Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha


Esa atas segala rahmat dan karuniaNYA, sehingga kita dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Pengaruh
Pengembangan Aspek Kognitif Terhadap Perkembangan Aspek
Lainnya” dalam usaha untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.
kami sampaikan terima kasih kepada Ibu Dosen yang telah
memberikan bimbingan, dan bantuan, sehingga tugas ini dapat
kami selesaikan. Semoga ini dapat memberikan manfaat bagi
pihak lain, khususnya bagi kelompok kami.

Makassar, 13 September 2018


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................... i
KATA PENGANTAR......................................................................... 1
DAFTAR ISI.................................................................................... 2
BAB I .PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................ 4


1.2 Tujuan....................................................................... 5
1.3 Manfaat............................................................... 5

BAB II. PEMBAHASAN

BAB III. PENUTUP


2.1 Kesimpulan................................................................... 17
2.2   Saran............................................................................ 1

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aspek perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek yang
perlu dikembangkan. Kemampuan kognitif ini berisikan akal,
pikiran, dan lain-lainnya seperti bahasa, sosial, emosionoal, moral
dan agama. Dengan kemampuan kognitif ini manusia akan dapat
membedakan mana yang benar atau yang salah, mana yang harus
dilakukan atau dihindari, yang intinya seseorang tersebut dapat
memecahkan masalah dalam kehidupannya. Oleh karena itu
sangat penting bagi kehidupan seseorang perlu dibekali dan
dikembangkan sedini mungkin. Perkembangan kognitif adalah
sesuatu yang merujuk pada perubahan-perubahan pada proses
berpikir sepanjang siklus kehidupan anak sejak konsepsi hingga
usia delapan tahun. Hal ini sesuai dengan pendapat Gardner yang
menyatakan bahwa intelegensi sebagai kemampuan untuk
memecahkan masalah atau untuk menciptakan karya yang
dihargai dalam suatu kebudayaan atau lebih (Gardner, 2011: 74).
Dalam perkembangan kognitif di sekolah, guru sebagai tenaga
kependidikan yang bertanggung jawab dalam melaksanakan
interaksi edukatif dan pengembangan kognitif peserta didik, perlu
memiliki pemahaman yang sangat mendalam tentang
perkembangan kognitif pada anak didiknya. Orang tua juga tidak
kalah penting dalam kognitif anak karena perkembangan dan
pertumbuhan anak dimulai di lingkungan keluarga. Setelah Anda
mempelajari dan memahami perkembangan berbagai aspek para
peserta didik, kini saatnya Anda mempelajari kelebihan ranah
cipta (cognitive domain). Pengembangan aspek yang bersifat
‘aqliyah ini besar pengaruhnya terhadap perkembangan ranah
afektif dan psikomotor. Dalam hal ini akan diuraikan arti penting
pengembangan ranah kognitif para peserta didik bagi
keberlangsungan dan kualitas perkembangan ranah psikologis
lainnya.

1.2 Tujuan
a. Untuk menyebutkan kecakapan ranah cipta bagi peserta didik
yang perlu Anda kembangkan demi kesuksesan pembelajaran.
b. Untuk menjelaskan dampak perkembangan ranah cipta terhadap
perkembangan ranah rasa.
c. Untuk menjelaskan dampak perkembangan ranah cipta terhadap
perkembangan ranah psikomotor.
d. Untuk menjelaskan mekanisme pengembangan ranah cipta
keagamaan peserta didik Anda dan hasilnya.

1.3 Manfaat
Adapaun manfaat makalah ini adalah
1. Memahami tentang pengembangan kognitif terhadap
pengembangan afektif.
2. Memahami tentang pengembangan kognitif terhadap
pengembangan psikomotor.
3. Sebagai salah satu media pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengaruh Pengembangan Ranah Kognitif Terhadap


Perkembangan Ranah Afektif
Dalam pembelajaran terdapat dua macam kecakapan kognitif
peserta didik yang amat perlu dikembangkan oleh Anda selaku guru,
yakni:
1) Strategi belajar memahami isi materi pelajaran
2) Strategi meyakini arti penting isi materi pelajaran dan aplikasinya
serta menyerap pesan-pesan moral yang terkandung dalam
materi pelajaran tersebut.

Tanpa pengembangan dua macam kecakapan kognitif tersebut, para


peserta didik agak sulit diharapkan mampu mengembangkan dengan
baik ranah afektif dan psikomotornya sendiri.
Menurut Nana Sudjana (2000; 22) bahwa “hasil belajar adalah
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Benyamin Bloom membagi klasifikasi hasil belajar
menjadi tiga ranah, yakni ranah aktif, ranah afektif, dan ranah
psikomotor.”
Muhibbin Syah (2008; 154-156) menjelaskan bahwa alternative
pengukuran keberhasilan belajar berdasarkan prestasi ranah cipta
terhadap ranah rasa, yaitu:
1) Evaluasi prestasi kognitif
Mengukur keberhasilan siswa yang berdimensi kognitif (rasa
cipta) dapat dilakukan dengan berbagai cara baik dengan tertulis
maupun tes lisan dan perbuatan. Untuk mengukur kemampuan
analisis dan sintesis siswa, lebih dianjurkan untuk menggunakan
tes essai, karena tes ini adalah satu-satunya ragam instrumen
evaluasi yang paling tepat untuk dua jenis kemampuan akal siswa
tadi.
2) Evaluasi prestasi afektif
Penyusunan instrumen siswa yang berdimensi afektif (ranah rasa),
dalam berdimensi afektif terdapat jenis prestasi, yaitu
internalisasi dan karakterisasi. Kedua jenis itu terdapat lebih
banyak mengandalikan sikap dan perbuatan siswa. Hal lain yang
perlu diingat guru yang hendak menggunakan skala sikap ialah
bahwa dalam evaluasi ranah rasa yang dicari bukan benar dan
salah, melainkan sikap atau kecenderungan setuju atau tidak
setuju. Jadi ranah rasa tidak sama dengan ranah cipta yang secara
prinsipal bertujuan mengungkapkan kemampuan akal dengan
batasan salah dan benar.

Dalam penjelasan tersebut keberhasilan pengembangan ranah


kognitif tidak hanya akan membuahkan kecakapan kognitif saja,
tetapi menghasilkan juga kecakapan ranah afektif. Dalam hal itu,
perlu juga pemahaman yang mendalam terhadap arti penting
materi pelajaran agama, misalnya tentang hikmah ibadah shalat
yang Anda sajikan dan preferensi kognitif yang mementingkan
aplikasi prinsip-prinsip tadi akan meningkatkan kecakapan afektif
ini, antara lain, berupa kesadaran beragama yang mantap.
Dampak positif lainnya ialah dimilikinya sikap mental keagamaan
yang lebih tegas sesuai dengan tutunan ajaran agama yang telah
ia pahami dan yakini secara mandalam. Contoh apabila seorang
peserta didik diajak kawannya untuk berbuat tidak senonoh, maka
ia akan serta merta menolak dan bahkan berusaha mencegah
perbuatan tersebut dengan segenap daya dan upayanya.
B. Pengaruh Pengembangan Ranah Kognitif Terhadap
Perkembangan Ranah Psikomotor
Keberhasilan dalam mengembangkan ranah kognitif para peserta
didik akan berdampak positif terhadap perkembangan ranah
psikomotor mereka. Kecakapan psikomotor ialah segala amal
jasmaniah yang konkret dan mudah diamati, baik kuantitasnya
maupun kualitasnya, karena sifatnya yang terbuka. Namun,
kecakapan psikomotor tidak lepas dari kecakapan afektif. Oleh
karena itu psikomotor peserta didik merupakan manifestasi
wawasan pengetahuan dan kesadaran serta sikap mentalnya.
Banyak contoh membuktikan, bahwa kognitif itu berpengaruh besar
terhadap berkembangnya psikomotor peserta didik. Peserta didik
yang berprestasi dalam bidang pelajaran agama, misalnya sudah
tentu akan rajin beribadah salat, puasa, dan mengaji. Dia juga akan
memberi pertolongan atau bantuan kepada orang yang
memerlukan. Sebab, ia merasa memberi bantuan itu adalah
kebajikan (afektif), sedangkan perasaan yang berkaitan dengan
kebajikan tersebut berasal dari pemahaman yang mendalam
terhadap materi pelajaran agama yang ia terima dari gurunya
tersebut (kognitif).
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa upaya guru dalam
mengembangkan keterampilan kognitif para peserta didiknya
merupakan hal yang sangat penting jika guru tersebut menginginkan
peserta didiknya aktif mengembangkan sendiri keterampilan ranah
psikologis lainnya. Selanjutnya, untuk memperjelaskan gagasan
pengembangan kecakapan ranah kognitif di atas, berikut ini
penyusunan model yang mencerminkan contoh mekanisme
pengembangan fungsi kognitif keagamaan peserta didik.
Pengembangan fungsi
Kognitif keagamaan
Peserta didik

Upaya-
upaya

1. Pe
mb
ela
jar

Hasil

Kecakapan kognitif Kecakapan afektif Kecakapan

Keagamaan peserta Keagamaan peserta Psikomotor

Keagamaan peserta
didik didik
Didik

Model Mekanisme Pengembangan Funsi Kognitif


Keagamaan Peserta Didik
BAB III
PENUTUP

2.1 Kesimpulan
1. Dalam pembelajaran diperlukan adanya pengembangan
kecakapan kognitif berupa strategi belajar memahami materi,
dan strategi meyakini signifikansi isi materi dan pesan moral
yang terkandung dalam materi tersebut.
2. Keberhasilan pengembangan ranah kognitif peserta didik tidak
hanya membuahkan kecakapan kognitifnya saja, tetapi juga
berdampak positif terhadap kecakapan ranah afektif peserta
didik tersebut.
3. Keberhasilan mengembangkan ranah kognitif seorang peserta
didik berdampak positif terhadap perkembangan ranah
psikomotor peserta didik tersebut.
4. Pengembangan fungsi kognitif keagamaan dapat Anda
upayakan melalui: 1) pembelajaran strategi pemahami,
meyakini, dan cara mengaplikasikan isi dan nilai pelajaran
agama, dan 2) pembelajaran strategi memecahkan masalh
dengan mengaplikasikan isi dan nilai materi pelajaran agama.

2.2 Saran
 Diharapkan kepada peserta didik dan pengajar maupun orang
tua agar dapat ikut berpartisipasi dalam memahami tentang
perkembangan kognitif terhadap perkembangan lainnya.
 Peran serta pemerintah, masyarakat, pengajar, orang tua juga
perlu untuk mengawasi perkembangan kognitif setiap anak dan
peserta didik sesuai karakteristik perkembangan kognitif dan
perkembangan lainnya terhadap anak.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&ved=2ahUKEwjg7uz-
3J7dAhWBs48KHfgnBMkQFjAEegQIBRAC&url=http%3A%2F%2Feprints.ums.ac.id%2F32456%2F2%2FBAB
%2520I.pdf&usg=AOvVaw04TwY0SzoE7l5p5zRZt2pZ

http://hilmimutiatillah29.blogspot.com/2016/03/klasifikasi-aspek-perkembangan-kognitif.html

Larson, Christian D. 2006. Brains and How to Get Them. Selangor Darul Ehsan Malaysia: Masterpiece
Publication Sdn Bhd.

Sternberg, Robert J. 2006. Cognitive Psychology. Fourth edition. Belmont CA: Thomson Higher
Education.

Syah, Muhibbin, 1993. “Arti Penting Aspek Kognitif dalam Pengajaran Agama”, dalam Mimbar Studi, IAIN
SGD. Bandung, No. 53/XV/1993.

Syah, Muhibbin. 1987. “Hikmah Ibadah Shalat”, dalam majalah psikologi Anda Nomor 126, 1987, 68-7.

http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&ved=2ahUKEwj86qfp7bLdAhWF6Y8KHdkWD58QFjAEegQIB
hAC&url=http%3A%2F%2Feprints.uny.ac.id%2F8019%2F3%2FBAB%25202-
08403244037.pdf&usg=AOvVaw3YByYZ2cnhCwDR6A-rhT0B

Anda mungkin juga menyukai