Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Reflektif Topik 3 “Profiling Peserta Didik”

Karakteristik berasal dari kata karakter yang berarti ciri, tabiat, watak, dan kebiasaan yang
dimiliki oleh seseorang yang sifatnya relatif tetap. Karakteristik peserta didik dapat diartikan
keseluruhan pola kelakukan atau kemampuan yang dimiliki peserta didik sebagai hasil dari
pembawaan dan lingkungan, sehingga menentukan aktivitasnya dalam mencapai cita-cita.

Agar pembelajaran menjadi efektif, maka penting bagi pendidik untuk mengetahui
karakteristik peserta didiknya secara mendalam. Suatu proses pembelajaran akan dapat
berlangsung secara efektif atau tidak, sangat ditentukan oleh seberapa tinggi tingkat
pemahaman pendidik tentang karakteristik peserta didiknya.

Karakteristik peserta didik meliputi:

Etnik

Negara Indonesia merupakan negara yang luas wilayahnya kaya akan etniknya, sehingga
dalam sekolah dan kelas tertentu terdapat multi etnik/suku bangsa, seperti dalam satu kelas
kadang terdiri dari peserta didik etnik Jawa, Sunda, Madura, Minang, dan Bali, maupun etnik
lainnya. Data tentang keberagaman etnis di kelasnya menjadi informasi yang sangat berharga
bagi pendidik dalam menyelenggarakan proses pembelajaran. Seorang pendidik yang
menghadapi peserta didik hanya satu etnik di kelasnya, tentunya tidak sesulit yang multi
etnik.

Kultural

Implikasi dari aspek kultural dalam proses pembelajaran ini pendidik dapat menerapkan
pendidikan multikultural. Pendidikan multikultural menurut Choirul (2016: 187) memiliki
ciri-ciri:

1) Tujuannya membentuk “manusia budaya” dan menciptakan manusia berbudaya


(berperadaban).

2). Materinya mangajarkan nilai-nilai luhur kemanusiaan, nilai-nilai bangsa, dan nilai-nilai
kelompok etnis (kultural).

3) Metodenya demokratis, yang menghargai aspek-aspek perbedaan dan keberagaman


budaya bangsa dan kelompok etnis (multikulturalisme).
4). Evaluasinya ditentukan pada penilaian terhadap tingkah laku anak didik yang meliputi
aspek persepsi, apresiasi, dan tindakan terhadap budaya lainnya.

Status sosial,

Tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan kelompok-
kelompok lain di dalam kelompok yang lebih besar lagi. Menurut Pitirim Sorokin mengukur
status sosial seseorang dapat dilihat dari :

• Jabatan

• Pendidikan dan luasnya ilmu pengetahuan

• Kekayaan

• Politis

• Keturunan

• Agama

Minat

Minat juga merupakan dorongan atau keinginan dalam diri seseorang pada objek tertentu.
Contohnya seperti, minat terhadap pelajaran, olahraga, atau juga hobi. Minat memiliki sifat
pribadi (individual), artinya pada tiap-tiap orang memiliki minat yang dapat saja berbeda
dengan minat orang lain. Minat diawali oleh perasaaan senang dan juga sikap positif. Minat
bukanlah sesuatu yang statis atau juga berhenti, tetapi dinamis dan mengalami pasang surut.
Minat juga bukan bawaan dari lahir, tetapi sesuatu yang dapat dipelajari.

Perkembangan kognitif

Tahapan-tahapan perubahan yang terjadi dalam rentang kehidupan manusia untuk


memahami,mengolah informasi, memecahkan masalah dan mengetahui sesuatu.

Kemampuan awal,

Peserta didik adalah kemampuan yang telah dipunyai oleh peserta didik sebelum mengikuti
pembelajaran yang akan diberikan. Kemampuan awal ini menggambarkan kesiapan peserta
didik dalam menerima pelajaran yang akan disampaikan oleh guru. Kemampuan awal peserta
didik penting untuk diketahui guru sebelum ia memulai dengan pembelajarannya, karena
dengan demikian dapat di ketahui apakah peserta didik telah mempunyai pengetahuan yang
merupakan prasyarat untuk mengikuti pembelajaran sejauh mana peserta didik telah
mengetahui materi apa yang akan disajikan.

Gaya belajar,

Kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap pengetahuan dan bagaimana informasi atau
pengetahuan yang diperoleh diatur dan diproses. Memahami gaya belajar adalah cara yang
konsisten bagi siswa untuk memahami, mengingat, berpikir dan memecahkan masalah
dengan rangsangan dan informasi.

Motivasi,

Motivasi telah banyak didefinisikan oleh para ahli, diantaranya oleh Wlodkowski yaitu suatu
kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah dan
ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Motivasi kadang timbul dari dalam diri
individu itu sendiri (motivasi instrinsik dan kadang motivasi itu muncul karena faktor dari
luar dirinya sendiri (motivasi ekstrinsik). Disamping itu motivasi peserta didik dalam belajar
kadang tinggi, sedang, atau bahkan rendah. Seseorang memiliki motivasi tinggi atau tidak
dalam belajarnya dapat terlihat dari tiga hal: 1) kualitas keterlibatannya, 2) perasaan dan
keterlibatan afektif peserta didik, 3) upaya peserta didik untuk senantiasa
memelihara/menjaga motivasi yang dimiliki.

Perkembangan emosi

Emosi juga berperan dalam membantu proses pembelajaran tersebut menyenangkan atau
bermakna. Goleman, menyatakan bahwa tanpa keterlibatan emosi, kegiatan saraf otak kurang
mampu “merekatkan” pelajaran dalam ingatan. Suasana emosi yang positif atau
menyenangkan atau tidak menyenangkan membawa pengaruh pada cara kerja struktur otak
manusia dan akan berpengaruh pula pada proses dan hasil belajar. Atas dasar hal ini pendidik
dalam melakukan proses pembelajaran perlu membawa suasana emosi yang senang/gembira
dan tidak memberi rasa takut pada peserta didik. Untuk itu bisa dilakukan dengan model
pembelajaran yang menyenangkan (enjoy learning), belajar melalui permainan (misalnya
belajar melalui bermain monopoli pembela pembelajaran, ular tangga pembelajaran, kartu
kwartet pembelajaran) dan media sejenisnya.

Perkembangan sosial
Perkembangan sosial menurut Hurlock adalah kemampuan anak untuk berinteraksi dengan
lingkungannya, bagaimana anak tersebut memahami keadaan lingkungan dan
mempengaruhinya dalam berperilaku baik kepada dirinya sendiri maupun kepada orang. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial yaitu keluarga, kematangan, teman
sebaya, sekolah, dan status sosial ekonomi.

Perkembangan moral dan spiritual

Perkembangan moral anak/peserta didik dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu 1) preconventional,


2) Conventional, 3) postconventional. Tahap Preconventional (6 - 10 th), yang meliputi
orientasi anak/peserta didik masih pada konsekuensi fisik dari perbuatan benar-salahnya yaitu
hukuman dan kepatuhan atau anak menilai baik – buruk berdasarkan akibat perbuatan. Tahap
Conventional, (10 – 17 th) yang meliputi aspek good boy orientation, orientasi perbuatan
yang baik adalah yang menyenangkan, membantu, atau disepakati oleh orang lain. Tahap
post conventional (17 – 28 th) meliputi contractual legalistic orientation, orientasi orang pada
legalitas kontrak sosial. Orang mulai peduli pada hak individu, dan yang baik adalah yang
disepakati oleh mayoritas masyarakat.. Tahap selanjutnya yang merupakan tahap puncak dari
tahap pasca konvensional yaitu tahap conscience or principle orientation, pada tahap ini
orientasi orang adalah pada prinsip-prinsip etika yang bersifat universal.

L. Perkembangan motorik.

Perkembangan motorik menurut Hurlock diartikan perkembangan gerakan jasmaniah melalui


kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkordinasi. Perkembangan motorik menurut
Santrock dikelompokkkan menjadi motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar; gerakan
tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh
yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contoh perkembangan motorik kasar
anak yaitu, anak pada usia 3 tahun gemar melakukan gerakan seperti melompat, berlari ke
depan dan ke belakang.

Langkah-langkah observasi karakteristik peserta didik, antara lain:

 Menetukan objek (sasaran peserta didik)


 Menentukan karakteristik/aspek-aspek penting yang akan diobservasi
 Menentukan cara observasi (langsung atau tidak langsung)
 Menentukan waktu pelaksanaan observasi
 Melakukan observasi secara sistematis
 Melakukan pengumpulan data observasi
 Melakukan analisis hasil observasi
 Membuat pemetaan hasil observasi
 Membuat strategi pembelajaran berdasarkan hasil observasi
 Aplikasi strategi pembelajaran kepada sasaran peserta didik
 Mengevaluasi dan merefleksi strategi yang sudah dibuat

Observasi Langsung (wawancara lansung Observasi Tidak Langsung (membuat


dengan peserta didik, guru kelas, guru mapel, gform atau angket berisi pertanyaan)
observasi kegiatan pembelajaran)

Minat Belajar Sosial Ekonomi

Faktor dalam (rasa tertarik dan senang dalam Apakah pekerjaan orang tua peserta
pembelajaran (fenomena sehari hari, didik?
kontekstual)
Berapa penghasilan orang tua peserta
Faktor luar (lingkungan keluarga, seperti didikper bulan?
dorongan dari orang tua)
Apakah jalur masuk sekolah (PPDB)
yang digunakan oleh peserta didik?

Gaya Balajar Etnik/kultural

audio, visiual, kinestetik Dari manakah asal suku peserta didik?

cara penyampaian materi oleh guru

Perkembangan Sosial Agama

kesadaran akan norma sosial, interaksi antar Apakah agama peserta didik?
sesama, kemampuan untuk memahami orang
lain
dapat berkomunikasi dengan orang lain

dapat bekerjasama dengan orang lain

Perkembangan Kognitif Motivasi Belajar

Berfikis logis, berfikir tingkat tinggi (HOTS), Apakah peserta didik memiliki motivasi
berfikir kritis dan komunikatif untuk belajar akan hal-hal baru?

Apakah peserta didik memiliki motivasi


untuk belajar mandiri sebelum pelajaran
berlangsung?

Apakah peserta didik memiliki


antusiasme yang tinggi untuk mencari
tahu topik yang ia tidak mengerti?

Pekembangan Moral

empati, hati nurani, rasa hormat

Pekembangan Motorik

keikutsertaan dalam praktikum dan olah raga

pemilihan kata dan kemampuan


mengungkapkan pendapat

Pekembangan Emosional

mengenali dan memahami emosi diri sendiri

memahami penyebab timbulnya emosi

cara mengendalikan emosi

mengekspresikan emosi dengan tepat

Lingkungan Belajar

lingkungan belajar yang bisa mendukung


pembelajaran yang baik, supportif dan
mendukung pembelajaran peserta didik

sarana dan prasarana

Perkembangan Spiritual

keaktifan dalam kegiatan keagamaan

Kemampuan awal

pertanyaan pemantik, pretest

Anda mungkin juga menyukai