Dosen Pengampu
Dr. Ummu Sholikah, S.Pd., M.Si.
Oleh
i
PRAKATA
Segala puji syukur bagi Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan taufiq-Nya kepada seluruh umat manusia, sehingga kita tetap iman
dan Islam, serta komitmen sebagai insan yang haus akan ilmu pengetahuan.
ii
Dengan penuh harapan, semoga jasa kebaikan mereka diterima Allah swt.
dan tercatat sebagai amal shalih. Jazakumullah khoirul jaza’. Akhirnya, makalah
ini penulis suguhkan kepada segenap pembaca dengan harapan adanya saran dan
kritik yang bersifat konstruktif demi pengembangan dan perbaikan. Semoga karya
ini bermanfaat dan mendapat Ridha Allah SWT. Amin.
Penulis
ii
i
DAFTAR ISI
i
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh proses pembelajaran.
Untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran diperlukan evaluasi dan
proses analisis dari evaluasi. Manfaat dari analisis evaluasi untuk mengetahui
kekuatan dan kelemahan pembelajaran dalam rangka meningkatkan proses
pembelajaran.
Tujuan pembelajaran meliputi tiga domain yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor. Aspek kognitif dan psikomotor sudah dilaksanakan oleh para
pendidik, sedang aspek afektif belum memperoleh perhatian seperti pada kedua
aspek lainnya. Masalah afektif merupakan hal yang penting, namun
implementasinya masih kurang, karena merancang pencapaian tujuan
pembelajaran afektif tidak semudah seperti pembelajaran kognitif. Ranah
afektif harus nampak dalam proses dan hasil belajar yang dicapai peserta didik
oleh karena itu harus dinilai hasil-hasilnya. Hasil belajar kognitif dan
psikomotorik akan optimal jika peserta didik mempunyai kemampuan afektif
tinggi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pengukuran Ranah Kognitif ?
2. Apa pengertian Pengukuran Ranah Afektif ?
3. Apa pengertian Pengukuran Ranah Psikomotorik ?
C. Tujuan
1. Untuk memahami Pengukuran Ranah Kognitif.
2. Untuk memahami Pengukuran Ranah Afektif.
3. Untuk memahami Pengukuran Ranah Psikomotorik.
5
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengetahuan (knowledge)
1
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Megajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya:2011), 22
2
Ibid. 22
3
Ibid. 22
4
Isa Anshori, Evaluasi Pendidikan, (Sidoarjo: Muhammadiyah University Press, Cet pertama 2004), 35
5
Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. (Yogyakarta: Pustaka Bealar.2010)hlm.145
6
b. Pemahaman (comprehension)
c. Penerapan (application)
d. Analisis (analysis)
e. Sintesis (syntesis)
f. Penilaian (evaluation)
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.
Beberapa pakar mengatakan, bahwa sikap seseorang dapat diramalkan
perubahan-perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif
tingkat tinggi. 8 Ada beberapa jenis karakteristik tipe afektif yaitu, sikap,
minat, konsep diri, dan moral. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Sikap
7
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung:Remaja Rosdakarnya, 2009), 21
8
Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. (Yogyakarta: Pustaka Bealar.2010),144
9
atau tidak suka terhadap objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara
mengamati dan meniru sesuatu yang positif. Penilaian sikap adalah
penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap
mata pelajaran, pendidik dan sebagainya.
b. Minat
c. Konsep diri
d. Nilai
Nilai adalah suatu objek, aktivitas, atau ide yang dinyatakan oleh
individu dalam mengarahkan minat, sikap, dan kepuasan (Tyler, 1973:7).
Target nilai cenderung menjadi ide, target nilai dapat juga berupa sesuatu
seperti sikap dan perilaku. Arah nilai dapat positif dan dapat negatif.
e. Moral
1
0
dirinya sendiri.
a. Receiving (menerima)
Receiving adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan
(stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah,
situasi, gejala dan lain sebagainya. Termasuk dalam jenjang ini misalnya
adalah kesadaran unutk menerima stimulus, mengontrol dan menyeleksi
gejala-gejala atau rangsangan yang datang dari luar.
Menerima (memperhatikan), meliputi kepekaan terhadap kondisi, gejala,
kesadaran, kerelaan, mengarahkan perhatian. Contohnya mengarahkan
pada kegiatan gemar membaca buku.
b. Responding (jawaban)
Responding yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap
stimulasi yang datang dari luar. Pada tingkat ini peserta didik tidak hanya
memperhatikan fenomena, tetapi ikut bereaksi. Satu tingkat lebih
tinggi dari sekedar mau menerima yaitu mau menanggapi, berarti ada
aktivitas yang dilakukan. Aktivitas tersebut menunjukkan sikapnya yang
ada dalam hati sanubari-nya. Contohnya mau mengikuti peraturan, mau
memberikan pendapat, berdialog menunjukkan rasa senang.
c. Valuing (menilai)
Menilai atau menghargai artinya memberikan nilai atau
memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga
apabila apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa
kerugian atau penyesalan. Hasil belajar pada tingkat ini berhubungan
dengan perilaku yang konsisten dan stabil agar nilai dikenal dengan jelas.
Sikap menghargai ditunjukkan dengan adanya perhatian yang mendalam,
memprakarsai suatu kegiatan, menunjukkan sikap yakin dan mau bekerja
sama.
d.Organization (organisai)
9
Isa Anshori, Perencanaan Sistem Pembelajaran, (Sidoarjo: Muhammadiyah University Press, Cet kedua,
2009), 39
1
1
Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai
sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan, yang dinyatakan
dalam pengembangan suatu perangkat nilai. Sikap mau melibatkan diri
pada taraf ini diperlihatkan dengan mau melibatkan diri secara aktif,
bertanggung jawab dari tenaga pikiran untuk sesuatu yang telah diyakini.
Contohnya mengamati tingkah laku siswa selama mengikuti proses
belajar mengajar berlangsung.
e. Characterization (karakterisasi)
1
2
menulis atau memberikan suatu pujian sebagai respon terhadap siswa lain yang
telahmelakukan kegiatan yang positip atau memperoleh prestasi tertentu.
a. Pemilihan ranah afektif yang ingin dinilai guru, misalnya sikap dan minat
terhadap suatu materi pelajaran.
f. Penelaahan dan meminta masukan teman sejawat (guru lain) mengenai draft
instrumen penilaian ranahafektif yang telah dibuat.
10
Jenny Indrastoeti S, Asesmen dan evaluasi pembelajaran sekolah dasar, (Surabaya: Universitas sebelas
maret, 2017), 27
1
3
i. Pemberian skor inventori kepada siswa.
Pernyataan 6 5 4 3 2 1
Saya senang belajar matematika
Pelajaran matematika bermanfaat
Pelajaran matematika
Membosankan
b. Contoh skala Likert: Minat terhadap pelajaran matematika
No Pernyataan SS S TS STS
1 Pelajaran matematika
Bermanfaat
2 Pelajaran matematika sulit
1
4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
dari enam aspek, yakni pengetahuan/ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah
dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. Secara detail
aspek-aspek pada ranah kognitif adalah sebagai berikut: (a) Pengetahuan
(knowledge), (b) Pemahaman (comprehension), (c) Penerapan (application),
(d) Analisis (analysis), (e) Sintesis (syntesis), (f) evaluasi (evaluation).
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.
Beberapa pakar mengatakan, bahwa sikap seseorang dapat diramalkan
perubahan-perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif
tingkat tinggi. Ranahafektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif,
karena dalam ranah afektif ada lima tingkatan kemampuan yang diukur
yaitu: receiving, responding, valuing, organization, dan characterization.
1
5
DAFTAR RUJUKAN
1
6