Anda di halaman 1dari 33

APA MOTIVASI ITU?

BAB V Sebelum sampai pada motivasi, maka penulis terlebih


MOTIVASI dahulu akan menjelaskan kata “motiv” terlebih dahulu, karena
A. Pengertian Motivasi kata “motiv” muncul terlebih dahulu sebelum kata “motivasi’.
Motivasi merupakan komponen utama dari prinsip Kedua hal tersebut merupakan daya upaya yang mendorong
psikologi yang berpusat pada siswa. Motivasi adalah aspek seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat diartikan
penting dari pengajaran dan pembelajaran. Murid yang tidak sebagai suatu kondisi internal (kesiapan, dan kesiagaan). Yang
punya motivasi tidak akan berusaha keras untuk belajar. Murid berawal dari kata “motiv” itu, maka motivasi dapat diartikan
yang bermotivasi tinggi senang ke sekolah dan menyerap sebagai daya penggerak yang telah aktif pada saat-saat tertentu
proses belajar. terutama apabila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat
5.1. Hierarki Kebutuhan Maslow dirasakan mendesak.
Henson menjelaskan bahwa motivasi adalah satu dari
banyak karakter manusia yang mempengaruhi prilaku siswa
dan motivasi berkaitan berkaitan dengan karakterisitk lain
yang ada pada siswa yaitu keinginan tahuan, konsep diri dan
nilai. Ada juga yang berpendapat bahwa Motivasi adalah alasan
mengapa orang bersikap dengan cara yang mereka lakukan
Motivasi ialah proses yang memberi semangat, arah, dan
kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah
Gambar 5.1. Hierarki Kebutuhan Maslow Abraham menyusun hierarki perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama (dalam
kebutuhan manusia untuk menunjukkan bagaimana kita
harus memuaskan kebutuhan dasar tertentu sebelum kita Santrock: 2011).
dapat memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi. Dalam
diagram ini, kebutuhan level rendah berada di dasar
piramida, dan kebutuhan tertinggi di puncak piramida.

155 156
Woolfolk (2004,358) mendefinisikan motivasi sebagai Sementra itu Elliott (2000, h. 332) mendefinisikan
sesuatu yang memberi energi dan mengarahkan prilaku. Baron motivasi adalah keadaan internal yang menggerakan kita untuk
(1992) dan Schunck (1990) dalam Parsons mengatakan bahwa bertindak, mendorong kita kedalam tujuan tertentu, dan
motivasi adalah tenaga yang memberikan kekuatan dan membuat kita beraktivitas. Sujono Trimo memberikan
mengarahkan tingkah laku pada suatu tujuan (dalam Parsons & pengertian motivasi adalah suatu kekuatan penggerak dalam
Richard: 2001, h.284). Arends mengatakan bahwa motivasi prilaku individu dalam prilaku individu baik yang akam
biasanya didefenisikan sebagai proses yang merangsang menentukan arah maupun daya tahan (persistence) tiap
prilaku kita atau yang menggerakan kita untuk bertindak. Itulah perilaku manusia yang didalamnya terkandung pula unsur-
yang membuat kita bertindak dengan cara kita (Arend: 2004, unsur emosional insane yang bersangkutan.
h.141). Ball (1982) dalam Henson (1999,h.371) mengatakan Tentu saja defenisi tersebut di atas merupakan defenisi
motivasi adalah cara menjelaskan bagaimana orang digerakkan umum. Psikologi cendrung lebih spesifik dalam
oleh suatu peristiwa, bagaimana mereka mengarahkan prilaku mengembangkan konsep motivasi yang secara umum berpijak
mereka ke arah peristiwa itu dan bagaimana mereka berhasil pada tiga pertanyaan
mempertahankan prilaku tersebut pada jangka waktu yang  Apakah sebenarnya yang menyebabkan manusia berinisiatif
lama. Dengan kata lain motivasi berkaitan dengan mengapa untuk melakukan tindakan?
individu tertarik dan bereaksi terhadap peristiwa yang menarik  Apa yang menyebabkan seseorang berjalan menuju tujuan
perhatian merek. Graham dan weiner (dalam Berliner: 1996, 63) tertentu?
mengatakan bahwa motivasi adalah kajian mengenai mengapa  Apa yang menyebabkan seseorang bertahan untuk
orang berpikir dan bersikap sebagaimana mereka bertindak. mencapai tujuan tersebut?
Psikologi mengemukakan berbagai jawaban yang
didasarkan yang didasarkan pada faktor seperti instink, jalan,
kebutuhan, insentif, dan tekanan sosial (woolfolk: 2004, h.358).

157 158
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan
motivasi secara etimologi adalah dorongan atau daya bahwa motivasi dapat dipandang sebagai fungsi, berarti
penggerak yang ada daya penggerak yang berada dalam diri motivasi berfungsi sebagai daya enggerak dari dalam
seseorang untuk melakukan suatu tindakan untuk mencapai individu untuk melakukan aktivitas tertentu dalam mencapai
sebuah tujuan. tujuan. Motivasi dipandang dari segi proses, berarti motivasi
Sedangkan secara terminonologi banyak para ahli yang dapat dirangsang oleh factor luar, untuk menimbulkan motivasi
memberikan batasan tentang pengertian motivasi diantaranya dalam diri siswa yang melalui proses rangsangan belajar
adalah: sehingga dapat mencapai tujuan yang di kehendaki. Motivasi
1. Menurut Sartain, motivasi adalah suatu pertanyaan yang daipandang dari segi tujuan, berarti motivasi merupakan
komplek dimana dalam suatu organisme yang mengarahkan sasaran stimulus yang akan dicapai. Jika seorang mempunyai
tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang. keinginan untuk belajar suatu hal, maka dia akan termotivasi
2. Menurut Chifford T. Morgan, motivasi bertalian dengan untuk mencapainya.
tiga hal yang sekaligus merupakan aspek-aspek dari pada
B. Hubungan Motivasi dengan Pembelajaran
motivasi. Ketiga hal tersebut adalah keadaan yang Secara khas konsep motivasi diaplikasikan ketika
mendorong tingkah laku (motiving states), yaitu tingkah seseorang diorganisir untuk memuaskan beberapa kebutuhan
laku yang didorong oleh keadaan tersebut (motiving atau keinginan. Seseorang akan ikut serta atau tertarik
behavior), dan tujuan dari tingkah laku tersebut (goal or terhadapa kegiatan-kegiatan yang dirasa memiliki potensi untuk
endsof such behavior). dapat memenuhi kebutuhan atau keingingan. Karena kegiatan-
3. Menurut Fredrick J. Mc Donal, memberikan sebuah kegiatan yang nampak adalah guna memuaskan “kebutuhan
pernyataan yaitu motivasi adalah perubahan energi pada diri yang belum terpenuhi akan nampak menarik dan menggoda,
dari seseorang yang ditantai dengan perasaan dan juga guru perlu mengamati siswa yang tidak termotivasi yang ada di
reaksi untuk mencapai sebuah tujuan. kelas yang kebutuhannya tidak terpenuhi”. Saat aktivitas kelas
memungkinkan untuk memuaskan kebutuhan siswa, bahkan

159 160
siswa yang tidak termotivasi ini akan terlibat secara aktif sendiri atau usaha mereka diperkuat dengan cara-cara lain pada
dalam pengalaman belajar. akhir pelajaran, maka mereka akan lebih termotivasi untuk
Motivasi adalah element penting dalam proses mengerjakan tugas-tugas serupa pada masa yang akan datang
pembelajaran. Penelitian secara jelas menunjukkan suatu ( Woolfok: 2004, h.366)
hubungan positif antara motivasi dan prestasi. Karena itu Menurut Pintrich,P.R.& Gracia dalam Henson
pengetahuan mengenai faktor-faktor yang memudahkan (1999:371) guru hendaknya membuat suatu keputusan ketika
motivasi untuk belajar dan mencapai prestasi dalam belajar dia menyadari bahwa muridnya sedang memiliki motivasi atau
adalah sangat penting dan efektif bagi guru juga bagi siswa tidak. Motivasi siswa misalnya untuk keinginan-keinginan
untuk berprestasi. Guru yang efektif harus mampu melihat membaca buku pelajaran, pergi ke sekolah, mengambil ujian,
dengan tajam mana fakta dan manapula fantasi ketika membersihkan :ruangan,rumah, atau apartemen atau untuk
memutuskan untuk memotivasi Siswa yang secara akademis mengikuti pesta. Keyakinan-keyakinan bersifat motivasional
tidak termotivasi untuk belajar maka ia tidak akan belajar membantu siswa membentuk suatu keinginan untuk belajar .
(Slavin:1987, h.316). Siswa yang tidak termotivasi secara akademik untuk belajar
Salah satu cara untuk mengorganisir banyaknya maka mereka tidak akan belajar (Slavin,1987,h.316). Salah satu
informasi tentang motivasi adalah mempertimbangkan faktor- peran guru sebagai pengambil keputusan adalah menemukan
faktor yang mempengaruhi motivasi pada saat yang berbeda cara untuk meningkatkan motivasi siswa yang nampaknya
dalam proses pembelajaran itu sendiri. Ketika siswa memulai memiliki sedikit ketertarikan terhadap pelajaran dan aktivitas
suatu pelajaran, mereka datang dengan sikap dan kebutuhan dalam kelas.
tertentu. Keduanya mempengaruhi motivasi untuk Dengan mengemukakan beberapa pendapat pakar,
berpatisipasi.selama pelajaran ( berlangsung) stimulasi aktivitas Elliott (2000, 332) memaparkan bahwa motivasi adalah
dan efeksi siswa atau perasaan mengenai pengalaman itu bangunan psikologi yang penting yang mempengaruhi belajar
sendiri memiliki efek yang besar bagi motivasi. Ketika siswa dan prestasi sekurang-kurangnya dalam empat cara:
tinggal dengan rasa memiliki kemampuan dari prestasi mereka

161 162
1. Motivasi meningkatkan energi dan tingkatan aktivitas 3. Motivasi meningkatkan inisiasi dan ketekunan dalam
individu (Pintrich,Marx,&Boyle,1993). Motivasi beraktivitas
mempengaruhi pengembangan aktifitas yang dilakukan 4. Motivasi meningkatkan proses kognitif
dengan insentif atau yang dilakukan dengan setengah hati. 5. Motivasi menentukan konsekwensi apa yang akan
2. Motivasi mengarahkan seorang individu pada tujuan-tujuan meningkat
tertentu ( Eccles&Wigfield,1985). 6. Motivasi mengarah pada perbaikan kinerja
3. Motivasi meningkatkan inisiatif terhadap aktivitas tertentu
C. Perspektif tentang Motivasi
dan ketekunan dalam suatu kegiatan (Stipek,1998). Motivasi dapat dilihat dari berbagai perspektif, ibarat
Motivasi meningkatkan kemungkinan orang untuk memulai sebuah bangunan yang dapat dilihat dari berbagai penjuru,
sesuatu, tahan menghadapi kesulitan, dan memulai kembali misalnya dari atas, samping, belakang,depan maupun dari
melaksanakan tugas setelah melewati suatu gangguan dalam rumah itu sendiri. Tentunya setiap perspektif mempunyai
4. Motivasi mempengaruhi strategi belajar dan proses kognitif titik fokus sendiri. Demikian pula halnya dengan motivasi. Ada
individu ( Dweck &Elliott, 1983). Motivasi meningkatkan empat perspektif mengenai motivasi yaitu 1) Behavioral,
kemungkinan bahwa orang akan memperhatikan sesuatu, 2)Humanistis, dan 3) Kognitif dan 4) sosial.
mengkaji dan mempraktekkannya, dan mencoba untuk Pendapat yang sedikit berbeda dikemukakan oleh
mempelajarinya dalam suatu gaya yang berarti. Motivasi Arends ( 2004: 141) yang mengemukakan empat perspektif
juga meningkatkan kemungkinan mereka mencari bantuan yaitu : 1) teori penguatan, 2) teori kebutuhan, 3) teori kognitive,
ketika mereka menghadapi kesulitan dan 4) teori pembelajaran sosial.
Dalam kaitannya dengan pengaruh motivasi terhadap Sementara itu Ormrod mengemukakan bahwa ada
prilaku dan belajar siswa, Ormrod mengemukakan pendapat empat pendekatan utama mengenai motivasi yaitu 1) perspektif
sebagai berikut : pembawaan ( trait perspektif),2) perspektif behavioris, 3)
1. Motivasi memimpin prilaku pada tujuan tertentu Perspektif kognitif sosial, dan 4) Perspektif kognitif.
2. Motivasi meningkatkan usaha dan energi

163 164
Terakhir Henson kemukakan bahwa ada tiga yang termotivasi untuk bekerja keras atau berupaya untuk
pendekatan mengenai motivasi yaitu 1) behavior, kognitive ( mendapatkan penguatan atau menghindari hukuman.
teori attribusi, teori motivasi berprestasi, dan teori kognitive Sedangkan menurut Santrock (2006,415) Perspektif
sosial ). 3) pendekatan humanistik. behavioral menekankan imbalan dan hukuman eksternal
Berikut ini penulis akan menguraikan secara rinci sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid. Pendekatan
berbagai perpekstif tersebut; behavioristik sering diidentifikasi dengan motivasi ekstrinsik.
Motivasi ekstinsik ini tergantung pada penghargaan eksternal,
1. Perspektif Behavioral
seperti nilai atau hak istimewa. Contoh Jihan Syidda Aufa
Menurut Woolfolk, psikologi behavioral
termotivasi untuk memperbaiki nilainya untuk mendapatkan
mengembangkan konsep kontiguitas, penguatan, hukuman dan
pemberian model untuk menjelaskan mengapa manusia waktu bermain yang lebih banyak sebagaimana yang sudah
didapatkan oleh Fakhri karena sudah memperbaiki nilainya.
bertindak seperti yang mereka lakukan.
Atau Hendri termotivasi secara ekstrinsik untuk mengerjakan
Menurut pandangan ini, prilaku diawali oleh stimulan
thesisnya dengan baik karena jika ia melakukannya maka dia
internal atau eksternal, seperti rasa lapar atau melihat TV. Lalu
akan dapat memakai mobil milik saudaranya untuk berlibur
pembelajaran atau kebiasaan sebelumnya menentukan arah
selama seminggu.
mana yang prilaku yang diambil. Henson (1999:374)
Insentif adalah peristiwa atau stimuli positif atau negatif
mengemukakan bahwa perspektif pembelajaran behavioral dan
yang dapat memotivasi perilaku murid. Pendukung penggunaan
sosial menekankan pada konsep-konsep seperti penguatan,
insentif menekankan bahwa insentif dapat menambah minat
pengkondisian, dan alternatif untuk hukuman.
atau kesenangan pada pelajaran, dan mengarahkan perhatian
Penggunaan penguatan untuk meningkatkan prilaku dan
pada perilaku yang tepat dan menjauhkan mereka dari perilaku
menghilangkan penguatan untuk menghilangkan prilaku dapat
yang tidak tepat (Emmer dkk., 2000). Insentif yang dipakai
juga diterapkan pada motivasi. Ahli behaviorisme menyarankan
guru di kelas antara lain nilai yang baik, yang memberikan
bahwa motivasi dapat ditingkatkan, dikurangi, dipertahankan
indikasi tentang kualitas pekerjaan murid, dan tanda bintang
dan dihilangkan sebagai konsekwensi eksternal. Orang-orang

165 166
atau pujian jika mereka menyelesaikan suatu tugas dengan baik. sisi kemanusian dalam belajar dan kebutuhan guru untuk
Insentif lainnya antara lain memberi penghargaan atau mempertimbangkan pilihan-pilihan, kebutuhan dan
pengakuan pada murid-misalnya memamerkan karya mereka, pertumbuhan siswa. Salah satu teori yang paling terkenal yang
memberi sertifikat prestasi, memberi kehormatan, atau mencerminkan pendekatan humanistik terhadap motivasi
mengumumkan prestasi mereka. Tipe insentif lainnya adalah teori kebutuhan Maslow
difokuskan pada pemberian izin kepada murid untuk Lebih lanjut Santrock (416:2006) menjelaskan bahwa
melakukan sesuatu yang spesial, seperti aktivitas yang mereka perspektif ini erat kaitannya dengan pandangan Abraham
inginkan, sebagai ganjaran atas hasil mereka yang baik. Insentif Maslow bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan
ini berupa jam istirahat lebih, izin memainkan game di dahulu sebelum memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi.
komputer, perjalanan, atau bahkan pesta. Menurut hierarki kebutuhan Maslow, kebutuhan individual
harus dipuaskan dalam urutan sebagai berikut (lihat Gambar 1):
2. Perspektif Humanistis
Pendekatan humanistis dan Pendekatan kognitif a. Fisiologis: Lapar, Haus, Tidur

memfokuskan pada motivasi intrinsik atau motivasi internal. b. Keamanan: Bertahan Hidup, Seperti Perlindungan Dari
Perang Dan Kejahatan
Siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan mengerjakan
test dengan baik disebabkan minat, kepuasan untuk melakukan c. Cinta Dan Rasa Memiliki: Keamanan, Kasih Sayang,

dengan baik, guna/rasa, perasaan akan berprestasi, faktor- Dan Perhatian Dari Orang Lain.

faktor lain yang berkaitan dengan tugas itu sendiri atau faktor- d. Harga Diri: Menghargai Diri Sendiri.
e. Aktualisasi Diri: merealisasikan Potensi Diri.
faktor lain dalam diri siswa.
Menurut Maslow murid harus memuaskan kebutuhan
Perspektif humanistis menekankan pada kapasitas murid
untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih makan sebelum mereka dapat berprestasi. Kebutuhan tertinggi

nasib dan kualitas possitif diri mereka sendiri, seperti peka dan sulit dalam hierarki Maslow adalah aktualisasi diridiberi

terhadap orang lain. Hal yang hampir senada juga dikemukan perhatian khusus. Aktualisasi diri adalah motivasi untuk
mengembangkan potensi diri secara penuh sebagai manusia.
oleh Henson (1999: 381) pendekatan humanistis menekankan

167 168
Aktualisasi diri Menurut Maslow dimungkinkan hanya setelah darimana asalnya, dan hendak kemana sang diri menuju.
kebutuhan yang lebih rendah telah terpenuhi. Kebanyakan Pertanyaan pertanyaan ini membutuhkan suatu jawab dari
orang, sebagaimana diingatkan oleh Maslow, berhenti menjadi mereka yang menjadi pengikut pikiran Maslow. Karena tanpa
dewasa setelah mereka mengembangkan level harga diri yang ada suatu penjelasan maka tentulah self aktualisasi ini akan
tinggi dan karenanya tak pernah sampai ke aktualisasi diri. menjadi tidak jelas arahnya. Ini tentu akan menjadi sebuah
Ide mengenai kebutuhan manusia yang tersusun secara perdebatan yang tidak pernah berujung. Kita tentu tidak akan
hierarkis ini memang menarik. Teori Maslow ini melahirkan dapat mendapatkan jawabn ini dari seorang Maslow sebab dia
diskusi tentang urutan motivasi dalam kehidupan murid dan sudah menyatu dengan tanah. Ini merupakan sebuah kajian
guru. Lazimnya suatu pendapat bahwa ada yang setuju dan ada yang menarik untuk dikembangkan menjadi sebuah tulisan
yang tidak setuju dengan pandangan Maslow ini. Misalnya, yang mengupas tuntas mengenai hal ini. Sebuah sumbangan
dalam pandangan islam bahwa semua kebutuhan ini dapat di pikiran yang mungkin dapat berguna bagi mereka yang ingin
penuhi secara bersamaan. Bahkan dalam kehidupan sufi urutan menulis tentang masalah ini adalah dengan menarik suatu garis
kebutuhan Maslow ini sangat tidak mendapat tempat.Dalam waktu yaitu dengan melihat kapan masa hidup Maslow, apa
tradisi sufi muslim diajarkan bahwa seseorang mampu agamanya, filsafat pemikiran apa yang dianutnya, arus
mengaktualisasi diri mesti sering menahan haus dan lapar yang pemikiran apa yang sedang berkembang pada masa itu, siapa
dalam istilah islam disebut dengan berpuasa. Dengan seringnya saja guru dan temannya, di mana dia belajar, karya –karya apa
seseorang berpuasa maka dia akan bisa berpikir secara jernih saja yang sudah ditulisnya, sehingga kita mungkin mendapat
mampu mengaktualisasi dirinya sebaga manusia yang jawaban yang komprehensif mengenai self aktuaslisasi secara
berkualitas tidak hanya dihadapan manusia tapi sekaligus juga penuh sebagai manusia.
dihadapan Tuhan. Maslow menguraikan beberapa point penting
tenting mengenai aktualisasi diri.
Seperti apa konsep manusia menurut Maslow,
Mengaktualisasikan diri yang mana, siapa yang disebut diri,

169 170
5.2.Aktualisasi Diri menurut Maslow proyeksi siswa mengenai hasil (outcome) dari suatu kegiatan.
Orientasi yang realistis Motivasi dipengaruhi oleh pikiran, misalnya” Bisakah saya
Penerimaan diri dan orang lain serta dunia sebagaimana adanya secara spontan
Lebih berpusat pada pada masalah dari pada diri sendiri
berhasil?” atau “Apa yang akan terjadi jika saya gagal?”
Air of detachment (Tak terpengaruh pada lingkungan ) dan membutuhkan privasi Proyeksi-proyeksi mengenai outcome ini dikarenakan
Otonom dan merdeka
keyakinan siswa mengenai kompetensi atau Self-efficacy.
Lebih hangat terhadap orang dan benda tidak bersifat stereotipe
Pada umumnya memiliki perasaan mistis dan spritual yaang mendalam , walaupun tak Pendekatan kognitive ini memberi kesan bahwa pada siswa
Beragama dan pengalaman ( generally have had profound mystical or spritual , though
dapat dimotivasi untuk tampil baik, tidak hanya dikarenakan
not necessarily religius and experiences)
Mengenali orang dan memiliki minat sosial yang kuat hadiah seperti nilai atau pujian, tapi disebabkan faktor-faktor
Memiliki kecendrungan memiliki hubungan intime yang kuat dengan sejumlah kecil
seperti minat, keingintahuan, kebutuhan untuk mendapatkan
orang dan orang-orang yang disayang jika dibandingkan dengan hubungan dengan
banyak orang informasi atau untuk memecahkan persoalan, atau keinginan
Memiliki nilai dan sikap demokratis
untuk mengerti
Tidak bingung dengan menghilangnya harta (No confusion of means with ends)
Lebih filosofis dari pada perasaan humor Belakangan ini muncul minat besar pada motivasi
Memiliki tingkat kreativitas yang tinggi menurut perspektif kognitif (Pintrich & winter,20002). Minat
Berlawan terhadap conformitas budaya ( resistence to cultural conformity)
Transcendence of environment rather than always coping with it ini berfokus pada ide-ide seperti motivasi internal murid untuk
 
mencapai sesuatu, atribusi mereka (persepsi tentang sebab-
3. Perspektif Kognitif
sebab kesuksesan dan kegagalan, terutama perspesi bahwa
Menurut Henson pendektan kognitive didasarkan pada
usaha adalah faktor penting dalam prestasi), dan keyakinan
asumsi bahwa persepsi dan pikiran orang mengenai aktivitas
mereka bahwa mereka dapat mengontrollingkungan mereka
dan peristiwa atau sumber intrinsik, mempengaruhi cara
secara efektif. Perspektif kognitif juga menekankan arti penting
merespon. Bandura menekankan pentingnya faktor-faktor
dari penentuan tujuan, perencanaan dan monitoring kemajuan
seperti persepsi dan perasaan dan berusaha untuk
menuju suatu tujuan (Schunk & Ertmer, 2000; Zimmerman &
menjembatani jurang antara pandangan behavior, kognitive,
Schunk,2001,2004).
dan humanistik mengenai motivasi. Bandura mengemukakan
beberapa sumber motivasi antara lain Self-efficacy , tujuan dan
171 172
Jadi, perspektif behavioris memandang motivasi murid Jika kedua pendpat itu digabungkan maka dapat
sebagai konsekuensi dari insentif eksternal, sedangkan dikatkana bahwa perspektif kognitif mencakup (1) teori
perspektif kognitif berpendapat bahwa tekanan eksternal attribusi, (2) teori motivasi berprestasi, dan (3) teori kognitive
seharusnya tidak dilebih-Iebihkan. Perspektif kognitif sosial, (4) motivasi untuk menguasai keahlian (mastery
merekomendasikan agar murid diberi lebih banyak kesempatan motivation),(5) self–afficacy; dan (6) penentuan tujuan,
dan tanggungjawab untuk mengontrol hasil prestasi mereka perencanaan, dan monitoring diri. Lebih rinci pendapat ini
sendiri. Perspektif kognitif tentang motivasi sesuai dengan dapat diuraikan sebagai berikut;
gagasan RW. White, yang mengusulkan konsep motivasi 1. Teori Atribusi
kompetensi, yakni ide bahwa orang termotivasi untuk Teori atribusi menyatakan bahwa dalam usaha mereka
menghadapi lingkungan mereka secara efektif, menguasai memahami perilaku atau kinerjanya sendiri, orang-orang
dunia mereka, dan memproses informasi secara efisien. White termotivasi untuk menemukan sebab-sebab yang mendasarinya.
mengatakan bahwa orang melakukan hal-hal tersebut bukan Atribusi adalah sebab-sebab yang dianggap menirnbulkan hasil.
karena kebutuhan biologis, tetapi karena orang punya motivasi Dalam satu cara, teori atribusi mengatakan, “Murid adalah
internal untuk berinteraksi dengan lingkungan secara efektif. seperti ilmuwan intuitif, berusaha menjelaskan sebab-sebab di
Lebih lanjut Henson menguraikan bahwa perspektive balik apa rang terjadi”. Misalnya, murid sekolah menengah
kognitive mencakup (1) teori attribusi, (2) teori motivasi mengatakan, "Mengapa nilai saya tidak bagus di pelajaran ini?"
berprestasi, dan (3) teori kognitive sosial . Pendapat yang agak atau "Apakah saya mendapat nilai baik karena saya belajar
serupa juga dikemukakan oleh Santrock (2006: 422) yang keras atau karena tesnya dibuat mudah oleh guru, atau karena
menyebutnya dengan proses kognitive lainnya yang meliputi keduanya?" Pencarian sebab-sebab atau penjelasan ini lebih
(1) attribusi,(2) motivasi untuk menguasai keahlian (mastery mungkin akan muncul jika kejadian yang tak diduga atau
motivation),(3) self–afficacy; dan (4) penentuan tujuan, kejadian penting terakhir dengan kegagalan, seperti ketika
perencanaan, dan monitoring diri. seorang murid pandai mendapat nilai buruk. Beberapa hal yang
kerap dianggap sebagai penyebab kesuksesan atau kegagalan

173 174
adalah kemampuan, usaha, tingkat kesulitan dan kemudahan Gambar 5.3. Kombinasi Atribusi Kausal dan Penjelasan Atas Kegagalan.
Ketika murid gagal atau mendapat hasil buruk dalam ujian atau
tugas/soal, keberuntungan, suasana hati, dan bantuan atau tugas, mereka menghubungkan hasil itu dengan sebab-sebab
tertentu. Penjelasannya merefleksikan delapan kombinasi dari
rintangan dari orang lain. tiga kategori utama atribusi menurut Weiner: lokus (internal/
eksternal), stabilitas (tetap-tak tetap), dan daya kontrol (dapat
Bernard Weiner mengidentifikasi tiga dimensi atribusi: dikontrol-tak dapat dikontrol).
(1) lokus, apakah sebab itu bersifat eksternal atau internal bagi  

si aktor; (2) kemampuan, sejauh mana sebab-sebab itu tetap tak Gambar 5.3. menampilkan delapan kemungkinan

bisa diubah atau dapat diubah; dan (3) daya kontrol, sejauh kombinasi lokus, stabilitas, dan daya kontrol dan bagaimana itu

mana individu dapat mengontrol sebab tersebut. misalnya, semua berhubungan dengan penjelasan atas kesuksesan atau

murid mungkin memandang sikapnya sebagai muncul dari diri kegagalan.

sendiri ( bertempat didalam diri), stabil dan tak dapat dikontrol.  Lokus. Persepsi murid tentang kesuksesan atau kegagalan

Murid itu mungkin juga menganggap kesempatan atau sebagai akibat dari faktor internal atau eksternal yang

keberuntungan sebagai sesuatu yang berada di luar dirinya dan memengaruhi harga diri murid. Murid yang menganggap

tidak dapat dikontrol. kesuksesan mereka sebagai akibat dari pengaruh dari dalam
dirinya sendiri akan lebih mungkin untuk memiliki
Gambar 5.3. Kombinasi Atribusi Kausal penghargaan terhadap diri yang lebih tinggi ketimbang
dan Penjelasan Atas Kegagalan
KOMBINASI ATRIBUSI KAUSAL ALASAN KEGAGALAN MENURUT MURID murid yang menganggap kesuksesan mereka sebagai akibat
Internal-Stabil-Tak dapat dikontrol Kecerdasan rendah dari faktor eksternal, seperti keberuntungan. Setelah
Internal-Stabil-Dapat dikontrol Tak pernah belajar kegagalan, atribusi internal menimbulkan penurunan
Internal-Tak stabil-Tak dapat dikontrol Sakit saat ujian
penghargaan terhadap diri sendiri.
Internal-Tak stabil-Dapat dikontrol Tidak belajar untuk mata ujian tertentu
 Stabilitas. Persepsi murid mengenai stabilitas dari suatu
Eksternal-Stabil-Tak dapat dikontrol Syarat sekolah sangat kaku
Eksternal-Stabil-Dapat dikontrol Instrukturnya bias sebab yang mempengaruhi harapan kesuksesannya. Jika dia
Eksternal Tak stabil-Tak dapat dikontrol Tidak beruntung menisbahkan hasil positif dengan sebab yang stabil (tetap,
Eksternal-Tak stabil-Dapat dikontrol Kawan tak mau membantu tak bisa diubah), maka dia akan memperkirakan

175 176
keberhasilan di masa depan. Demikian pula, jika dia internal yang tak dapat dikontrol (seperti kemampuan
menghubungkan hasil negatif dengan sebab yang stabil, rendah) maka mereka merasa malu, dan rendah diri.
maka dia akan memperkirakan kegagalan di masa Untuk melihat bagaimana atribusi memengaruhi
mendatang. Ketika murid menghu bungkan kegagalan prestasi, renungkan dua contoh murid ini, Gusneti dan Gusrizal.
dengan sebab yang tidak stabil, seperti ketidakberuntungan Keduanya gagal dalam ujian matematika, akan tetapi masing-
atau kurangnya usaha, maka dia mungkin akan berharap masing menghubungkan kegagalan ini dengan sebab-sebab
bahwa mereka akan bisa sukses di masa depan, karena yang berbeda. Ilustrasi:
mereka menganggap sebab dari kegagalan itu dapat diubah. Ketika nilai ujian matematikanya jeblok, Gusneti mencari sebab dari
 Daya kontrol. Persepsi murid terhadap daya kontrol atas kegagalannya itu. Analisisnya membuatnya menyimpulkan bahwa

suatu sebab berhubungan dengan sejumlah hasil emosional kesalahan adalah pada dirinya sendiri, bukan karena gurunya atau
karena kurang beruntung. Diajuga menghubungkan kesalahan itu
seperti kemarahan, rasa bersalah, rasa kasihan dan malu.
dengan faktor yang tak stabil-yakni kurangnya persiapan dan waktu
Ketika murid menganggap bahwa mereka dirintangi untuk
belajar. Jadi, dia menganggap kegagalannya adalah karena faktor
meraih sukses oleh faktor eksternal yang dapat dikontrol
internal yang tidak stabil dan dapat dikontrol. Karena faktor-faktor
orang lain (seperti suara berisik), maka mereka akan
itu tak stabil (tak tetap), Gusneti punya ekspektasi rasional bahwa
menjadi marah. Ketika murid menganggap bahwa mereka dia masih bisa sukses di masa depan. Dan, karena faktor itu dapat
tidak bisa sukses karena sebab-sebab yang dapat dikontrol dikontrol, diajuga merasa bersalah. Ekspektasinya akan
secara internal (seperti kurang berusaha atau malas) maka kesuksesan membuatnya bisa mengatasi perasaan bersalahnya.
mereka sering merasa bersalah. Ketika murid menganggap Harapannya untuk masa depan adalah memperbarui penentuan
orang lain tidak mencapai tujuan mereka karena sebab- tujuan dan meningkatkan motivasi agar mendapat nilai yang lebih
sebab yang tidak dapat dikontrol (seperti kurangnya baik pada ujian selanjutnya. Akibatnya, Gusneti mencari tutoring

kemampuan atau cacat fisik) , mereka akan merasa kasihan dan menambah jam belajarnya.
Ketika Gusrizal gagal, dia juga mencari alasan di balik
atau bersimpati. Dan, ketika murid gagal karena faktor
kegagalannya itu. Analisisnya membuatnya menyimpulkan bahwa
kegagalan adalah karena faktor internal (kurang kemampuan) yang
177 178
stabil dan tidak dapat dikontrol. Karena Gusrizal menganggap Strategi saat ini adalah bukan menghadapkan murid
kegagalnnya adalah faktor internal, maka rasa penghargaan dirinya pada seorang yang menangani tugas dengan mudah dan
menurun. Karena faktor itu stabil (tetap), dia merasa ujian menunjukkan kesuksesan, tetapi menghadapkan mereka pada
berikutnya juga akan gagal dan karenanya dia merasa tak berdaya
seseorang yang berjuang keras mengatasi kesalahan sebelum
menghadapi situasi ini. Dan karena faktor ini tak dapat dikontrol, dia
mencapai kesuksesan. Dengan cara ini, murid belajar cara
merasa malu dan rendah diri. Selain itu, orang tuanya dan gurunya
mengatasi frustasi, gigih menghadapi kesulitan, dan
mengatakan bahwa mereka kasihan tetapi tidak memberi saran
menghadapi kegagalan secara konstruktif.
atau cara untuk sukses. Karenanya dia merasa dirinya tak
kompeten (pandai). Dengan ekspektasi yang rendah, rendah diri,
Motivasi untuk Menguasai. Yang berhubungan erat

dan perasaan tertekan, Gusrizal bukannya memutuskan untuk dengan ide tentang motivasi intrinsik dan atribusi adalah
belajar lebih keras tetapi dia memutuskan keluar dari sekolah. konsep motivasi penguasaan (mastery motivation). Para periset
menyebut penguasaan ini sebagai salah satu dari tiga tipe
Strategi terbaik apa yang bisa dipakai guru untuk orientasi prestasi: penguasaan, tak berdaya, dan kinerja. Carol
membantu murid seperti Gusrizal untuk mengubah atribusinya? Dweck dan rekannya telah menemukan bahwa anak
Psikolog pendidikan sering kali menganjurkan untuk memberi menunjukkan dua respons berbeda terhadap tantangan atau
murid serangkaian pengalaman prestasi yang terencana di mana situasi yang sulit: orientasi untuk menguasai (mastery
modeling, informasi tentang strategi, praktik, dan umpan balik orientation) atau orientasi tak berdaya (helpless). Anak dengan
digunakan untuk membantu mereka dengan cara: (1) orientasi untuk menguasai akan fokus pada tugas ketimbang
berkonsentrasi pada tugas sehingga tidak takut gagal; (2) pada kemampuan mereka, punya sikap positif (menikmati
mengatasi kegagalan dengan merunut kembali langkah-langkah tantangan), dan menciptakan strategi berorientasi solusi yang
mereka untuk menemukan kesalahan atau menganalisis meningkatkan kinerja mereka. Murid yang berorientasi
problem untuk menemukan pendekatan lain yang lebih baik; penguasaan ini sering ka1i menyuruh diri mereka sendiri untuk
dan (3) mengatribusikan kegagalan mereka pada kurangnya memerhatikan, berpikir cermat, dan mengingat startegi yang
usaha, bukan pada kurangnya kemampuan. sukses di mas a lalu (Anderman, Maehr, & Midgley, 19961.

179 180
Sebaliknya, anak dengan orientasi tak berdaya (helpless  Menebak atau menjawab secara sembarangan tanpa
orientation) berfokus pada ketidakmampuan personal mereka, benar-benar berpikir
sering kali mereka mengatributkan ke· sulitan mereka pada  Tidak tanggap terhadap nasihat guru agar mau
kurangnya kemampuan, dan menunjukkan sikap negatif mencoba
(termasuk kejemuan dan kecemasan). Orientasi ini melemahkan  Mudah patah semangat
kineIja mereka. Pada Gambar 2 mendeskripsikan beberapa  Tidak mau menjawab pertanyaan guru secara
perilaku yang merefleksikan ke tidak berdayaan. sukarela
Murid yang berorientasi untuk menguasai dan tak  Berusaha menghindari tugas (misalnya minta izin ke
berdaya tidak berbeda dalam kemampuan umumnya. Akan klinik kesehatan sekolah)
tetapi, mereka punya teori yang berbeda tentang kemampuan Anda bisa mempelajari hal baru, namun kecerdasan
mereka. Murid yang berorientasi untuk menguasai percaya Anda akan tetap sama." Orientasi untuk menguasai ini mirip
bahwa kemampuan mereka bisa diubah dan ditingkatkan. dengan kombinasi atribusi internal-tak stabil-dapat dikontrol.
Mereka setuju dengan per· nyataan seperti "Kecerdasan bisa Orientasi tak berdaya mirip dengan kombinasi atribusi intemal-
ditingkatkan selama kalian menginginkannya” Sebaliknya, stabil-tak dapat dikontrol.
anakyang berorientasi tak berdaya percaya bahwa kemampuan Orientasi untuk menguasaijuga bisa dipertentangkan
pada dasarnya tetap dan tidak bisa diubah. Mereka setuju dengan orientasi kinerja, yang berarti lebih memerhatikan hasil
dengan pernyataan seperti ketimbang proses. Bagi murid yang berorientasi kinerja atau
Murid: prestasi, kemenangan atau keberhasilan itu penting dan
 Mengatakan, "Saya tak bisa." kebahagiaan dianggap sebagai hasil dari kemenangan atau
 Tidak memerhatikan instruksi guru. keberhasilan. Bagi murid yang berorientasi untuk mengtiasai,
 Tidak minta bantuan, bahkan saat ia butuh. yang penting adalah bahwa mereka sudah berinteraksi secara
 Tidak melakukan apa-apa (misalnya hanya efektif dengan lingkungannya. Murid berorientasi untuk
melamun). menguasai tetap berharap berhasil atau menang, tetapi bagi

181 182
mereka kemenangan itu tidak sepenting seperti yang yang lainnya mungkin menggunakan strategi lain seperti
dibayangkan oleh murid yang berorientasi kinerja. Bagi menghindari, mencari-cari alasan, bekerja setengah hati, atau
mereka, pengembangan keahlian jauh lebih penting. menentukan tujuan yang tidak realistis
Motivasi untuk menguasai mirip dengan konsep 2. Teori Motivasi Berprestasi
Csikszentmihalyi tentang flow-terserap dalam konsentrasi Dalam kamus psikologi motive berprestasi diartikan
selama menjalankan suatu aktivitas. Murid berorientasi untuk sbb: 1) Kecendrungan mempejuangkan kesuksesan atau
menguasai menenggelamkan diri dalam tugas dan memperoleh hasil yang sangat didambakan, 2) keterlibatan ego
memfokuskan konsentrasi mereka pada pengembangan dalam suatu tugas, 3) Pengharapan untuk sukses dalam
keahlian dan tidak terlalu memusingkan apakah mereka akan melaksanakan suatu tugas yang diungkapkan oleh reaksi-reaksi
lebih unggul ketimbang orang lain atau tidak. Dalam keadaan subjek pada tes-tes fantasi, 4) Motif untuk mengatasi
flow ini, murid menjadi sangat konsentrasi sehingga sulit untuk ringtangan–rintangan, atau berusaha melaksanakan secepat-dan
diganggu. sebaik mungkin pekerjaan-pekerjaan yang sulit.
Murid berorientasi kinerja yang tidak percaya pada Motivasi berprestasi adalah kebutuhan untuk
kesuksesannya akan menghadapi problem tersendiri. Jika mendapatkan yang terbaik yang ingin dicapai seseorang tanpa
mereka berusaha lalu gagal, mereka sering menganggap memandang reward eksternal. Anak-anak yang memiliki
kegagalan itu sebagai bukti dari kemampuan yang rendah. motivasi berprestasi yang tinggi mencari cari tugas yang
Apabila mereka tidak mencoba, mereka dapat memberikan menantang yang mereka anggap dapat mereka selesaikan.
penjelasan alternatif atas kegagalan mereka yang dapat diterima mereka jarang beristirahat dan malah berupaya meningkatkan
secara personal. Dilema ini membuat murid melakukan sesuatu standar keunggulan guna mencapai standar keunggulan yang
yang melindungi diri mereka dari kesan tidak pandai tetapi yang baru.
upaya ini akan menggangu pembelajaran mereka dalam jangka Arends mengatakan bahwa motivasi berprestasi adalah
panjang. Untuk menghindari kesan tidak mampu, beberapa keinginan untuk bertindak dan untuk mengatasi sesuatu
murid tidak mau mencoba, atau menipu (misalnya mencontek); untuk mencapai kesuksesan dan merasa mampu

183 184
deCharms dalam Henson mengatakan Motivasi jika seorang siswa memiliki motivasi berprestasi rendah jika
berprestasi didefenisikan sebagai aksi dan perasaan yang mengalami kegagalan maka dapat menurunkan motivasinya
berkaitan dengan pencapaian standar keunggulan penyatuan karena mereka takut gagal. Untuk lebih jelasnya perhatikan
sikap. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang kuat tabel di bawah ini:
cendrung percaya diri, bertanggung jawab dengan tindakannya, Tabel 5.1. Efek keberhasilan dan kegagalan terhadap siswa
dengan tingkatan motivasi berprestasi
memperhitungkan resiko, membuat perencanaan dengan Motivasi Berprestasi Kinerja Dalam Pengaruh Motivasi
Awal Menyelesaikan Tugas Berprestasi
bijaksana, menghemat waktu. Dengan demikian motivai Tinggi  Gagal  Meningkatkan motivasi 
berprestasi merupakan suatu pertanda kesuksesan akademik Rendah  Gagal  Menurunkan motivasi 
Tinggi  Berhasil  Meningkatkan motivasi 
dan kesuksesasan hidup. Motivasi berprestasi terdiri dari: Rendah  Berhasil  Menurunkan motivasi 
 
 Kecendrungan untuk mendekati tujuan berprestasi dapat
3. Teori kognitive sosial.
mengurangi kecendrungan untuk menghindari kegagalan.
4. Motivasi untuk menguasai keahlian
Karena itu kecendrungan untuk mendekati tujuan
5. Self-Efficacy
berprestasi didasarkan pada tiga aspek: 1) kebutuhan untuk
Konsep self-efficacy (keyakinan ada diri sendiri)
berprestasi, 2) Peluang untuk mendapat hasil yang baik
menurut Bandura, yakni keyakinan bahwa seseorang dapat
dalam menyelesaikan tugas, dan 3) Nilai keberhasilan
menguasai situasi dan memproduksi hasil positif. Bandura
dalam menyelesaikan tugas bagi siswa.
percaya bahwa self efficacy adalah faktor penting yang
 Kecendrungan untuk menghindari kegagalanpun
memengaruhi prestasi murid. Self-efficacy punya kesamaan
berdasarkan pada tiga kharakter yakni: 1) kebutuhan untuk
dengan motivasi untuk menguasai dan motivasi intrinsik. Self-
menghindari kegagalan, 2) peluang gagal dalam
efficacy adalah keyakinan bahwa "Aku bisa"; ketidakberdayaan
melaksanakan tugas, dan 3) nilai kegagalan bagi siswa.
adalah keyakinan bahwa "Aku tidak bisa" (Stipek, 2002;
Siswa yang memiliki motivasi berprestas tinggi
Maddux, 2002). Murid dengan self-efficacy tinggi setuju
kegagalan dalam menyelesaikan tugas akan meningkatkan
dengan pemyataan seperti "Saya tahu bahwa saya akan mampu
motivasinya, karena mereka ingin memperbaikinya. Namun

185 186
menguasai materi ini" dan "Saya akan bisa mengerjakan tugas Dalam sebuah studi, self-efficacy instruksional dari guru
ini." berhubungan dengan pre stasi akademik murid untuk pelajaran
Dale Schunk mengaplikasikan konsep self-efficacy in matematika dan bahasa. Murid banyak belajar dari guru yang
pada banyak aspek dari prestasi murid. Menurutnya, konsep ini merasa yakin pada dirinya sendiri dibandingkan dengan guru
memengaruhi pilihan aktivitas oleh murid. Murid dengan self- yang ragu-ragu pada dirinya sendiri. Guru yang keyakinan
efficacy rendah mungkin menghindari banyak tugas belajar, dirinya tinggi cenderung memandang murid bermasalah
khususnya yang menantang dan sulit, sedangkan murid dengan sebagai murid yang bisa diajar dan dijangkau. Mereka
level self-efficacy tinggi mau mengerjakan tugas-tugas seperti menganggap problem pembelajaran masih bisa di atasi dengan
itu. murid dengan level self-efficacy tinggi lebih mungkin untuk usaha lebih dan strategi yang baik untuk membantu murid-
tekun berusaha menguasai tugas pembelajaran ketimbang Guru dengan self-efficacy rendah cenderung mengatakan bahwa
murid yang berlevel rendah. kemamp murid yang rendah adalah sebab dari ketidakmampuan
Self-efficacy Anda sebagai guru akan berpengaruh besar murid dalam belajar. Kemampuan untuk menyampaikan mata
terhadap kualitas pembelajaran murid Anda. Guru dengan self- pelajaran adalah salah satu dari aspek self-efficacy
efficacy rendah sering kali kebingungan menghadapi problem instruksional, tetapi self-efficacy instruksional ini juga menca
kelas. Guru dengan self-efficacy rendah tidak punya rasa keyakinan bahwa seseorang dapat mengelola kelas menjadi
percaya diri dalam kemampuan mereka untuk mengelola kelas, tempat menyen kan untuk belajar dan keyakinan bahwa adalah
menjadi stres dan marah pada perilaku murid yang tidak tepat, mungkin untuk mendapa sumber daya yang baik dan mengajak
pesimis terhadap kemampuan murid untuk berkembang, orang tua terlibat dalam pembelajaran anak.
memandang pekerjaan mereka sebagai rutinitas belaka, sering Bandura juga membahas karakteristik dari sekolah atau
menggunakan model hukuman dan larangan, dan mengatakan kelas yang penuh dengan atmosfer keyakinan diri. Pimpinan
bahwajika mereka punya pilihan lain, mereka tidak akan sekolah semacam ini akan cenderung mencari cara untuk
memilih profesi guru atau pengajar. meningkatkan pengajaran. Mereka mencari cara untuk
mengaruhi dan mengubah kebijakan dan regulasi yang

187 188
menghambat inov akademik. Kepala sekolah yang peduli pada meningkatkan kemampuan mereka untuk fokus pada
mutu akademik ini akan membu guru lebih pecaya diri pada tugas mereka.
kemampuan mengajar mereka; dalam sekolah den tingkat self- 2) Bimbing murid dalam menentukan tujuan. Bantu
efficacy rendah, kepala sekolah hanya berfungsi sebagai mereka membuat tujuan jangka pendek setelah mereka
administrator belaka. membuat tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek
Sekolah dengan tingkat self-efficacy tinggi akan terutama membantu murid untuk menilai kemajuan
memiliki ekspektasi dan standard tinggi dalam hal prestasi. mereka.
Guru menganggap murid sebagai anak didik yang mam 3) Pertimbangkan mastery. Beri imbalan pada kinerja
mencapai prestasi tinggi. Guru menentukan standar akademik murid, imbalan yang mengisyaratkan penghargaan
yang menan bagi murid, dan memberi bantuan kepada mereka penguasaan atas materi, bukan imbalan hanya karena
untuk mencapai standar Sebaliknya, sekolah dengan tingkat melakukan tugas.
self-efficacy rendah tidak banyak berharap pada prestasi 4) Kombinasikan strategi training dengan tujuan. Schunk
akademik murid, gurunya tidak banyak meluangkan waktu dan rekannya telah menemukan bahwa kombinasi
untuk mengajar dan memonitor kemajuan akademik murid, dan strategi training dan penentuan tujuan dapat
cenderung menganggap kebanyakan muridnya susah diajar. memperkuat keahlian dan self-efficacy murid. Beri
Tidak mengheran jika murid di sekolah semacam ini punya umpan balik pada murid tentang bagaimana strategi
self-efficacy rendah dan lemah secara akademik. belajar mereka berhubungan dengan kinerja mereka.
Strategi pengajaran Meningkatkan Self-Eficacy Murid. 5) Sediakan dukungan bagi murid. Dukungan positif dapat
Berikut ini beberapa strategi untuk meningkatkan self-efficacy berasal dari guru, orang tua, dan teman sebaya.
murid (Stipek, 1996, 2002): Terkadang guru cukup berkata kepada murid "Karnu
1) Ajarkan strategi spesifik. Ajari murid strategi tertentu, bisa melakukan ini."
seperti menyusun garis besar dan ringkasan, yang dapat

189 190
6) Pastikan agar murid tidak terlalu semangat atau terlalu 2001; Zimmerman & Schunk, 2001). Tujuan nonspesifik
cemas. Jika murid terlalu takut dan meragukan pre stasi adalah seperti: "Aku ingin sukses." Tujuan yang Iebih konkret
mereka maka rasa percaya diri mereka bisa hilang. dan spesifik adalah seperti: «Aku ingin mendapat ranking satu
7) Beri contoh positif dan orang dewasa dan teman. semester ini."
Karakteristik tertentu dari model atau teladan ini bisa Murid dapat menentukan tujuan jangka panjang (distal)
membantu murid mengembangkan self-efficacy mereka. maupun jangka pendek (proximal). Tidak masalah jika murid
Misalnya, murid yang melihat guru dan temannya menentukan tujuan jangka panjang semisal " Saya ingin lulus
mengatasi dan menguasai tantangan secara efektif dari SMA" atau "Saya ingin masuk ke perguruan tinggi," tetapi
sering kali akan mengadopsi perilaku dari guru dan pastikan juga mereka membuat tujuan jangka pendek.
temannya itu. Modeling sangat efektif dalam "Mendapat nilai A untuk ujian matematika" adalah contoh dari
meningkatkan self-efficacy apabila murid melihat teman tujuan jangka pendek. Demikian pula dengan "Mengerjakan
yang sukses adalah teman yang kemampuannya sama semua PR pada jam 4 sore pada hari Minggu." Seperti telah
dengan dirinya. Salah satu cara positif yang dapat dikemukakan di atas, perhatian seharusnya difokuskan pada
dipakai guru untuk menggunakan modeling teman tujuan jangka pendek, yang membantu murid menilai kemajuan
sebaya untuk meningkatkan self-efficacy adalah mereka dengan lebih baik. David McNally (1990), penulis
menyuruh murid mengerjakan tugas tertentu dan Even Eagles Neead a Push, menasihati agar ketika murid
kemudian meminta murid menjelaskan tugas mereka menentukan tujuan dan rencana, mereka seharusnya tetap ingal
kepada anggota kelompok setelah mereka pada relevansinya dengan kehidupan mereka pada satu waktu
menguasainya (Zimmerman & Schunk, 2001). tertentu. Suruh mereka membuat komitmen jangka pendek.
6. Penentuan Tujuan, Perencanaan, dan Monitoring Diri Rumah dibangun dengan menata batu bata satu per satu.
Para periset telah menemukan bahwa self efficacy dan Demikian pula dengan masjid. Pelukis perlu beberapa kali
prestasi akan meningkat jika murid menentukan tujuan jangka menorehkan kuas untuk membuat lukisan. Murid juga harus
pendek yang spesifik dan menantang (Bandura, 1997; Schunk, belajar secara bertahap.

191 192
Strategi lainnya yang baik adalah mendorong murid tujuan yang melibatkan tugas dan penguasaan ketimbang tujuan
untuk menentukan tujuan yang menantang. Tujuan yang yang melibatkan ego dan tujuan untuk menghindari tugas.
menantang adalah komitmen untuk meningkatkan diri. Minat Sayangnya, banyak perubahan dalam transisi ke sekolah
dan keterlibatan dalam aktivitas biasanya dipicu oleh suatu menengah cenderung meningkatkan motivasi murid untuk
tantangan. Tujuan yang mudah diraih biasanya tidak begitu mengejar tujuan kinerja atau prestasi ketimbang tujuan
menarik dan tidak banyak membutuhkan usaha. Akan tetapi, penguasaan materi. Hal ini sering menurunkan nilai,
tujuan seharusnya disesuaikan dengan level kemampuan murid mengurangi dukungan pada otonomi, pengelompokan penataan
yang optimal. Jika tujuan itu tidak realistis, hasilnya adalah tugas untuk seluruh kelas, dan pengelompokan kemampuan
kegagalan yang menurunkan rasa percaya diri murid. antar kelas yang akan meningkatkan perbandingan.
Misalnya, Sicholls membedakan antara tujuan yang Dalam sebuah studi riset, guru dan murid melaporkan
melibatkan ego, tujuan yang melibatkan tugas, dan tujuan demi bahwa tujuan yang difokuskan pada kinerja lebih umum di
menghindari kerjajupaya. Murid yang punya tujuan yang sekolah menengah ketimbang di SD. Sebaliknya, pada level ini
melibatkan ego akan berusaha memaksimalkan evaluasi yang tujuan berfokus pada tugas lebih jarang (Midgley, Anderman,
mendukung dan meminimalkan evaluasi yang tidak & Hicks, 1995). Selain itu, guru SD melaporkan penggunaan
mendukung. Jadi, murid yang melibatkan ego mungkin fokus tujuan berfokus tugas lebih sering ketimbang yang dilakukan
pada betapa pandainya penampilan mereka dan betapa guru sekolah menengah. Di kedua jenjang pendidikan itu,
efektifnya mereka bisa melebihi teman-temannya. Sebaliknya, sejauh mana guru berfokus pada tugas akan memengaruhi
murid dengan tujuan yang melibakan tugas akan fokus pada perasaan kemampuan dan kepercayaan diri murid dan guru.
usaha menguasai suatu tugas. Mereka berkonsentrasi pacta Tidak mengherankan, keyakinan pada diri sendiri lebih rendah
bagaimana mereka dapat mengerjakan tugas dan apa yang akan di sekolah menengah ketimbang di SD. Jadi, guru sekolah
mereka pelajari. Murid dengan tujuan untuk menghindari kerja menengah perlu lebih banyak memasukkan tujuan yang
atau usaha akan berusaha untuk menghindari mengerjakan berfokus pada tugas dalam pengajaran mereka (Anderman,
tugas sebisa mungkin. Doronglah murid untuk menentukan Austin, & Johnson, 2002).

193 194
Perencanaan juga penting bagi murid. Tidak cukup ketimbang yang mereka perkirakan untuk mempelajari mata
hanya menyuruh murid menentukan tujuan, Mereka juga perlu pelajaran tertentu.
didorong untuk merencanakan cara mereka akan mencapai Setelah mereka menyusun kalender studi itu,
tujuan mereka (Elliot & Thrash, 2001; Maehr, 2001; Randi & fotokopilah lembar rencana mingguan dan berikan kepada
Como, 2000). Menjadi perencana yang baik berarti bisa murid. Lembaran itu harus memuat hari-hari dalam seminggu,
mengelola waktu secara efektif, menentukan prioritas, dan bisa dan di setiap hari itu itu diberi judul "Rencana" dan
menata diri. Terutama kepada murid SMP dan SMA, beri "Pelaksanaan,' Jam dalam hari-hari disusun ke bawah yang
mereka latihan mengelola waktu, menentukan prioritas dan ditempatkan di sisi kiri dari lembar itu. suruh murid mengisi
menata diri. jam kelas, jam aktivitas senggang (seperti olahraga, musik,
Anda bisa memulai dengan memberi mereka kalender menonton TV), dan rutinitas lain seperti tidur dan makan.
sebagai tempat untuk me· nulis atau menandai tanggal-tanggal Strategi yang baik adalah menyuruh murid membuat rencana
penting dalam studi, tanggal penyerahan tugas makalah, tugas ini pad a akhir minggu. Kemudian suruh mereka memantau
PR, dan tanggal penting lainnya. Suruh mereka untuk minggu selanjutnya untuk melihat seberapa efektifkah mereka
memikirkan berapa banyak hari atau minggu yang dibutuhkan melaksanakan rencana itu.
untuk belajar guna mengadapi ujian dan mengerjakan tugas Setelah murid membuat rencana mingguan, beri mereka
utama. Suruh mereka menandai hari-hari yang akan menjadi latihan menentukan prioritas untuk hari berikutnya. Keahlian
waktu untuk mengerjakan tugas prioritas utama. Katakan penting bagi manajer yang baik adalah mencari tahu mana yang
kepada mereka agar kalender itu tidak disimpan begitu saja. paling penting untuk dilakukan lebih dahulu dan kapan mesti
Suruh mereka untuk memonitor dan memodifikasinya jika melakukannya-dengan kata lain, menentukan daftar "yang
perlu. Misalnya, Anda bisa menambahkan tugas lain, harus dikerjakan" setiap hari. Tujuannya adalah membuat daftar
mengubah tanggal ujian, dan sebagainya. Murid mungkin pada malam hari dan kemudian mengisi semua item pada daftar
menemukan bahwa mereka butuh lebih banyak waktu pada hari berikutnya. Suruh mereka mengidentifikasi tugas
prioritas utama pada daftar itu dan pastikan prioritas itu

195 196
dikerjakan. Suruh mereka memerika daftar itu menjelang akhir seberapa baikkah mereka dalam menjalankan tugas, dan
hari dan mengevaluasi apa yang telah mereka capai. Dorong mengevaluasi hasil untuk merantang apa-apa yang akan mereka
murid untuk menatang diri mereka sendiri untuk menyelesaikan kerjakan di waktu selanjutnya. Para peneliti telah menemukan
beberapa tugas yang masih tersisa. bahwa murid berprestasi tinggi sering kali merupakan pelajar
Anda mungkin akan terkejut pada apa yang ditemukan yang mampu menata diri sendiri (selfregulatory). Misalnya,
murid dari rencana pemanfaatan waktu mereka itu. Beberapa murid berprestasi tinggi memonitor sendiri pembelajaran
murid akan menyadari berapa banyak waktu yang mereka sia- mereka secara lebih sistematis dan mengevaluasi kemajuan
siakan, tidak memperhatikan waktu untuk belajar, dan kurang mereka secara lebih baik ketimbang murid berprestasi rendah.
efektif dalam menggunakan waktu mereka. Murid lainnya akan Mendorong murid untuk memonitor pembelajaran mereka
mengetahui manajemen waktu yang tepat untuk merencanakan, sendiri sama artinya adengan menyampaikan pesan kepada
menata dan mendisiplinkan diri. Kebanyakan orang dewasa murid agar mereka bertanggung jawab atas perilaku dan
yang sukses adalah manajer waktu yang baik, tetapi sekolah pembelajaran aktif mereka sendiri.
tidak memberi murid kesempatan yang cukup untuk berlatih
4. Perspektif Sosial
manajemen waktu. Jika Anda akan menjadi guru SMP atau Terakhir adalah motivasi menurut perspektif Sosial.
SMA, berkomitmenlah untuk membantu murid meningkatkan Dalam perspektif ini dibicarakan Apakah Anda atau kita
keahlian manajemen waktu mereka. Strategi ini bukan hanya termasuk yang termotivasi bila berada di lingkungan orang
akan meningkatkan prestasi mereka di kelas tetapijuga banyak? Atau apakah kita lebih suka di rumah dan membaca
membantu mereka mengembangkan keahlian penting untuk buku? Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motif
kesuksesan mereka di dunia kerja. untuk berhubungan dengan orang lain secara aman. Ini
Murid yang lebih tua bukan hanya harus merencanakan membutuhkan pembentukan, pemeliharaan dan pemulihan
aktivitas mingguan, tetapi juga memonitor seberapa taatkah hubungan personal yang hangat dan akrab. Kebutuhan afiliasi
mereka pada rencana mereka sendiri. Setelah murid melakukan murid tercermin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan
tugas, mereka perlu memonitor kemajuan mereka, menilai waktu bersama ternan, kawan dekat, keterikatan mereka dengan

197 198
orang tua, dan keinginan untuk menjalin hubungan positif tertentu. Penguat dapat berupa penguat positif maupun negatif.
dengan guru. Penguat positif menyertai prilaku-prilaku yang diinginkan,
Siswa sekolah yang punya hubungan yang penuh meningkatkan probilitas bahwa prilaku tersebut akan
perhatian dan suportif biasanya memiliki sikap akademik yang dilakukankan lagi. Penguatan negatif yaitu peristiwa stimulus
positif dan lebih senang bersekolah. Dalam sebuah studi yang menghilang setelah prilaku tertentu. Stimulus ini juga
berskala luas ditemukan bahwa salah satu faktor terpenting memungkinkan berulangnya suatu prilaku. Penting untuk
dalam motivasi dan prestasi murid adalah persepsi mereka membedakan antara hukuman dengan penguatan negatif.
mengenai apakah hubungan mereka dengan guru bersifat positif Hukuman dapat mengurangi kemungkinan sautu prilaku akan
atau tidak. Ada juga studi lain mengungkapkan bahwa nilai terulang atau paling tidak melakukannya lagi sama dengan
matematika meningkat di kalangan murid sekolah menengah yang sudah pernah dilakukan.
apabila mereka punya guru yang mereka anggap sangat Kedua, Teori kebutuhan.Teori ini menekankan bahwa
suportif. individu didorong untuk bertindak karena kebutuhan-
Sebagaimana diuraikan di atas bahwa Arends ( 2004: kebutuhan bawaan dan tekanan instrinsik. Ada tiga teori yang
141) mengemukakan empat perspektif mengenai motivasi yaitu paling berkaitan dengan ini. Yaitu
: 1) Teori penguatan,2) Teori kebutuhan,3) Teori kognitve, dan 1) Teori hirarki kebutuhan Abraham Maslow, lihat
4) Teori pembelajaran sosial. pembahasan perspektif motivasi dari sudut pandang
Pertama, Teori penguatan (Skinner). Pada awal abad ke humanistis,
20 teori penguatan dan teori behavior mendominasi pemikiran 2) Teori kecendrungan kebutuhan oleh David
tentang motivasi. Pendekatan ini menekankan pada sentralitas McClelland, Atkinson, Feather dan Alschuler. Teori ini
peristiwa-peristiwa eksternal dalam mengarahkan prilaku dan mengingatkan bahwa individu yang termotivasi untuk
pentingnya penguat. Penguat apakah positif atau negatif bertindak dan menggunakan energi untuk mengejar tiga
merupakan peristiwa stimulus yang muncul bersamaan dengan outcome yaitu prestasi, affiliasi, dan pengaruh.
suatu prilaku dan meningkatkan kemungkinan prilaku-prilaku

199 200
Keinginan untuk berprestasi adalah bukti ketika 3) Sumber (Origin) dan pion ( pawn) oleh deCharms,Deci
siswa berusaha keras membelajari suatu mata pelajaran dan Ryan, Csikszentmihalyi. Pion adalah seseorang yang
atau saat mereka berjuang keras untuk mencapai tidak memiliki kendali terhadap apa yang menimpanya.
tujuan dari tugas tertentu. Guru menunjukkan motif- Mengenai teori hirarki kebutuhan dapat dilihat pada
motif berprestasi karena mereka berjuang untuk halaman sebelumnya yaitu pada perspektif humanistik.
menyajikan pengajaran yang bagus dan bertindak Sedangkan origin adalah keadaan dimana seseorang
sebagai profesional yang kompeten. Motif affiliasi dapat mengendalikan prilakunya. Mereka berprilaku
menjadi penting ketika siswa dan guru datang untuk dengan cara tertentu karena memang keinginan sendiri
menghargai dukungan dan pertemanan sebaya. bukan karena yang lain. Mereka menolak tekanan
Motivasi kearah pengaruh dapat terlihat pada siswa seperti perintah dan peraturan. DeCharms percaya
yang bekerja keras untuk memiliki kendali terhadap bahwa tugas yang dibebankan secara eksternal dapat
pelajaran mereka dan guru-guru yang bekerja keras pula memperkecil moivasi internal. Misalnya ada tugas dari
untuk penyampaian yang baik dengan cara demikian guru, membuat orang seseorang yang berposisi sebagai
maka pelajaran dapat berlangsung. Perasaan siswa pion mungkin melaksanakan tugas .
berupa self estem adalah berhubungan dengan perasaan Ketiga, Teori kognitive. Para kognitivis percaya
yang mereka miliki mengenai kompetensi, affiliasi, dan bahwa individu bergerak atau bangkit untuk melakukan
pengaruh mereka. Ketika keadaan emosi ini sesuatu dengan pikiran mereka. Hal itu bukanlah disebabkan
menggagalkan guru, guru merasa tidak kompeten, peristiwa ekternal atau juga bukan dikarenakan oleh
kesepian, dan tak berdaya. Motivasi berprestasi atau penghargaan ( hadiah) dan hukuman. Diyakini oleh para ahli
kecendrungan siswa untuk belajar adalah aspek yang bahwa individu bergerak dikarekan keyakinan dan atribusinya.
paling penting dari teori motivasi untuk pengajaran di Penjelasan mengenai atribusi ini dapat dilihat pada
ruang kelas. pembahasan teori atribusi yang sudah dibahas di atas.

201 202
Keempat, Teori pembelajaran sosial. Ini merupakan Perhatian terhadap motivasi di sekolah telah
perspektif terakhir mengenai motivasi yang penting diketahui dipengaruhi oleh perspektif kognitif. Dalam bagian ini, kita
oleh guru. Perspektif ini didasari oleh Teori Bandura akan mempelajari sejumlah strategi kognitif efektif untuk
mengenai belajar yang disebut dengan social learning theory. meningkatkan motivasi murid untuk meraih sesuatu atau untuk
Dalam beberapa hal teori sama dengan teori penguatan dan berprestasi. Kita mulai bagian ini dengan mengeksplorasi
teori penampakan, namun ada ide penting yang perlu diambil perbedaan penting antara motivasi ekstrinsik (eksternal) dan
dari teori Bandura ini bahwa motivasi adalah produk dari dua motivasi intrinsik (internal). Ini akan membawa kita pada
hal yaitu harapan dan kepuasan. Harapan untuk memperoleh pembahasan beberapa pandangan kognitif penting tentang
perubahan dan kepuasan akan bertambah atau meningkat jika motivasi. Kemudian, kita akan mengkaji efek dari kecemasan
seseorang dapat mencapai tujuannya. terhadap prestasi dan beberapa strategi instruksional untuk
Keempat perspektif ini ( Arend: 146,2004) dapat dilihat membantu murid agar lebih termotivasi.
dari gambar berikut:
D. Hal-hal yang Dapat Menimbulkan Motivasi Belajar
Teori Tokoh Idea Utama
Individu  merespon  terhadap    berbagai  1. Motivasi Ekstrinsik dan Intrinsik
Penguatan   Skinner  perisitiwa  sekitar  dan  penguatan 
ekstrinsik  Perspektif behaviorisme menekankan pentingnya
Individu  berjuang  untuk  memenuhi 
Maslow, Decl 
kebutuhan    seperti  pemenuhan  sendiri, 
motivasi ekstrinsik dalam berprestasi. Motivasi Ekstrinsik
Kebutuhan  McClelland,Csiksz
menentukan  sendiri,    prestasi,  afiliasi, 
entmihalyl 
dan pengaruh 
dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti hadiah dan
Aksi individu dipengaruhi oleh keyakinan  hukuman. Misalnya, murid mungkin belajar keras menghadapi
Kognisi  Weiner  dan  atribusi  mereka,  terutama  atribusi 
tentang   kesuksesan dan gagalan  ujian untuk mendapatkan nilai yang baik.
Aksi  individu  dipengaruhi  oleh  nilai 
Pembelajaran 
Sosial 
Bandura  terutama  tujuan  dan  harapan  mereka  Sedangkan pendekatan kognitif dan humanistik lebih
untuk sukses  
menekankan pada arti penting dari motivasi intrinsik dalam
MOTIVASI  UNTUK  BERPRESTASI(  Motivasi  Berprestasi  (achievement 
prestasi.
motivation: 342/woolfok, educational psychology) dan  Ormrod ( 370) 
 
Motivasi intrinsik didasarkan pada faktor-faktor
internal seperti self-determinasi, rasa ingin tahu, tantangan,
203 204
dan usaha. Siswa yang belajar keras disebabkan mereka ingin motivasi intrinsik. Terakhir, kita akan mengidentifikasi
mendapatkan nilai yang bagus atau untuk menghindari beberapa perubahan developmental dalam motivasi ekstrinsik
penolakan orang tua ( motivasi ekstrinsik). Sementara siswa dan intrinsik saat murid naik ke jenjang pendidikan yang lebih
yang lain belajar keras karena termotivasi secara internal tinggi.
untuk berprestasi guna mendapat standar yang tinggi dalam
Motivasi instrinsik dari Determinasi Diri dan Pilihan
karya mereka ( motivasi instrinsik). Jadi Motivasi intrinsik
Personal
adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu
Salah satu pandangan tentang motivasi intrinsik
itu sendiri (tujuan itu sendiri). Misalnya, murid mungkin belajar
menekankan pada determinasi diri. Dalam pandangan ini,
menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang
murid ingin percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena
diujikan itu.
kemauan sendiri, bukan karena kesukesan atau imbalan
Bukti terbaru mendukung pembentukan iklim kelas di
eksternal.
mana murid bisa termotivasi secara intrinsik untuk belajar.
Para peneliti menemukan bahwa motivasi internal dan
Murid termotivasi untuk belajar saat mereka diberi pilihan,
minat intrinsik dalam tugas sekolah naik apabila murid punya
senang menghadapi tantangan yang sesuai dengan kemampuan
pilihan dan peluang untuk mengambil tanggungjawab personal
mereka, dan mendapat imbalan yang mengandung nilai
atas pembelajaran mereka. Misalnya, dalam sebuah studi,
informasional tetapi bukan dipakai untuk kontrol. Pujian juga
murid sains di SMA yang diajak untuk mengorganisir sendiri
bisa memperkuat motivasi intrinsik murid. Untuk melihat
eksperimen mereka akan lebih perhatian dan berminat terhadap
kenapa ini bisa terjadi, mari kita bahas dua jenis motivasi
praktik laboratorium ketimbang murid yang diharuskan
intrinsik yaitu 1) motivasi intrinsik dari determinasi diri dan
mengikuti instruksi dan aturan guru yang ketat.
pilihan personal dan 2) motivasi intrinsik dari pengalaman
Dalam studi lain, yang memasukkan banyak murid
optimal.
Afrika-Amerika dari latar belakang miskin, guru didorong
Kemudian kita akan mendiskusikan bagaimana
untuk memberi lebih banyak tanggung jawab kepada murid
penghargaan eksternal dapat memperkuat atau melemahkan
dalam proses belajar secara khusus, kesempatan untuk
205 206
menentukan tujuan sendiri, merencanakan sendiri cara 4. Ciptakan pusat pembelajaran dimana siswa dapat belajar
mencapai tujuan, dan memonitor sendiri kemajuan menuju sendiri atau secara kolaboratif dengan murid lain untuk
tujuan. Murid diberi beberapa pilihan dalam aktivitas yang proyek yang berbeda-beda di pusat pembelajaran itu.
mereka inginkan. Mereka juga didorong untuk mengambil Proyek atau tugas itu misalnya seni bahasa, studi sosial,
tanggungjawab personal atas tindakan mereka, termasuk atau komputer. Murid dapat memilih sendiri aktivitas yang
mencapai tujuanyang telah mereka tentukan sendiri. ingin mereka lakukan.
5. Bagi murid ke dalarn kelompok-kelompok minat dan
Strategi Pengajaran : Memberi Murid Kesempatan untuk
biarkan mereka mengerjakan tugas riset yang relevan
Memilih dan Determinasi Diri.
dengan minat mereka
Ada beberapa cara yang dapat mempromosikan
Dibandingkan dengan kelompok kontrol, murid dalam
determinasi diri dan pilihan di kelas, antara lain:
kelompok motivasi intrinsik/ determinasi diri ini meraih
1. Luangkan waktu untuk berbicara dengan murid dan
prestasi yang lebih tinggi dan lebih mungkin lulus dari SMA.
jelaskan kepada mereka mengapa aktivitas pembelajaran
 
yang harus mereka lakukan adalah penting.
Anggapan Murid terhadap Level Keahlian Mereka Sendiri
2. Bersikaplah penuh perhatian terhadap perasaan murid saat
Imbalan Ekstrinsik dan Motivasi Intrinsik. Imbalan
mereka disuruh untuk melakukan sesuatu yang tidak ingin
eksternal dapat berguna untuk mengubah perilaku. Akan tetapi,
mereka lakukan.
dalam beberapa situasi imbalan atau hadiah dapat melemahkan
3. Kelola kelas dengan efektif sehingga murid bisa membuat
pembelajaran. Dalam sebuah studi, murid yang sudah tertarik
pilihan personal. Biarkan murid memilih topik sendiri,
dengan seni dan tidak tahu akan ada imbalan atau hadiah
tugas menulis, dan proyek riset sendiri. Beri mereka pilihan
menghabiskan lebih banyak waktu untuk menggambar
dalarn cara melaporkan tugas mereka (misainya, melapor ke
dibandingkan murid yang juga tertarik dengan seni tetapi tahu
Anda atau di depan kelas, laporan individual atau laporan
akan ada hadiah.
kelompok).

207 208
Akan tetapi, hadiah di kelas dapat berguna, dua mereka, semakin banyak tugas yang telah mereka selesaikan.
kegunaannya adalah: (1) sebagai insentif agar mau Saat mereka mengumpulkan poin, murid makin merasa
mengerjakan tugas, di mana tujuannya adalah mengontrol kompeten. Sebaliknya, jika poin itu diberikan hanya untuk
perilaku murid, dan (2) mengandung informasi tentang imbalan, maka tugas akan dianggap sebagai sarana untuk
penguasaan keahlian. Ketika imbalan yang ditawarkan mencapai tujuan yang berupa hadiah itu. Dalam kasus ini,
memberikan informasi ten tang penguasaan keahlian atau karena poin itu tidak menyampaikan informasi apa pun ten tang
kemampuan, murid akan merasa kompeten dan bersemangat. kemampuan murid, maka murid kemungkinan akan
Poin penting di sini adalah bahwa bukan imbalan itu sendiri menganggap imbalan atau hadiah sebagai pengontrol perilaku
yang menyebabkan efek, tetapi tawaran atau ekspektasi atas mereka.
imbalan itulah yang memberikan efek. Imbalan yang digunakan Jadi, hadiah yang mengandung informasi tentang
sebagai insentif menimbulkan persepsi bahwa perilaku murid kemampuan murid dapat meningkatkan motivasi intrinsik
disebabkan oleh imbalan eksternal, bukan oleh motivasi dalam dengan cara meningkatkan perasaan bahwa diri mereka
diri murid untuk menjadi pandai kompeten. Namun, umpan balik negatif, seperti kritik, yang
Untuk memahami perbedaan antara penggunaan mengandung informasi bahwa murid tidak pandai, dapat
imbalan untuk mengontrol perilaku murid dengan penggunaan melemahkan motivasi intrinsik terutama apabila murid
imbalan untuk memberi informasi, perhatikan contoh berikut meragukan kemampuan mereka untuk menjadi kompeten.
ini (Schunk, 2000): Seorang guru menggunakan sistem hadiah Judy Cameron (2001) berpendapat bahwa dalam
di mana semakin banyak tugas yang diselesaikan murid, pendidikan ada keyakinan kuat bahwa hadiah selalu
semakin banyak poin yang mereka raih. Murid akan termotivasi menurunkan motivasi intrinsic murid. Dalam analisisnya
untuk mengerjakan tugas guna memperoleh poin tersebut terhadap sekitar seratus studi, dia menemukan bahwa hadiah
karena mereka diberi tahu bahwa poin itu dapat ditukar dengan verbal (seperti pujian dan tanggpan positiD dapat dipakai untuk
hadiah istimewa. Namun poin itu juga memberikan informasi memperkuat motivasi intrinsik. Dia juga menyimpulkan jika
tentang kemampuan mereka. Yakni, semakin besar poin hadiah yang jelas (seperti medali emas dan uang) ditawarkan

209 210
secara mendadak atau diberikan tanpa pernberitahuan lebih sekolah itu membosankan dan tidak relevan. Akan tetapi, dalam
dahulu, maka motivasi intrinsik akan tetap terjaga. Beberapa studi ini, murid yang termotivasi secara intrinsik berprestasi
kritikus percaya bahwa analisis Cameron itu cacat-misalnya, jauh lebih baik ketimbang mereka yang termotivasi secara
analisis itu tidak mendeteksi beberapa efek kognitif dari ekstrinsik.
imbalan terhadap motivasi. Mengapa pergeseran ke arah motivasi ekstrinsik ini
Ringkasnya adalah penting untuk mengkaji adakah terjadi saat murid naik ke kelas yang lebih tinggi? Salah satu
kandungan informasi kompetensi di dalam hadiah. Ketika penjelasannya adalah karena praktik kenaikan kelas
hadiah dikaitkan dengan kompetensi, maka hadiah bisa memperkuat orientasi motivasi eksternal. Artinya, saat murid
menaikkan motivasi dan minat. Jika tidak, hadiah tidak akan bertambah usia, mereka terkungkung dalam penekanan pada
menaikkan motivasi atau mungkin justru melemahkan motivasi tujuan naik kelas dan karenanya motivasi internalnya turun.
ketika hadiah tak diberikan lagi. Jacquelynne Eccles dan rekannya mengidentifikasi
Pergeseran perkembangan dalam Motivasi Ekstrinsik beberapa perubahan spesifik dalam konteks sekolah yang dapat
dan Intrinsik. Banyak psikolog dan pendidik percaya adalah membantu menjelaskan penurunan motivasi intrinsik. Murid
penting bagi murid untuk mengembangkan internalisasi dan sekolah menengah lebih impersonal, lebih formal, lebih
motivasi intrinsik yang lebih besar saat mereka tumbuh. Akan evaluatif, dan lebih kompetitif ketimbang anak SD. Murid
tetapi, periset menemukan bahwa saat murid pindah dari SD ke membandingkan diri mereka dengan murid lain karena mereka
sekolah menengah, motivasi intrinsik mereka menurun. Dalam dinilai berdasarkan kinerja relatif mereka dalam mengerjakan
sebuah penelitian ditemukan bahwa, penurun motivasi intrinsik tugas-tugas dan ujian standar. Eccles dan rekan-rekannya
terbesar dan peningkatan motivasi ekstrinsik terbesar terjadi di (1993) mengajukan konsep person-environment fit (kesesuaian
antara kelas enam dan tujuh (setingkat sekolah enengah tingkat orang-lingkungan). Mereka berpendapat bahwa kurangnya
pertama). Dalam studi lain, saat murid naik kelas dari kelas kesesuaian antara lingkungan SMP /SMA dan kebutuhan
enam (SD) sampai delapan (setingkat sekolah Menengah remaja muda menyebabkan evaluasi diri negatif dan sikap
pertama), makin banyak murid yang mengatakan bahwa negatif terhadap sekolah. Studi mereka terhadap lebih dan 1500

211 212
murid menemukan bahwa guru menjadi lebih sering terlibat dalam memotivasi murid untuk belajar. Saat kita
mengontrol saat remaja sedang berusaha mencari otonomi yang membahas empat proses kognitif lainnya, perhatikan bahwa
lebih besar, dan hubungan guru-murid menjadi lebih perbedaan motivasi ekstrinsik dan intrinsik tetap penting.
impersonal pada saat murid mencari kemandirian dari orang tua Empat proses ini adalah: (1) atribusi ; (2) motivasi untuk
dan butuh lebih banyak dukungan dari orang dewasa lain. Pada menguasai keahlian (mastery); (3) self afficacy; dan (4)
saat remaja makin sadar diri, penekanan pada nilai dan penentuan tujuan, perencanaan dan monitoring diri.
perbandingan kompetitif lainnya akan semakin memperburuk  

keadaan. E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi


Di sekolah yang sense of community-nya lemah atau 1. Ekspektasi guru
bahkan kurang (tidak terlalu memperhatikan lingkungan Motivasi dan kinerja murid mungkin dipengaruhi oleh
sekitar), di mana murid dan guru tidak banyak kesempatan ekspektasi guru. Guru sering kali punya ekspektasi lebih positif
untuk saling mengenal satu sama lain secara lebih dekat akan untuk murid berkemampuan tinggi ketimbang murid
mengakibatkan ketidakpercayaan antara guru dan murid mudah berkemampuan rendah. Ekspektasi ini kemungkinan akan
timbul dan hanya ada sedikit komunikasi mengenai tujuan memengaruhi sikap dan perilaku murid terhadap guru.
murid. Konteks semacam ini dapat melemahkan motivasi murid Misalnya, guru menyuruh murid berkemampuan tinggi untuk
yang tidak bagus secara akademik. Apa pelajaran dari diskusi belajar lebih keras, mau meluangkan waktu lebih lama untuk
ini? Mungkin pelajaran paling penting adalah bahwa murid menunggu jawaban dari mereka, merespons mereka dengan
SMP dan SMA akan lebih banyak mendapat manfaat apabila lebih banyak informasi yang lebih mendalam, tidak terlalu
guru merencanakan kgiatan-kegiatan sekolah mereka lebih sering menegur, lebih sering memuji mereka, lebih ramah
personal, kurang formal, dan lebih menantang secara intrinsik. terhadap mereka, lebih sering memanggil mereka,
menempatkan mereka di bangku yang lebih dekat dengan meja
Proses Kognitif Lainnya
guru, dan lebih mungkin memberi tambahan nilai kepada
Diskusi tentang motivasi ekstrinsik dan intrinsik di atas
mereka. Hal yang sebaliknya terjadi untuk kasus anak
membukajalan ke pengenalan proses kognitif lainnya yang
213 214
berkemampuan rendah. Salah satu strategi pengajaran yang fokus pada persoalan akademik atau, ambisi di satu bidang
penting adalah memantau ekspektasi dan pastikan Anda punya dapat melemahkan tujuan di bidang lain. Seperti ketika tujuan
ekspektasi positif terhadap semua murid termasuk yang mengejar prestasi akademik menyebabkan hilangnya motif
berkemampuan rendah. Untungnya, para peneliti telah sosial. Pada masa remaja awal ini, murid menghadapi pilihan
menemukan bahwa dengan sedikit dukungan, guru dapat antara mengejar tujuan sosial atau mengejar tujuan akademik.
menaikkan ekspektasi mereka terhadap siswa berkemampuan Hasil dari keputusan ini akan berefek jangka panjang dalam
rendah. tujuan akademik dan karier mereka.
Penerimaan guru dan teman adalah motif sosial penting Motivasi murid akan bertambah jika guru memberi
bagi kebanyakan murid Pada masa SD (sekolah dasar) murid tugas yang menantang dalam lingkungan yang mendukung
lebih termotivasi untuk menyenangkan orang tuanya daripada proses penguasaan materi. Guru mesti memberi dukungan
menyenangkan temannya. Menjelang akhir masa SD, emosional dan kognitif, memberi materi yang berarti dan
penerimaan orang tua dan teman berada dalam posisi seimbang menarikun· tuk dipelajari dan dikuasai, dan memberi dukungan
dalam sistem motif anak. Pada kelas delapan atau sembilan yang cukup bagi terciptanya kemandirian dan inisiatif murid.
(sekolah menengah), penerimaan teman lebih penting daripada Juga, seperti telah kita kemukakan dalam diskusi tentang ide
penerimaan orang tua. Pada kelas 12 (setingkat sekolah Bandura mengenai kecakapan diri (self-efficacy), motivasi, dan
menengah atas), penerimaan teman kurang penting karena iklim sekolah akan sangat memengaruhi motivasi prestasi
murid sudah mulai mandiri dan membuat keputusan sendiri. murid. Sekolah dengan ekspektasi tinggi dan standar akademik
Remaja dapat merupakan masa peralihan penting dalam yang tinggi, serta dengan dukungan emosional dan akademik
motivasi prestasi dan motivasi sosial. Tekanan akademik dan yang memadai, sering kali akan membuat murid termotivasi
sosial memaksa remaja mengambil peran baru yang melibatkan untuk berprestasi.
tanggungjawab yang lebih besar Setelah remaja mengalami
tekanan yang lebih kuat untuk berprestasi, kepentingan sosial
mereka mungkin akan agak terabaikan karena mereka lebih

215 216
Gambar 5.4.Gambaran Murid tersebut mengkaji karakteristik demografis, praktik pengasuhan
tentang Guru yang Perhatian
anak, dan provisi pengalaman spesifik di rumah.
GURU YANG TIDAK 
  GURU YANG PERHATIAN 
PERHATIAN  Karakteristik demografis. Orang tua dengan pendidikan
Perilaku  Berusaha  membuat  kelas  jadi  Mengajar  dengan  cara 
mengajar  menarik;  mengajar  dengan  menjemukan, banyak   yang lebih tinggi akan lebih mungkin percaya bahwa
cara spesial   mem‐beri  tugas,  tetap 
keterlibatan mereka dalam pendidikan anak adalah penting.
mengajar walau murid tidak  
memerhatikan   Mereka lebih mungkin untuk berpartisipasi dalam pendidikan
Gaya  Bicara  kepada  saya,  memberi  Bersikap  tidak  peduli, 
komunikasi  perhatian,  mengaju‐  kan  seenaknya,  berteriak,  anak dan memberi stimuli intelektual di rumah (Schneider &
pertanyaan, mendengarkan   marah‐   Coleman, 1993). Ketika waktu dan energi orang tua lebih
marah  
Perlakuan  Jujur dan adil, memenuhi janji,  Mempermalukan  dan  banyak dihabiskan untuk orang lain atau untuk sesuatu yang
adil dan  memercayai  saya,  memberi  merendahkan  
lain ketimbang untuk anaknya, motivasi anak mungkin akan
Respek  tahu kebenaran  
Perhatian  Bertanya  jika  ada  sesuatu  Lupa  nama,  tidak  menurun tajam. Prestasi murid dapat menurun apabila mereka
terhadap  yang  tidak  beres,  bicara  melakukan  apa‐apa  sa  at 
individu  kepada  saya  mengenai  saya  melakukan  sesuatu  tinggal dalam keluarga singleparent (orangtua tunggal), tinggal
problem  saya,  bersikap  yang  salah,  tidak  bersama orang tua yang waktunya dihabiskan untuk bekerja,
layaknya  kawan,  bertanya  menjelaskan  sesuatu  atau 
saat saya butuh bantuan, mau  menjawab  pertanyaan,  dan tinggal dalam keluarga besar.
meluangkan  waktu  untuk  tidak berusaha  
memahami  saya,  memanggil  membantu saya   Praktik pengasuhan anak. Walaupun faktor demografis
saya   dapat memengaruhi motivasi murid, faktor yang lebih penting
 
adalah praktik pengasuhan anak oleh orang tuanya.
2. Hubungan Sosial
Berikut ini beberapa praktik parenting positif yang
Hubungan murid dengan orang tua, teman sebaya,
dapat meningkatkan motivasi dan prestasi:
kawan, guru dan mentor, dan orang lain, dapat mempengaruhi
a. Mengenal betul anak dan memberi tantangan dan
prestasi dan motivasi sosial mereka.
dukungan dalam kadar yang tepat.
Orang Tua. Telah dilakukan penelitian tentang
b. Memberikan iklim emosional yang positif, yang
hubungan antara orangtua dengan motivasi murid. Penelitian
memotivasi anak untuk menginternalisasikan nilai dan
tujuan orang tua.

217 218
c. Menjadi model perilaku yang memberi motivasi: juga setara dengan mereka dalam hal usia, kemampuan dan
bekerja keras dan gigih menghadapi tantangan. minat.
Provisi pengalaman spesifik di rumah. Selain praktik Murid yang lebih diterima oleh teman sebayanya dan
pengasuhan umum, orang tua dapat memberikan pengalaman punya keahlian sosial yang baik sering kali lebih bagus
spesifik di rumah untuk membantu murid menjadi lebih belajarnya di sekolah dan punya motivasi akademik yang
termotivasi. Membacakan buku untuk anak prasekolah dan positif. Sebaliknya, murid yang ditolak oleh temannya, teru
memberi materi bacaan di rumah akan memberi efek positif tama yang sangat agresif, berisiko mengalami problem belajar,
pada prestasi dan motivasi membaca anak. Para periset telah seperti mendapat nilai buruk dan keluar atau dikeluarkan dari
mencatat bahwa keahlian dan kebiasaan murid saat mereka sekolah.
masuk TK adalah prediktor yang terbaik dari motivasi
akademik dan kinerja di masa SD dan SMP.
Teman Sebaya (Peer). Teman sebaya dapat
mempengaruhi motivasi anak melalui perbandingan sosial,
kompetensi dan motivasi sosial, belajar bersama, dan pengaruh
kelompok ternan sebaya.
Murid dapat membandingkan dirinya sendiri dengan
ternan sebaya mereka secara akademik dan sosial.
Dibandingkan anak kecil, remaja lebih mungkin melakukan
perbandingan sosial, walaupun remaja lebih gampang
menyangkal bahwa mereka membandingkan dirinya sendiri
dengan orang lain. Perbandingan sosial yang positif biasanya
menimbulkan penghargaan diri yang lebih tinggi, sedangkan
perbandingan negatif menurunkan penghargaan diri. Murid
lebih mungkin membandingkan diri mereka dengan murid yang

219 220

Anda mungkin juga menyukai