Anda di halaman 1dari 7

2. Menurut anda, dapatkah manusia dididik?

Jika dapat apa alasannya, dan jika tidak


dapat, sebutkan alasannya
Dapat. Di lihat dari hakekat manusia yang merupakan makhluk monodualistis yang mana artinya
manusia yang nampaknya satu sebenarnya terdiri dari 2 unsur yaitu jiwa dan raga. Disebut sebagai
monodualis karena kedua unsur tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat di pisahkan
maksudnya jiwa tetap berada dalam raga dan raga akan tetap ada di dalam jiwa. Dalam
kehidupannya sejak lahir unsur tersebut selalu berkembang menuju kearah yang lebih baik dan
sempurna secara bersma-sama yang akhirnya mencapai pada keselarasan, keserasian dan
keseimbangan dalam hidupnya.

Dan dapat juga dilihat dari dasar biologis dan sosio antropologis. Dari dasar bilogis manusia harus di
didik/ mendidik karena pada dasarnya manusia di lahirkan tidak berdaya. Berbeda hal nya dengan
hewan, seperti sapi yang mampu berjalan setelah beberapa menit dilahirkan dari ibunya.

Manusia lahir tidak berdaya, tidak bias langsung bangun dan berjalan sendiri. Oleh sebab itu
manusia sangat memerlukan Pendidikan (di didik) agar mampu bertahan hidup dan menjalani proses
kehidupan.

Dasar yang kedua adalah dasar sosio antropologis yang menyatakan bahwa peradaban manusia
tidak serta merta ada dengan sendirinya. Peradaban yang meliputi adat istiadat, tata krama, norma
sosial dan sebagainya tida ada dengan sendirinya, melainkan harus diturunkan dari generasi
sebelumnya. Untuk itulah kepentingan pewarisan peradaban itu mengapa manusia harus di berikan
Pendidikan (di didik) oleg generasi sebelmunya dan harus mendidik generasi selanjutnya. Jadi
manusia membutuhkan pedidikan di dalam kehidupannya. Pendiidkan dijadikan usaha agar manusia
dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dapat
dikenal dan di akui oleh masyarakat.

5. a) Pengertian Pendidikan sebagai suatu system

Dilihat dari pengertian system sendiri yang berarti sehimpunan bagian atau komponen yang saling
berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan.

Sedangkan Pendidikan bias di artikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses
pembelajaran dan suasana belajar agar para pelajar dapat di didik secara aktif dalam
mengembangkan potensi dirinya yang diperlukan untuk dirinya dan juga masyarakat.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 2 tahun 1989, system Pendidikan nasional adalah
usaha sadar menyiapkan peserta didik melalui bimbingan, pengajaran, latihan bagi peranannya di
masa yang akan datang.

Menurut Zahar Idris Pendidikan nasional sebagai suatu system adalah karya manusia yang terdiri
dari komponen-komponen yag mempunyai hubungan fungsional dalam rangka membantu
terjadinya proses transformasi atau perubahan tingkah laku seseorang.

Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwasannya Pendidikan sebagai suatu system
adalah suatu komponen yang saling berhubungan secara teratur dalam proses belajar mengajar
untuk mencapai tujuan agar pelajar tersebut dapat secara aktif mengembangkan potensi di dalam
dirinya yang sangat diperlukan untuk diri sendiri dan juga masyarakat.

b) Sebutkan dan jelaskan Standar Nasional Pendidikan yang terdapat didalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
1. standar nasional pendiidkan terdiri dari atas stadar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan yang
harus ditingkatkan secara berencana da berkala
2. standar nasional pendidiikan di gunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan dan pembiayaan
3. Pengembangan strandar nasional pendiidkan serta pemantauan dan pelaporan pencapaiaan
secara nasional dilaksankan oleh suatu badan standardisasi, penjaminan dan pengendalian
mutu Pendidikan
4. Ketentuan mengenai standar nasional Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1,
ayat 2 dan ayat 3 di atur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

Standar nasional Pendidikan terbagi menjadi 8 standar nasional Pendidikan antara lain:
a. Standar isi , mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk
mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendiidkan tertentu
b. Standar proses, pada satuan Pendidikan merupakan pelaksanaan proses pembelajaran
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivais peserta didik
untuk berpartisipasi aktif.
c. Standar kompetensi kelulusan
d. Standar pendidik dan tenaga kependidikan, dimana Pendidikan harus memiliki
kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran
e. Standar sarana dan prasarana, setiap satuan Pendidikan wajib memiliki sarana yang
meliputi perabot, peralatan Pendidikan, media Pendidikan, buku dan sumber belajar
lainya.
f. Standar pengelolaan dalam satuan Pendidikan dilakukan oleh manajemen memiliki
kewenangan untuk mengelola sekolah
g. Standar pembiayaan, yang trdiri dari biaya investasi bantuan Pendidikan, biaya
personal, biaya operasioanl
h. Standar penilaian Pendidikan.

6. Guru adalah agen perubahan dimana guru berada ia harus dapat membawa perubahan bagi
masyarakat di sekelilingnya. Dia harus mampu menjadi motivator dan fasilitator bagi anak
didiknya agar mampu menguasai ilmu pengetahuan yang harus berkembang. Karena itu
belajar sepanjang hayat harus di lakukan terus menerus oleh seorang pendidik. Peranan
seorang pendidik atau guru saat ini saja lebih komplek. Kompleksitas itu ditunjukkan bahwa
seorang guru harus merespon beragam kebutuhan anak didik yang berubah-ubah,
perkembangan teknologi yang demikian cepat merambah dan mengisi dalam dunia kerja atau
tuntutan meraih keunggulan dari masyarakat saat ini. Kurikulum 2013 menekankan agar
terciptanya pelajar atau peserta didik dengan tingkatan berfikir yang tinggi. Peserta didik di
tuntut belajar dari sejumlah maslaah-masalah yang terjadi disekitar dan langsung terjun
sebagai pemecah masalah. Peserta didik di kuatkan dalam bidang sikap dan psikomotor.
Disini pengetahuan harus berdampingan sekaligus dengan skiil (keteranpilan). Disinilai harus
ada sosok perubah dan mau untuk menjalankan misi perubahan ini dengan jiwa dan motivasi
yang tinggi. Seorang pendidik atau guru sebagai agen perubahan juga memiliki fungsi
merubah anak dari yang tida bias menjadi bias, dari yang biasa menajdi luar biasa, dari yang
nakal menjadi pribadi yang lebih baik dna perubahan-perubahan lain yang sangat penting
bagi perubahan Pendidikan di Indonesia secara massif. Tidak ada yang lebih mumpuni dan
pantas dikatakan sebagai “ agen perubahan” dalam dunia Pendidikan selain Guru. Apalah arti
sebuah kurikulum yang sempurna, RPP yang kreatif, peraturan yang kompleks jika tidak
didukung dengan sosok seorang guru yang mempunyai jiwa dan kemauan untuk merubah
bangsa ini. Gurulah yang paling mengetahui bagaimana cara peserta didiknya berubah.
Gurulah yang bias merubah itu, dari dalam diri sendiri dan niat yang tulus.
8. Peranan Pendidikan agama islam dalam membina akhlak siswa
Pendidikan agama islam adalah rangkaian usaha yang dilakukan oleh seseorang (muslim)
secara sadar, sistematis, membimbing serta mengasuh dan mengarahkan pertumbuhan dan
perkemabangan jasmani dan rohani anak ddidik melalui ajaran agama islam. Agar kelak ia
dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama islam serta menjadikan
sebagai pandangan hidup sehingga dapat terbentuk kepribadian muslim yang utama.
Tujuan utama Pendidikan agama islam adalah pembentukan akhlak dan budi pekerti yang
sanggu menghasilkan orang-orang yang bermoral, baik laki-laki maupun perempuan, jiwa
yang bersih, kemauan yang keras, cita-cita yang benar dan akhlak yang tinggi, tahu arti
kewajiban dan pelaksanaannya, menghormati hak-hak manusia tahu membedakan buruk dan
baik. Pembinaan yang dapat dilakukan ialah dengan
a. Melalui pembiasaan sejak kecil dan berlangsung secara continue. Karena pada
dasarnya manusia dapat menrima segala pembentukan melalui pembiasaan yaitu
dengan cara melatih jiwa pada pekrjaan atau tingkah laku yang mulia.
b. Melalui keteladanan, untuk menanamkan sopan santun maka diperlukan pembinaan,
contoh teladan yang baik dan nyata dapat diterima anak diri.
c. Melalui paksaan yang lama kelamaan tidak lagi terasa dipaksa.
9. Hakekat belajar sendiri ialah segala proses atau usaha yang dilakukan secara sadar,
senagaja, aktif, sistematis dan integrative untuk menciptakan perubahan-perubahan dalam
dirinya menuju kearah kesempurnaan hidup.
Sedangkan hakekat pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Konsep pembelajaran terbagi menjadi 5 yaitu
interaksi, peserta didik, pendidik, sumber belajar dan lingkungan belajar. Pembelajaran
memili ciri utama yaitu inisiasi, fasilitasi, dan peningkatan proses belaajr siswa. Sedangkan
komponen dari pembelajaran meliputi tujuan, materi kegiatan, dan evaluasi pembelajaran.
Jadi dapat disimpulkan bahwasannya peranan guru di dalam pembelajaran sangatlah
berperan. Proses pembelajaran merupakan jantungnya dari Pendidikan untuk
mengrmbangkan kemampuan, membangun watak dan peradapan bangsa yang bermartabat
dalam rangka pencerdasan kehidupan bangsa.
10. Pendidikan sebagai transformasi budaya : Pendidikan sebagai transformasi budaya di
artikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Daoed
Josoef memandang Pendidikan sebagai bagian dari kebudayaan karena Pendidikan adalah
upaya memberikan pengetahuan dasar sebagai bekal hidup. Pengetahuan dasar untuk bekal
hidup yang dimaksudkan disini adalah kebudayaan. Ada 3 transformasi yaitu nilai-nilai yang
masih cocok di teruskan misalnya seperti nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab dan lain-
lain. Yang kurang cocok diperbaiki dan yang tidak cocok di ganti. Contohnya budaya korup
dan menyimpang adalah sasaran bidik dari Pendidikan transformative.
Pendidikan sebagai transmisi budaya: transmisi kebudayaan ialah nilai-nilai kebudayaan dari
satu generasi kepada generasi berikutnya. Jadi dapat dikatakan bahwa suatu usaha untuk
menyampaikan sejumlah pengetahuan atau pengalaman untuk dijadikan sebagai pegangan
dalam meneruskan estafet kebudayaan. Usaha pewarisan ini bukan sekedar menyampaikan
atau memberikan suatu yang material, melainkan yang terpenting adalah menyampaikan
nilai-nilai yang dianggap terbaik yang telah menjadi pedoman yang baku dalam masyarakat.
Usaha perwarisan budaya dilakukan dengan sungguh-sungguh dengan cara melibatkan
berbagai institusi sosial yang ada, baik pada lingkungan keluarga, masyarakat, Lembaga
Pendidikan sekolah dan juga media masa sebagai penyalur informasi.
Conothny: cmengajarkan tingkah laku kepada generasi baru dengan menggunakan 3 cara
yaitu informal (terjadi dalam keluarga), nonformal (terjadi dalam masyarakat ) dan formal
(terjadi dalam Lembaga-lembaga pendidikan)

7. a) Pendidikan di Indoensia sampai saat ini masih belum jelas akan ke mana arahnya, belum
bias merata antara daerah satu dengan daerah yang lain. Pemerintah sampai saat ini masih
mengalami kebingungan apa yang akan mereka harapkan dan mereka pakai untuk menuju
masyarakat pembelajar di negeri ini. Sehingga banyak nilai pelajar yang di ambil dari luar
atau di adopsi dari negara-negara maju. Pihak sekolah, pemerintaj, dan masyarakat bahu-
membahu dalam upaya mengambangkan bangsa melalui jalur Pendidikan. (Sujarwo,M.Or)
(Dosen PJKR Fakultas Ilmu Keolahragaan, UNY)
b) factor-faktor yang menyebabkan kurangnya minat orang tua utnuk menyekolahkan
anaknya pada madrasah antara lain kekurangan SDM, kecilnya anggaran yang di miliki,
masih berstatus swasta dan sikap orang tua yang mengikuti keinginan anak.
Kekurangan SDM: menjadi salah satu alas an mengapa orang tua tidak menyekolahkan
naknya ke madrasah, salah satu kelemahan utama dari madrasah adalah kurangnya sumber
daya manusia baik secara kualitas maupun kuantitas, hal ini di sebabkan jumlah tenaga
Pendidikan yang bertstaus PNS dnegan kualifikasi yang memadai tidak sebanding dengan
jumlah guru honorer yang dimiliki. Meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa tenaga
honorer sama bagusnya dengan tenaga pendidik yang berstatus PNS. Untuk itu sangat di
perlukan proses penguatan SDM mutlak yang harus dilakukan dengan berbagai strategi.
Kecilnya anggaran yang dimiliki, di sekolah umum, sebagian besar untuk memenuhi
kebutuhan sekolahnya di dapatkan dari pemerintah. Tidak demikian dengan hal nya madrasah
terlebih lagi yang masih berstatus swasta. Biaya untuk memenuhi kebutuhan sekolah bukan
berasal dari pemerintah seutuhnya. Meskipun ada dana BOS yang dialokasikan untuk sekolah
swasta.
Masih berstatus swasta, permasalahan status masih menajdi sebuah problematika di antara
masyarakat, oragng awam sellau berfikiran bahwasanya sekolah swasta kurang memiliki
mutu yang baik di bandingkan dengan negeri. Padahal untuk sekarang swasta juga banyak
sekali yang sudah berkembang dan berprestasi.
c) 1. Pemerataan Pendidikan : Masalah pemerataan Pendidikan ialah persoalan tentang
bagaimana system Pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi
seluruh warga negara untuk mendapatkan Pendidikan. Permaslaahan ini timbul akibat masih
banyaknya nak usia sekolah yang belum dapat ditampung dalam suatu Lembaga Pendidikan
karena kurangnya fasilitas serta sarana yang disediakan, seperti Gedung-gedung sekolah,
tenaga pengajar, dan alat serta media pembelajaran.
2. Peningkatan Mutu : Upaya meingkatkan mutu dalam bidang Pendidikan difokuskan

kepada mutu proses. Mutu proses pembelajaran ditentukan melalui metode, masukan,

suasana, dan kemampuan melaksanakan manajemen proses pembelajaran itu sendiri. Mutu

proses pembelajaran akan ditentukan dengan seberapa besar kemampuan

memberdayagunakan sumber daya yang ada untuk peserta didik secara produktif.

3. Relevansi Pendidikan : relevansi adalah keterkaitan atau kesesuaian antara kurikulum


dalam dunia Pendidikan dengan dunia luar yang telah dirancang dengan teratur guna
menghadapi perkembangan atau tuntutan hidup yang ada di masyarakat.
4. Efesiensi Pendidikan : Efesiensi merupakan aspek yang sangat penting dalam manajemen
sekolah karena sekolah umunya dihadapkan pada masalah kelangkaan sumber dana, dan
secara langsung berpengaruh terhadap kegiatan manajemen. Efesien Pendidikan merupakan
sumber daya mencapai tujuan Pendidikan dengan memerhatikan tingkat efesiensi waktu,
biaya, tenaga, dan sarana sehingga dapat disimoulkan bahwasannya efesiensi merupakan
pencapaian suatu tujuan dengan menggunakan sumber daya seminimal mungkin

4. Teori Koherensi : Koherensi berasal dari Bahasa Inggris “Coherence” yaitu hubungan
makna atau hubungan semantic. Secara sederhana, koherensi adalah pengaturan secara rapi
kenyataan, gagasan, fakta, dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah
memahami pesan yang dihubungkan. Koherensi adalah pengaturan gagasan, fakta, ide dan
kenyataan secara rapi menjadi serangkaian yang logis sehingga kandungan pesan didalamnya
lebih mudah dipahami. Antara bagian yang satu dengan yang lain dalam wacana
dihubungkan oleh koherensi agar menjadi satu kesatuan makna yang utuh.
Koherensi menurut Brown dan Yule (dalam Mulyana, 2005:30) koherensi adalah keterkaitan
antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya, sehingga kalimat memiliki kesatuan
makna yang utuh.
Contoh dari Teori Koherensi adalah 1. Buah apel adalah salah satu buah yang sangat tidak
diragukan kelezatan rasanya. 2. Menurut beberapa penelitian dibalik kelezatan dari rasa
buahapel ternyata juga mengandung banyak zat-zat yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh
kita 3. Radio adalah media alat elektronik yang banyak didengar di masyarakat
Teori Pragmatisme : aliran pragmatism adalah aliran yang bersedia menerima segal hal,
asalkan hal tersebut berakibat baik dan berguna, aliran ini mementingkan kegunaan suatu
pengetahuan dan bukan kebenaran objektif dari pengetahuan. Pragtisme akan menguji suatu
pengetahuan dan akan mengetahui kebenaran pengetahuan tersebut melalui konsekuensi dari
pelaksanaan pengujiannya. Dngan demikian aliran pragmatism tidak mau direpotkan dengan
pertanyaan-pertanyaan seputar kebenaran yang bersifat metafisik. Pengimplementasian
pragmatism dalam Pendidikan, bertujuan memberikan pengalaman empiris kepada anak didik
sehingga terbentuk suatu pribadi yang belajar, berbuat. Proses demikian berlangsung
sepanjang hayat. Dalam pandangan filsafat pragmatism, anak didik memiliki akal dan
kecerdasaan. Artinya anak di didik secara naluriyah perkembangan zaman. Anak didik
memiliki bekal untuk menghadapi dan memeceahkan problematika.
Contohnya: seperti pengalaman hidup dan cara menghadapi masalah dimanapun peserta didik
itu itnggal, agar nantinya peserta didik dapat berfikir kritis dan berhasil beradaptasi dengan
perubahan-perubahan kehidupan dunia.
Teori Korespondensi : merupakan teori yang memiliki pandangan bahwa pertanyaan-
pertanyaan adalah benar jika berkorespondensi (berhubungan) terhadap fakta atau pernyataan
yang ada di alam atau objek yang dituju kepada pernyataan tersebut. Kebenaran adalah suatu
keadaan dikatakan benar apabila ada keseuaian di antara arti yang dimaksud oleh suatu
pendapat dengan sebuah kebenaran (fakta).
Contoj: lingkungan hidup (wanita adalah orang yang dapat mengandung dan melahirkan
anak) pernyataan tersebut benar karena faktnya memang wanita yang telah mengandung dan
melahirkan anak. Sedangkan pernyataan lain yaitu pria adalah orang yang mengadung dan
melahirkan anak pernytaan tersebut tidak benar sebab tidak ada objek yang berhubungan
dengan pernytaan tersebut. Jadi secara fakta yaitu orang yang mengandung dan melahirkan
seorang anak adalah wnaita.

1. a) pedoman penyusuna kurikulum


Pengertian
Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelengarakan
Pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis
Pendidikan.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan Pendidikan tertentu.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.
Asesmen adalah proses sistematis dalam pengumpulan, pengolahan, dan penggunaan
data aspek kognitif dan non kognitif untuk meningkatkan kualitas belajar peserta
didik
Asesmen Diaognostik adalah asesmen yang dilakukan secara spesifik untuk
mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, kelemahan peserta didik, sehingga
pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi peserta didik.
b) pedoman pelaksanaan Pendidikan
Berdasarkan hasil sosialisasi, pelaksanaan Pendidikan karakter di TKN ditetapkan
melalui kesepakatan, yaitu (1) Orang tua/wali peserta didik yang mengantar dan
menjemput putra-putrinya diperbolehkan hanya sampai pintu gerbang, (2) Orang
tua/wali peserta didik diperkenankan memasuki halaman sekolah jika ada keperluan
yang penting, (3) peserta didik bersalaman dengan guru dengan mengucapkan salam
ketika sampai di pintu gerbang (guru-guru sudah menunggu), (4) setuju dengan
program pembelajaran bagi peserta didik sebelum belajar dan setelah keluar
main/istirahat, yaitu memungut sampah secara serentak dan membangunnya pada
tempat yang telah disediakan (dipisahkan sampah organic dan non organic), (5)
merencanakan pembuatan pupuk kompos (program jangka Panjang).
c) pedoman kegiatan evaluasi Pendidikan
Saat ini, Indonesia menganut system Pendidikan nasional yang terdiri dari tiga jenjang
diantaranya yakni Pendidikan dasar, menengah dan tinggi. Saat ini, Pendidikan di
Indonesia juga dikontrol dan dipegang oleh tiga kementrian. Pendidikan dasar dan
menengah dipegang oleh kementrian Pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud),
Pendidikan tinggi dipegang oleh Mentri riset teknologi dan Pendidikan tinggi
(Menristekdikti), dan sekolah dasar, menengah, dan tinggi berbasis agama dipegang
oleh Kementrian Agama (Kemenag). Ketika kementrian ini menjadi pilar Pendidikan
di Indonesia ini. Dari hal tersebut, setiap kementrian juga memiliki penilaian dan
evaluasi hasil belajar tersendiri. Penilaian dan evaluasi hasil belajar merupakan
kegiatan untuk menilai hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan dan dilakukan
evaluasi dalam proses pembelajaran sehingga terjadi penutupan kesalahan dalam
proses Pendidikan. Penilaian dan evaluasi hasil pembelajaran dari ketiga kementrian
ini dilakukan sesuai dengan kadar kemampuan kementrian dalam melakukan evaluasi
dalam Pendidikan. Berikut adalah cara penilaian dan evaluasi dalam ketiga
kementrian ini:
1. kementrian Pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud) Kementrian Pendidikan
dan kebudayaan yang mengambil alih Pendidikan dasar dan menengah melakukan
penilaian yang hanya dilakukan kepada Pendidikan dasar dan menengah. Kriteria
penilaian yang dilakukan antara lain:
a. siswa harus mengikuti kegiatan belajar mengajar yang diadakan oleh sekolah
b. mematuhi aturan dari sekolah
c. mematuhi aturan dan etika di sekolah
d. memiliki nilai yang memuaskan dalam hal akademik
3. a. makhluk social : Di dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian.
Manusia memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah
satu kodrat manusia adalah selalu ingin berhubungan

Anda mungkin juga menyukai