Anda di halaman 1dari 6

Imam al-Ghazali

MUTIARA
IHYAA
ULUMUDDIN
Disusun oleh
H.Rus’an

Penerbit
“C.V. MULYA “
JAKARTA
IMAM AL-GHAZALI
MUTIARA
IHYAA’ ULUMUDDIN
Disusun oleh:
H. Rus’an

Berisi:
1. Almunqizh mina’l dlalal (asli)
2. Bidajatu’l Hidajah (asli)
3. Al-misjkatul Anwar (asli)
4. Kimiyau’s Sa’adah (asli)
5. Intisari Filsafat (asli)

CV. MULYA – JAKARTA


Pengantar dari Penyusun

‫الر ِح ِيم‬
َّ ‫الر ْح َم ِن‬ َّ ‫ِب ْس ِم‬
َّ ِ‫َللا‬
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, shalawat dan salam bagi junjungan Nabi
Muhammad, bagi keluarganya bagi sahabat-sahabatnya dan bagi penganut-penganut
sekaliannya.
Sudah sejak lama kami berkeinginan untuk mengumpulkan terjemahan-terjemahan
dari karangan-karangan waliyullah Imam al-Ghazali, mengingat bahwa karangan-karangan
Imam al-Ghazali itu merupakan hasil pemikiran dan renungan yang murni yang diakui bukan
saja oleh Dunia Islam, tetapipun juga oleh ahli-ahli fikir barat yang bukan Islam.
Apabila seorang muslim mendengar nama Imam al-Ghazali, maka akan mengertilah
ia bahwa al-Ghazali itu adalah seorang filosof Islam yang sangat termashur, yang sangat
besar pengaruhnya meluas keseluruh dunia karena tulisannya itu sudah banyak diterjemahkan
orang kedalam berbagai bahasa dunia seperti Inggris, Perancis, Jerman, Turki, Spanyol,
Belanda, Urdu, Indonesia dll.
Keinginan kami diatas itu boleh dikatakan masih jauh dari terlaksana, hanya beberapa
karangan Imam al-Ghazali yang kecil-kecilan namun isinya cukup padat dan sangat bernilai
yang baru dapat kami kumpulkan dan terjemahkan, yaitu:
1. Kimya’us Sa’adah (asli)
2. Bidajah al-Hidajah (asli)
3. Misjkat al-Anwar (asli)
4. Al-Muqiz min addlolal (asli)
5. Al-Djawahir (asli)
Padahal kitab-kitab karangan al-Ghazali itu ratusan macam jumlahnya dari mulai kitab yang
besar-besar seperti halnya IHYA ULUMUDDIN sampai yang kecil-kecil seperti yang kami
terjemahkan al-Kimya’us Sa’adah itu.
Kami telah berusaha mencoba menggali kembali perbendaharaan yang maha berharga
yang telah diwariskan oleh Imam al-Ghazali keharibaan umat sejagat itu, dengan harapan
mudah-mudahan akan sangat besar manfa’atnya jika dibaca oleh bangsa Indonesia diabad
keduapuluh yang serba modern diabad tekhnologi ini, sehingga beliau Imam al-Ghazali yang
telah dikebumikan ditanah Persia seribu tahun yang lalu itu buah fikirannya akan tetap
memancar menyinari akal fikiran mereka yang mau berfikir yang sedang berusaha
menegakkan Kebenaran dan Keadilan yang diridhoi Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa dan
Maha Esa.
Dalam usaha menggali kembali perbendaharaan buah fikiran Imam al-Ghazali
tersebut yang berpencaran tersebar luas dalam berbagai macam bahasa-bahasa dunia yang
kami sebutkan diatas itu, tidak lain maksud kami ialah didorong oleh hasrat pengabdian
kepada bangsa Indonesia dan umat Islam khususnya di Indonesia, untuk disumbangkan
keharibaan masyarakat bangsa Indonesia dalam bentuk terjemahan bacaan yang berbahasa
Indonesia agar dapat dibaca, ditela’ah oleh kalangan masyarakat luas.
Dalam hubungan ini pula, kami tidak segan-segan memanfaatkan waktu dan
kesempatan, yaitu sewaktu kami dalam perjalanan study tour setelah selesai menunaikan
tugas belajar di Amerika Serikat pada pertengahan tahun 1963, sengaja kami singgah
beberapa waktu dikota London, Paris, Cairo dan Karachi yaitu kota-kota yang terkenal
mempunyai Museum Perpustakaan Timur dan Barat yang sangat lengkap, maka disamping
study tour yang bersifat resmi itu, waktu digunakan pula untuk mencari-cari naskah
karangan-karangan Imam al-Ghazali yang tersebar bertebaran dalam berbagai macam bahasa
di Eropa itu, dengan harapan kami akan dapat memperolehnya terutama di toko-toko buku
ataupun Perpustakaan-perpustakaan dikota-kota dunia itu. Oleh karena waktunya kurang
cukup luas, maka hanya beberapa naskah saja yang baru dapat kami peroleh itu a.l. inilah
sebagian yang diterjemahkan dan disusun dalam buku ini.
Sungguhpun usaha kami itu belum mencapai sebagaimana yang diharapkan, namun
syukur Alhamdulillah, bahwa sewaktu kami di Cairo menjadi tamu dari Majelis Tertinggi
Islam Cairo Supreme Counsel for Islamic Affairs), kami telah mendapat nasehat-nasehat dan
petunjuk-petunjuk serta dorongan moril dari syekh Machmud Sjaltut Rektor Al-Azhar
University (almarhum) yang isi dan maksudnya nasehat dari beliau ialah agar kami
meneruskan kegiatan-kegiatan menterjemahkan buku-buku karangan Imam Al-Ghazali
khususnya dan ajaran-ajarannya Islam pada umumnya, selaku amal ibadah berbakti
mengembangkan syi’ar agama Islam ditengah-tengah masyarakat bangsa Indonesia.
Secara tertulis beliau menyatakan kandungan isi-hatinya dalam wejangan nasehatnya
kepada kami pada waktu itu sbb:
Salinan dari salinan
AL-AZHAR
KANTOR AL-IMAM AL-AZHAR
SYEKH AL-AZHAR
CAIRO
Bismillahirrahmanirrahim
NASEHAT-NASEHAT: dari J.M. Syekh Imam al-Akbar
Syekh Universitas Al-Azhar. Kepada:
H. RUS’AN pada waktu berkunjung kepada
J.M. Al-Imam Al-Akbar di Cairo.
Kesadaran beragama terdiri dari beberapa aspek sbb:
1. Memperkuat Iman Kepada Allah, karena sesungguhnya Ia-lah yang menguasai
segala sesuatunya.
2. Percaya kepada Malaikat yang membawa wahyu dari Allah kepada Rasul-rasulnya
dan kepada Risalat-risalat dan syariat-syariat ke-Tuhanan, karena itu merupakan
jalan kepada kebahagian di Dunia dan Akhirat. Dan hendaklah orang-orang
Muslim bersetia kawan atas seruan serta saling menasehati dengan seruan tersebut
(da’wah)-nya. Dan telah tersusun dasar –dasar ini dalam Al-Qur’anul Karim yang
wajib bagi setiap muslim untuk menghafalnya dan memahaminya artinya serta
beramal yang sesuai dengannya, yaitu:

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
“Demi masa, sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian, kecuali mereka yang
beriman dan mereka yang mengerjakan amal saleh dan mereka yang berwasiat menegakkan
kebenaran dan berwasiat dengan ketabahan dan kesabaran”.

Anakku yang terhormat H. Rus’an.


Inilah nasehatku kepadamu, dan saya berharap kepadamu untuk melaksanakannya
pada dirimu sendiri, dan saya berharap anak yang akan menyebarkannya dan menamakannya
dalam hati rakyat Indonesia yang bahagia, dan untuk menjalankan untuk terlaksananya ini
adalah kewajiban agama dan tanggung jawab Menteri Agama.
Kemudian kepada presiden Indonesia yang aku pernah berkumpul/berjumpa
dengannya dan sama bersetuju untuk bekerja menyebarkan Agama sebagaimana ia telah
bersungguh-sungguh mempertahankan kemerdekaan dan saya berkata kepadanya: “
Sesungguhnya manusia telah mendengar suara dakwah dan seruan kepada kemerdekaan dari
kota Bandung dari suaramu dan dari suara saudaramu Presiden Abdell Nasser, suara untuk
memelihara Islam dan menyebarkannya serta menjauhi kejahatan-kejahatan yang diperbuat
oleh kaum komunis, karena fikiran-fikiran mereka itu merusak dan menghancurkan akhlak
manusia dan menghancurkan peradaban.
Inilah nasehat-nasehatku buatmu dan buat bangsamu yang bahagia. Saya berharap
semoga sinar Iman akan cemerlang dipersada tanah Indonesia, yaitu Iman kepada Allah
Tuhan Yang Maha Esa. Mudah-mudahan pula Allah memberi taufiq kepadamu dan kepadaku
dan pula kepada bangsaku dan bangsamu bagi mengabdi kepada kebenaran dan Agama.
Bahagia dan selamatlah mereka yang mendapat petunjuk dari Illahy.
Dari: Saudaramu yang member nasihat:
Ttd. Mahmud Sjaltut.
Al-Iman al-akbar Syekh Universitas
Al-Azhar Cairo
Republik Persatuan Arab
Cairo, 23 Juni 1963
Dalam kitab yang sederhana ini, sudah tentu tidak seluruh isi dari pada kitab IHYAA
ULUMUDDIN itu dapat dituangkan, melainkan kami usahakan “intisarinya” dari pada Kitab
IHYAA itulah, karena kami yakin dengan mengemukakan intisarinya itu insyaallah orang
akan memperoleh manfa’at daripadanya, sekalipun belum sempurna.
Sebab kitab “IHYAA ULUMUDDIN” (Menghidupkan Ilmu-Ilmu Agama) yang
ditulis oleh Imam al-Ghazali ditulisnya oleh beliau setelah beliau itu mencapai tingkat “ Ilmu
Sejati”

Anda mungkin juga menyukai