaan ini dapat disimpulkan yang
bersangkutan didorong oleh achievement motivation yang tinggi.
Sebagian besar prilaku diwarnai oleh adanya motivasi tertentu. Sederhananya Mengapa
seseorang mau kuliah ? alasannya ini berkaitan dengan motivasi, misalnya ingin belajar, ingin
mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi, ingin menambah ilmu pengetahuan dan sebagainya.
Motif juga membantu seseorang untuk mengadakan prediksi tentang prilaku. Misalanya orang
yang ingin berprestasi, dapat di prediksi akan bekerja secara keras dan secara baik dalam belajar.
E. Pengertian dan Pentingnya Motivasi Belajar.

Motivasi belajar merupakan faktor psikologis non intelektual yang berperan dalam
menumbuhkan semangat belajar seseorang. Motivasi belajar adalah keseluruhan dorongan dari
dalam dan luar siswa untuk membangkitkan gairah, keinginan, semangat dan semangat dalam
kegiatan belajar untuk mencapai tujuan. Motivasi belajar adalah suatu dorongan yang secara sadar
atau tidak sadar dibangkitkan oleh siswa untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainya dalam
kegiatan belajar yang berkesinambungan, sehingga dapat mengubah perilakunya.
Pada dasarnya ada dua macam motivasi belajar, yaitu: motivasi yang timbul sendiri dan
motivasi yang timbul karena adanya rangsangan dari luar. Kedua bentuk motivasi belajar tersebut
memiliki dampak yang kuat terhadap prestasi akademik. Setiap motivasi berkaitan erat dengan
suatu tujuan atau cita-cita.
Motivasi belajar adalah dorongan dari proses belajar dan tujuan dari belajar adalah
mendapatkan manfaat dari proses belajar itu sendiri. Beberapa siswa mengalami masalah dalam
belajar yang berakibat prestasi belajar tidak sesuai dengan diharapkan. Untuk mengatasi masalah
yang dialami tersebut perlu ditelusuri faktor yang mempengaruhi hasil belajar di antaranya adalah
motivasi belajar siswa, dimana motivasi belajar merupakan syarat mutlak untuk belajar, serta sangat
memberikan pengaruh besar dalam memberikan gairah atau semangat dalam belajar (Puspitasari,
2012)
Purwanto (1996:70) mengatakan bahwa fungsi motivasi ada 3 yaitu: a) motivasi itu
mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak, motivasi ini berfungsi sebagai penggerak atau
sebagai motor yang memberikan energi kepada seseorang untuk melakukan sesuatu b) motivasi itu
menentukan arah perbuatan ke arah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita, dalam hal ini motivasi
mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan itu, sehingga
makin jelas tujuan itu, makin jelas pula terbentang jalan yang harus ditempuh dan c) motivasi itu
menyeleksi perbuatan kita, artinya menentukan perbuatan mana yang dilakuan dilakukan, yang
serasi, guna mencapai tujuan itu dengan mengenyampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi
tujuan itu.
Selain melibatkan siswa dalam kegiatan belajar, motivasi juga menentukan seberapa banyak
siswa dapat belajar dari kegiatan yang dilakukan atau informasi yang diperoleh. Siswa yang
termotivasi akan menunjukkan tingkat proses kognitif yang tinggi dalam belajar, mengasimilasi,
dan mengingat apa yang telah mereka pelajari. Setiap siswa memiliki minat yang berbeda-beda dan
hal ini tentunya dapat menjadi salah satu motivasi untuk melakukan sesuatu.
Motivasi memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan berhasil tidaknya belajar
seorang anak. Anak-anak yang termotivasi mencapai tujuan mereka lebih baik daripada anak-anak
yang tidak termotivasi. Anak-anak yang tidak termotivasi cenderung memiliki waktu belajar yang
lebih sulit, yang juga menjadi masalah karena umumnya prestasi akademik mereka rendah.
Oleh karena itu, peran motivasi bukan hanya penting, namun juga akan memperlancar
proses belajar dan hasil yang didapatkan. Secara historic pendidik selalu mengetahui kapan siswa di
motivasi sehingga aktivitas belajar menjadi menyenangkan, arus komunikasi lancer, menurunkan
kecemasan dan meningkatkan kreativitas serta aktivitas belajar
F. Motivasi primer dan sekunder.

1. Motivasi Primer.
Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar yang berasal dari
segi biologis atau jasmani manusia, sehingga perilaku manusia terpengaruhi oleh insting. Motif-
motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu lagi dirangsang dari luar, karena dari dalam
diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Contoh sederhananya, seseorang yang
senang membaca, tidak perlu lagi didorong untuk membaca, ia dengan sendirinya mencari buku lalu
membaca nya.
Freud berpendapat bahwa insting memiliki empat ciri, yaitu:
a. Tekanan , memotivasi individu untuk bertingkah laku.
b. Sasaran, kepuasan atau kesenangan yang tercapai apabila tekanan energy pada insting
berkurang.
c. Objek, hal-hal yang memuaskan insting
d. Sumber, keadaan kejasmanian individu

2. Motivasi Sekunder

Motivasi sekunder adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya perlu di
rangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu tidak ada dorongan untuk melakukan
sesuatu. Sebagai contoh yakni, sesorang yang bekerja karena ingin mendapatkan hadiah dari
orang lain. Perilaku manusia terpengaruhi oleh tiga komponen penting seperti afektif,
kognitif, dan konatif. Komponen ini terdiri motif sosial, sikap, dan emosi.

Thomas dan Znaiecki menggolongkan motivasi sekunder menjadi keinginan-keinginan


(i) memperoleh pengalaman baru, (ii) untuk mendapat respon, (iii) memperoleh pengakuan,
(iv) memperoleh rasa aman.
Ahli lain, Marx menggolongkan motivasi sekunder menjadi (i) kebutuhan organism seperti
motif ingin tahu, memperoleh kecakapan berprestasi, dan (ii) motif-motif sosial seperti kasih
saying, kekuasaan, dan kebebasan.

Menurut beberapa ahli, manusia adalah makhluk sosial. Perilakunya tidak hanya
terpengaruhi oleh faktor biologis saja. Tetapi juga faktor-faktor sosial. Perilaku motivasi
sekunder juga terpengaruhi oleh adanya sikap, oleh emosi, dan terpengaruhi oleh adanya
pengetahuan yang dipercaya.

G. Sifat, Prinsip, dan Fungsi Motivasi belajar

1. Sifat-sifat Motivasi Belajar.

Motivasi seseorang dapat bersumber dari dalam diri sendiri dan dari luar seseorang.

a. Motivasi Intrinsik
Motivasi yang ditandai dengan dorongan yang berasal dari diri individu itu sendiri
untuk berprilaku tertentu. Contohnya seorang siswa berinisiatif mempelajari bahasa korea
karena rasa senang nya terhadap korea dan bahasanya, meski tanpa ada penugasan dari
guru, dia berusaha dan berinisiatif sendiri untuk mencari sumber yang digunakan dalam
belajar. Dalam hal ini motivasi intrinsic tersebut mengarah pada motivasi berprestasi.

Perlu diketahui bahwa siswa yang memiliki tujuan orang yang terdidik, yang
berpengetahuan, dan ahli dalam bidang studi tertentu. Satu-satunya jalan menuju yang
ingin dicapai tersebut adalah belajar. Tanpa belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan.
Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan. Kebutuhan yang
berisikan keharusan untuk menjadi orang yang berpengetahuan.

Jadi memang motivasi belajar itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara
esensial, bukan sekedar symbol dan seremonial.

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi yang di pengaruhi oleh factor dari luar siswa untuk berprilaku tertentu.
Contohnya seorang siswa yang belajar berbahasa inggris karena khawatir akan nilai bahasa
inggris nya di sekolah buruk, sehingga mempengaruhi kenaikan kelas atau takut menjadi
bodoh akan bahasa inggris di saat semua temannya sudah bisa. Dalam hal ini motivasi
ekstrinsik bisa saja berubah menjadi motivasi intrinsik, yaitu pada siswa yang menyadari
pentingnya belajar, dan ia belajar sungguh-sungguh tanpa ada suruhan atau dorongan dari
orang lain lagi.

Motivasi ini juga dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas
belajar di mulai dan di teruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak
berkaitan dengan aktivitas belajar. Perlu ditegaskan bahwa bukan berarti motivasi ini tidak
baik dan tidak penting. Sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-
ubah dan juga mungkin ada komponen-komponen lain dari dalam proses belajar mengajar
siswa sehingga di perlukan motivasi ekstrinsik.

2. Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar


Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar
seseorang..Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar.Agar peranan motivasi lebih
optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar diketahui, tetapi
harus diterangkan dalam aktivitas belajar-mengajar.
Menurut Djamarah (2011), terdapat beberapa prinsip dasar yang perlu diketahui dalam
menimbulkan motivasi belajar, antara lain yaitu sebagai berikut:
1) Motivasi sebagai Dasar Penggerak yang Mendorong Aktivitas Belajar
Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang
mendorongnya.Motivasilah sebagai dasar penggeraknya yang mendorong
seseorang untuk belajar.Minat merupakan kecenderungan psikologis yang
menyenangi suatu objek, belum sampai melakukan kegiatan.Namun minat
adalah motivasi dalam belajar.Minat merupakan potensi psikologi yang dapat
dimanfaatkan untuk menggali motivasi. Bila seseorang sudah termotivasi
untuk belajar, maka dia akan melakukan aktivitas belajar dalam rentang waktu
tertentu. Oleh karena itulah, motivasi diakui sebagai dasar penggerak yang
mendorong aktivitas belajar seseorang.

2) Motivasi Intrinsik Lebih Utama daripada Motivasi Ekstrinsik dalam Belajar


Dari seluruh kebijakan pengajaran, guru lebih banyak memutuskan
memberikan motivasi ekstrinsik kepada setiap anak didik. Anak didik yang
malas belajar sangat berpotensi untuk diberikan motivasi ekstrinsik oleh guru
supaya dia rajin belajar. Efek yang tidak diharapkan dari pemberian motivasi
ekstrinsik adalah kecenderungan ketergantungan anak didik terhadap segala
sesuatu di luar dirinya. Selain kurang percaya diri, anak didik juga bermental
pengharapan dan mudah terpengaruh. Oleh karena itu motivasi intrinsik lebih
utama dalam belajar.

3) Motivasi Berupa Pujian Lebih Baik daripada Hukuman


Meski hukuman tetap diberlakukan dalam memicu semangat belajar anak didik, tetapi
masih lebih baik penghargaan berupa pujian. Setiap orang senang dihargai dan tidak suka
dihukum dalam bentuk apa pun juga. Memuji orang lain berarti memberikan penghargaan atas
prestasi kerja orang lain. Hal ini akan memberikan semangat kepada seseorang untuk lebih
meningkatkan prestasi kerjanya. Tetapi pujian yang diucap itu tidak asal ucap, harus pada
tempat.

4) Motivasi Berhubungan Erat dengan Kebutuhan Belajar


Dalam kehidupan anak didik, membutuhkan penghargaan, perhatian,
ketenaran, status, martabat, dan sebagainya merupakan kebutuhan yang wajar
bagi anak didik. Semuanya dapat memberikan motivasi bagi anak didik dalam
belajar. Guru yang berpengalaman harus dapat memanfaatkan kebutuhan anak
didik, sehingga dapat memancing semangat belajar anak didik agar menjadi
anak yang gemar belajar. Anak didik pun giat belajar untuk memenuhi
kebutuhannya demi memuaskan rasa ingin tahunya terhadap sesuatu.

5) Motivasi dapat memupuk optimis dalam belajar


Anak didik yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin dapat menyelesaikan
setiap pekerjaan yang dilakukan. Dia yakin belajar bukanlah kegiatan yang sia-sia.

3. Fungsi Motivasi Belajar


Baik motivasi intrinsic maaupun ekstrinsik sama berfungsi sebagai pendorong,
penggerak, dan penyeleksi perbuatan. Ketiganya menyatu dalam sikap dalam perbuatan.
Menurut Sardirman (2016), motivasi belajar memiliki tiga fungsi utama yaitu:

1.) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap
kegiatan yang akan dikerjakan.

2.) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan
demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai
dengan rumusan tujuan.

3.) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus


dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

H. Cara Meningkatkan Motivasi Belajar

Motivasi belajar sifatnya tidak tetap, terkadang meningkat dan terkadang menurun. Motivasi
sebaiknya tetap pada tingkat yang baik, hal ini memerlukan upaya dalam meningkatkan motivasi
belajar. Adapun beberapa cara yang dikemukakan untuk meningkatkan motivasi belajar.

Menurut Sardirman (2016) terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan, antara lain yaitu :
a. Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. banyak siswa belajar, yang
utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik, sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah
nilai ulangan atau nilai-nilai raport angkanya baik-baik.

b. Hadiah
Hadiah juga dapat dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk
suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat
untuk sesuatu pekerjaan tersebut. Sebagai contoh hadiah yang diberikan untuk gambar yang terbaik
mungkin tidak akan menarik bagi seorang siswa yang tidak memiliki bakat menggambar.
c. Saingan/Kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa.
Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa. Memang unsur persaingan ini banyak dimanfaatkan di dalam dunia industri atau
perdagangan, tetapi juga sangat baik digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa.

d. Ego-involement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai
tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu
bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk
mencapai prestasi baik dengan menjaga harga dirinya.

e. Memberi Ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, memberi
ulangan ini juga merupakan sarana motivasi.

f. Mengetahui Hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk
lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik bahwa hasil belajar meningkat, maka ada
motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.

g. Pujian
Apabila ada siswa yang sukses atau berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan
pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang
baik.

h. Hasrat untuk belajar


Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih
baik, bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti
pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga kemungkinan besar
hasilnyapun akan lebih memuaskan.
i. Minat
Motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga dengan minat sehingga tepatlah kalau minat
merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan
minat.

j. Tujuan yang diakui


Rumusan tujuan yang diakui dan akan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang
sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna
dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.

I. Definisi Tujuan dan Tujuan Pembelajaran

Penentuan tujuan merupakan langkah pertamaa dalam membuat perencanaan sehingga


pelaksanaannya nanti terarah sesuai dengan tujuan dan hasil yang ingin di capai. Secara bahasa,
tujuan berarti arah atau haluan yang akan dituju atau di capai.

Adapun definisi tujuan menurut ahli adalah sebagai berikut;

1. Menurut H.R. Daeng Naja

Tujuan merupakan misi sasaran yang ingin dicapai oleh suatu organisasi di masa yang akan
dating dan manajer bertugas mengarahkan jalannya organisasi untuk mencapai tujuan
tersebut.

2. Menurut Ken Mcelroy

Tujuan merupakan langkah pertama dalam proses mencapai kesuksesan dan tujuan juga
merupakan kunci mencapai kesuksesan.

3. Menurut Tommy Suprapto


Tujuan merupakan realisasi dari misi yang spesifik dan dapat di lakukan dalam jangka
pendek.
Tujuan pembelajaran adalah pernyataan khusus yang dinyatakan dalam perilaku atau
penampilan, yang dinyatakan secara tertulis, untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.
Proses pembelajaran adalah proses membantu siswa untuk belajar, yang ditandai dengan perubahan
perilaku kognitif, emosional dan psikomotorik.Hanya ketika perilaku siswa berubah maka guru
dapat dikatakan telah melakukan kegiatan pembelajaran. dalam kegiatan-kegiatan tersebut. Ada
hubungan fungsional antara perilaku guru dan perubahan perilaku siswa (Kartadinata, 1997: 75).

Ketercapaian tujuan pembelajaran dapat dikatakan sebagai dampak dari proses pembelajaran.
Dampak pembelajaran adalah hasil belajar yang segeradapat diukur, yang terwujud dalam hasil
evaluasi pembelajaran. Dampak pembelajaran dapat dibedakan atas dampak intruksional
(instructional effeck)dan dampak tak langsung atau dampak iringan (nurturant effeck).
Dampaklangsung adalah dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan pembelajaran yangtelah
diprogramkan sebelumnya, sedangkan dampak iringan muncul sebagai pengaruh atau terjdi sebagai
pengalaman dari lingkungan belajar. Menurut (Kartadinata (1997), dampak iringan bisa berwujud
dalam bentuk pemahaman, apresiasi, sikap, motivasi, kesadaran , keterampilan sosial, dan perilaku
sejenis lainnya.

J. Manfaat dan Taksonomi tujuan pembelajaran

Tujuan terbentuk oleh tujuan khusus (objective) yang memberikan 4 manfaat dari tujuan
pembelajaran yaitu:
1. Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar
2. Memudahkan guru memilih dan Menyusun bahan ajar
3. Membantu guru menentukan kegiatan belajar dan media pembelajar
4. Memudahkan guru mengadakan penilaian

Taksonomi tujuan pembelajaran adalah pengelompokkan tujuan pembelajaran dalam kawasan


kognitif, afektif, dan psikomotorik. Taksonomi berasal dari bahasa Yunani tassein berarti untuk
mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi berarti klasifikasi berhirarkhi dari
sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat,
dan kejadian sampai pada kemampuan berpikir dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema
taksonomi
A. Taksonomi Tujuan Kognitif
Kawasan kognitif meliputi tujuan pendidikan yang berkenaan dengan ingatan atau pengenalan
terhadap pengetahuan dan pengembangan kemampuan intelektual dan keterampilan berpikir.
Dalam kawasan kognitif ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi enam jenjang, yaitu pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, danevaluasi. Keenam jenjang itu bersifat hierarkikal
dimulai dari jenjang yang paling bawah yaitu pengetahuan sampai ke jenjang yang paling tinggi
yaitu evaluasi. Artinya jenjang di bawah menjadi prasyarat untuk jenjang di atasnya. Jenjang
yangbawahnya itu harus dicapai lebih dahulu agar dapat mencapai jenjang yang di atasnya.
Konsep penjenjangan dalam kawasan kognitif ini sangat populer dan sampai saat ini digunakan
secara sangat intensif dalam dunia pendidikan, khususnya dalam pengembangan tes hasil belajar.
Intensitas penggunaan tersebut dapat dilihat dari seringnya buku Taxonomy of Educational
Objectives, Handbook I; Cognitive Domain karangan Benjamin S. Bloom (1956) sudah dicetak
ke-21 kalinya pada tahun 1977.

Taksonomi Tujuan Pendidikan dalam Kawasan Kognitif


Secara singkat setiap jenjang taksonomi tujuan pendidikan dalam kawasan kognitif tersebut
dapat diuraikan sebagai berikut:
(1) Pengetahuan(Knowledge)
Pengetahuan meliputi perilaku-perilaku (behaviors) yang menekankan pada mengingat
(remembering) seperti_mengingat ide dan fenomena atau peristiwa. Mengingat istilah dan fakta
(tanggal, peristiwa, nama orang, dan tempat), mengingat rumus, mengingat isi peraturan
perundangan,dan definisi, termasuk dalam jenjang taksonomi pengetahuan.
(2) Pemahaman(Comprehention)
Pemahaman meliputi perilaku menerjemahkan, menafsirkan, menyimpulkan, atau
mengekstrapolasi (memperhitungkan) konsep dengan menggunakan kata-kata atau simbol-
simbol lain yang dipilihnya sendiri. Dengan perkataan lain pemahaman meliputi perilaku yang
menunjukkan kemampuan mahasiswa dalam menangkap pengertian suatu konsep.
(3) Penerapan(Aplication)
Penerapan meliputi penggunaan konsep atau ide, prinsip, atau teori, dan prosedur, atau metode
yang telah dipahami mahasiswa ke dalam praktikmemecahkan masalah atau melakukan suatu
pekerjaan.Perilaku penerapan sangat banyak digunakan dalam merumuskan tujuan pendidikan
yang dimaksudkan untuk menghasilkan mahasiswa yang mampu bekerja dengan menerapkan
teori yang telah dipelajarinya.
(4) Analisis(Analysis)
Analisis meliputi perilaku menjabarkan atau menguraikan (break down) konsep menjadi bagian-
bagian yang lebih rinci dan menjelaskan keterkaitan atau hubungan antar bagian-bagian
tersebut.Kemampuan menganalisis suatu konsep sangat dipengaruhi pemahaman mahasiswa
terhadap konsep tersebut dan kemampuan berpikir untuk memilah-milah, merinci, dan
mengaitkan hasil rinciannya. Proses berpikir dalam menganalisis sangat intensif dan dalam.
(5) Sintesis(Synthesis)
Sintesis berkenaan dengan kemampuan menyatukan bagian-bagian secara terintegrasi menjadi
suatu bentuk tertentu yang semula belum ada.
(6) Evaluasi(Evaluation)
Kemampuan mengevaluasi berarti membuat penilaian (judgement) tentang nilai (value) untuk
maksud tertentu. Karena membuat penilaian maka prosesnya menggunakan kriteria atau standar
untuk mengatakan sesuatu yang dinilai tersebut seberapa jelas, efektif, ekonomis, atau
memuaskan. Dalam proses evaluasi terlibat kemampuan pengetahuan, pemahaman, penerapan,
analisis, dan sintesis.

B. Taksonomi Tujuan Afektif


Krathwohl, Bloom dan Maisa (1964) mengembangkan taksonomi tujuan yang berorientasikan
kepada perasaan atau afektif. Taksonomi ini menggambarkan proses seseorang di dalam
mengenali dan mengadopsi nilai dan sikap tertentu yang menjadi pedoman baginya dalam
bertingkah laku. Krathwohl mengelompokkan tujuan afektif ke dalam lima kelompok yaitu:
1) Pengenalan/penerimaan (Receiving)
Tujuan pembelajaran kelompok ini mengharapkan peserta didik untuk mengenal, bersedia
menerima dan memperhatikan berbagai stimulus. Dalam hal ini peserta didik bersikap pasif,
sekedar mendengarkan atau memperhatikan saja
(2) Pemberian Respon (Responding)
Tujuan pembelajaran kelompok ini menekankan keinginan untuk berbuat sesuatu sebagai reaksi
terhadap suatu gagasan, benda atau sistem nilai lebih dari sekedar pengenalan saja. Dalam hal ini
peserta didikdiharapkan untuk menunjukkan perilaku yang diminta, misalnya: berpartisipasi,
patuh, atau memberikan tanggapan secara sukarela bila diminta.
(3) Penghargaan terhadap nilai (Valuing)
Penghargaan terhadap nilai merupakan perasaan, keyakinan atau tanggapan bahwa suatu
gagasan, benda atau cara berpikir tertentu memiliki nilai (worth). Dalam hal ini peserta didik
secara konsisten berperilaku sesuai dengan suatu nilai meskipun tidak ada pihak lain yang
meminta atau mengharuskan. Nilai dan value ini dapat saja dipelajari dari orang lain, misalnya:
instruktur, dosen, teman, atau keluarga.
(4) Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian menunjukkan saling berhubungan antara nilai-nilai tertentu dalam suatu sistem
nilai, serta menentukan nilai mana yang mempunyai prioritas lebih tinggi daripada nilai yang
lain. Dalam hal ini peserta didik menjadi committed terhadap suatu nilai. Dia diharapkan untuk
mengorganisasikan berbagai nilai yang dipilihnya ke dalam satu sistim nilai dan menentukan
hubungan diantara nilai-nilai tersebut
(5) Pengamalan (Characterization)
Pengamalan berhubungan dengan pengorganisasian dan pngintegrasian nilai-nilai ke dalam suatu
sistem nilai pribadi. Hal ini diperlihatkan melalui perilaku yang konsisten dengan sistem nilai
tersebut. Pada tingkat ini peserta didik bukan saja telah mencapai perilaku-perilaku pada
tingkatan-tingkatan yang lebih rendah, tetapi telah mengintegrasikan nilai-nilai tersebut ke dalam
suatu filsafat hidup yang lengkap dan meyakinkan. Perilaku yang ditunjukkan peserta didik akan
selalu konsisten dengan filsafat hidup tersebut. Filsafat hidup tersebut merupakan bagian dari
karakter.
Pengelompokan tujuan-tujuan afektif tersebut bersifat hierarkhis, dengan pengenalan sebagai
tingkat yang paling rendah (sederhana) dan pengamalan sebagai tingkat paling tinggi. Makin
tinggi tingkat tujuan dalam hierarkhi semakin besar pula keterlibatan dan komitmen seseorang
terhadap tujuan tersebut.

C. Taksonomi Tujuan Psikomotor


Tujuan pembelajaran kawasan psikomotor dikembangkan oleh Harrow (1972), terdiri dari lima
tingkat sebagai berikut:
(1) Meniru (Limitation)
Tujuan pembelajaran pada tingkat ini mengharapkan peserta didik untuk dapat meniru suatu
perilaku yang dilihatnya.
(2) Manipulasi (Manipulation)
Pada tingkat ini peserta didik diharapkan untuk melakukan suatu perilaku tanpa bantuan visual
sebagaimana perilakau pada tingkat meniru. Peserta didik diberi petunjuk berupa tulisan atau
instruksi verbal dan diharapkan melakukan tindakan yang diminta.
(3) Ketetapan Gerakan (Precision)
Pada tingkat ini peserta didik diharapkan menunjukkan suatu perilaku tanpa menggunakan
contoh visual maupun petunjuk tertulis, dan melakukannya dengan lancar, tepat, seimbang, dan
akurat.
(4) Artikulasi (Articulation)
Pada tingkat ini peserta didik diharapkan untuk menunjukkan serangkaian gerakan dengan
akurat, urutan yang benar, dan kecepatan yang tepat.
(5) Naturalisasi (Naturalization)
Pada tingkat ini peserta didik diharapkan melakukan gerakan tertentu secara spontan atau
otomatis. Peserta didik melakukan gerakan tersebut tanpa berpikir lagi cara melakukan dan
urutannya.
K. Cara Merumuskan tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran (instructional objective) adalah perilaku hasil belajar yang diharapkan
terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu.
Hal ini didasarkan berbagai pendapat tentang makna tjuan pembelajaran atau tujuan
instruksional.Penyusunan tujuan pembelajaran merupakan tahapan penting dalam rangkaian
pengembangan desain pembelajaran. Dari tahap inilah ditentukan apa dan bagaimana harus
melakukan tahap lainnya. Apa yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran menjadi acuan untuk
menentukan jenis materi, strategi, metode, dan media yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran. Tanpa tujuan yang jelas, pembelajaran akan menjadi kegiatan tanpa arah, tanpa
fokus, dan menjadi tidak efektif.

Tujuan belajar berfungsi sebagai acuan dari semua komponen rancangan atau desain
instruksional. Oleh karena itu tujuan belajar harus dirumuskan secara tepat/jitu sesuai dengan
tingkah laku/kemampuan aktual yang harus dimiliki oleh mahasiswa (pembelajar) setelah selesai
belajar sebagai suatu kebulatan kompetensi. Struktur komponen-komponen itu dalam
keterkaitannya dapat dilihat pada bagan 2 (Soekoer, 1994):

TP
TP = Tujuan Pembelajaran
MB = Materi Belajar KB
KB = Kegiatan Belajar
EHB = Evaluasi Hasil Belajar
MMSB = Metode, Media, dan
MB
EHB
MM SB

Sesuai dengan bagian diatas, Tujuan Belajar harus dirumuskan paling dulu kemudian baru
komponen-komponen yang lain. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari perumusan tujuan
pembelajaran adalah: (1) menentukan tujuan proses pembelajaran, (2) menentukan persyaratan
awal pembelajaran, (3) merancang strategi pembelajaran, (4) memilih media pembelajaran, (5)
menyusun instrumen evaluasi pembelajaran, dan (6) melakukan tindakan perbaikan pembelajaran.
BAB III
PENUTUP

Menurut pembahasan materi di dalam makalah ni, dapat kami simpulkan bahwa motivasi
belajar berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Motivasi berfungsi sebagai pendorong
untuk berbuat sesuatu disetiap aktivitas yang dilakukan.
Motivasi belajar merupakan faktor psikologis non intelektual yang berperan dalam
menumbuhkan semangat belajar seseorang. Motivasi belajar adalah keseluruhan dorongan dari
dalam dan luar siswa untuk membangkitkan gairah, keinginan, semangat dan semangat dalam
kegiatan belajar untuk mencapai tujuan. Motivasi belajar adalah suatu dorongan yang secara sadar
atau tidak sadar dibangkitkan oleh siswa untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainya dalam
kegiatan belajar yang berkesinambungan, sehingga dapat mengubah perilakunya.
Pada dasarnya ada dua macam motivasi belajar, yaitu: motivasi yang timbul sendiri dan
motivasi yang timbul karena adanya rangsangan dari luar. Kedua bentuk motivasi belajar tersebut
memiliki dampak yang kuat terhadap prestasi akademik. Setiap motivasi berkaitan erat dengan
suatu tujuan atau cita-cita.
Jenis-jenis Motivasi belajar : (i) Motivasi primer dan (ii) motivasi sekunder
Sifat-sifat motivasi: motivasi intrinsic (dorongan yang berasal dari dalam diri siswa untuk
berprilaku), dan motivasi ekstrinsik (dorongan yang dipengaruhi oleh factor dari luar diri siswa).

Tujuan pembelajaran adalah pernyataan spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau
penampilan, dinyatakan secara tertulis, untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.
Proses pembelajaran adalah proses membantu siswa belajar, dan ditandai dengan perubahan
perilaku kognitif, emosional, dan psikomotorik.Hanya ketika perilaku siswa berubah maka guru
dapat dikatakan telah melakukan kegiatan pembelajaran. dalam kegiatan-kegiatan tersebut. Ada
hubungan fungsional antara perilaku guru dan perubahan perilaku siswa (Kartadinata, 1997: 75).

Tercapainya tujuan pembelajaran dapat dikatakan berdampak pada proses


pembelajaran. Dampak belajar merupakan hasil belajar yang dapat diukur secara langsung yang
tercermin dalam hasil penilaian pembelajaran. Efek belajar dapat dibagi menjadi efek mengajar
(teaching effect) dan efek tidak langsung atau efek persahabatan (nurturing effect).
DAFTAR PUSTAKA

ali, F. (n.d.).

ali, f. (2012). motif dan motivasi . MOTIF, 15.

dwi, a. (2020). KLASIFIKASI MOTIF. MOTIVASI DAN TUJUAN PEMBELAJARAN, 10.

fatmawati. (2012). motif dan teori motivasi. MOTIF, 15.

Aritonang, Keke T. 2008. “Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”. Jurnal
Pendidikan Penabur, 7(10): 11-21. B

Djaali. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar.
Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Bandung. Bumi Aksara. Hamzah, Moh dan Ismail. 2009.

Mudjiono dan Dimyati. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

(mayawi, 2015)

ali, F. (n.d.).

ali, f. (2012). motif dan motivasi . MOTIF, 15.

dwi, a. (2020). KLASIFIKASI MOTIF. MOTIVASI DAN TUJUAN PEMBELAJARAN, 10.

fatmawati. (2012). motif dan teori motivasi. MOTIF, 15.

mayawi. (2015). motivasi belajar dan pembelajaran. MAKALAH BDP, 21.

Anda mungkin juga menyukai