Anda di halaman 1dari 13

PENGERTIAN DAN MOTIVASI BELAJAR + MODEL

ARCS
DOSEN : KUNTO IMBAR NURSETYO,S.Pd.M.Pd.

DI SUSUN OLEH :

AMELYA PUTRI UTAMI


NURUL RAMADHANTY
PUPUT MUTIA DEWI

PENJAS B 2014
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas


rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “ PENGERTIAN DAN MOTIVASI
BELAJAR + MODEL ARCS ”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu

tugas yang diberikan dalam mata kuliah TEORI BELAJAR DAN


PENGAJARAN di Universitas Negeri Jakaarta.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak


kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua
pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima


kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah
memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini.

Jakarta,27 Februari 2016

Tim Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua

orang selama dia hidup. Sejak manusia tersebut masih di dalam kandungan sampai

akhir hayatnya. Dan belajar maupun pembelajaran mempunyai definisi yang berbeda.

Belajar dapat didefinisikan sebagai hasil perubahan perilaku manusia berdasarkan

pengalaman. Sedangkan pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dimulai

secara sengaja untuk mendukung proses belajar siswa. Tapi dengan kedua hal tersebut

saja masih hal-hal pendukung yang harus diperhatikan, salah satunya adalah motivasi.

Adanya sebuah motivasi turut berperan penting dalam proses pembelajaran. Dan

motivasi berperan penting terhadap keberhasilan prestasi belajar. Dalam

meningkatkan motivasi siswa ada beberapa metode, salah satunya adalah metode

ARCS yaitu Attention (perhatian), Relevance (relevansi), Confidence (kepercayaan

diri) dan Statisfaction (kepuasan). Dalam proses belajar, prinsip diatas adapat

diterapkan untuk menjaga motivasi siswa selama pembelajaran berlangsung.

1.2. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian belajar


2. Memahami tentang motivasi belajar
3. Mengetahui metode ARCS

1.3. METODE PENULISAN


Penulis memakai metode studi literatur dan kepustakaan dalam penulisan
makalah ini. Referensi makalah ini bersumber hanya dari buku dan media internet.

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN

Makalah ini disusun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab pembahasan, dan
bab penutup. Adapun bab pendahuluan terbagi atas : latar belakang, rumusan makalah,
tujuan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab pembahasan berisi tentang
perincian dari rumusan masalah. Bab penutup berisi kesimpulan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Definisi Belajar

Belajar merupakan sebuah proses yang komplek yang terjadi pada semua orang
dan berlangsung seumur hidup.pertanda seseorang telah belajar yaitu adanya perubahan
tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku menyangkut perubahan yang
bersifat pengetahuan ( kognitif ) dan keterampilan ( psikomotor ) maupun yang
menyangkut nilai dan sikap ( afektif ).

Belajar adalah sebuah proses yang kompleks yang didalamnya terkandung


beberapa aspek.

Aspek – aspek tersebut adalah

1. Bertambahnya jumlah pengetahuan.


2. Adanya kemampuan mengingat dan mereproduksi.
3. Ada penerapan pengetahuan.
4. Menyimpulkan makna.
5. Menafsirkan dan mengaitkannya dengan realitas.
6. Adanya perubahan sebagai pribadi.

B. Pengertian Belajar Menurut Para Ahli

GUIDANCE OF LEARNING ACTIVITIES W.H. BURTON ( 1984 )


mengemukakan bahwa belajar adalah proses perubuhan tingkah laku pada diri individu
karena adanya interaksi antara individu dengan individu, dan individu dengan
lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya.

ERNEST R. dalam introduction to psychology mendefinisikan belajar sebagai


suatu perubahan proses kegiatan,reaksi terhadap lingkungan.

H.C WITHERINGTON dalam Education psychology menjelaskan pengertian


belajar sebagai suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagian
suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan kepribadian atau suatu
pengertian.

Gage Berlinger mendefinisikan belajar sebagai suatu proses di mana suatu


organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman.
HAROLD SPEAR mengemukakan pengertian belajar dalam perspektifnya yang
lebih detail. Menurut spear learning is to observe, to read, to imitate, to try something
them selves, to listen, to follow direction.

GAGNE ( 1977 ) pernah mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan


perilaku yang relative menetap yang dihasilkan dari pengamalan masa lalu ataupun dari
pembelajaran yang bertujuan / direncanakan.

Jadi kesimpulannya belajar adalah seseorang yang telah belajar dengan adanya
perubahan tingkah laku yang menetap pada dirinya, dan perubahan itu terjadi karna
interaksi dengan lingkungan, tidak karena pertumbuhan fisik atau kedewasaan, bukan
juga karena kelelahan atau penyakit atau pengaruh obat – obatan.

Delapan Kecenderungan Mengapa Manusia Mau Belajar


1. Ada semacam dorongan rasa ingin tahu yang kuat, biasanya diwujudkan
dengan munculnya sejumlah pertanyaan-pertanyan
2. Ada keinginan untuk menguasai ilmu untuk mengusai ilmu pengetahuan dan
teknologi sebagai tututan zaman dan sekitarnya
3. Menjamin istilah Abraham Maslow bahwa segala aktifitas manusia didasari
atas kebutuhan yang harus dipenuhi
4. Untuk melakukan penyempurnaan diri apa yang sudah diketahuinya., untuk
menambah wawasan seseorang.
5. Untuk mampu bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungannya.
6. Untuk meningkatkan intelektualitas dan mengembangkan potensi diri. Karena
intelektualitas adalaj modal penting untuk berkompetisi.
7. Untuk mencapai cita-cita
8. Sebagian orang ingin belajar hanya untuk mengisi waktu luang yang
dinilainya belajar adalah suatu yang bermanfaat.

C. Pengertian dan Ciri-Ciri Pembelajaran


Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung
proses belajar siswa dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang
berpenan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa
(Winkle, 1991) Winkle mendefinisikan pembelajaran sebagai pengaturan dan pencipta
kondisi-kondisi ekstern sedemikian rupa, sehingga menunjang proses belajar siswa
dan tidak menghambatnya.
Gagne (1985) mengemukakan suatu definisi pembelajaran yang lebih lengkap,
pembelajaran dimaksudkan untuk menghasilkan belajar, situasi eksternal harus
dirancang sedemikian rupa untuk mengaktifkan, mendukung dan mempertahankan
proses internal yang terdapat dalam setap peristiwa belajar.
Dari beberapa pengertian pembelajaran yang telah dikemukakan maka dapat
disimpulkan beberapa ciri pembelajaran sebagai berikut:
1. Merupakan upaya sadar dan disengaja
2. Pembelajaran harus membuat siswa belajar
3. Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan
4. Pelaksaannya terkendali, baik isinya,waktu,proses maupun hasilnya.

D. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata bahasa latin yaitu ‘movere’ yang berarti
menggerakkan. Kemudian makna tersebut menjadi berkembang. Menurut
Wlodkowski(1985) motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau
menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah dan ketahanan (persistence)
pada tingkah laku tersebut.

Sedangkan menurut Imron(1996), menjelaskan motivasi berasal dari kata


inggris motivation, yang berarti dorongan pengalasan dan motivasi. Kata kerjanya
adalah to motivate yang berarti mendorong, menyebabkan dan merangsang. Kata
Motive sendiri berarti alasan, sebab dan daya penggerak (Echols,1984 dalam Imron,
1996). Motif adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorong individu tertentu
untuk melakukan suatu aktivitas guna mencapai tujuan yang diinginkan (Suryabrata,
1984)

Motivasi juga dapat dijelaskan sebagai “tujuan yang ingin dicapai melalui
perilaku tertentu” (Cropley, 1985). Ames dan Ames menjelaskan motivasi dari
pandangan kognitif. Pandangan ini didefinisikan sebagai perspektif yang dimiliki
seseorang mengenai dirinya, contohnya seorang mahasiswa yang harus mengerjakan
tugasnya dengan baik agar dia mendapat nilai yang bagus.

E. Jenis dan Sumber Motivasi

Motivasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu motivasi intrisik dan motivasi
ekstrinsik. Motivasi intrisik adalah motivasi yang berasal dari dalam pribadi manusia
tersebut, tanpa adanya dorongan dari luar. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang berasal dari luar seperti pujian atau permberian penghargan dari
lingkungan sekitar. Dalam hal ini motivasi intrinsik memiliki peran yang lebih besar
dari motivasi ekstrinsik.

Sumber motivasi seseorang menurut Abraham Maslow yang mengemukakan


suatu teori kebutuhan yaitu setiap manusia senantiasa didorong untuk untuk
memenuhi kebutuhan tertentu. Kebutuhan tersebut pada diri manusia senantiasa
menuntut pemenuhan.pemenuhan ini dimulai dari tingkat yang paling dasar sampai ke
tingkat yang paling tinggi. Kebutuhan yang menuntut pemenuhan tersebut dipandang
sebagai motovator aktif. Sementara kebutuhan diatasnya menjadi strongest need. Oleh
karena itu, kebutuhan ini harus selalu dipenuhi dalam tahap yang berjenjang.

Menurut Maslow, ada lima kebutuhan dasar manusia. Kelima tersebut adalah :
kebutuhan fisiologis (physiological needs), kebutuhan keamanan dan rasa terjamin
(safeti or security needs), kebutuhan sosial (social needs), kebutuhan ego (esteem
needs) dan kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization needs).

F. Peran Dalam Motivasi Belajar Dan Pembelajaran

Secara umum terdapat dua peranan penting motivasi dalam belajar. Pertama
motivasi merupakan daya penggerak yang ada di dalam diri siwwa yang
menimbulkan keinginan untuk belajar demi tercapainya tujuan tersebut. Kedua
motivasi memegang peranan langsung dalam memberikan semangat yang tinggi
dalam melakukan kegiatan berlajar. Sehingga siswa yang mempunyai semangat yang
tinggi akan mempunyai banyak energi untuk melaksanakan pembelajaran.

Beberapa tokoh pendidikan seperti Mc Clelland (1985), Bandura (1977),


Bloom (1980), Weiner (1986), Fyans dan Maerh (1987) melakukan berbagai
penelitian tentang peranan motivasl belajar dan menemukan hasil yang menarik.

Dalam studi yang dilakukan Fyans dan Maerh(1987) menemukan bahwa


diantara 3 faktor, yaitu latar belakang keluarga, kondisi sekolah dan motivasi, faktor
motivasi merupakan aspek yang paling baik untuk prestasi belajar. Walberg dkk
(1983), menyimpulkan bahwa motivasi mempunyai peranan dari 11 sampai 20 persen
terhadap prestasi belajar. Studi yang dilakukan oleh Suciati (1990) menyimpulkan
bahwa kontribusi motovasi sebesar 36 persen, sedangkan menurut Mc Clelland
motivasi berprestasi (achievment motovation) mempunyai kontribusi sampai 64
persen terhadap prestasi belajar.

G. Model motivasi ARCS

Keller (1983), telah menyusun seperangkat model motivasi yang dapat


diterapkan dalam proses pembelajaran. Model tersebut adalah ARCS model. Yaitu
Attention (perhatian), Relevance (relevansi), Confidence (kepercayaan diri) dan
Statisfaction (kepuasan). Dalam proses belajar, prinsip diatas adapat diterapkan untuk
menjaga motivasi siswa selama pembelajaran berlangsung.
Attetion (perhatian) didapat dari rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu yang tinggi
dapat dipancing dengan menggunakan hal-hal baru yang sekiranya belum pernah
didengar oleh siswa tersebut. Beberapa strategi untuk menerapkan Attention ini yaitu:
1. Menggunakan banyak metode pembelajaran
2. Menggunakan media pembelajaran pendukung
3. Menggunakan humor
4. Menghadirkan contoh yang nyata yang sesuai dengan konsepnya
5. Menggunakan teknik tanya-jawab untuk melibatkan siswa
Relevance (relevasi) menunjukkan adanya hubungan materi pembelajaran
dengan kebutuhan dan kondisi siswa. Strategi yang dapat digunakan untuk
menunjukkan adanya relevansi dalam pembelajaran yaitu:
1. Menyampaikan pada siswa hal apa yang bisa dilakukan setelah
mendapat materi tersebut
2. Menjelaskan manfaat pengetahuan/keterampilan yang akan dipelajari
3. Memberikan contoh/latihan yang berkaitan langsung dengan kondisi
siswa
Confident (kepercayaan diri) merasa diri mampu merupakan potensi untuk
dapat beradaptasi dengan lingkungan.motivasi akan meningkat sejalan dengan
meningkatnya harapan untuk berhasil. Beberapa strategi untuk meningkatkan
kepercayaan diri siswa yaitu:
1. Meningkatkan harapan siswa dengan memperbanyak pengalaman
berhasil
2. Mennyusun pembelajaran dengan kelompok yang lebih kecil. Agar
siswa tidak dituntut untuk menguasai banyak konsep sekaligus
3. Meningkatkan harapan siswa dengan menggunakan sejumlah
persyaratan untuk berhasil
4. Menggunakan strategi yang memungkinkan keberhasilan dapat kontrol
siswa
5. Membuat pernyataan-pernyataan yang membangun
6. Memberikan umpan balik yang aktif selama pembelajaran, agar siswa
mengetahui sejauh mana pemahaman mereka
Statisfaction (kepuasan) keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan
mendapat kepuasan, dan siswa akan termotivasi untuk mencapai tujuan itu lagi. Ada
beberapa strategi untuk mencapai kepuasan, yaitu:
1. Berikan siswa pujian secara verbal. Sebagai umpan balik dari apa yang
dicapainya
2. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempraktekkan hal yang
bari ia pelajari
3. Meminta siswa yang telah menguasai bekerja sama membantu
temannya yang belum menguasai
4. Membandingkan prestasi siswa tersebut dengan prestasi yang pernah ia
capai sebelumnya. Tapi bukan dengan siswa lainnya.

ARCS sendiri adalah akronim dari bentuk sikap siswa yakni attention
(perhatian), relevance (relevansi), confidence (percaya diri),
dansatisfaction (kepuasan). Jadi, disimpulkan bahwa model pembelajaran ARCS
adalah suatu bentuk pembelajaran yang mengutamakan perhatian siswa,
menyesuaikan materi pembelajaran dengan pengalaman belajar siswa, menciptakan
rasa percaya diri dalam diri siswa, dan menimbulkan rasa puas dalam diri siswa
tersebut. Model pembelajaran ini menarik karena dikembangkan atas dasar teori-teori
dan pengalaman nyata intsruktur sehinga mampu membangkitkan semangat belajar
siswa secara optimal dengan memotivasi diri siswa sehingga didapatkan hasil belajar
yang optimal. Menurut Awoniyi, dkk (1997:30) model pembelajaran ARCS ini
mempunyai kelebihan yaitu sebagai berikut:
1. Memberikan petunjuk: aktif dan memberi arahan tentang apa yang
harus dilakukan oleh siswa
2. Cara penyajian materi dengan model ARCS ini bukan hanya dengan
teori yang penerapannya kurang menarik
3. Model motivasi yang diperkuat oleh rancangan bentuk pembelajaran
berpusat pada siswa
4. Penerapan model ARCS meningkatkan motivasi untuk mengulang
kembali materi lainnya yang pada hakekatnya kurang menarik
5. Penilaian menyeluruh terhadap kemampuan-kemampuan yang lebih
dari karakteristik siswa-siswa agar strategi pembelajaran lebih efektif
Selanjutnya Awoniyi, dkk (1997:31) menjelaskan bahwa selain mempunyai
kelebihan, model pembelajaran ARCS ini juga mempunyai kekurangan. Kekurangan
model pembelajaran ARCS ini yaitu:
1. Hasil afektif siswa sulit dinilai secara kuantitatif
2. Perkembangan secara berkesinambungan melalui model ARCS ini sulit
dijadikan penilaian
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Hartini Nara, Siregar Evelin. 2010 . Teori Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta :
Ghallia Indonesia

https://learningtheori.wordpress.com/2010/03/08/model-arcs-keller/ diakses
Sabtu 27 Februari 2016 (17.22)

Anda mungkin juga menyukai