Anda di halaman 1dari 5

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK HUBUNGANNYA DENGAN PROSES BELAJAR

A.    Perkembangan Psiko-Fisik Siswa


Perkembangan ialah proses perubahan kualitatif yang mengacu pada mutu fungsi
organ-organ jasmaniah, bukan organ-organ jasmaniahnya itu sendiri. Penekanan arti
perkembangan itu terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang disandang oleh
organ-organ fisik.
Perkembangan ranah psiko-fisik difokuskan pada proses-proses perkembangan yang
di pandang memiliki keterkaitan langsung dengan kegiatan belajar siswa.
Proses – proses perkembangan tersebut meliputi :
1)      Perkembangan motor, yakni proses perkembangan yang progresif dan berhubungan
dengan perolehan aneka ragam keterampilan fisik anak
2)      Perkembangan kognitif, yakni perkembangan fungsi intelektual atau proses
perkembangan kemampuan/kecerdasan otak anak
3)      Perkembangan sosial dan moral, yakni proses perkembangan mental yang
berhubungan dengan perubahan-perubahan cara anak dalam berkomunikasi dengan
obyek atau orang lain, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok

1.      Perkembangan Motor (Fisik) Siswa     


Motor sebagai segala keadaan yang meningkatkan atau menghasilkan
stimulasi/rangsangan terhadap kegiatan organ-organ fisik
Motor skills (kecakapan-kecakapan jasmani) perlu dipelajari melalui aktivitas latihan
langsung yang disertai dengan pengajaran teori-teori pengetahuan yang bertalian
dengan motor skills itu sendiri. Aktivitas latihan perlu dilaksanakan dalam bentuk
praktik yang berulang-ulang oleh siswa, akan tetapi dalam praktek itu hendaknya
dilibatkan pengetahuan ranah akal siswa.
Ada empat macam faktor yang mendorong kelanjutan perkembangan motor
skills anak yang juga memungkinkan campur tangan orang tua dan guru dalam
mengarahkannya yaitu :
a)      Pertumbuhan dan perkembangan sistem syaraf
b)      Pertumbuhan otot-otot
c)      Perkembangan dan pertumbuhan fungsi kelenjar endoktrin
d)     Perubahan stuktur jasmani
2.      Perkembangan Kognitif Siswa
Istilah cognitive berasal dari kata cognition yang berarti mengetahui. Dalam arti luas
cognition (kognisi) ialah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan
Seorang pakar terkemuka dalam disiplin psikologi kognotif dan psikologi anak, Jean
Piaget yang mengklasifikasikan perkembangan kognitif anak menjadi empat tahapan
yaitu :
Tabel 1
Tahapan Perkembangan Kognitif Anak

No Tahap Perkemabangan Kognitif Usia Perkembangan Kognitif


.
1. Sensory-motor  (Sensori-motor) 0 sampai 2 tahun
2. Preoperational (Preoperasional) 2 sampai 7 tahun
3. Concrete-operational (Konkret 7 sampai 11 tahun
operasional)
4. Formal-operational (Formal Operasional) 11 sampai 15 tahun

1.      Perkembangan Sosial dan Moral siswa


Pendidikan, ditinjau dari sudut psikososial (kejiwaan kemasyarakatan), adalah upaya
menumbuhkembangkan sumber daya manusia melalui proses hubungan interpersonal (hubungan
antar pribadi) yang berlangsung dalam lingkungan masyarakat yang terorganisasi, dalam hal ini
masyarakat pendidikan dan keluarga.
Pendidikan baik yang berlangsung secara formal di sekolah maupun yang berlangsung secara
informal di lingkungan keluarga memiliki peranan penting dalam mengembangkan psikososial
siswa. Perkembangan psikososial siswa adalah proses perkembangan kepribadian siswa selaku
seorang anggota masyarakat dalam hubungan dengan orang lain. Perkembangan ini berlangsung
sejak masa bayi hingga akhir hayatnya.
Proses perkembangan social dan moral siswa juga selalu berkaitan dengan proses belajar.
Konsekuensinya, kualitas hasil perkembangan sosial siswa sangat bergantung pada kualitas
proses belajar (khususnya belajar sosial) siswa tersebut baik di lingkungan sekolah dan keluarga
maupun di lingkungan yang lebih luas. Proses belajar itu sangat menentukan kemampuan siswa
dalam bersikap dan berperilaku social yang selaras dengan norma moral agama, moral tradisi,
moral hukum, dll yang berlaku dalam masyarakat siswa yang bersangkutan.
A.    Arti Penting  Perkembangan Kognitif Bagi Proses Belajar Siswa
Ranah psikologis siswa yang terpenting adalah ranah kognitif. Ranah kejiwaan yang
berkedudukan pada otak ini, dalam perspektif psikologi kognitif adalah sumber sekaligus
pengendali ranah-ranah kejiwaan lainnya, yakni ranah afektif, dan ranah psikomotor.
1.      Mengembangkan Kecakapan Kognitif
Upaya pengembangan fungsi ranah kognitif akan berdampak positif bukan hanya terhadap ranah
kognitif sendiri, melainkan juga terhadap ranah afektif dan psiko-motor. Sekurang-kurangnya
ada dua macam kecakapan kognitif siswa yang sangat perlu dikembangkan khususnya oleh guru
yakni :
a)      Strategi belajar memahami isi materi pelajaran
b)      Strategi meyakini arti penting isi materi pelajaran dan aplikasinya serta menyerap pesan-pesan
moral yang terkandung dalam materi pelajaran tersebut.
Tanpa pengembangan dua macam kecakapan kognitif ini, siswa sulit diharapkan mampu
mngembangkan ranah afektif dan psikomotornya sendiri.
2.      Mengembangkan Kecakapan Afektif
Keberhasilan pengembangan ranah kognitif tidak hanya akan mnghasilkan kecakapan kognitif,
tetapi juga mnghasilkan kecakapan ranah afektif.
3.      Mengembangkan Kecakapan Psikomotor
Kecakapan psikomotor ialah segala amal jasmaniah yang konkret dan mudah diamati baik
kuantitasnya maupun kualitasnya, karena sifatnya yang terbuka. Namun di samping kecakapan
psikomotor itu tidak terlepas dari kecakapan kognitif ia juga banyak terikat oleh kecakapan
afektif. Jadi, kecakapan psikomotor siswa merupakan manifestasi wawasan pengetahuan dan
kesadaran serta sikap mentalnya. 
A.    Pengembangan Aktivitas Kreativitas Dan Motivasi Dalam
Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran yang berlaku di dalam kelas merupakan suatu proses yang saling
melengkapi dan melibatkan dua pihak pendidik (guru dan dosen)yang mengendalikan pengajaran
dan pihak peserta didik (siswa atau mahasiswa) yang menjalani proses pembelajaran. Dalam
proses ini, peserta didik belajar dengan menggunakan berbagai cara. Cara cara peserta didik
mendapat dan memperoleh informasi serta ilmu diistilahkn sebagai model pembelajaran.
Sementara pihak pendidik pula, merka mempunyai berbagai model pengajaran untuk dalam
menyampaikan ilmu pengetahuan dan memenuhi berbagai gaya pembelajaran peserta didik.
(Felder & Henriques 1995).
Efektivitas proses pembelajaran benyak bergantung kepada kesiapan dan cara mengajar
yang dilakukan pendidik (guru dan dosen), sedangkan kesiapan cara belajar yang dilakukan oleh
peserta didik (siswa atau mahasiswa) itu sendiri, baik yang dilakukan secara mandiri maupun
kelompok.
Dalam proses pembelajaran pesrta didik perlu diupayakan pengembangan kreativitas, aktivitas
dan motivsai siswa didalam proses pembelajaran. Dengan mengutip pemikiran Gibbs E.Mulyasa
(2003) mengemukakan hal hal yang perlu dilakukan agar siswa lebih aktif dan kreatif dalam
belajarnya adalah:
1.      Dikembangkanya rasa percaya diri para siwa dan mengurangi rasa takut.

2.      Memberi kesempatan kepada seluruh siswa untuk berkomunikasi ilmiah secara terarah.

3.      Melibatkan siswa dalam menentukan tujuan belajar dan evaluasinya.

4.      Memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter.

5.      Melibatkan mereka secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran secara keseluruhan.

Sudrajat (2009) mengemukakan bahwa untuk meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta
didik dalam proses pembelajaraan, pendidik dapat menggunakan pendekatan sebagai berikut:
(a)    Self esteem aproach; guru memperhatikan pengembangan self esteem (kesadaran akan harga diri
siswa).

(b)   Creative approach; guru mengembangkan problem solving, brain storming, inquiry, dan role
playing.

(c)    Value clrification and moral development approach; guru mengembangkan pembelajaran


dengan pendekatan holistik dan humanistik untuk mengembangkan segenap potensi siswa demi
tercapainya self actualization, dalam situasi ini pengembangan intelektual siswa akan mengiringi
pengembangan seluruh aspek kepribadian siswa, termasuk dalam hal etika dan moral.

(d)   Multiple talent approach; guru mengupayakan pengembanga seluruh potensi siswa untuk
membangun self concept yang menunjang kesehatan mental.

(e)    Inquiry approach; guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan preses
mental  dalam menemukan konsep atau prinsip ilmiah serta meningkatkan potensi intelektualnya.

(f)    Pictorial riddle approach; guru mengembangkan metode untuk mengembangkan motivasi dan
minat siswa dalam diskusi kelompok kecil guna membantu meningkatkan kemampuan berfikir
kritis dan kreatif.

(g)   Synetics approach; guru lebih memusatkan perhatian pada kompetensi siswa untuk
mengembangkan berbagia bentuk methapor untuk membuka intelagensinya dan
mengembangkan kreativitasnya. Kegiatn pembelajaran dimulai dengan kegiatan yang tidak
rasinal , kemudian berkembang menuju pertemuan dan pemecahan masalah secara rasional.

Untuk membangkitkan motivasi belajar peserta didik dalam proses pembelajaran, seorang
pendidik perlu memperhatikan hal hal sebagai berikut:
(1)   Bahwa siswa akan belajar lebih giat apabila topik yang dipelajarinya menarik dan berguna bagi
dirinya.

(2)   Tujuan pembelajaran harus disusun dengan jelas dan diinformasikan kepada siswa sehingga
mereka mengetahui tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Siswa juga dilibatkan dalam
penyusunan tersebut.

(3)   Siswa harus selalu diberitahu tentang hasil belajarnya.

(4)   Pemberian pujian dan hadiah lebih baik daripada hukuman, namun sewaktu – waktu hukuman
juga diperlukan.

(5)   Manfaatkan sikap-sikap, cita – cita, dan rasa ingin tahu siswa.

(6)   Usahakan untuk memperhatikan perbedaan individual siswa seperti perbedaan kemampuan, latar
belakang dan sikap terhadap sekolah atau subyek tertentu.

(7)   Usahakan untuk memenuhi kebutuhan siswa dengan jalan memperhatikan kondisi fisiknya, rasa
aman, menunjukan bahwa guru peduli terhadap mereka, mengatur pengalaman belajar
sedemikian rupa sehingga siswa memproleh kepuasan dan penghargaan, serta mengarahkan
pengalaman belajar kearah keberhasilan, sehingga mencapai prestasi dan mempunyai
kepercayaan diri (E. Mulyasa, 2003).

Kesimpulan

Berdasarkan pada fenomena dan kondisi obyektif dunia pendidikan masa kini pada
umumnya dan pendidikan Islam pada khususnya, maka penelitian tentang perkembangan pserta
didik serta hubungnya dengan proses belajar dirasa sangat penting. Karena pada dasarnya
pendidikan di indonesia perlu diamati perkembanganya untuk memamantau sejauh mana
kemajuan pendidikan di negara kita. Para pendidik harus tahu cara – cara meningkatkan
efektifitas pembelajaran didalam kelas maupun diluar kelas sehingga menjadi sebuah konsep
pendidikan yang sangat jelas.
 Fenomena yang terjadi sehari-hari tentang  macam sifat anak-anak peserta didik yang
beraneka ragam, maka dari itu mengingat petingnya mata kuliah ini diharapkan para pendidik
harus bisa mempelajari sifat-sifat anak didik mereka, dan memantau perkembangan sejauh mana
anak didiknya belajar di dalam kelas.

DAFTAR PUSTAKA 

-          Iskandar, 2009. Psikologi pendidikan sebuah orientasi baru, jakarta: gaung persada press.


-          Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya
-          Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
-          B. Uno Dr. Hamzah, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif da Efektif, Jakarta,
Sinar Grafika, 2007.

Anda mungkin juga menyukai