Karakteristik berasal dari kata karakter yang berarti ciri, tabiat, watak, dan kebiasaan yang
dimiliki oleh seseorang yang sifatnya relatif tetap. Karakteristik peserta didik dapat diartikan
keseluruhan pola kelakukan atau kemampuan yang dimiliki peserta didik sebagai hasil dari
pembawaan dan lingkungan, sehingga menentukan aktivitasnya dalam mencapai cita-cita.
Agar pembelajaran menjadi efektif, maka penting bagi pendidik untuk mengetahui
karakteristik peserta didiknya secara mendalam. Suatu proses pembelajaran akan dapat
berlangsung secara efektif atau tidak, sangat ditentukan oleh seberapa tinggi tingkat
pemahaman pendidik tentang karakteristik peserta didiknya.
Etnik
Negara Indonesia merupakan negara yang luas wilayahnya kaya akan etniknya, sehingga
dalam sekolah dan kelas tertentu terdapat multi etnik/suku bangsa, seperti dalam satu kelas
kadang terdiri dari peserta didik etnik Jawa, Sunda, Madura, Minang, dan Bali, maupun etnik
lainnya. Data tentang keberagaman etnis di kelasnya menjadi informasi yang sangat berharga
bagi pendidik dalam menyelenggarakan proses pembelajaran. Seorang pendidik yang
menghadapi peserta didik hanya satu etnik di kelasnya, tentunya tidak sesulit yang multi
etnik.
Kultural
Implikasi dari aspek kultural dalam proses pembelajaran ini pendidik dapat menerapkan
pendidikan multikultural. Pendidikan multikultural menurut Choirul (2016: 187) memiliki
ciri-ciri:
2). Materinya mangajarkan nilai-nilai luhur kemanusiaan, nilai-nilai bangsa, dan nilai-nilai
kelompok etnis (kultural).
Status sosial,
Tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan kelompok-
kelompok lain di dalam kelompok yang lebih besar lagi. Menurut Pitirim Sorokin mengukur
status sosial seseorang dapat dilihat dari :
• Jabatan
• Kekayaan
• Politis
• Keturunan
• Agama
Minat
Minat juga merupakan dorongan atau keinginan dalam diri seseorang pada objek tertentu.
Contohnya seperti, minat terhadap pelajaran, olahraga, atau juga hobi. Minat memiliki sifat
pribadi (individual), artinya pada tiap-tiap orang memiliki minat yang dapat saja berbeda
dengan minat orang lain. Minat diawali oleh perasaaan senang dan juga sikap positif. Minat
bukanlah sesuatu yang statis atau juga berhenti, tetapi dinamis dan mengalami pasang surut.
Minat juga bukan bawaan dari lahir, tetapi sesuatu yang dapat dipelajari.
Perkembangan kognitif
Kemampuan awal,
Peserta didik adalah kemampuan yang telah dipunyai oleh peserta didik sebelum mengikuti
pembelajaran yang akan diberikan. Kemampuan awal ini menggambarkan kesiapan peserta
didik dalam menerima pelajaran yang akan disampaikan oleh guru. Kemampuan awal peserta
didik penting untuk diketahui guru sebelum ia memulai dengan pembelajarannya, karena
dengan demikian dapat di ketahui apakah peserta didik telah mempunyai pengetahuan yang
merupakan prasyarat untuk mengikuti pembelajaran sejauh mana peserta didik telah
mengetahui materi apa yang akan disajikan.
Gaya belajar,
Kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap pengetahuan dan bagaimana informasi atau
pengetahuan yang diperoleh diatur dan diproses. Memahami gaya belajar adalah cara yang
konsisten bagi siswa untuk memahami, mengingat, berpikir dan memecahkan masalah
dengan rangsangan dan informasi.
Motivasi,
Motivasi telah banyak didefinisikan oleh para ahli, diantaranya oleh Wlodkowski yaitu suatu
kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah dan
ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Motivasi kadang timbul dari dalam diri
individu itu sendiri (motivasi instrinsik dan kadang motivasi itu muncul karena faktor dari
luar dirinya sendiri (motivasi ekstrinsik). Disamping itu motivasi peserta didik dalam belajar
kadang tinggi, sedang, atau bahkan rendah. Seseorang memiliki motivasi tinggi atau tidak
dalam belajarnya dapat terlihat dari tiga hal: 1) kualitas keterlibatannya, 2) perasaan dan
keterlibatan afektif peserta didik, 3) upaya peserta didik untuk senantiasa
memelihara/menjaga motivasi yang dimiliki.
Perkembangan emosi
Emosi juga berperan dalam membantu proses pembelajaran tersebut menyenangkan atau
bermakna. Goleman, menyatakan bahwa tanpa keterlibatan emosi, kegiatan saraf otak kurang
mampu “merekatkan” pelajaran dalam ingatan. Suasana emosi yang positif atau
menyenangkan atau tidak menyenangkan membawa pengaruh pada cara kerja struktur otak
manusia dan akan berpengaruh pula pada proses dan hasil belajar. Atas dasar hal ini pendidik
dalam melakukan proses pembelajaran perlu membawa suasana emosi yang senang/gembira
dan tidak memberi rasa takut pada peserta didik. Untuk itu bisa dilakukan dengan model
pembelajaran yang menyenangkan (enjoy learning), belajar melalui permainan (misalnya
belajar melalui bermain monopoli pembela pembelajaran, ular tangga pembelajaran, kartu
kwartet pembelajaran) dan media sejenisnya.
Perkembangan sosial
Perkembangan sosial menurut Hurlock adalah kemampuan anak untuk berinteraksi dengan
lingkungannya, bagaimana anak tersebut memahami keadaan lingkungan dan
mempengaruhinya dalam berperilaku baik kepada dirinya sendiri maupun kepada orang. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial yaitu keluarga, kematangan, teman
sebaya, sekolah, dan status sosial ekonomi.
L. Perkembangan motorik.
Faktor dalam (rasa tertarik dan senang dalam Apakah pekerjaan orang tua peserta
pembelajaran (fenomena sehari hari, didik?
kontekstual)
Berapa penghasilan orang tua peserta
Faktor luar (lingkungan keluarga, seperti didikper bulan?
dorongan dari orang tua)
Apakah jalur masuk sekolah (PPDB)
yang digunakan oleh peserta didik?
kesadaran akan norma sosial, interaksi antar Apakah agama peserta didik?
sesama, kemampuan untuk memahami orang
lain
dapat berkomunikasi dengan orang lain
Berfikis logis, berfikir tingkat tinggi (HOTS), Apakah peserta didik memiliki motivasi
berfikir kritis dan komunikatif untuk belajar akan hal-hal baru?
Pekembangan Moral
Pekembangan Motorik
Pekembangan Emosional
Lingkungan Belajar
Perkembangan Spiritual
Kemampuan awal