Teori belajar didefinisikan sebagai metode yang menggambarkan bagaimana seseorang melakukan proses belajar. Dengan menguasai teori belajar setidaknya guru dapat memahami apa dan bagaimana sebenarnya proses belakar itu terjadi pada diri peserta didik., sehingga dalam proses belajar guru dapat mengambil tindakan pedagogic dan edukatif yang tepat. B. Jenis-jenis Teori Belajar a. Teori Belajar Behavioristik Teori belajar behavioristik adalah perubahan tingkah laku siswa dalam mengoptimalkan keterampilan dan kecerdasan melalui kegiatan pengulangan dan pelatihan yang berkesinambungan. b. Teori Belajar social-Kognitif Menurut Bandura teori belajar social kognitif dengan mengakomodasikan kemampuan koognitif manusia dalam berfikir dan belajar melalui pengamatan social. Perilaku, kognitif, dan lingkungan saling berinteraksi untuk mempengaruhi pembelajaran. Teori belajar social kognitif ini menjelaskan bagaimana kepribadian seseorang berkembang melalui proses pengamatan. c. Teori Belajar Konstruktivisme Teori belajar Humanistik adalah proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dan minat belajar siswa. Dimana pada proses pembalajaran guru harus memahami kebutuhan siswa sehingga siswa dapat mengenali dan menentukan potensi yang ada dalam dirinya sehingga siswa dapat mengembangkannya melalui proses belajar d. Teori Belajar Humanistik Pada teori humanistic dijelaskan bahwa belajar bukan sekedar pengembangan kualitas kognitif saja, melainkan juga sebuah proses yang terjadi dalam individu yang melibatkan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tujuan teori belajar humanistic adalah memanusiakan manusia, sehingga seorang individu bisa lebih mudah dalam memahami diri dan lingkungannya untuk mencapai aktualisasi diri. C. Teori Perkembangan a. Perkembangan fisik Perkembangan fisik individu mencakup beberapa aspek, diantaranya system saraf yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi, otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motoric, dan kelenjar endoktrin yang menimbulkan munculnya pola perilaku baru. b. Perkembangan kognitif Pieget (1954) mengusulkan bahwa terdapat empat tahapan perkembangan kognitif : tahap sensori motoric (lahir-2 tahun), praoperasional (2-7 tahun), operasional kongkrit ( 7-11 tahun) dan formal operasional (11-15 tahun). c. Perkembangan social-emosional Pada perkembangan social-emosional kita akan focus dua teori yaitu teori Ekologi Bronfenbrenner dan teori perkembangan Rentang Hidup Erik Erikson. Teori ekologi Bronfenbrenner mengungkapkan bahwa perkembangan manusia dipengaruhi oleh konteks lingkungan. Hubungan timbal balik antara individu dengan lingkungan yang akan membentuk tingkah laku individu tersebut. Sedangkan teori perkembanagan menurut Erik Erikson memandang perkembangan kehidupan masyarakat secara bertahap (rentang hidup) d. Perkembangan moral Perkembangan moral adalah tentang aturan dan konvensi berinteraksi antara orang-orang. Aturan-aturan ini dapat dipelajari dalam tiga domain :kognitif, perilaku, dan emosional. Masalah utama dalam domainkognitif adalah bagaimana siswa berfikir mengenai alasan atau aturan untuk perilaku etis. Dalam domain perilaku, bukan pada moralitas pemikiran mereka. Sementara itu, dalam domain semosional penekanannya adalah pada cara siswa merasa secara moral. Kohlberg membagi perkembangan moral menjadi tiga tingkatan yang tersusun atas enam tahap sebagai berikut : a) Tingkat Tiga : D. Mengenal karakteristik Peserta didik Peserta didik sebagai invidu yang unik Agar pembelajaran menjadi efektif, maka penting bagi pendidik untuk mengetahui dengan jelas bagaimana gambaran peserta didik yang ada di dalam kelas. Pendidik sangat dianjurkan untuk dapat membuat profil dari peserta didiknya sesuai dengan tujuan pembelajaran di kelas. Seberapa jauh anda mengenal mereka? Apakah ada perbedaan pada setiap peserta didik? Dimanakah perbedaannya? Suatu proses pembelajaran akan dapat berlangsung secara efektif atau tidak, sangat ditentukan oleh seberapa tinggi tingkat pemahaman pendidik tentang karakteristik peserta didiknya. Pemahaman karakteristik peserta didik sangat menentukan hasil belajar yang akan dicapai, aktivitas yang perlu dilakukan, dan asesmen yang tepat bagi peserta didik. a. Latar belakang peserta didik a) Etnik Pendidik dalam melakukan proses pembelajaran perlu memperhatikan jenis etnik apa saja yang terdapat dalam kelasnya. Data tentang keberagaman etnis di kelasnya menjadi informasi yang sangat berharga bagi pendidik dalam menyelengggarakan proses pembelajaran. Seorang pendidik yang menghadapi peserta didik hanya satu etnik dikelasnya, tentunya tidak sesulit yang multi etnik. b) Budaya/kultur Budaya yang ada di masyarakat kita sangatlah beragam, seperti kesenian, kepercayaan, norma, kebiasaan, dan adat istiadat. Pendidik dapat menerapkan pendidikan multikultur. Sehingga, pendidik dalam melakukan proses pembelajaran harus mampu menyikapi keberagaman budaya yang ada di sekolahnya/kelasnya. c) Status sosial Peserta didik dengan bervariasi status ekonomi dan sosialnya menyatu untuk saling berinteraksi dan saling melakukan proses pembelajaran.perbedaan ini hendaknya tidak menjadi penghambat dalam melakukan proses pembelajaran. Namun tidak dapat dipungkiri kadang dijumpai status sosial ekonomi ini menjadi penghambat peserta didik dalam belajar secara kelompok.implikasi dengan adanya variasi status sosial-ekonomi ini pendidik dituntut untuk mampu bertindak adil dan tidak diskriminatif b. Perkembangan peserta didik a) Aspek-aspek perkembangan Dengan mempelajari lebih dalam mengenai aspek perkembangan manusia dan perananannya dalam proses pembelajar, guru dapat menciptakan kegiatan belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan b) Kemampuan awal Cara untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik dapat dilakukan melalui teknik tes yaitu pretes atau tes awal dan teknik non tes seperti wawancaraa. Melalui wawancara dan tes awal maka kemampuan awal peserta didik dapat diketahui. Kemampuan tes awal dapat dijadikan dasar untuk menetapkan materi pembelajaran. c. Kesiapan peserta didik a) Minat Gaya belajar dapat dikelompokkan menjadi yaitu visual, auditif, kinestik, serta reading dan writing. b) Motivasi Motivasi peserta didik dalam belajar kadang tinggi, sedang atau bahkan rendah. Motivasi belajar yang tinggi dari peserta didik akan tampak dari ketekunannya dalam belajar yang tidak muah patah untuk mencapai keberhasilan meskipun banyak rintangan yang dihadapinya. c) Gaya belajar Emosi sangat berperan dalam membantu mempercepat atau jutru memperlambat proses pembelajaran. Emosi juga berperan dalam membantu proses pembelajaran tersebut menyenangkan atau bermakna. Suasana emosi yang positif atau menyenangkan atau tidak menyenangkan membawa pengaruh pula pada proses dan hasil belajar.