Anda di halaman 1dari 103

Cara Menentukan dan Menghitung KKM Mata

Pelajaran
15.49 Diposkan oleh abdul hanan
Label: Administrasi Pendidikan

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Kali ini saya ingin berbagi cara menghitung Kreteria Ketuntasan Minimal. Bagi yang saudaraku
yang sudah bisa mohon dikoreksi.
Untuk menghitung Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) suatu mata pelajaran hal yang pertama
sekali dilakukan adalah dengan menghitung KKM per indikator dari setiap KD dengan cara sebagai
berikut:

1. Kompleksitas 2. Daya Dukung 3 Intake Siswa


Tinggi :1 Tinggi :3 Tinggi :3
Sedang :2 Sedang :2 Sedang :2
Rendah :3 Rendah :1 Rendah :1

Jika Indikator memiliki kriteria : Kompleksitas Rendah, Daya Dukung Tinggi, dan Intake Siswa
sedang, maka nilainya adalah :
(3+3+2) x100 = 88,89
9

CONTOH

Kriteria Ketuntasan Minimal


Kriteria Ketuntasan Minimal Nilai
Kompetensi dasar dan indikator
Komplek Daya Intake KKM
sitas Dukung
1.1 Merespon makna yang terdapat dalam
percakapan transaksional (to get things done) 67
dan interpersonal (bersosialisasi) pendek
sederhana secara akurat, lancar dan berterima
untuk berinteraksi dalam konteks kehidupan
sehari-hari yang melibatkan tindak
tutur:meminta dan memberi kepastian, serta
mengungkapkan dan menanggapi keraguan
 Merespon ungkapan meminta Rendah Rendah Rendah 55,55
kepastian 3 1 1

 Merespon ungkapan memberi Tinggi Tinggi Tinggi 77,77


kepastian 1 3 3

 Merespon ungkapan Sedang Sedang Sedang 66,66


mengungkapakan keraguan 2 2 2

Dari Contoh di atas kita memperoleh nilai KKM indikator dari KD 1.1 yaitu :

Indikator 1 = 55,55
Indikator 2 = 77,77
Indikator 3 = 66,66
= 55,55 + 77,77 + 66,66 =199,98/3 = 66,66 dibulatkan menjadi 67
jadi KKM untuk KD 1.1 adalah 67

Keterangan:
1. Untuk Mengetahui KKM per KD hitunglah KKM indikatornya kemudian dibagi jumlah indikator
2. Untuk Mengetahui KKM SK hitunglah KKM nilai KKM KDnya kemudian dibagi jumlah KD dalam SK
tersebut.
3. Untuk Mengetahui KKM semester 1 hitunglah nilai KKM SKnya kemudian jumlah SK dalam satu
semester
3. KKM Mata Pelajaran adalah nilai KKM semester 1 + semester 2 dibagi 2

Sampai di sini dulu ya penjelasannya tentang Cara Menentukan Kreteria Ketuntasan Minimal. bila
masih ada yang kurang jelas silahkan ditulis di kolom komentar berikut

CARA MENGHITUNG KKM

KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah kriteria


paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai
ketuntasan. KKM harus ditetapkan diawal tahun ajaran oleh
satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru
mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan
pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama.
Pertimbangan pendidik atau forum KKG secara akademis
menjadi pertimbangan utama penetapan KKM.

KKM berfungsi sebagai acuan bagi seorang guru


untuk menilai kompetensi peserta didik sesuai dengan
Kompetensi Dasar (KD) suatu mata pelajaran atau Standar
Kompetensi (SK), sebagai acuan bagi peserta didik untuk
mempersiapkan diri dalam mengikuti pembelajaran,
sebagai target pencapaian penguasaan materi sesuai
dengan SK/KD–nya, sebagai salah satu instrumen dalam
melakukan evaluasi pembelajaran, dan sebagai “kontrak”
pedagogik antara pendidik, peserta didik dan masyarakat
(khususnya orang tua dan wali murid).

Adapun langkah dan tahapan penetapan KKM antara lain:

1. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata


pelajaran dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria,
yaitu kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik.
Hasil penetapan KKM indikator berlanjut pada KD, SK
hingga KKM mata pelajaran.

2. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru


mata pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk
dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian
3. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan
dinas pendidikan.
4. KKM dicantumkan dalam laporan hasi belajar atau rapor
pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang tua/wali
peserta didik.

Salah satu langkah awal bagi guru sebelum


melaksanakan kegiatan awal pembelajaran adalah
menentukan Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM). Setiap
mata pelajaran memiliki nilai KKM yang berbeda. Lebih
jauh, dalam satu mata pelajaran terdapat nilai KKM yang
berbeda pada tiap aspek. Dengan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), pendidik bias lebih leluasa
dalam menentukan nilai KKM. Sebagai catatan bahwa nilai
KKM yang ideal adalah 75.
Langkah awal penentuan KKM yaitu menentukan
estimasi KKM di awal tahun pembelajaran bagi mata
pelajaran yang diajarkan. Penentuan estimasi ini
didasarkan pada hasil tes Penerimaan Siswa Baru (PSB)
bagi siswa baru, dan mendasarkan nilai KKM pada nilai
yang dicapai siswa pada kelas sebelumnya.

Penentuan KKM dapat pula ditentukan dengan


menghitung tiga aspek utama dalam proses belajar
mengajar siswa. Secara berurutan cara ini apat
menentukan KKM Indikator – KKM Kompetensi Dasar (KD)
– KKM Standart Kompetensi (SK) – KKM Mata Pelajaran.
Berikut ini langkah-langkah penghitungannya:

1. Kompleksitas

Kompleksitas merupakan tingkat kesulitan materi pada tiap


indikator, kompetensi dasar maupun standart kompetensi.
Semakin tinggi tingkat kompleksitas maka semakin kecil
skor yang dipakai. Rentang nilai yang digunakan misalnya:
jika kompleksitas tinggi rentang nilai yang digunakan (50-
64), kompleksitas sedang (64-80), dan kompleksitas rendah
(81-100)

2. Daya Dukung
Faktor ini lebih ditujukan pada ketersedian sarana dan
prasarana yang dimiliki oleh sekolah dalam menunjang
Kegiatan Belajar Siswa. Sekolah yang memiliki daya
dukung tinggi maka skor yang digunakan juga tinggi. Pada
aspek daya dukung rentang nilai yang digunakan sangat
fleksibel sesuai dengan kondisi sekolah. Salah satu
contohnya: jika daya dukung tinggi maka rentang nilai yang
digunakan (81-100), daya dukung sedang (65-80), untuk
daya dukung rendah (50-64).

3. Intake

Intaks merupakan tingkat kemampuan rata-rata siswa.


Intaks bisa didasarkan pada hasil/nilai penerimaan siswa
baru dan nilai yang dicapai siswa pada kelas sebelumnya
(menentukan estimasi). Contoh rentang nilai yang bisa
digunakan: jika intake siswa tinggi maka rentang nilai yang
digunakan (81-100), intake sedang (65-80), untuk intake
rendah (50-64).

Lebih lengkap lagi perhatikan tabel di bawah ini:

Aspek yang dianalisis K

Tinggi

Kompleksitas < 65

Tinggi

Daya Dukung 80-100


Tinggi

Intake siswa 80-100

MENAFSIRKAN KRITERIA MENJADI NILAI


1. Kompleks : – Tinggi = 1

– Sedang = 2
– Rendah = 3
2. Daya dukung : – Tinggi =3
– Sedang =2
– Rendah =1
3. Intake : – Tinggi = 1
– Sedang = 2
– Rendah = 3
Jika indikator memiliki kriteria : kompleks rendah, daya
dukung tinggi dan intake peserta didik sedang. Maka
nilainya adalah : ( 3 + 3 + 2 ) / 9 x 100 = 88,89 dibulatkab
menjadi 89.

Kriteria

Kompetensi Dasar dan Indikator Kompleksitas

1.1 Memahami konsep integral tak tentu.

1.1.1. Mampu mendefinisikan integral tentu dan


integral tak tentu. 2
1.1.2. Menghitung nilai integral tentu dan integral
tak tentu
3
1.1.3. Mampu mendefinisikan pengintegralan
fungsi f(x) terhadap x dalam bentuk.

Langkah-langkah Menentukan KKM

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ditentukan dengan


mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta
didik, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber
daya pendukung meliputi warga sekolah, sarana dan
prasarana dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan
pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan
belajar minimal secara terus menerus untuk mencapai
kriteria ketuntasan ideal. Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam menentukan KKM adalah sebagai berikut:

1. Hitung jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap mata


pelajaran setiap kelas.

2. Tentukan kekuatan/nilai untuk setiap aspek/komponen,


sesuaikan dengan kemampuan masing-masing aspek:

a. Aspek Kompleksitas

Semakin komplek (sukar) KD maka nilainya semakin


rendah, tetapi semakin mudah KD maka nilainya semakin
tinggi.

b. Aspek Sumber Daya Pendukung


Semakin tinggi sumber daya pendukung maka nilainya
semakin tinggi.

c. Aspek Intake

Semakin tinggi kemampuan awal siswa (intake) maka


nilainya semakin tinggi.

3. Jumlahkan nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi 3


untuk menentukan KKM setiap KD.

4. Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan


jumlah KD untuk menentukan KKM mata pelajaran.

5. KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak


sama, tergantung pada kompleksitas KD, daya dukung, dan
potensi siswa.

CARA MENGHITUNG KKM (KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL)


Sebagai pijakan bagi suksesnya berbangsa dan bernegara, sudah
seharusnya pemerintah senantiasa mengontrol kualitas pendidikan yang ada.
Mulai dari kurikulum, sarana, tenaga pendidik bahkan sampai standar kelulusan.
Semua adalah hal yang memang seharusnya dilakukan. Berkaitan dengan hal
yang disebutkan terakhir, pemerintah telah memberikan pedoman atau rumus
yang bisa dijadikan pijakan bagi setiap guru di semua sekolah di tanah air.
Sebuah pedoman yang realistis, karena mempertimbangkan apa yang ada di
sekolah bersangkutan.
Pedoman yang selanjutnya dikenal dengan istilah Kriteria Ketuntasan
Minimal atau sering disingkat dengan KKM ini, dikonstruk dari berbagai hal yang
mana hal tersebut berkaitan erat dengan faktor yang harus dilibatkan dalam
mencapai kompetensi di setiap mata pelajaran. Hal tersebut antara lain: tingkat
kesukaran materi, sarana yang tersedia dan kemampuan siswa. Berikut adalah
langkah-langkah dalam menentukan KKM:
1. Hitunglah jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran setiap kelas.
2. Tentukan kekuatan / nilai untuk setiap aspek / komponen sesuai dengan
kemampuan masing-masing aspek.
a. Aspek kompleksitas. Semakin komplek (sukar) KD maka nilainya semakin
rendah, dan semakin mudah KD maka nilainya semakin tinggi.
b. Aspek sumber daya pendukung (sarana). Semakin tinggi sumber daya
pendukung maka nilainya semakin tinggi.
c. Aspek intake. Semakin tinggi kemampuan awal siswa (intake) maka nilainya
semakin tinggi pula.
3. Jumlah nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi tiga untuk menentukan KKM
setiap KD.
4. Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD untuk
menentukan KKM mata pelajaran
5. KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama, tergantung pada
kompleksitas KD, daya dukung, dan potensi siswa.
Lebih jelasnya berikut penulis sajikan contoh tabelnya:

Aspek yang dianalisis Kriteria dan Skala Penilaian


Kompleksitas Tinggi < 65 Sedang 65-79 Rendah 80-100
Daya dukung Tinggi 80-100 Sedang 65-79 Rendah < 65
Intake siswa Tinggi 80-100 Sedang 65-79 Rendah < 65

Atau dengan menggunakan poin/skor pada setiap kriteria yang ditetapkan

Aspek yang dianalisis Kriteria Penskoran


Kompleksitas Tinggi (1) Sedang (2) Rendah (3)
Daya dukung Tinggi (3) Sedang (2) Rendah (1)
Intake siswa Tinggi (3) Sedang (2) Rendah (1)

Contoh:
Mapel : Kimia
Kelas/Semester : X/2
Sekolah : MA NU
Standar kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit,
serta reaksi oksidasi-reduksi.

Kompetensi Kriteria pencapaian ketuntasan Kriteria


Dasar/Indikator belajar siswa (KD/indicator) Ketuntasan
Minimal
Daya
Kompleksitas intake KD Mapel
dukung
A. Mengidentifikasi sifat
larutan non elektrolit
berdasarkan data hasil
percobaan
1. menyimpulkan gejala- Rendah (80) Tinggi Sedang 77
gejala hantaran arus listrik (80) (70)
dalam berbagai larutan
berdasarkan hasil
pengamatan.
2. mengelompokkan larutan Sedang (70) Tinggi Sedang 73
ke dalam larutan elektrolit (80) (70)
dan non elektrolit
berdasarkan sifat hantaran
listriknya
3. menjelaskan penye-bab
kemampuan laru-tan Tinggi (65) Tinggi Rendah 65
elektrolit meng-hantarkan (80) (65)
arus listrik.
4. menjelaskan bahwa
larutan elektrolit dapat Tinggi (65) Tinggi Rendah 70
berupa senyawa ion dan (80) (65)
senyawa kovalen polar

Langkah penghitungannya:
Untuk mencari KKM per KD
∑bobot soal
3
a. 80+80+70
=76,6
3

b. 70+80+70
=73,3
3
c. 65+80+65
= 70
3
d. 65+80+65
=70
3
Mencari nilai KKM Mapel:

∑KKM KD
∑KD/indikator

77+73+70+70 290
= = 72,5
4 4

Nilai KKM Mapel merupakan angka bulat, maka nilai KKM 72,5 dibulatkan
menjadi 73

Contoh soal

LATIHAN SOAL
1. Ubahlah menjadi bentuk persen dan pecahan!
a. 0,45
b. 0,025
c. 2,12

2. Ubahlah menjadi bentuk persen dan desimal!

3. Ubahlah menjadi pecahan!


a. 0,630630630.....
b. 2,121212.....
c. 1,022222.....

4. Selesaikan soal-soal berikut!


a. 4 - 3 x 2 = ...

5. Soal aplikasi!
a. Pak Pohan membeli 51 buku kwitansi dan mendapatkan diskon 15%. jika pak pohan
harus membayar ke kasir sebesar Rp. 306.000,00, berapa harga sebuah buku kwitansi
tersebut sebelum diskon?
b. Suatu gedung direncanakan akan dibangun selama 60 minggu dengan 500 pekerja. Jika
rencana pembangunan gedung dipercepat menjadi 50 minggu, berapa pekerja yang harus
ditambah?
c. Panjang sebuah mobil sedan sesungguhnya adalah 3,5 m. Berapakah panjang sedan
pada layar TV jika skalanya 1 : 50?

1. Ubahlah menjadi bentuk persen dan pecahan :


a. 0,45
b. 0,28
c. ,025
d. 0,0025
e. 0,00015
f. 2,12

2. Ubahlah menjadi bentuk persen dan decimal :


a. 3/16 d. 7/8 g. 9/4
b. 5/16 e. 6/50 h. 9/8
c. 3/20 f. 1 3/80 i. 2 17/40

3. Ubahlah menjadi bentuk pecahan :


a. 0,888….
b. 1,363636…
c. 0,222…
d. 0,121212…
e. 0,630630…
f. 1,02222…
g. 0,0363636…
h. 0,05555….
i. 2,121212….
j. 0,0272727…
4. Selesaikan soal-soal berikut :
a. 128 + (-39)
b. 8 + (-7)
c. -6 – 9
d. -12 x 5
e. 28 : -4
f. -138 + (-80) + 50
g. 57 – (-24) -21
h. 8 : 2 x 5 + 3
i. 4 – 3 x 2
j. 5 – 4 +8 + (-3)

5. Selesaikan soal-soal berikut :


a. 2 1/5+ 3 1/2
b. 1 5/8+ 3/4
c. 5/8+ 2/9
d. 3 1/3+ 2 1/2
e. 5 1/3- 1 1/2
f. 3 1/2- 1 1/6
g. 3/4+ 5/6- 1/2
h. 5/6- 4/7+ 2 1/2
i. 1/2+ 5/6- 2/3
j. 2 1/5: 1 3/7
k. 3 1/6+ 2 3/7
l. 4 2/5- 3 3/8+ 1 5/2 - 3/3

6. Badru meninggal dunia dan hartanya sebesar Rp120.000.000,00 akan diwariskan kepada
4 anaknya. Ketiga anaknya masing-masing akan mendapatkan 1/3, 1/(4 ) dan 1/5 dari
harta warisannya. Sisanya diberikan kepada anaknya yang keempat. Berapakah warisan yang
diperoleh mereka masing-masing?

7. Neni akan menjual berasnya sebanyak 75 karung dengan @ 60 kg, melalui seorang
komisioner bernama Bahlul dengan ketentuan sebagai berikut. Tarra 1%, rafaksi 5% dan
komisi 10%. Jika harga beras Rp4.000,00 tiap kg, tentukan:

komisi yang diterima Bahlul,


hasil penjualan yang diterima Neni.

8. Harga kalkulator setelah diskon 7% adalah Rp60.450,00. Tentukan harga kalkulator


sebelum diskon.
Usman mengikuti suatu multilevel marketing (MLM) dengan ketentuan sebagai berikut.
Akan menerima bonus 3% jika omset < Rp5.000.000,00.
Bonus 5% jika Rp5.000.000,00 < omset < Rp50.000.000,00.
Bonus 10% jika omset Rp50.000.000,00
lebih. Bonus kerajinan 6% dari omset,

9. Pada bulan Januari, Februari, dan Maret omset Usman berturut-turut Rp3.500.000,00;
Rp18.000.000,00; dan Rp50.000.000,00. Tentukan total bonus yang diterima Usman selama
tiga bulan tersebut.

10. Seorang pedagang buah membeli mangga 1,5 kwintal dengan harga Rp5.000,00 per kg,
80 kg dengan harga Rp3.500,00 per kg, dan sisanya dijual dengan harga Rp2.000,00 per kg.
Untung atau rugikah pedagang tersebut dan berapa untung atau ruginya?

11. Pak Pohan membeli 51 buku kwitansi dan mendapatkan diskon 15%. Jika Pak Pohan
harus membayar ke kasir sebesar Rp306.000,00, berapa harga sebuah buku kwitansi
tersebut sebelum diskon?

12. Badu, Tono, dan Deni akan membuka usaha bersama dengan nama “Grosir Alat Tulis”
dengan modal masing-masing: Rp6.000.000,00; Rp9.000.000,00; dan Rp5.000.000,00. Pada
akhir tahun pertama grosirnya mendapatkan Sisa Hasil Usaha (SHU) sebesar
Rp30.000.000,00 dan pembagian SHU berdasarkan persentase modalnya dengan ketentuan
20% dari SHU digunakan untuk penambahan modal usaha. Berapa SHU yang diterima Badu,
Tono dan Deni pada akhir tahun pertama?
13. Seorang pedagang berhasil menjual dagangannya Sebesar Rp280.000,00. Jika pedagang
tersebut untung 12 %, tentukan harga beli barang tersebut.

14. Seorang karyawan mendapat bonus sebesar 12,5% dari gajinya karena rajin. Gaji
karyawan semula Rp800.000,00, berapa gaji karyawan setelah mendapat bonus?
15.
Badu menabung di bank sebesar Rp2.500.000,00. Jika bank memberikan bunga 6,5%
setahun, tentukan uang Badu setelah satu tahun.

Perbandingan Senilai
Perbandingan disebut sebagai perbandingan senilai jika dua perbandingan nilainya sama,
yaitu
a/b= a_1/b_1 atau a x b_1 =a_1 x b

Contoh 23 :

Lima liter minyak mempunyai massa 4 kg dan 10 liter minyak mempunyai massa 8 kg.
Perbandingan antara kuantitas minyak dan massanya dituliskan sebagai: 5 : 10 = 4 : 8 atau 1
:2=1:2

Contoh 24 :
Perbandingan panjang dan lebar suatu bangunan adalah 3 : 2. Jika lebarnya 8 m, tentukan
panjang dari bangunan tersebut.

Jawab :
p/l= 3/2 ↔ p/8= 3/2 ↔ p= (3 x 8)/2 ↔ p=12

Perbandingan Berbalik Nilai

Perbandingan disebut perbandingan berbalik nilai jika dua perbandingan harganya saling
berbalikan. Perbandingan berbalik nilai dapat dirumuskan dengan:
a/b= b_1/a_1 atau a x a_1 =b_1 x b

Contoh 25 :
Suatu mobil berjalan sejauh (S) 120 km dalam waktu (t) 4 jam pada kecepatan (v) 30
km/jam. Bila kecepatannya 60 km/jam, maka jarak tersebut ditempuh dalam waktu 2 jam.
Artinya, jika kecepatan mobil dilipatkan dengan suatu bilangan maka waktu yang diperlukan
untuk menempuh jarak yang sama dibagi sesuai dengan bilangan kelipatannya.

ontoh 26 :.
Suatu pekerjaan dapat diselesaikan oleh 3 pekerja selama 15 hari. Tentukan banyak pekerja
yang harus ditambahkan agar pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu 5 hari.

Jawab:

Pekerja Waktu (Perbandingan berbalik nilai)


3 orang 15 hari
x 5 hari
3/x= 5/15 ↔ (3 x 15)/5↔x=9
Jadi, pekerja yang perlu ditambahkan adalah (9 – 3) = 6 orang.

Contoh 27 :

Harga jual mesin ketik elektrik adalah Rp862.500,00. Jika dari harga penjualan tersebut
mendapatkan untung 15%, tentukan harga belinya.
Jawab:

Harga jual setelah untung 15% menjadi 115%, sehingga diperoleh


Harga barang Persentase
Harga jual Rp862.000,00 115%
Harga beli x 100%
862.500/x=115/100 ↔ x= (862.500 x 100)/115 ↔ x=750.00

Jadi, harga beli adalah Rp750.000,00

Contoh 28 :
Harga 100 buah buku besar setelah diskon 17,5% adalah Rp701.250,00. Tentukan besarnya
diskon.

Jawab:
Harga barang setelah diskon 17,5% menjadi 82,5%, sehingga diperoleh
Harga barang Persentase
Diskon x 17,5%
Sesudah diskon Rp701.250,00 82,5%
x/701.250=17,5/82,5 ↔ x= (701.250 x 17,5)/82,5 ↔ x=148.750

Jadi, besarnya diskon adalah Rp148.750,00.

Contoh 29 :
Karena malas, seorang karyawan dipotong gajinya sebesar 14%. Gaji karyawan setelah
dipotong menjadi Rp1.032.000,00. Berapa gaji mula-mula sebelum dipotong.
Jawab:
Gaji setelah dipotong 14% menjadi 86%, sehingga diperoleh
Persentase of salary Percentage
Gaji Persentase

Sebelum dipotong x 100%

Sesudah diskon Rp1.032.000,00 86%


x/1.032.000=100/86 ↔ x= (1.032.000 x 100)/86 ↔ x=1.200.00
Jadi, gaji sebelum dipotong adalah Rp1.200.000,00.

Contoh 30 :
Seorang pengusaha rotan menerima order dari pengusaha Saudi Arabia untuk mengekspor
hasil kerajinan rotannya. Untuk itu, pengusaha tersebut akan mempekerjakan 500 pengrajin
dan akan diselesaikan dalam waktu 18 hari. Setelah berjalan 6 hari, pekerjaan dihentikan
selama 2 hari. Supaya pekerjaan selesai pada waktu yang telah direncanakan, tentukan
jumlah pekerja yang harus ditambah.

Jawab:
Setelah berjalan 6 hari, waktu yang tersisa hanya 12 hari, istirahat selama 2 hari, sehingga
waktu yang tersisa untuk menyelesaikan bangunan sesuai rencana hanya 10 hari. Akibatnya
harus menambah pekerja. Untuk menyelesaikannya, lihat penyelesaian berikut.

Pekerja Waktu

Rencana semula 500 12 hari

Waktu tersisa x 10 hari


x/500=12/10 ↔ x= (12 x 500)/10 ↔ x=600
Jadi, pekerja yang harus ditambah (600 – 500) pekerja adalah 100 pekerja. .
Jadi, pekerja yang harus ditambah (600 – 500) pekerja adalah 100 pekerja.

Skala
Skala ialah bentuk perbandingan senilai dari ukuran suatu besaran nyata. Simbol untuk
menyatakan skala adalah “ : “
Misalnya skala pada peta tertulis 1 : 1.000.000 artinya jika pada peta 1 cm, maka jarak
sebenarnya adalah 1.000.000 cm atau 10 km.

Contoh 31 :
Jarak 2 kota pada peta 7,5 cm. Jika skala pada peta 1 : 150.000, berapakah jarak
sesungguhnya?
Jawab:

Jarak sesungguhnya = 7,5 cm x 150.000


= 1.125.000 cm = 11,25 km

Contoh 32
Panjang sebenarnya suatu pintu 2,2 m, dan dilukis oleh arsitek dengan skala 1: 55. Tentukan
panjang pintu dalam lukisan.

Jawab:
Panjang pintu dalam lukisan = 2,2 m : 55 = 220 cm : 55 = 4 cm

Contoh 33 :

Jarak Jakarta – Surabaya sesungguhnya adalah 800 km. Jika di dalam peta digambar
sepanjang 20 cm, tentukan skalanya.

Jawab:
Skala = 20 cm : 800 km
= 20 cm : 80.000.000 cm = 1 : 4.000.000
:
Contoh 34 :
Jarak Jakarta – Cirebon sesungguhnya adalah 280 km, digambar dalam peta 14 cm.
Berapakah jarak sebenarnya Jakarta – Subang yang di dalam peta berjarak 8 cm?
Jawab:
(Jarak sebenarnya 1)/(Jarak sebenarnya 2)= (Jarak dalam peta 1)/(Jarak dalam peta 2)
(280 km)/x= (14 cm)/(8 cm) ↔ x= 8/14 x 280 km ↔ x=160 km
Jadi, jarak Jakarta – Subang adalah 160 km.

Latihan 2
Seorang tukang bangunan dapat menghabiskan 2 sak semen untuk membangun 10 m2
dinding. Jika dia akan membangun dinding seluas 15 m2, berapa sak semen yang
diperlukan?

Suatu gedung direncanakan akan dibangun selama 60 minggu dengan 500 pekerja. Jika
rencana pembangunan gedung dipercepat menjadi 50 minggu, berapa pekerja yang harus
ditambah?

Panjang as sebuah rotor digambar dengan panjang radiusnya 5 cm. Jika skala ukuran itu 1 :
20, berapakah ukuran radius sesungguhnya?
Panjang sebuah mobil sedan sesungguhnya adalah 3,5 m. Berapakah panjang sedan pada
layar TV jika skalanya 1 : 50?

Sebatang perunggu terbuat dari 100 Kg tembaga, 20 Kg timah hitam, dan 30 Kg timah putih.
Berapakah persentase tiap-tiap bahan tersebut dalam perunggu itu?
.
Jika jarak Solo-Surabaya sebenarnya 500 km ternyata di gambar dalam peta hanya 25 cm.
Tentukan skalanya.

Dalam peta, jarak kota A – B = 13 cm dan jarak kota C – D = 18 cm. Jika jarak sebenarnya
kota A – B adalah 390 km, berapakah jarak sebenarnya kota C – D?

Ujang jalan-jalan dengan mobil bersama temannya ke Bandung. Kecepatan rata¬rata mobil
yang dikendarai 50 km/jam, dan memerlukan waktu 4 jam untuk sampai di Bandung. Badru
terlambat 1,5 jam dibanding Ujang dan menyusul dengan menggunakan mobil lain. Jika
Badru menghendaki sampai di Bandung bersama-sama dengan Ujang, maka berapa
kecepatan rata-rata Badru mengendarai mobilnya?

Sederhanakan perbandingan di bawah ini.


5 : 125
2 1/2 ∶1 1/4
12 : 80
2,5 m : 50 cm
3 1/2 ∶10 1/2

Perbandingan panjang : lebar : tinggi suatu balok adalah 7 : 3 : 2. Jika lebarnya 12 cm,
tentukanlah:
panjang dan tinggi balok,
jumlah panjang rusuk balok.

Karena prestasinya baik, seorang karyawan mendapatkan bonus 23% dan ia menerima gaji
dengan bonusnya sebesar Rp1.722.000,00. Tentukan gaji karyawan tersebut sebelum
ditambah bonus. Seorang pedagang mendapatkan kerugian 34%. Jika barangnya dijual
dengan harga Rp165.000,00, hitung kerugiannya.

Seorang tukang akan membuat pintu dengan bentuk persegi panjang. Pada gambar
panjangnya 4 cm dan lebarnya 2 cm. Jika panjang pintu sebenarnya 2,5 m, hitunglah lebar
daun pintu sebenarnya.

Seorang pemborong bangunan harus mengeluarkan uang Rp30.000,00 per orang setiap
harinya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Jika 5 orang dapat menyelesaikan pekerjaan
itu selama 10 hari, maka untuk menyelesaikan pekerjaan selama 5 hari, hitunglah:
jumlah pekerja yang diperlukan pemborong itu, dan
jumlah uang yang dikeluarkannya.

Sebuah lukisan berukuran 20 cm x 25 cm. Jika skalanya 1 : 200, berapakah ukuran luas
lukisan itu sesungguhnya?

Jumlah siswa SMK Kelompok Bisnis dan Manajemen sebanyak 600 orang, terdiri atas 40%
memilih jurusan Akuntansi, 25% memilih jurusan Administrasi Perkantoran, dan sisanya
memilih jurusan Penjualan. Berapakah jumlah siswa masing-masing jurusan tersebut?

Jumlah uang Neni, Liana dan Devi besarnya Rp390.000,00. Jika perbandingan uang Neni :
Lliana : Devi adalah 5 : 2 : 6, tentukan uang mereka masing-masing. Denah rumah dibuat
dengan skala 1: 100. Jika luas pada denah 1 cm2, berapakah luas sebenarnya?Jika luas pada
denah 18 cm2, berapakah luas sebenarnya?

Suatu gedung direncanakan akan dibangun oleh 200 pekerja selama 75 minggu. Setelah
berjalan 15 minggu, pembangunan dihentikan sementara selama 20 minggu. Jika
pembangunan ingin selesai sesuai rencana semula, berapakah pekerja yang harus
ditambahkan dalam pembangunan tersebut? Skala denah suatu gedung 1: 400. Luas tanah
yang akan dibangun berukuran 80 cm x 50 cm. Berapa:
ukuran tanah sebenarnya? luas tanah sebenarnya?

Harga barang setelah diskon 17,5% adalah Rp123.750,00.Tentukanlah harga barang tersebut
sebelum diskon.

Karena kurang laku, toko elektronik mengobral mesin ketik elektriknya sehingga hanya
memperoleh hasil penjualan Rp1.424.000,00. Setelah dihitung, toko tersebut rugi 11%.
Tentukan harga belinya.

Soal-Soal Dasar
a) Tentukan nilai dari
32 x 23

b) Tentukan nilai dari

C. Tentukan nilai dari

d. Tentukan nilai dari

e. Tentukan nilai dari


f. Tentukan nilai dari

Pembahasan
a) 32 x 23 = 9 x 8 = 72

b) Alternatif cara perhitungan sebagai berikut

C. Alternatif cara menjawab sebagai berikut

d. Alternatif jawaban

e. Alternatif cara perhitungan

f. Alternatif cara perhitungan

Soal Menyederhanakan Pangkat


Sederhanakan bentuk akar dan pangkar berikut ini:
Pembahasan

Contoh lain pelajari disini tentang menyederhanakan bentuk akar.

Soal Terapan
Tentukan nilai p yang memenuhi persamaan berikut:

Pembahasan

Selanjutnya pelajari contoh-contoh berikut:

Soal No. 1
Jika a = 4, b = 3, dan c = 2, tentukan nilai dari:
a) .

b).

Pembahasan
a) Masukkan angka yang diminta soal seperti berikut

b) Ubah dulu bentuk pangkatnya menjadi pangkat yang positif biar lebih mudah, baru
dimasuk angkanya.

Caranya membuat pangkat dari positif menjadi negatif atau dari negatif menjadi positif :
“Yang tadinya di atas, pindahkan ke bawah”
“Yang tadinya di bawah, pindahkan ke atas”

Sudah jadi pangkat positif, sehingga:

Soal No. 2
Ubah bentuk pangkatnya menjadi positif semua!

Pembahasan
y dan z perlu dipindah, x biarkan saja karena sudah positif

Soal No. 3
Ubah bentuk pangkatnya menjadi negatif semua!

Pembahasan
Hanya x pangkat 5 yang harus dipindahkan, tadinya di atas, pindahkan ke bawah
Soal No. 4

Bentuk sederhana dari adalah....

A. (3ab)2
B. 3(ab)2
C. 9 (ab)2
D. 3/(ab)2
E. 9/(ab)2
(un mtk 010)

Pembahasan
Strategi:
Kalikan semua pangkat dengan − 1 seperti permintaan soal, kemudian sederhanakan
pangkat dari koefisien yang pada sama.

Soal No. 5

Bentuk sederhana dari adalah....

A. 61/4
B. 63/4
C. 63/2
D. (2/3)3/4
E. (3/2)3/4

Pembahasan
Sifat yang digunakan adalah
axay = ax + y dan
ax : ay = ax − y.

Soal No. 6
Jika a = 2, x = 10, y = 5, dan z = 12 tentukan nilai dari

Pembahasan
Perkalian dan pembagian bentuk pangkat

Soal No. 7
Ditentukan nilai a = 9, b = 16 dan c = 36. Nilai

adalah...
A. 3
B. 6
C. 9
D. 12
E. 18

Pembahasan
Bentuk pangkat dan akar

Soal No. 8
Bentuk sederhana dari (1 + 3√2) − (4 − √50) adalah...
A. −2√2 − 3
B. −2√2 + 5
C. 8√2 − 3
D. 8√2 + 3
E. 8√2 + 5
Pembahasan
Hilangkan tanda kurungnya dulu, jika ada tanda minus di depan kurung, kalikan
masuk, jadinya
(1 + 3√2) − (4 − √50)
= 1 + 3√2 − 4 + √50

√50 sama saja dengan √25 × √ 2 jadi sama dengan 5√2, tinggal disederhanakan:
= 1 + 3√2 −4 + 5√2
= 1 − 4 + 3√2 + 5√2
= −3 + 8√2
= 8√2 −3

Soal No. 9
Ubah bentuk akar berikut ke bentuk pangkat!

Pembahasan
Jadikan satu akar saja, kalikan seperti ini, baru ubah ke bentuk perpangkatan

Soal No. 10
Nyatakan bentuk berikut dalam pangkat positif dan bentuk akar

A. (√x − √y) / xy
B. (√y − √x) / xy
C. (√x + √y) / xy
D. xy(√x + √y)
E. xy(√x − √y)
(Dari Soal SPMB 2004)

Pembahasan
Ubah pangkat ke positif, dan pangkat 1/2 ke bentuk akar, lantas samakan
penyebut bagian atas dulu:
Sampai di sini sudah selesai, tapi di opsi jawaban belum terlihat, di modif lagi,
kalikan sekawan.

Soal No. 11
Bentuk sederhana dari (3√3 - 2√2)(2√3 - √2)=.....
A. 22 + √6
B. 14 + √6
C. 22 - √6
D. 22 - 7√6
E. 14 - 7√6
(Bentuk akar - un 2013)

Pembahasan
Menyederhanakan bentuk akar, kalikan saja:
(3√3 - 2√2)(2√3 - √2)
= 18 - 3√6 - 4√6 + 4
= 22 - 7√6

Soal No. 12
Bentuk sederhana dari

adalah...
A. – 4 – 3√6
B. – 4 – √6
C. – 4 + √6
D. 4 – √6
E. 4 + √6

Pembahasan
Merasionalkan bentuk akar, kalikan dengan sekawannya:

Berikut dua soal UN 2014 tentang pangkat dan akar yang bisa dipelajari:

Soal No. 13
Bentuk sederhana dari

adalah….

Pembahasan
Menyederhanakan bentuk pangkat
Soal No. 14
Bentuk sederhana dari

A. 16√3 − 8√11
B. 16√3 − √11
C. 16√3 + √11
D. 16√3 + 4√11
E. 16√3 + 8√11

Pembahasan
Menyederhanakan bentuk akar

1. Jika 2log x = 3
Tentukan nilai x = ….
Jawab:
2
log x = 3 à x = 23
x = 8.

2. Jika 4log 64 = x
Tentukan nilai x = ….
Jawab:
4
log 64 = x à 4x = 64
4x = 44
x = 4.

3. Nilai dari 2log 8 + 3log 9 = ….


Jawab:
= 2
log 8 + 3log 9
= 2
log 23 + 3log 32
= 3+2
= 5

4. Nilai dari 2log (8 x 16) = ….


Jawab:
= 2log 8 + 2log 16
= 2log 23 + 2log 24
= 3+4
= 7

5. Nilai dari 3log (81 : 27) = ….


Jawab:
= 3log 81 – 3log 27
= 3log 34 – 3log 33
= 4–3
= 1

6. Nilai dari 2log 84 = ….


Jawab:
= 2log 84
= 4 x 2log 23
=4x3
= 12

7. Nilai dari 2log Ö84 = ….


Jawab:
= 2log Ö84 à
= 2 x 2log 23
=2x3
=6

8. Jika log 100 = x


Tentukan nilai x = ….
Jawab:
log 100 = x à 10x = 100
10 = 102
x

x = 2.

9. log 3 = 0,477 dan log 2 = 0,301


Nilai log 18 = ….
log 3 = 0,477 dan log 2 = 0,301
log 18 = log 9 x 2
= log 9 + log 2
= log 32 + log 2
= 2 (0,477) + 0,301
= 0,954 + 0,301
= 1,255

10. log 2 = 0,301 dan log 5 = 0,699


Nilai log 5 + log 8 + log 25 = ….
log 2 = 0,301 dan log 5 = 0,699
= log 5 + log 8 + log 25
= log 5 + log 23 + log 52
= log 5 + 3.log 2 + 2.log 5
= 0,699 + 3(0,301) + 2(0,699)
= 0,699 + 0,903 + 1,398
= 3,0

1. Jika 4log 64 = x
Tentukan nilai x = ….
Jawab:
4
log 64 = x  4x = 64
4x = 4 4
x = 4.
2. Nilai dari 2log 8 + 3log 9 = ….
Jawab:
= 2log 8 + 3log 9
= 2log 23 + 3log 32
= 3+2
= 5
3. Nilai dari 2log (8 x 16) = ….
Jawab:
= 2log 8 + 2log 16
= 2log 23 + 2log 24
= 3+4
= 7
4. Nilai dari 3log (81 : 27) = ….
Jawab:
= 3log 81 - 3log 27
= 3log 34 - 3log 33
= 4-3
= 1
5. Nilai dari 2log 84 = ….
Jawab:
= 2log 84
= 4 x 2log 23
=4x3
= 12
6. Nilai dari 2log 84 = ….
Jawab:
= 2log 84 
= 2 x 2log 23
=2x3
=6
7. Jika log 100 = x
Tentukan nilai x = ….
Jawab:
log 100 = x  10x = 100
10x = 102
x = 2.
8. log 3 = 0,477 dan log 2 = 0,301
Nilai log 18 = ….
log 3 = 0,477 dan log 2 = 0,301
log 18 = log 9 x 2
= log 9 + log 2
= log 32 + log 2
= 2 (0,477) + 0,301
= 0,954 + 0,301
= 1,255
9. log 2 = 0,301 dan log 5 = 0,699
Nilai log 5 + log 8 + log 25 = ….
log 2 = 0,301 dan log 5 = 0,699
= log 5 + log 8 + log 25
= log 5 + log 23 + log 52
= log 5 + 3.log 2 + 2.log 5
= 0,699 + 3(0,301) + 2(0,699)
= 0,699 + 0,903 + 1,398
= 3,0

10. Tentukan nilai dari :


(a). log 1000 dan (b).2 log 128
Penyelesaian :
(a). Misalkan log 1000 = y
log 1000 = 10 log 1000 = 10log103 = y
103 = 10y (definisi)
y=3
(b). Misalkan 2log 128 = x
2
log 128 = 2log 27 = x
27 = 2 x
x=7
11. Tentukanlah atau hitunglah nilai dari
(a) log 234 (b). log 23,4 (c). log 2,34
(d). log 0,234 (e). log 0,000234
Penyelesaian :
(a). log 234 = log (2,34 x 102) = log 2,34 + log 102 = log 2,34 + 2
Dengan memperhatikan atau membaca logaritma biasa, nilai log 2,34 berada pada baris yang
dikepalai oleh 23 dan di bawah kolom yang dikepalai oleh 4. Hal ini berarti log 2,34 = 0,369. Jadi,
log 234 = 0,369 + 2 = 2,369.
Catatan :
Bilangan 0,369 disebut mantisa (bagian desimal) dan 2 disebut karakteristik (bagian bulat).
Dalam hal ini mantisa logaritma tidak pernah negatif, tetapi 0 mantisa < 1.
(b). log 23,4 = log (2,34 x 101) = log 2,34 + log 10 = log 2,34 + 1 = 0,369 + 1 = 1,369.
(c). log 2,34 = 0,369
(d). log 0,000234 = log (2,34 x 10-4) = log 2,34 + log 10-4 = 0,369 - 4 = -3,631.
12. Tentukanlah x jika
(a). log x = 4,483 (b). log x = 2,483 (c). log x = 0,483
(d). log x = - 2,483 (e). log x = -4,483
Penyelesaian :
(a). log x = 4,483 menurut definisi x = 104,483 = 100,483+4 = 104 x 100,483
Untuk menghitung 100,483 , kita harus menemukan bilangan yang logaritmanya 0,483.
Dari tabel (daftar) ternyata 0,483 terdapat pada baris yang dikepalai oleh 30 dan pada kolom
yang dikepalai 4, bilangan ini adalah 3, 04. (ingat 1 A < 10). Jadi,
x = 104 x 3,04 = 30400.
(b). Karena log x = 2,483, maka menurut definisi x = 102,483 = 102 + 0,483 = 102 + 100,483. Dengan
memperhatikan daftar logaritma, seperti penyelesaian soal di atas (a), maka didapat :
x = 102 x 3,04 = 304.
(c). log x = 0,483 berarti x = 100,483 = 3,04.
(d). Karena log x = - 2,483 tidak dalam bentuk baku, maka bentuk bakunya
log x = -2,483 = 0,517 + (-3).
Dari daftar logaritma diperoleh antilog 0,517 = 3,29. Jadi,
x = 3,29 x 10-3 = 0,00329.
(e). log x = -4,483 = 0,517 + (-5),
sedangkan dari daftar logaritma diperoleh antilog 0,517 = 3,29. Jadi,
x = 3,29 x 10-5 = 0,0000329.
13. Carilah 3 log 2 dengan bantuan daftar logaritma.

14. Jika log x = 0,602, tentukanlah nilai logaritma berikut :


(a). log 4000 (b). log 0,04 (c). Log 16

Aproksimasi kesalahan

A. Pengertian Membilang dan Mengukur

Kita mengenal istilah membilang (menghitung) dan mengukur, kedua istilah tersebut
memiliki arti yang berlainan.

Membilang (menghitung) merupakan sesuatu yang eksak (pasti), contohnya: banyaknya


siswa di suatu kelas, banyaknya buku dalam tas.

Sedangkan mengukur merupakan pendekatan, seperti mengukur panjang, luas, masa,


waktu dan sebagainya.
Dalam pengukuran tingkat ketelitian sangatlah diperlukan, emakin teliti pengukuran kita,
maka semakin akurat perolehan dari pengukuran tersebut. Pembuatan nilai terhadap
hasil pengukuran dan tidak berlaku untuk hal yang sifatnya eksak disebut Aproksimasi.

B. Pembulatan

Kita kenal ada tiga cara pembulatan hasil pengukuran :

1. Pembulatan ke satuan terdekat.

2. Pembulatan ke angka desimal.

3. Pembulatan ke banyaknya angka signifikan (penting)

1. Pembulatan ke satuan terdekat

Aturan pembulatan suatu bilangan ke satuan terdekat yaitu :

a. Jika angka berikutnya lebih dari atau sama dengan 5, maka angka ini hilang dan
angka di depannya ditambah satu.

b. Jika angka berikutnya kurang dari 5, angka ini dihilangkan dan angka di depannya
tetap.

Contoh:

a. 74,5 cm = 75 cm (dibulatkan ke cm terdekat)

b. 45,49 lt = 45 lt (dibulatkan ke lt terdekat)

c. 28,3576 kg = 38,36 kg (dibulatkan ke perseratusan kg terdekat)

2. Pembulatan ke banyaknya tempat desimal

Cara pembulatannya ke banyaknya angka-angka desimal yaang dikehendaki, yaitu


berapa angka yang berada di belakang koma.

Contoh:
a. 47,25369 = 47,2537 (dibulatkan ke-4 tempat desimal)

b. 47,25369 = 47,254 (dibulatkan ke-3 tempat desimal)

c. 47,25369 = 47,25 (dibulatkan ke-2 tempat desimal)

d. 47,25369 = 47,3 (dibulatkan ke-1 tempat desimal)

3. Pembulatan ke banyaknya angka signifikan (penting)

Ketentuan untuk menyatakan angka signifikan atau angka yang berarti (penting)
segagai berikut :

a. Semua angka selain nol adalah signifikan.

Contoh: 25,91® mempunyai 4 angka signifikan

5,4 ® mempunyai 2 angka signifikan

b. Semua angka nol di antara angka selain nol adalah signifikan.

Contoh: 1,025 ® mempunyai 4 angka signifikan

203 ® mempunyai 3 angka signifikan

c. Semua angka nol di belakang angka bukan nol pada bilangan bulat bukan signifikan.

Contoh: 33.000 ® mempunyai 2 angka signifikan

42.300 ® mempunyai 3 angka signifikan

d. Semua angka nol di depan angka bukan nol pada desimal bukan signifikan.

Contoh: 0,00251 ® mempunyai 3 angka signifikan

2,5 x 10-3 ® mempunyai 2 angka signifikan

e. Semua angka nol di belakang angka bukan nol pada desimal adalah signifikan.
Contoh: 20,080 ® mempunyai 4 angka signifikan

0,510 ® mempunyai 3 angka signifikan

f. Semua angka nol pada bilangan yang diberi tanda khusus (strip atau bar) adalah
signifikan.

Contoh: 50 ® mempunyai 3 angka signifikan

12.000 ® mempunyai 3 angka signifikan

B. Kesalahan Hasil Pengukuran

Perbedaan atau selisih antara pengukuran sebenarnya dengan hasil pengukuran


disebut kesalahan. Orang selalu berusaha untuk memperkecil kesalahan hasil
pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang lebih teliti, namun tidak mungkin
kesalahan dihilangkan keseluruhan. Oleh karena itu kita kenal beberapa jenis
kesalahan, yaitu :

1. Satuan Ukur Terkecil (ST)

Satuan ukur terkecil adalah satu angka yang diperhitungkan sebagai tingkat ketelitian
alat ukur.

Contoh:

Sebuah benda kerja diukur dengan tiga alat ukur masing-masing hasilnya adalah 25
satuan ukur; 25,0 satuan ukur; dan 25,04 satuan ukur.

Satuan terkecil dari tiga kali pengukuran itu masing-masing adalah 1 satuan; 0,1 satuan;
dan 0,01 satuan.

2. Salah Mutlak (SM)

Salah mutlak = setengah dari satuan ukur terkecil

SM = x ST
Contoh:

Tentukan salah mutlak dari hasil pengukuran panjang 5 cm !

Jawab:

HP = 5 cm

ST = 1 cm

SM = x ST = x 1 = 0,5 cm.

Ø Batas atas pengukuran (BA) adalah hasil pengukuran ditambah salah mutlaknya.

Ø Batas bawah pengukuran (BB) adalah hasil pengukuran dikurangi salah mutlaknya.

BA = HP + SM

BB = HP – SM

3. Salah Relatif (SR)

Perhatikan kesalahan pengukuran tersebut :

Kesalahan 1 gram pada pengukuran berat gula relatif tidak penting disbanding dengan
pengukuran emas. Yang dimaksud salah relatif yaitu perbandingan antara salah mutlak
dengan hasil pengukuran.

Salah relatif = Salah Mutlak

Hasil Pengukuran

SR = SM

HP

Contoh:
Tentukan salah relatif dari hasil pengukuran panjang 5 cm !

Jawab:

HP = 5 cm

ST = 1 cm

SM = x ST = x 1 = 0,5 cm.

SR = = = 0,1

4. Persentase Kesalahan (PK)

Persentase kesalahan sama dengan salah relatif kali 100 persen

Persentase Kesalahan = Salah Mutlak x 100%

Hasil Pengukuran

SR = SM x 100%

HP

Contoh:

Tentukan persentase kesalahan dari hasil pengukuran 2,5 m !

Jawab:

HP = 2,5 m

ST = 0,1 m

SM = x ST = x 0,1 = 0,05 cm.

SR = = =
PK = x 100% = x 100% = 2%

5. Toleransi (T)

Toleransi dalam pengukuran adalah selisih antara pengukuran terbesar dengan


pengukuran terkecil yang masih dapat diterima.

T = BA – BB

Contoh :

1) Dari hasil pengukuran 5 cm, tentukan toleransinya !

Jawab:

HP = 5 cm

ST = 1 cm

SM = x ST = x 1 = 0,5 cm

BA = HP + SM = 5 + 0,5 = 5,5

BB = HP – SM = 5 – 0,5 = 4,5

T = BA – BB = 5,5 – 4,5 = 1 cm

2) Ukuran benda yang dapat diterima ditulis (1,5 ± 0,02) m. Tentukan toleransinya !

Jawab:

BA = 1,5 + 0,02 =1,52 m

BB = 1,5 – 0,02 = 1,48 m

T = BA –BB = 1,52 – 1,48 = 0,04 m

LATIHAN 2.1
1. Bulatkan sampai satu tempat desimal !

a. 7,95 c. 35,07

b. 102,63 d. 501,245

2. Tentukan banyaknya angka signifikan !

a. 24,7 c. 2750

b. 4026 d. 0,0020

3. Nyatakan sebagai pecahan desimal dan bulatkan sampai ketentuan berikut !

a. 2 tempat desimal c. 3 tempat desimal

b. 2 angka signifikan d. 3 angja signifikan

4. Carilah salah mutlak dari hasil berikut ini !

a. 20 km c. 45 detik

b. 3,5 kg d. 48,75 kg

5. Hasil pengukuran massa suatu barang ditulis 15,5 kg. Tentukan :

a. salah mutlak d. salah relatif

b. batas atas pengukuran e. persentase kesalahan

c. batas bawah pengukuran f. Toleransi

6. tentukan toleransi kesalahan dari hasil pengukuran yang dinyatakan dengan (53,4 ±
0,03) mm !

A. Penjumlahan Hasil Pengukuran


Jika dua pengukuran atau lebih dijumlahkan, maka salah mutlaknya adalah jumlah salah
mutlk dari pengukuran-pengukuran awal.

Penjumlahan hasil pengukuran dapat dibedakan menjadi dua yaitu jumlah maksimum
dan jumlah minimum, yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

Jumlah maksimum = BA1 + BA2

Jumlah minimum = BB1 – BB2

BA1 = Batas atas pengukuran pertama

BA2 = Batas atas pengukuran kedua

BB1 = Batas bawah pengukuran pertama

BB2 = Batas bawah pengukuran kedua

Contoh:

1) Tentukan batas-batas penjumlahan dari dua pengukuran 5,2 cm dan 3,6 cm (apabila
masing-masing dibulatkan satu angka di belakang koma)

Jawab:

ST = 0,1 cm

SM masing-masing pengukuran = 0,5 x 0,1 = 0,05 cm

Pengukuran pertama 5,2 cm terletak dalam jangkauan (5,2 ± 0,05) cm, berarti:

BA1 = 5,2 + 0,05 = 5,25 cm

BB1= 5,2 – 0,05 = 5,15 cm

Pengukuran kedua 3,6 cm terletak dalam jangkauan (3,6 ± 0,05) cm, berarti:

BA2 = 3,6 + 0,05 = 3,65 cm


BB2 = 3,6 – 0,05 = 3,55 cm

Jumlah sebenarnya = 5,2 + 3,6 = 8,8 cm dan salah mutlaknya = 0,05 + 0,05 = 0,10 cm.

Maka batas-batas pengukuran = (8,8 ± 0,10) cm.

Jumlah maksimum = BA1 + BA2

= 5,25 + 3,65 = 8,90 cm (tidak boleh ditulis 8,9)

Jumlah minimum = BB1 + BB2

= 5,15 + 3,55 = 8,70 cm (tidak boleh ditulis 8,7)

Jadi,batas-batas penjumlahan dua pengukuran itu adalah antara 8,70 cm dan 8,90 cm.

2) Carilah jumlah maksimum dan minimum dari hasil-hasil pengukuran 8 m dan 4 m !

Jawab:

BA1 = 8,5 m

8 m Jumlah maksimum = 8,5 + 4,5 = 13 m

BB1 = 7,5 m

BA2 = 4,5 m Jumlah minimum = 7,5 + 3,5 = 11 m

4m

BB2= 3,5 m

B. Pengurangan Hasil Pengukuran

Seperti halnya penjumlahan, pengurangan atau selisih juga dibedakan menjadi dua,
yaitu :

Selisih maksimum = BAterbesar – BBterkecil


Selisih minimum = BBterbesar – BAterkecil

Contoh:

1) Tentukan batas-batas pengurangan dari dua pengukuran 5 cm dan 3 cm. Bulatkan


masing-masing ke sentimeter terdekat !

Jawab:

ST = 1 cm

SM masing-masing pengukuran = 0,5 x 1 = 0,5 cm

Pengukuran terbesar 5 cm terletak dalam jangkauan (5 ± 0,5) cm, berarti:

BAterbesar = 5 + 0,5 = 5,5 cm

BBterbesar = 5 – 0,5 = 4,5 cm

Pengukuran terkecil 3,6 cm terletak dalam jangkauan (3 ± 0,5) cm, berarti:

BAterkecil = 3 + 0,5 = 3,5 cm

BBterkecil = 3 – 0,5 = 2,5 cm

Selisih sebenarnya = 5 – 3 = 2 cm dan salah mutlaknya = 0,5 + 0,5 = 1,0 cm.

Maka batas-batas pengukuran = (2 ± 1,0) cm.

Selisih maksimum = BAterbesar – BBterkecil

= 5,5 – 2,5 = 3,0 cm (tidak boleh ditulis 3)

Selisih minimum = BBterbesar – BAterkecil

= 4,5 – 3,5 = 1,0 cm (tidak boleh ditulis 1)


Jadi, batas-batas pengurangan dari dua pengukuran di atas terletak antara 1,0 cm dan
3,0 cm.

2) Carilah selisih maksimum dan minimum dari hasil-hasil pengukuran 12,5 m dan 9,4 m
!

Jawab:

BA1 = 12,55 m

12,5 m Selisih maksimum = 12,55 – 9,35 = 3,20 m

BB1 = 12,45 m

Selisih minimum = 12,45 – 9,45 = 3,00 m

BA2 = 9,45 m

9,4 m

BB2= 9,35 m

C. Perkalian Hasil Pengukuran

Dari dua pengukuran jika dikalikan akan diperoleh dua macam hasil kali, yaitu :

Hasil kali maksimum = BA1 x BA2

Hasil kali minimum = BB1 x BB2

Contoh:

1) Hitung batas-batas luas yang mungkin dari sebuah persegi panjang yang memiliki
panjang 4,5 m dan lebar 3,4 m !

Jawab:

ST = 0,1 cm
SM masing-masing pengukuran = 0,5 x 0,1 = 0,05 cm

Pengukuran pertama 4,5 cm terletak dalam jangkauan (4,5 ± 0,05) cm, berarti:

BA1 = 4,5 + 0,05 = 4,55 cm

BB1= 4,5 – 0,05 = 4,45 cm

Pengukuran kedua 3,4 cm terletak dalam jangkauan (3,4 ± 0,05) cm, berarti:

BA2 = 3,4 + 0,05 = 3,45 cm

BB2 = 3,4 – 0,05 = 3,35 cm

Jumlah maksimum = BA1 x BA2

= 4,55 x 3,45 = 15,6975 cm2

Jumlah minimum = BB1 x BB2

= 4,45 x 3,35 = 14,9075 cm2

Jadi, batas luas persegi panjang di atas adalah antara 14,9075 cm2 sampai 15,6975
cm2.

2) Tentukan luas maksimum dan luas minimum persegi panjang dengan panjang 8 cm
dan lebar 5 cm !

Jawab:

BA1 = 8,5 m

8 m Luas maksimum = 8,5 x 5,5 = 46,75 m2

BB1 = 7,5 m

BA2 = 5,5 m Luas minimum = 7,5 x 4,5 = 33,25 m2


5m

BB2= 45 m

LATIHAN 2.2

1. Tinggi badan Budi jika dihitung sampai sentimeter terdekat adalah 153 cm. Tentukan
batas-batas tinggi badan Budi yang sebenarnya !

2. Tentukan jumlah maksimum dan minimum dari masing-masing hasil pengukuran


berikut !

a. 7,6 gram dan 2,9 gram

b. 3,16 mm dan 0,85 mm

3. Panjang dan lebar suatu pelat tembaga diukur sampai mm terdekat hasilnya 20,6 cm
dan 15,4 cm. Tentukan keliling pelat tembaga tersebut !

4. Tentukan batas-batas pengurangan dari pengukuran-pengukuran berikut :

a. 7,4 gram dan 1,8 gram

b. 8,21 mm dan 0,78 mm

5. Dari 2,10 meter panjang kawat tembaga, dipotong sebagian dengan panjang 65,5 cm.
Tentukan selisih hasil pemotongan tersebut !

6. Carilah selisih maksimum dan minimum dari hasil pengukuran berikut ini :

a. 10 cm dan 6 cm

b. 2,7 kg dan 1,4 kg

c. 1,42 km dan 0,90 km

7. Tentukan batas-batas keliling sebuah segitiga dengan panjang sisi-sisinya 5 cm, 8


cm, dan 4 cm !
8. Suatu logam panjangnya 27 cm, dipotong sepanjang 10 cm, tentukan batas-batas
sisinya !

9. Suatu persegi panjang diketahui panjangnya 8 cm dan lebarnya 4 cm, tentukan


batas-batas luasnya !

10. Tentukan batas-batas keliling dan luas persegi yang sisinya (5 ± 0,2) cm !

APROKSIMASI KESALAHAN
MODUL 2 APROKSIMASI KESALAHAN
DOWNLOAD LENGKAPNYA
KEGIATAN BELAJAR 1
KESALAHAN PENGUKURAN
Pembulatan
Pada pengukuran ada 3 macam cara pembulatan, yaitu:
Pembulatan ke satuan ukuran terdekat.
Pembulatan ke banyaknya angka-angka desimal.
Pembulatan ke banyaknya angka-angka signifikan (angka-angka yang berarti). Semua angka
adalah signifikan kecuali anngka nol yang digunakan untuk menyatakan tempat koma desimal.

Contoh
513,7 kg = 14 kg; dibulatkan ke kilogram terdekat.
101,12 m = 101,1 m; dibulatkan ke persepuluh meter terdekat.
15431 m2 = 15430 m2; dibulatkan ke puluhan meter persegi terdekat.

Contoh
8,47571 = 8,4757 dibulatkan sampai empat tempat desimal.
= 8,476 dibulatkan sampai tiga tempat desimal.
= 8,48 dibulatkan sampai dua tempat desimal.
= 8,5 dibulatkan sampai satu tempat desimal.

Contoh
31,0 mempunyai 3 angka signifikan.
30,5 mempunyai 3 angka signifikan.
0,30 mempunyai 2 angka signifikan.
0,3011 mempunyai 4 angka signifikan.
0,007 mempunyai 1 angka signifikan.
0,100 mempunyai 3 angka signifikan.

Membilang, Mengukur, dan Salah Mutlak


Mungkin Anda sering membilang dan mengukur. Hasil kegiatan membilang berbeda dengan
hasil dari kegiatan mengukur. Adapun perbedaannya adalah: Hasil membilang merupakan
bilangan yang pasti sedang hasil dari mengukur berupa bilangan pembulatan atau pendekatan.

Contoh kegiatan membilang (menghitung).


Banyaknya pensil dalam satu lusin.
Banyaknya kelereng dalam satu kantong.
Banyaknya murid kelas I Otomotif.
Banyaknya SMK Negeri di Indonesia.

Contoh hasil pengukuran adalah sebagai berikut :


Tinggi badan Kahfi adalah 155 cm.
Berat suatu paket adalah 234 gram.
Volume cairan dalam botol adalah 2 liter.

Salah Mutlak adalah setengah dari suatu pengukuran terkecil


Contoh :
Untuk massa sebesar 25,7 kg memiliki :
Satuan pengukuran terkecil = 0,1 kg
Salah mutlak = 1/2 x 0,1 = 0,05 kg
Batas atas massa = 25,7 + 0,05 = 25,75 kg
Batas bawah massa = 25,7 – 0,05 = 25,56 kg

Salah Relatif, Persentasi, dan Toleransi

Contoh :
Tentukan salah relative dan prosentase kesalahan dari hasil pengukuran 2,5 kg
Jawab :
Hasil pengukuran = 2,5 kg
Satuan pengukuran terkecil = 0,1 kg
Salah Mutlak = 1/2 x 0,1 = 0,05 kg
Salah relative = (0,05 "kg" )/2,5 = 0,02 kg
Persentase Kesalahan = 0,02 x 100% = 2 %
Berikanlah pengukuran terbesar dan terkecil yang dapat diterima serta tentukan pula toleransi
dari ( 7 ± 0,3 ) kg
Jawab :
( 7 ± 0,3 ) kg = 7 + 0,3 = 7,3 kg pengukuran terbesar
= 7 - 0,3 = 6,7 kg pengukuran terkecil
Toleransi = 7,3 – 6,7 = 0,6

TES FORMATIF 1
Pilihlah jawaban yang paling tepat !
Diketahui hasil pengukuran adalah 234,567 m. Jika hasil pengukuran itu dibulatkan ke meter
terdekat adalah …
Diketahui hasil pengukuran adalah 25,243 kg. Jika hasil pengukuran itu dibulatkan itu dibulatkan
sampai dua tempat decimal adalah … kg.
Pecahan 3/8 jika diubah dalam bentuk decimal dan dibulatkan sampai dua angka signifikan
adalah …
Berikut ini yang termasuk pengukuran adalah …
Banyak computer di ruang praktik.
Banyaknya siswa SMK yang lulus UN tahun 2006 di kabupaten Bantul.
Banyaknya gol yang dicetak pada pertandingan piala dunia tahun 2006.
Jumlah penduduk Bekasi tahun 2006.
Berat suatu paket adalah 450 gram.
Salah mutlak dari pengukuran 2,5 liter adalah …
Salah relative dari pengukuran 4 kg adalah…
Persentasi kesalahan dari pengukuran 10 meter adalah … %
Panjang pipa harus terletak pada jangkauan (200 ± 5 ) mm. berikut ini yang ditolak adalah …
Jangkauan dari pengukuran 2,5 mm dan 3,3 mm adalah …
Berat paket yang harus terletak dalam jangkauan (750 ± 15) gram. Berat paket berikut ini yang
dapat diterima adalah …

KEGIATAN BELAJAR 2
OPERASI HASIL PENGUKURAN

Jumlah dan Pengurangan Pengukuran


Jika dua buah hasil dari suatu pengukuran dijumlahkan atau dikurangi maka akan berlaku :

Contoh :
Tentukan jumlah dan selisih pengukuran dari 3,2 m dan 1,6
m
Jawab :
Jumlah Pengukuran
Ukuran I terletak pada ( 3,2 ± 0,05 ) m
Ukuran maksimum I = 3,2 + 0,05 = 3,25 m
Ukuran minimum = 3,2 – 0,05 = 3,15 m
Ukuran Maksimum II ( 1,6 ± 0,05 ) m
Ukuran maksimum II = 1,6 + 0,05 = 1,65 m
Ukuran minimum II = 1,6 – 0,05 = 1,55 m
Jumlah maksimum = 3,25 + 1,65 = 4,90 m
Jumlah minimum = 3,15 + 1,55 = 4,70 m
Selisih maksimum = 3,25 – 1,55 = 1, m
Selisih minimum = 3,15 – 1,65 =

Perkalian Hasil – Hasil Pengukuran


Jika hasil dari dua pengukuran dikalikan maka akan berlaku :

Contoh :
Berapakah batas – batas luas daerah persegi panjang dengan panjang 4,1 m dan lebar 2,9 m.
Jawab :
Jangkauan I ( 4,1 ± 0,05 )m maksimum = 4,15 m
minimum = 4,05 m
Jangkauan II ( 2,9 ± 0,05 )m maksimum = 2,95 m
Minimum = 2,85 m
Luas maksimum = 4,15 x 2, 95 = 12,2425 m2
Luas minimum = 4,05 x 2,85 = 11,5425 m2

TES FORMATIF 2
Pilihlah jawaban yang paling tepat !
Jumlah maksimum dari pengukuran 5 liter dan 7 liter adalah … liter
Jumlah minimum dari pengukuran 2,3 kg dan 2,5 kg adalah … kg
Selisih maksimum dari pengukuran 9 m dan 7m adalah…
Selisih minimum dari peukuran 12,5 cm dan 17,2 cm adalah … cm.
Keliling maksimum dari sebuah segitiga dengan ukuran sisi-sisinya 6 cm, 8 cm, dan 10 cm
adalah…
Panjang minimum kawat untuk membuat sebuah segilima beraturan dengan sisi 20 cm adalah

Luas maksimum sebuah daerah persegi panjang dengan ukuran panjang 30 dm dan lebar 20 dm
adalah … dm2.
Luas minimum sebuah kolam yang berbentuk persegi dengan sisi 50 meter adalah … m2.
Luas maksimum daerah segitiga siku – siku dengan sisi alas 10 cm dan tinggi 5 cm adalah …
cm2.
Luas minimum daerah laying – laying dengan panjang diagonal – diagonalnya 50 cm dan 30 cm
adalah … cm2.

Kerjakan Soal Berikut dengan Tepat dan Jelas !


Dari pernyataan-pernyataan di bawah ini, manakah yang memerlukan kegiatan membilang dan
manakah yang memerlukan kegiatan mengukur?
Volume sebuah tabung.
Banyaknya pemain Persija.

Dari hasil pengukuran panjang tali diperoleh data 12,4 m. Tentukan:


Salah mutlak dari hasil pengukuran tersebut.
Salah relatif dari hasil pengukuran tersebut.
Persentase kesalahan dari hasil pengukuran tersebut.
Ukuran terbesar dari pengukuran tersebut.
Ukuran terkecil dari pengukuran tersebut.
oleransi kesalahan dari hasil pengukuran tersebut.

Diketahui bahwa dua hasil pengukuran berat suatu benda adalah 12,1 kg dan 10,2 kg. Tentukan:
Salah mutlak dari jumlah dan salah mutlak dari selisih hasil pengukuran tersebut.
Jumlah maksimum dan jumlah minimum dari dua pengukuran tersebut.
Selisih maksimum dan selisih minimum dari dua pengukuran tersebut.
Ukuran sebuah persegi panjang 4 meter kali 2 meter. Tentukan:
Luas maksimum dan minimum dari persegi panjang tersebut.

Matematika SMK Tingkat I – Aproksimasi Kesalahan


October 12, 2009 at 5:25 am | Posted in Uncategorized | Leave a comment

A. TUJUAN BELAJAR

B. KEGIATAN BELAJAR

1. Kegiatan Belajar 1

Kesalahan Pengukuran

a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1

Setelah mempelajari kegiatan belajar ini, diharapkan anda dapat:

 Membulatkan hasil pengukuran ke satuan ukuran terdekat.

 Membulatkan hasil pengukuran ke banyaknya angka-angka decimal.

 Membulatkan hasil pengukuran ke banyaknya angka-angka yang signifikan.

 Menyebutkan satuan pengukuran terkecil dari suatu pengukuran.

 Menentukan salah mutlak dari suatu pengukuran dengan menggunakan rumus.

 Menentukan salah relatif dari suatu pengukuran dengan menggunakan rumus.

 Menentukan toleransi kesalahan dari suatu pengukuran.

b. Uraian Materi 1

mungkin anda sering membilang dan mengukur. Hasil kegiatan membilang berbeda dengan
hasil kegiatan mengukur. Adapun perbedaannya adalah :
Hasil membilang merupakan bilangan yang pasti sedang hasil dari mengukur berupa
bilangan pembulat atau pendekatan.

Contoh 1.1

a. Banyaknya SMK Negeri di Indonesia.

b. Banyaknya siswa kelas 1 SMK Negeri 1 Surabaya pada bulan Januari 2005

c. Banyaknya kereta api ekonomi jurusan Jakarta Surabaya

Untuk mengetahui hasil dari kegiatan pada contoh 1.1a, b, dan c, kita perlu melakukan
kegiatan yang disebut membilang. Hasil dari kegiatan itu merupakan bilangan yang pasti
(eksak).

Contoh 1.2

a. Tinggi setiap siswa kelas I SMK Negeri 1 Jakarta

b. Berat sebuah apel

c. Tinggi Monas

d. Volume suatu gelas

Untuk mengetahui hasil dari kegiatan pada conto 1.2a, b, c, dan d, kita perlu melakukan
kegiatan yang disebut mengukur. Hasil dari kegiatan ini merupakan bilangan yang tidak
pasti (pembulatan atau sering disebut dengan aproksimasi).

Pada pengukuran ada 3 macam cara pembulatan, yaitu:

1. Pembulatan ke satuan ukuran terdekat.

2. Pembulatan ke banyaknya angka-angka decimal.

3. Pembulatan ke banyaknya angka-angka signifikan (angka-angka yang berarti)

Semua angka adalah signifikan kecuali angka nol yang digunakan untuk menatakan tempat
koma decimal.
Contoh 1.3

513,7 kg = 14 kg; dibulatkan ke kilogram terdekat

101,12 m = 101,1; dibulatkan ke persepuluh meter terdekat

15431 m2 = 15430 m2; dibulatkan ke puluhan meter persegi terdekat

Contoh 1.4

8,47571 = 8,4757 dibulatkan sampai empat tempat decimal

= 8,476 dibulatkan sampai tiga tempat decimal

= 8,48 dibulatkan sampai dua tempat decimal

= 8,5 dibulatkan sampai satu tempat decimal

Contoh 1.5

31,0 mempunyai 3 angka signifikan

30,5 mempunyai 3 angka signifikan

0,30 mempunyai 2 angka signifikan

0,3011 mempunyai 4 angka signifikan

0,007 mempunyai 1 angka signifikan

0,100 mempunyai 3 angka signifikan

Dalam kegiatan mengukur, ada beberapa konsep yang terkait. Konsep itu adalah: satuan
pengukuran terkecil, salah mutlak, salah relatif, prosentase kesalahan, ukuran terbesar,
ukuran terkecil dan toleransi. Berikut dibahas pengertian dari masing-masing konsep itu.

Defenisi 1.1

Satuan pengukuran terkecil adalah tingkat ketelitian dalam pengukuran.

Contoh 1.6
a. Hasil pengukuran panjang adalah 13 cm; mempunyai satuan pengukuran terkecil 1 cm

b. Hasil pengukuran panjang adalah 12,208 km; mempunyai satuan pengukuran terkecil
0,001 km.

c. Hasil pengukuran volume adalah 12,0 cm3; mempunyai satuan pengukuran 0,1 cm3.

Defenisi 1.2

Salah mutlak adalah setengah kali pengukuran terkecil.

Contoh 1.6

Hasil pengukuran panjang adalah 2,5 cm. tentukanlah mutlak dari pengukuran tersebut.

Jawab:

Hasil pengukuran panjang adalah 2,5 cm. jadi satuan pengukuran terkecil adalah 0,1 cm.

Salah mutlak hasil pengukuran tersebu = x satuan pengukuran terkecil

= x 0,1 cm

= 0,05

Defenisi 1.3

Salah relatif pengukuran adalah salah mutlak pengukuran dibagi hasil pengukuran.

Contoh 1.7

Hasil pengukuran panjang adalah 2,5 cm. tentukan salah relatif dari pengukuran tersebut.

Jawab:

Dari contoh 1.6, salah mutlak pengukuran adalah 0,05 cm.

Salah relatif pengukuran =

Defenisi 1.4
Persentase kesalahan pengukuran adalah salah relatif pengukuran kali 100 persen.

Contoh 1.8

Hasil pengukuran panjag adalah 2,5 cm. Tentukan prosentase kesalahan dari pengukuran
tersebut.

Jawab:

Dari contoh 1.7, salah relatif dari pengukuran adalah 0,02.

Persentase kesalahan pengukuran = salah relatif pengukuran x 100%

= 0,02 x 100%

= 2%

Defenisi 1.5

Ukuran terbesar suatu pengukuran adalah jumlah hasil pengukuran dengan salah mutlak
pengukuran.

Contoh 1.9

Hasil pengukuran panjang adalah 2,5 cm. tentukan ukuran terbesar dari pengukuran
tersebut.

Jawab:

Dari contoh 1.6, salah mutlak dari pengukuran adalah 0,05 cm.

Jadi ukuran terbesar dari pengukuran = hasil pengukuran + salah mutlak pengukuran

= 2,5 cm + 0,05 cm

= 2,55 cm

Defenisi 1.6

Ukuran terkecil suatu pengukuran adalah pengurangan hasil pengukuran oleh salah mutlak
pengukuran.
Contoh 1.10

Hasil pengukuran panjang adalah 2,5 cm. tentukan ukuran terkecil dari pengukuran
tersebut.

Jawab:

Dari contoh 1.6, salah mutlak dari pengukuran adalah 0,05 cm.

Jadi ukuran terkecil dari pengukuran = hasil pengukuran – salah mutlak pengukuran

= 2,5 cm – 0,05 cm

= 2,45 cm

Defenisi 1.7

Toleransi kesalahan pengukuran adalah selisih antara ukuran terbesar dengan ukuran
terkecil yang dapat diterima.

Contoh 1.11

Hasil pengukuran panjang adalah 2,5 cm. tentukan toleransi dari pengukuran tersebut.

Jawab:

Dari contoh 1.9 dan 1.10, ukuran terbesar dari pengukuran adalah 2,55 cm dan ukuran
terbesar dari pengukuran adalah 2,45 cm.

Jadi toleransi kesalahan = ukuran terbesar – ukuran terkecil

= 2,55 cm – 2,45 cm

= 0,1 cm

Jika dalam suatu pengukuran toleransi jesalahan telah diketahui, maka sering ditemui
penulisan hasil sebagai: hasil pengukuran ± toleransi kesalahan.

Contoh 1.12
Tentukan ukuran terbesar dan ukuran terkecil dari pengukuran luas bidang yang dituliskan
sebagai (754 m2 ± 0,02 m2).

Jawab:

Ukuran terbesar pengukuran = 754 m2 + 0,02 m2

= 754,02 m2

Ukuran terkecil pengukuran = 754 m2 – 0,02 m2

= 753,08 m2

c. Rangkuman

 Tiga macam cara membulatkan dalam hasil pengukuran adalah:

a. Pembulatan ke satuan ukuran terdekat

b. Pembulatan ke banyaknya angka-angka terdekat

c. Pembulatan ke banyaknya angka-angka yang signifikan

 Beberpa konsep yang terkait dengan hasil pengukuran:

a. Satuan pengukuran terkecil adalah tingkat ketelitian dalam pengukuran

b. Salah mutlak adalah setengah kali pengukuran terkecil

c. Salah relatif pengukuran adalah salah mutlak pengukuran dibagi hasil pengukuran

d. Prosentase kesalahan pengukuran adalah salah relatif pengukuran kali 100

e. Ukuran terbesar suatu pengukuran adalah jumlahan hasil pengukuran dengan salah
mutlak pengukuran

f. Ukuran terkecil suatu pengukuran adalah pengurangan hasil pengukuran oleh salah
mutlak pengukuran

g. Toleransi kesalahan pengukuran adalah selisih antara ukuran terbesar dengan ukuran
terkecil yang dapat diterima
 Jika dalam suatu pengukuran toleransi pengukuran telah diketahui, maka sering ditemui
penulisan sebagai hasil: hasil pengukuran ? toleransi kesalahan.

d. Tugas I

1. Bulatkan bilangan-bilangan berikut ke pembulatan yang diminta

a. 271,8413 ke persepuluhan terdekat

b. 17,093 sampai satu tempat decimal

c. 0,125 sampai dua angka signifikan

2. untuk mengetahui hasil pada pernyataan berikut, manakah yang memerlukan pekerjaan
mengukur?

a. Banyak pensil dalam satu kotak

b. Tinggi suatu bangunan

c. Luas suatu daerah

3. Suatu benda telah diukur dengan berat 35,7 kg. Tentukan:

a. Satuan pengukuran terkecil

b. Salah mutlak pengukuran

c. Salah relatif pengukuran

d. prosentase kesalah pengukuran

4. Suatu pengukuran dinyatakan dalam bentuk 213 m2 ± 0,05 m2. tentukan toleransi
pengukuran tersebut.

e. Test Formatif I

Bulatkan bilangan-bilangan berikut ke pembulatan yang diminta :

1. 14372,6454
a. ke persepuluhan terdekat

b. ke perseratusan terdekat

c. ke puluhan terdekat

d. ke ratusan terdekat

2. 5167,103091

a. sampai satu tempat decimal

b. sampai empat tempat decimal

c. sampai tiga tempat decimal

d. sampai lima tempat decimal

3. 327,2500

a. sampai dua angka signifikan

b. sampai tiga angka signifikan

c. sampai empat angka signifikan

d. sampai lima angka signifikan

Dari hasil pengukuran diperoleh:

4. 250 kg

5. 15,2435 cm

Untuk masing-masing data yang ada pada nomor 4 dan 5, tentukan:

a. satuan pengukuran terkecil

b. salah mutlak pengukuran

c. salah relatif pengukuran


d. Prosentase kesalahan pengukuran

e. Ukuran terbesar pengukuran

f. Ukuran terkecil pengukuran

g. Toleransi kesalahan pengukuran

f. Kunci Test Formatif I

1. a. 14372,6454 = 14372,6 ; dibulatkan ke persepuluhan terdekat

b. 14372,6454 = 14372,65 ; dibulatkan ke perseratusan terdekat

c. 14372,6454 = 14373 ; dibulatkan ke puluhan terdekat

d. 14372,6454 = 14373 ; dibulatkan ke ratusan terdekat

2. a. 5167,103091 = 5167,10306 ; dibulatkan sampai lima tempat decimal

b. 5167,103091 = 5167,1 ; dibulatkan sampai satu tempat decimal

c. 5167,103091 = 5167,1031 ; dibulatkan sampai empat tempat decimal

d. 5167,103091 = 5167,10309 ; dibulatkan sampai tiga tempat decimal

3. a. 27,2500 = 27 ; dibulatkan sampai dua angka segnifikan

b. 27,2500 = 27,2 ; dibulatkan sampai tiga angka signifikan

c. 27,2500 = 27,25 ; dibulatkan sampai empat angka signifikan

d. 27,2500 = 27,250 ; dibulatkan sampai lima angka segnifikan

4. a. Satuan pengukuran terkecil 1 kg

b. Salah mutlak pengukuran = x satuan pengukuran terkecil

= x 1 kg

c. Satuan pengukuran terkecil = =


d. Prosentase kesalahan pengukuran = salah relatif pengukuran x 100%

= 0,002 x 100%

= 0,2%

e. Ukuran terbesar dari pengukuran = hasil pengukuran + hasil mutlak pengukuran

= 250 kg + 0,5 kg

= 250,5 kg

f. Ukuran terkecil dari pengukuran = hasil pengukuran – salah mutlak pengukuran

= 250 kg – 0,5 kg

= 249,5 kg

g. Toleransi kesalahan = ukuran terbesar pengukuran – ukuran terkecil pengukuran

= 250,5 kg – 249,5 kg

= 1 kg

5. a. Satuan pengukuran terkecil = 0,0001 cm

b. Salah mutlak pengukuran = x satuan pengukuran terkecil

c. Salah relatif pengukuran =

d. Prosentase kesalahan pengukuran = salah relatif pengukuran x 100%

= 0,0000033 x 100%

= 0,00033%

e. Ukuran terbesar pengukuran = hasil pengukuran + salah mutlak pengukuran

= 15,2435 cm + 0,00005 cm
= 15,24355

f. Ukuran terkecil pengukuran = hasil pengukuran – salah mutlak pengukuran

= 15,2435 cm – 0,00005 cm

= 15,24345 cm

g. Toleransi kesalahan = ukuran terbesar pengukuran – ukuran terkecil pengukuran

= 15, 24355 cm – 15,24345 cm = 0,0001 cm

2. Kegiatan Belajar 2

Operasi Hasil Pengukuran

a. Tujuan Kegiatan Belajar 2

Setelah mempelajari kegiatan belajar 2 ini, diharapkan anda dapat:

 Menentukan jumlah salah mutlak dari dua buah pengukuran

 Menentukan selisih salah mutlak dari dua buah pengukuran

 Menentukan maximum dan minimum dari jumlah dua buah pengukuran

 Menentukan maximum dan minimum dari selisih dua buah pengukuran

 Menentukan maximum dan minimum dari perkalian dua buah pengukuran

b. Uraian Materi 2

Operasi Hasil Pengukuran

Pada kegiatan belajar ini, dibahas beberapa operasi dari dua hasil pengukuran, yaitu:
salah mutlak dari jumlah dua pengukuran, salah mutlak dari selisih dua pengukuran,
jumlah maksimum dari dua pengukuran, jumlah dari minimum dari dua pengukuran, selisih
maksimum dari dua pengukuran, selisih minimum dari dua pengukuran, perkalian
maksimum dari dua pengukuran, perkalian minimum dari dua pengukuran.

Defenisi 2.1
Salah mutlak dari dua jumlah dua pengukuran a dan b didefenisikan sebagai jumlah salah
mutlak pengukuran a dengan salah mutlak pengukuran b.

Atau :

Salah mutlak dari jumlah dua pengukuran a dan b

= (salah mutlak pengukuran a) + (salah mutlak pengukuran b)

Contoh 2.1

Hasil dua pengukuran panjang masing-masing adalah 32,5 km dan 28,7 km. tentukan salah
mutlak dari jumlah hasil dua pengukuran tersebut.

Jawab:

Salah mutlak dari hasil pengukuran 32,5 km adalah 0,05 km

Salah mutlak dari hasil pengukuran 28,7 km adalah 0,05 km

Salah mutlak dari dua jumlah pengukuran 32,5 adalah 0,05 km

= (salah mutlak pengukuran 32,5 km) + (salah mutlak pengukuran 28,7 km)

= 0,05 km + 0,05 km

= 0,1 km

Defenisi 2.2

Salah mutlak dari selisih dua buah pengukuran a dan b didefenisikan sebagai jumlah salah
mutlak pengukuran a dengan salah mutlak pengukuran b.

Atau :

Salah mutlak dari selisih dua buah pengukuran a dan b

= (salah mutlak pengukuran a) + (salah mutlak pengukuran b)

Contoh 2.2
Hasil dua pengukuran panjang masing-masing adalah 32,5 km dan 28,7 km. tentukan salah
mutlak dari selisih hasil dua pengukuran tersebut.

Jawab:

Salah mutlak dari hasil pengukuran 32,5 km adalah 0,05 km

Salah mutlak dari hasil pengukuran 28,7 km adalah 0,05 km

Salah mutlak dari selisih dua pengukuran 32,5 km dan 28,7 km

=(salah mutlak pengukuran 32,5 km) + (salah mutlak pengukuran 28,7 km)

= 0,05 km + 0,05 km

= 0,1 km

Defenisi 2.3

Jumlah maksimum dua buah pengukuran a dan b didefenisikan sebagai jumlah dari jumlah
pengkuran a dengan pengukuran b dengan salah mutlak jumlah pengukuran a dengan
pengukuran b.

Atau :

Jumlah maksimum dua buah pengukuran a dan b

= (pengukuran a + pengukuran b) + (salah mutlak dari jumlah pengukran a dengan


pengukuran b)

Contoh 2.3

Hasil dua pengukuran panjang masing-masing adalah 32,5 km dan 28,7 km. tentukan
jumlah maksimum dari hasil pengukuran tersebut.

Jawab:

Dari contoh 2.1, salah mutlak dari jumlah dua pengukuran 32,5 km dan 28,7 km adalah 0,1
km
Jumlah maksimum dua pengukuran 32,5 km dan 28,7 km

= (32,5 km + 28,7 km) + (salah mutlak dari jumlah dua pengukuran 32,5 km dan 28,7 km)

= 61,2 km + 0,1 km

= 61,3 km

Defenisi 2.4

Jumlah minimum dua buah pengukuran a dan b didefenisikan sebagai selisih dari jumlah
pengukuran a dengan pengukuran b dengan salah mutlak jumlah pengukuran a dengan
pengukuran b.

Atau :

Jumlah minimum dua buah pengukuran a dan b

= (pengukuran a + pengukuran b) – (salah mutlak dari jumlah pengukuran a dengan


pengukuran b)

Contoh 2.4

Hasil dua pengukuran panjang masing-masing adalah 32,5 km dan 28,7 km. tentukan
jumlah minimum dari hasil dua pengkuran tersebut.

Jawab:

Dari contoh 2.1, salah mutlak dari jumlah dua pengukuran 32,5 km dan 28,7 km adalah 0,1
km

Jumlah minimum dua pengukuran 32,5 km dan 28,7 km

= (32,5 km + 28,7) – (salah mutlak dari jumlah dua pengukuran 32,5 km dan 28,7 km)

= 61,2 km – 0,1 km

= 61,3 km

Defenisi 2.5
Selisih maksimum dua buah pengukuran a dan b didefenisikan sebagai jumlah dari
pengurangan pengukuran a oleh pengukuran b dengan salah mutlak selisih pengukuran a
dengan pengukuran b.

Atau :

Selisih maksimum dua buah pengukuran a dan b

= (pengukuran a – pengukuran b) + (salah mutlak dari selisih pengukuran a dengan


pengukuran b)

Contoh 2.5

Hasil dua pengukuran panjang masing-masing adalah 32,5 km dan 28,7 km. tentukan
selisih maksimum dari hasil dua pengkuran tersebut.

Jawab:

Dari contoh 2.2, salah mutlak dari selisih dua pengukuran 32,5 km dan 28,7 km adalah 0,1
km

Jumlah maksimum dua pengukuran 32,5 km dan 28,7 km

= (32,5 km – 28,7) + (salah mutlak dari selisih dua pengukuran 32,5 km dan 28,7 km)

= 3,8 km + 0,1 km

= 3,9 km

Defenisi 2.6

Selisih minimum dua buah pengukruan a dan b didefenisikan sebagai pengurangan dari
pengurangan pengukuran a oleh pengukuran b dengan salah mutlak dari selisih pengukuran
a dengan pengukuran b.

Atau :

Selisih minimum dua buah pengukuran a dan b


= (pengukuran a – pengukuran b) –(salah mutlak dari selisih pengukuran a dengan
pengukuran b)

Contoh 2.6

Hasil dua pengukuran panjang masing-masing adalah 32,5 km dan 28,7 km. tentukan
selisih minimum dari hasil dua pengkuran tersebut.

Jawab:

Dari contoh 2.2, salah mutlak dari selisih dua pengukuran 32,5 km dan 28,7 km adalah 0,1
km

Selisih minimum dua pengukuran 32,5 km dan 28,7 km

= (32,5 km – 28,7 km) – (salah mutlak dari selisih dua pengukuran 32,5 km dan 28,7 km)

= 3,8 km – 0,1 km

= 3,7 km

Defenisi 2.7

Perkalian maksimum dua buah pengukuran a dan b didefenisikan sebagai hasil kali ukuran
maksimum (ukuran terbesar) pengukuran a dengan ukuran maksimum (ukuran terbesar)
pengukuran b.

Atau :

Perkalian maksimum pengukuran a dengan pengukuran b

= (ukuran maksimum pengukuran a) x (ukuran maksimum pengukuran b)

Contoh 2.7

Hasil dua pengukuran panjang masing-masing adalah 32,5 km dan 28,7 km. tentukan
perkalian maksimum dari hasil dua pengukuran tersebut.

Jawab:
salah murlak dari hasil pengukuran 32,5 km adalah 0,05 km

salah mutlak dari hasil pengukuran 28,7 km adalah 0,05 km

ukuran maksimum dari pengukruan 32,5 km = 32,5 km + 0,05 km = 32,55 km

ukuran maksimum dari pengukuran 28,7 km = 28,7 km + 0,05 km = 28,75 km

perkaliam maksimum dua pengukuran 32,5 km dan 28,7 km =

(ukuran maksimum pengukuran 32,5 km) x (ukuran maksimum pengukuran 28,7 km)

= 32,55 km x 28,75 km

= 935,8125 km2

Defenisi 2.8

Perkalian minimum dua buah pengukuran a dan b didefenisikan sebagai hasil kali ukuran
minimum (ukuran terkecil) pengukuran a dengan ukuran minimum (ukuran terkecil)
pengukruan b.

Atau :

Perkalian minimum pengukuran a dengan pengukuran b

= (ukuran minimum pengukuran a) x (ukuran minimum pengukuran b)

Contoh 2.8

Hasil dua pengukuran panjang masing-masing adalah 32,5 km dan 28,7 km.

Tentukan perkalian minimum dari hasil dua pengukuran tersebut.

Jawab:

Salah mutlak dari hasil pengukuran 32,5 km adalah 0,05 km

Salah mutlak dari hasil pengukuran 28,7 km adalah 0,05 km

Ukuran minimum dari pengukuran 32,5 km = 32,5 km – 0,05 km = 32,45 km


Ukuran minimum dari pengukuran 28,7 km = 28,7 km + 0,05 km = 28,65 km

Perkaliam maksimum dua pengukuran 32,5 km dan 28,7 km

= (ukuran minimum pengukuran 32,5 km) x (ukuran minimum pengukuran 28,7 km)

= 32,54 km x 28,65 km

= 929,6925 km2

c. Rangkuman 2

 Salah mutlak dari jumlah dua pengukruan a dan b =

(salah mutlak pengukuran a) + (salah mutlak pengukuran b)

 Salah mutlak dari selisih dua buah pengukuran a dan b =

(salah mutlak pengukuran a) – (salah mutlak pengukuran b)

 Jumlah maksimum dua buah pengukuran a dan b =

(pengukuran a + pengukuran b) + (salah mutlak dari jumlah pengukuran a dengan


pengukuran b)

 Jumlah minimum dua buah pengukuran a dan b =

(pengukuran a + pengukuran b) – (salah mutlak dari jumlah pengukuran a dengan


pengukuran b)

 Selisih maksimum dua buah pengukuran a dan b =

(pengukuran a – pengukuran b) + (salah mutlak dari selisih pengukuran a dengan


pengukuran b)

 Selisih minimum dua buah pengukuran a dan b =

(pengukuran a – pengukuran b) – (salah mutlak dari selisih pengukruan a dengan


pengukuran b)

 Perkalian maksimum pengukuran a dengan pengukuran b =


(ukuran maksimum pengukuran a) x (ukuran maksimum pengukuran b)

 Perkalian minimum pengukuran a dengan pengukuran b =

(ukuran minimum pengukuran a) x (ukuran minimum pengukuran b)

d. Tugas 2

1) Hasil dua pengukuran berat benda masing-masing adalah 12,32 kg dan 10,14 kg,
tentukan:

a. Salah mutlak dari jumlah hasil dua pengukuran tersebut

b. Salah mutlak dari selisih hasil pengukuran tersebut

c. Jumlah maksimum dari dua pengukuran tersebut

d. Jumlah minimum dari dua pengukuran tersebut

e. Selisih maksimum dari dua pengukuran tersebut

f. Selisih minimum dari dua pengukuran tersebut

g. Perkalian maksimum dari pengukuran tersebut

h. Perkalian minimum dari dua pengukuran tersebut

2) Hasil pengukuran sebuah persegi panjang adalah panjang 12,2 cm dan lebar 6,1 cm.
tentukan:

a. Luas maksimum dari persegi panjang tersebut

b. Luas minimu dari persegi panjang tersebut

e. Tes Formatif 2

1. hasil dua pengukuran tinggi benda masing-masing adalah 173,34 m dan 162,12 m.

Tentukan :

a. Salah mutlak dari jumlah hsil dua pengukuran tersebut.


b. Salah mtlak dari selisih hasil pengukuran tersebut

c. Julah maksimum dari dua pengukuran tersebut

d. Jumlah minimum dari dua pengukuran tersebut

e. Selisih maksimum dari dua pengukuran tersebut

f. Selisih minimum dari dua pengukuran tersebut

g. Perkalian maksimum dari pengukuran tersebut

2. Perkalian minimum dari dua pengukuran tersebut. Hasil pengukuran sebuah jajar
genjang adalah: alas 13,1 cm dan tinggi 4,7 cm.

Tentukan :

a. Luas maksimum dari jajar genjang tersebut

b. Luas minimum dari jajar genjang tersebut

f. Kunci Tes Formatif 2

1. Salah mutlak dari 173,34 m = 0,005 m

Salah mutlak dari 162,12 m = 0,005 m

Salah mutlak dari jumlah hasil dua pengukuran 173,34 m dan 162,12 m adalah 0,005 m +
0,005 m = 0,01 m.

2. Salah mutlak dari 173,34 m = 0,005 m

Salah mutlak dari 162,12 m = 0,005 m

Salah mutlak dari selisih hasil dua pengukuran 173,34 m dan 162,12 m adalah 0,005 m +
0,005 m = 0,01 m.

3. Jumlah maksimum dari dua pengukuran 173,34 m dan 162,12 m adalah

(173,34 m + 162,12 m) + 0,01 m = 335,44 m


4. Jumlah minimum dari dua pengukuran 173,34 m dan 162,12 m adalah

(173,34 m + 162,12 m) – 0,01 m = 335,46 m

5. Selisih maksimum dari dua pengukuran 173,34 m dan 162,12 m adalah

(173,34 m – 162,12 m) + 0,01 m = 11,23 m

6. Selisih minimum dari dua pengukuran 173,34 m dan 162,12 m adalah

(173,34 m – 162,12 m) – 0,01 m = 11,21 m

7. Ukuran maksimum dari 173, 34 m = 173,34 m + 0,005 m = 173,345 m.

Ukuran maksimum dari 162,1 m = 162,12 m + 0,005 m = 162,125 m

Perkalian maksimum dari dua pengukuran 173,34 m dan 162,12 m adalah

173,345 m x 162,125 m = 28103,558125 m2

8. Ukuran minimum dari 173,34 m – 0,005 m = 173,335 m

Ukuran minimum dari 162,12 m – 0,005 m = 162,115 m

Perkalian minimum dari dua pengukuran 173,34 m dan 162,12 m adalah

173,335 m x 162,115 m = 28100,203525 m2

9. Salah mutlak dari alas (=13,1 cm) adalah 0,05 cm

Salah mutlak dari tinggi (= 4,7 cm) adalah 0,05 cm

Ukuran alas maksimum = 13,1 cm + 0,05 cm = 13,15 cm

Ukuran tinggi maksimum = 4,7 cm + 0,05 cm = 4,75 cm

Luas maksimum dari jajar genjang = 13,15 cm x 4,75 cm = 62,4625 cm2

10. Ukuran luas minimum = 13,1 cm – 0,05 cm = 13,95 cm

Ukuran tinggi minimum = 4,7 cm – 0,05 cm = 4,65 cm


Luas minimum dari jajar genjang = 13,05 cm x 4,65 cm = 60,6825 cm2

BAB III

EVALUASI

A. SOAL EVALUASI

Kerjakan semua soal berikut

1. Dari pernyataan di bawah ini, manakah yang memerlukan kegiatan membilang dan
manakah yang memerlukan kegiatan mengukur?

a. Volume sebuah tabung

b. Banyaknya pemain Persija

2. Dari hasil pengukuran panjang tali diperoleh data 12,4 m. Tentukan :

c. salah mutlak dari hasil pengukuran tersebut

d. salah relatif dari hasil pengukuran tersebut

e. persentase kesalahan dari hasil pengukuran tersebut

f. ukuran terbesar dari pengukuran tersebut

g. ukuran terkecil dari pengukuran tersebut

h. toleransi kesalahan dari hasil pengukuran tersebut

3. Diketahui bahwa dua hasul pengukuran berat suatu benda adalah 12,1 kg dan 10,2 kg.
tentukan :

i. salah mutlak dari jumlah dan salah mutlak dari selisih hasil pengukuran tersebut

j. jumlah maksimum dan jumlah minimum dari dua pengukuran tersebut

k. selisih maksimum dan selisih minimum dari dua pengukuran tersebut

4. Ukuran sebuah persegi panjang 4 meter kali 2 meter. Tentukan :


l. Luas maksimum dan minimum dari persegi panjang tersebut

B. KUNCI JAWABAN

a. Memerlukan kegiatan mengukur

b. Memerlukan kegiatan membilang

c. Salah mutlak dari hasil pengukuran = 0,05 m

d. Salah relatif dari hasil pengukuran = 0,00403

e. Persentase kesalahan dari hasil pengukuran = 0,4%

f. Ukuran terbesar dari hasil pengukuran = 12,45 m

g. Ukuran terkecil dari hasil pengukuran = 12,35 m

h. Toleransi dari hasil pengukuran = 0,10 m

i. Salah mutlak dari jumlah pengukuran = 0,10 kg

salah mutlak dari selisih hasil pengukuran = 0,10 kg

j. Jumlah maksimum dari hasil pengukuran = 22,40 kg

Jumlah minimum dari dua pengukuran = 22,20 kg

k. Selisih maksimum dari pengukuran = 2,00 kg

Selisih minimum dari pengukuran = 1,80 kg

l. Luas maksimum persegi panjang = 11,25 m2

Luas minimum persegi panjang = 5,25 m2

Persamaan dan pertidaksamaan

Memecahkan masalah berkaitan sistem persamaan dan


pertidaksamaan linier dan kuadrat
Kompetensi Dasar
A. Menentukan himpunan penyelesaian persamaan dan pertidaksamaan linier

Persamaan adalah kalimat matematika terbuka yang memuat tanda “ = “ (sama


dengan ) . Persamaan linear merupakan persamaan dimana pangkat tertinggi
dari variabeknya ( peubah ) adalah satu.

Persamaan Linear Satu Variabel

Bentuk umum persamaan linear satu variabel


ax + b = 0 dengan a // 0 dan a , b Є R
Persamaan inear tidak berubah jika kita :

a. menambah atau mengurangi ruas kiri dan kanan dengan bilangan


yang sama
b. Mengali atau membagi ruas kiri dan kanan dengan bilangan yang
sama
Contoh 1 :
Harga x yang memenuhi persamaan 2x – 6 = 4
Jawab :
2x – 6 = 4
2x – 6 + 6 = 4 + 6 ( Tambahkan ruas kiri dan kana dengan 6 )
2x = 10
2x : 2 = 10 : 2 ( Bagilah ruas kiri dan kanan dengan 2 )
x=5
Jadi Himpunan penyelesaian dari persamaan tersebut adalah {5}
Contoh 3:
Berapakah harga yang harus dipasang oleh seorang pedagang buku yang harga
belinya Rp. 60.000,00 agar dapat memberikan potongan 20% dan masih
mendapatkan untung 25%
Jawab
Misal x adalah harga yang harus dipasang , maka harga jual = x – 0,20x = 0,8x
karma untung 25% dari harga jual, maka
harga beli = 75 % harga jual
60.000 = 0,75 ( 0,8 x )
60.000 = 0,6 x
x = 60.000/0,6
Jadi harga yang harus dipasang adalah Rp. 100.000,00
Pertidaksamaan Linear

Pertidak samaan dengan pangkat tertinggi dari variable (peubah) adalah satu
Himpunan penyelesaian (HP) pertidaksamaan dapat ditulis dalambentuk notasi
himpunan atau dengan garis biangan.

Contoh :
1. Tentukan himpunan penyeesaian dari pertidaksamaan di bawah ini !
a. 3x – 1 > 5 b. 3x + 4 ≤ 5 ( x - 1 )
Jawab : Jawab :
3x – 1 >5 3x + 4 ≤ 5 ( x - 1 )
3x > 5 + 1 3x + 4 ≤ 5 x - 5
3x >6 3x – 5x ≤ -5 – 4
x > 6/3 -2x ≤ -9
x >2 x ≥ 9/2
HP = { x │x > 2, x Є R } HP = { x │x ≥ 9/2, x Є R }

A. Menentukan himpunan penyelesaian persamaan dan pertidaksamaan kuadrat


Persamaan kuadrat didefinisikan sebagai kalimat terbuka yang menyatakan hubungan
sama dengan (=) dan pangkat tertinggi dari variabelnya dua. Persamaan kuadrat memiliki
bentuk umum:
ax2 + bx + c = 0

dengan a, b, dan c Є R dan a ≠ 0.


a = koefisien x2
b = koefisien x
c = konstanta
Tentukan setiap koefisien variabel x2, koefisien variabel x dan konstanta dari persamaan kuadrat berikut:
a. 3x2 – 2x + 4 = 0
b. –x2 + 5x – 7 = 0
Jawab:
a. 3x2 – 2x + 4 = 0 b. –x2 + 5x – 7 = 0
koefisien x2 = 3 koefisien x2 = –1
koefisien x = –2 koefisen x = 5
konstanta = 4 konstanta = –7

1. Menentukan Akar-Akar Persamaan Kuadrat


Dalam menyelesaikan setiap persamaan kuadrat yang Anda cari adalah akar-akar
persamaan kuadrat atau nilai x yang memenuhi persamaan kuadrat tersebut.
Menyelesaikan persamaan kuadrat dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu
memfaktorkan, menyempurnakan, dan dengan rumus abc.

a. Memfaktorkan
Sifat yang digunakan dalam menyelesaikan persamaan kuadrat dengan cara
memfaktorkan adalah sifat faktor nol, yaitu:
Untuk setiap p dan q bilangan riil dan berlaku p · q = 0 maka p = 0 atau q = 0

1) Memfaktorkan Jenis ax2 + bx = 0


Untuk memfaktorkan persamaan kuadrat dengan bentuk ax2 + bx = 0 dapat dilakukan
dengan memisahkan x sesuai dengan sifat distributif, yaitu:
ax2 + bx = 0
x(ax + b) = 0

Jadi, x = 0 atau ax + b = 0.
Contoh Soal
Selesaikanlah persamaan kuadrat di bawah ini:
a. x2 – 5x = 0 b. 4x2 + 3x = 0

Jawab:
a. x2 – 5x = 0 b. 4x2 + 3x = 0
x(x – 5) = 0 x(4x + 3) = 0
x = 0 atau x – 5 = 0 x = 0 atau 4x + 3 = 0
x=5 4x = –3 atau x = − 3
4
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {0, 5}. Jadi, HP adalah {-− 3 , 0}.
4
2) Menggunakan Rumus abc
Dalam melengkapkan kuadrat sempurna, diperoleh cara mencari nilai akar-akar
persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0 adalah dengan menggunakan rumus

Carilah akar-akar persamaan kuadrat di bawah ini dengan menggunakan Rumus


ABC

X2 – 4X – 12 = 0
2.Jumlah dan Hasil Kali Akar-akar Persamaan Kuadrat

Pada pembahasan sebelumnya, Anda dapat mencari akar-akar persamaan


kuadrat dengan berbagai cara. Jika akar-akar persamaan kuadrat telah Anda
peroleh maka Anda dapat mencari hasil kali dan jumlah akar-akar persamaan
kuadrat tersebut. Bagaimana halnya jika akar-akar persamaan kuadratnya belum
Anda peroleh, dan Anda akan mencari jumlah dan hasil kali akar-akar
persamaan kuadrat? Jumlah dan hasil kali akar-akar persamaan kuadrat dapat
diperoleh dengan cara berikut ini.

Misalkan persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0 memiliki akar-akar x1, x2:


D. Pertidaksamaan Kuadrat
Suatu kalimat terbuka yang memuat variabel dengan pangkat positif dan memiliki
pangkat tertinggi dua dihubungkan dengan tanda disebut pertidaksamaan
kuadrat.
Bentuk umum pertidaksamaan kuadrat :
ax2 + bx + c > 0
ax2 + bx + c ≥ 0
ax2 + bx + c < 0
ax2 + bx + c ≤ 0
dengan a, b, dan c Є R dan a ≠ 0.
1. Menyelesaikan Pertidaksamaan Kuadrat

Menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat lebih mudah apabila menggunakan garis


bilangan.
Menentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan kuadrat berbeda
dengan menentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan linear. Pada
pertidaksamaan linear, Anda dapat langsung menentukan daerah penyelesaian
setelah memperoleh himpunan penyelesaiannya. Adapun pada pertidaksamaan
kuadrat Anda harus menentukan daerahnya terlebih dahulu untuk dapat
menentukan himpunan penyelesaiannya.

Contoh Soal
Tentukan himpunan penyelesaian untuk pertidaksamaan kuadrat x – 5x – 14 < 0
2

Jawab:
x – 5x – 14 < 0
2

x – 5x – 14 = 0
2

(x – 7) (x + 2) = 0
x – 7 = 0 atau x + 2 = 0

x = 7 atau x = –2

4. Menyusun Persamaan Kuadrat Baru


a. Menyusun Persamaan Kuadrat jika Diketahui Akar-Akarnya
Jika suatu persamaan kuadrat memiliki akar-akar x1 dan x2 maka persamaan
kuadratnya dapat dinyatakan dalam bentuk: (x – x1) (x – x2) = 0
b. Menyusun Persamaan Kuadrat Jika Diketahui Jumlah dan Hasil Kali Akar-
akarnya
Jika suatu persamaan kuadrat memiliki akar-akar x1 dan x2 dan diketahui (x1
+ x2) dan (x1 · x2) maka persamaan kuadratnya dapat dinyatakan dalam bentuk
x2 – (x1 + x2)x + (x1 · x2) = 0

Bentuk persamaan tersebut dapat digunakan untuk menyusun persamaan


kuadrat baru jika diketahui akar-akar persamaan kuadrat baru berhubungan
dengan persamaan kuadrat yang lain.

E. Sistem Persamaan Limear


1. Persamaan Linear Dua Variabel
Bentuk umum dari sistem persamaan linear dua variabel adalah sebagai berikut :
a1x + b1y = c1
a2x + b2y = c2
dengan a, b, dan c Є R.
Dalam menentukan penyelesaian dari SPL, Anda dapat menggunakan
beberapa cara berikut ini :
a. grafik;
Contoh :
Tentukan peryelesaian dari persamaan di bawah ini dengan grafik
2x + 3y = 6
x+y=2
Jawab :
membuat garis persamaan pertama dengan cara mencari titik potong terhadap
sumbu X dan sumbu Y
Titik potong sumbu x syaratnya y =0 Titik potong sumbu Y syaratnya x =
0
2x + 3y = 6 2x + 3y = 6
2x + 3.0= 6 2.0 + 3y = 6
2x = 6 3y = 6
x=3 y =2
b. eliminasi;
Contoh :
Tentukan peryelesaian dari persamaan di bawah ini dengan eliminasi
2x + 3y = 6
x+y=2

Jawab :
2x + 3y = 6 x 1 => 2x + 3y = 6
x+y=2 x 2 =>2x + 2y = 4 -
y =2

2x + 3y = 6 x 1 => 2x + 3y = 6
x+y=2 x 3 =>3x + 3y = 6 -
-x =0
x =0
Jadi Himpunan penyelesaianya adalah { 0 , 2 }

c. substitusi;
Contoh :
Tentukan peryelesaian dari persamaan di bawah ini dengan subtitusi
2x + 3y = 6
x+y=2
Jawab :
x+y=2
x=2–y
subtitusikan kepersamaan 2x + 3y = 6
2(2 – y ) + 3y = 6
4 – 2y + 3y = 6
4+y=6
y=6–4
y=2
subtitusikan kepersamaan x = 2 – y
x=2–2
x=0
Jadi himpunan penyelesaiannya adalah { 0 , 2 }

d. gabungan (eliminasi dan substitusi);


Tentukan peryelesaian dari persamaan di bawah ini dengan eliminasi - subtitusi
2x + 3y = 6
x+y=2
Jawab :
2x + 3y = 6 x 1 =>2x + 3y = 6
x+y=2 x 2 =>2x + 2y = 4 -
y =2

subtitusikan kepersamaan x + y = 2
x+2=2
x=2–2
x=0
Jadi himpunan penyelesaiannya adalah { 0 , 2 }

PEMBELAJARAN TM, PT, dan KMTT


IMPLEMENTASI TATAP MUKA, PENUGASAN TERSTRUKTUR DAN KEGIATAN
MANDIRI
TIDAK TERTSTRUKTUR

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Undang-Undang (UU) Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional, Pasal 4 ayat (1) menyatakan bahwa prinsip penyelenggaraan
pendidikan adalah demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan
menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan
bangsa. Pasal 5 ayat (4) menyatakan bahwa warga Negara yang memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus. Pasal 11 ayat
(1) menyatakan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan
dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap
warga negara tanpa diskriminasi. Pasal 12 ayat (1) menyatakan bahwa setiap peserta
didik pada setiap satuan pendidikan berhak antara lain: (1) Mendapatkan pelayanan
pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya; (2) Menyelesaikan
program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak
menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan.

Standar Nasional Pendidikan (SNP) merupakan acuan dan pedoman dalam


mengembangkan kurikulum. Berdasarkan UU nomor 20 tahun 2003 kurikulum pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh satuan pendidikan.
Pemerintah tidak lagi menetapkan kurikulum secara nasional seperti periode
sebelumnya. Tidak ada lagi kurikulum nasional seperti kurikulum 1984, 1994 dan
sebagainya. Pemerintah hanya menetapkan SNP yang menjadi acuan sekolah dalam
mengembangkan kurikulum. Kini saatnya sekolah mengembangkan sendiri kurikulum
sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan potensi peserta didik, masyarakat dan
lingkungannya.

Sementara itu Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 14 tahun


2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah (Ditjen Mandikdasmen) Departemen Pendidikan Nasional
(Depdiknas) menyebutkan bahwa salah satu tugas Subdirektorat Pembelajaran –
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas (Dit. PSMA) adalah melakukan
penyiapan bahan kebijakan, standar, kriteria, dan pedoman serta pemberian bimbingan
teknis, supervisi, dan evaluasi pelaksanaan kurikulum.

Lebih jauh dijelaskan dalam Permendiknas nomor 25 tahun 2006 tentang Rincian Tugas
Unit Kerja di Lingkungan Ditjen Mandikdasmen bahwa rincian tugas Subdirektorat
Pembelajaran - Dit. PSMA, antara lain melaksanakan penyiapan bahan penyusunan
pedoman dan prosedur pelaksanaan pembelajaran, termasuk penyusunan pedoman
pelaksanaan kurikulum.

Pengembangan KTSP (KTSP) berdasarkan SNP memerlukan langkah dan strategi yang
harus dikaji berdasarkan analisis yang cermat dan teliti. Analisis dilakukan terhadap
tuntutan kompetensi yang tertuang dalam rumusan SK dan KD; analisis mengenai
kebutuhan dan potensi peserta didik, masyarakat, dan lingkungan; serta analisis
peluang dan tantangan dalam memajukan pendidikan pada masa yang akan datang
dengan dinamika dan kompleksitas yang semakin tinggi.

Penjabaran standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) sebagai bagian dari
pengembangan KTSP dilakukan melalui pengembangan silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran. Silabus merupakan penjabaran secara umum dengan
mengembangkan SK dan KD menjadi indikator, kegiatan pembelajaran, materi
pembelajaran dan penilaian. Penjabaran lebih lanjut dari silabus dalam bentuk rencana
pelaksanaan pembelajaran.

Sebagai bagian dari langkah pengembangan silabus, pengembangan kegiatan


pembelajaran merupakan langkah strategis yang berpengaruh pada kualitas
pembelajaran di kelas. Kemampuan guru dan sekolah dalam mengembangkan
pembelajaran tatap muka, tugas terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
berpengaruh pada kualitas kompetensi peserta didik di sekolah tersebut. Dengan
demikian diperlukan panduan pengembangan kegiatan pembelajaran yang dapat
dijadikan pedoman bagi guru dan sekolah dalam mengembangkan SK dan KD tiap mata
pelajaran.

B.Tujuan

Penyusunan panduan ini bertujuan:


1. memberikan pemahaman lebih luas bagaimana merancang dan melaksanakan
kegiatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan metode dan media
secara bervariasi;
2. memberikan alternatif pembelajaran bervariasi untuk kegiatan tatap muka, penugasan
terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur;
3. mendorong peningkatan mutu pendidikan melalui proses pembelajaran yang efektif.

C.Ruang Lingkup

Ruang lingkup panduan ini meliputi: konsep dasar dan implementasi pembelajaran,
mekanisme pengembangan pembelajaran tatap muka, penugasan terstruktur, dan
kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk sistem paket dan sistem satuan kredit semsester
(SKS), serta evaluasi dan tindak lanjut untuk memperbaiki dan menyempurnakan proses
pembelajaran.

BAB II
KONSEP DASAR DAN IMPLEMENTASI

A.Konsep Dasar Pembelajaran

1.Belajar dan Pembelajaran

Belajar dan pembelajaran merupakan konsep yang saling berkaitan. Belajar merupakan
proses perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan lingkungan. Proses perubahan
tingkah laku merupakan upaya yang dilakukan secara sadar berdasarkan pengalaman
ketika berinteraksi dengan lingkungan. Pola tingkah laku yang terjadi dapat dilihat atau
diamati dalam bentuk perbuatan reaksi dan sikap secara mental dan fisik.

Tingkah laku yang berubah sebagai hasil proses pembelajaran mengandung pengertian
luas, mencakup pengetahuan, pemahaman, sikap, dan sebagainya. Perubahan yang
terjadi memiliki karakteristik: (1) perubahan terjadi secara sadar, (2) perubahan dalam
belajar bersifat sinambung dan fungsional, (3) tidak bersifat sementara, (4) bersifat
positif dan aktif, (5) memiliki arah dan tujuan, dan (6) mencakup seluruh aspek
perubahan tingkah laku, yaitu pengetahuan, sikap, dan perbuatan.

Keberhasilan belajar peserta didik dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor
internal, yaitu kondisi dalam proses belajar yang berasal dari dalam diri sendiri,
sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Ada beberapa hal yang termasuk faktor
internal, yaitu: kecerdasan, bakat (aptitude), keterampilan (kecakapan), minat, motivasi,
kondisi fisik, dan mental.

Faktor eksternal, adalah kondisi di luar individu peserta didik yang mempengaruhi
belajarnya. Adapun yang termasuk faktor eksternal adalah: lingkungan sekolah,
keluarga dan masyarakat (keadaan sosio-ekonomis, sosio kultural, dan keadaan
masyarakat).

Pada hakikatnya belajar dilakukan oleh siapa saja, baik anak-anak maupun manusia
dewasa. Pada kenyataannya ada kewajiban bagi manusia dewasa atau orang-orang
yang memiliki kompetensi lebih dahulu agar menyediakan ruang, waktu, dan kondisi
agar terjadi proses belajar pada anak-anak. Dalam hal ini proses belajar diharapkan
terjadi secara optimal pada peserta didik melalui cara-cara yang dirancang dan
difasilitasi oleh guru di sekolah. Dengan demikian diperlukan kegiatan pembelajaran
yang disiapkan oleh guru.

Pembelajaran merupakan seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung


proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal
yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian internal yang berlangsung di
dalam peserta didik (Winkel, 1991).
Pengaturan peristiwa pembelajaran dilakukan secara seksama dengan maksud agar
terjadi belajar dan membuat berhasil guna (Gagne, 1985). Oleh karena itu pembelajaran
perlu dirancang, ditetapkan tujuannya sebelum dilaksanakan, dan dikendalikan
pelaksanaannya (Miarso, 1993)

Proses pembelajaran yang berhasil guna memerlukan teknik, metode, dan pendekatan
tertentu sesuai dengan karakteristik tujuan, peserta didik, materi, dan sumber daya.
Sehingga diperlukan strategi yang tepat dan efektif.

Strategi pembelajaran merupakan suatu seni dan ilmu untuk membawa pembelajaran
sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efesien
dan efektif (T. Raka Joni, 1992). Cara-cara yang dipilih dalam menyusun strategi
pembelajaran meliputi sifat, lingkup dan urutan kegiatan yang dapat memberikan
pengalaman belajar kepada peserta didik (Gerlach and Ely). Strategi belajar mengajar
tidak hanya terbatas pada prosedur dan kegiatan, melainkan juga termasuk di dalamnya
materi pengajaran atau paket pengajarannya (Dick and Carey).

Faktor yang memengaruhi proses pembelajaran terdiri dari faktor internal dan eksternal.
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan pribadi guru sebagai
pengelola kelas. Guru harus dapat melaksanakan proses pembelajaran, oleh sebab itu
guru harus memiliki persiapan mental, kesesuaian antara tugas dan tanggung jawab,
penguasaan bahan, kondisi fisik, dan motivasi kerja.

Faktor eksternal adalah kondisi yang timbul atau datang dari luar pribadi guru, antara
lain keluarga dan lingkungan pergaulan di masyarakat. Faktor lingkungan, yang
dimaksud adalah faktor lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan sekolah.

Berdasarkan pendekatan yang digunakan, secara umum ada dua strategi pembelajaran
yaitu strategi yang berpusat pada guru (teacher centre oriented) dan strategi yang
berpusat pada peserta didik (student centre oriented). Pendekatan pembelajaran yang
berpusat pada guru menggunakan strategi ekspositori, sedangkan pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik menggunakan strategi diskoveri inkuiri
(discovery inquiry).

Pemilihan strategi ekspositori atau diskoveri inkuiri dilakukan atas pertimbangan


karakteristik kompetensi yang menjadi tujuan yang terdiri dari sikap, pengetahuan dan
keterampilan, serta karakteristik peserta didik dan sumber daya yang dimiliki. Oleh
karena itu tidak ada strategi yang tepat untuk semua kondisi dan karakteristik yang
dihadapi. Guru diharapkan mampu memilah dan memilih dengan tepat strategi yang
digunakan agar hasil pembelajaran efektif dan maksimal.
Pemilihan strategi ekspositori dilakukan atas pertimbangan:
a.karakteristik peserta didik dengan kemandirian belum memadai;
b.sumber referensi terbatas;
c.jumlah pesera didik dalam kelas banyak;
d.alokasi waktu terbatas; dan
e.jumlah materi (tuntutan kompetensi dalam aspek pengetahuan) atau bahan banyak.

Langkah-langkah yang dilakukan pada strategi ekspositori adalah sebagai berikut.


a.Preparasi, guru menyiapkan bahan/materi pembelajaran
b.Apersepsi diperlukan untuk penyegaran
c.Presentasi (penyajian) materi pembelajaran
d.Resitasi, pengulangan pada bagian yang menjadi kata kunci kompetensi atau materi
pembelajaran.

Pemilihan strategi diskoveri inkuiri dilakukan atas pertimbangan:


a.karakteristik peserta didik dengan kemandirian cukup memadai;
b.sumber referensi, alat, media, dan bahan cukup;
c.jumlah peserta didik dalam kelas tidak terlalu banyak;
d.materi pembelajaran tidak terlalu luas; dan
e.alokasi waktu cukup tersedia.

Langkah-langkah yang dilakukan pada strategi diskoveri inkuiri adalah sebagai berikut.
a.Guru atau peserta didik mengajukan dan merumuskan masalah
b.Merumuskan logika berpikir untuk mengajukan hipotesis atau jawaban sementara
c.Merumuskan langkah kerja untuk memperoleh data
d.Menganalisis data dan melakukan verifikasi
e.Melakukan generalisasi

Strategi ekspositori lebih mudah bagi guru namun kurang melibatkan aktivitas peserta
didik. Kegiatan pembelajaran berupa instruksional langsung (direct instructional) yang
dipimpin oleh guru. Metode yang digunakan adalah ceramah atau presentasi, diskusi
kelas, dan tanya jawab. Namun demikian ceramah atau presentasi yang dilakukan
secara interaktif dan menarik dapat meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam
pembelajaran.

Strategi diskoveri inkuiri memerlukan persiapan yang sungguh-sungguh, oleh karena itu
dibutuhkan kreatifitas dan inovasi guru agar pengaturan kelas maupun waktu lebih
efektif. Kegiatan pembelajaran berbentuk Problem Based Learning yang difasilitasi oleh
guru. Strategi ini melibatkan aktivitas peseserta didik yang tinggi. Metode yang
digunakan adalah observasi, diskusi kelompok, eksperimen, ekplorasi, simulasi, dan
sebagainya.

2.Prinsip Pembelajaran Berbasis Kompetensi

Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan


orientasi pencapaian kompetensi peserta didik. Sehingga muara akhir hasil
pembelajaran adalah meningkatnya kompetensi peserta didik yang dapat diukur dalam
pola sikap, pengetahuan, dan keterampilannya.

Prinsip pembelajaran berbasis kompetensi adalah sebagai berikut:


a.Berpusat pada peserta didik agar mencapai kompetensi yang diharapkan. Peserta
didik menjadi subjek pembelajaran sehingga keterlibatan aktivitasnya dalam
pembelajaran tinggi. Tugas guru adalah mendesain kegiatan pembelajaran agar
tersedia ruang dan waktu bagi peserta didik belajar secara aktif dalam mencapai
kompetensinya.
b.Pembelajaran terpadu agar kompetensi yang dirumuskan dalam KD dan SK tercapai
secara utuh. Aspek kompetensi yang terdiri dari sikap, pengetahuan, dan keterampilan
terintegrasi menjadi satu kesatuan.
c.Pembelajaran dilakukan dengan sudut pandang adanya keunikan individual setiap
peserta didik. Peserta didik memiliki karakteristik, potensi, dan kecepatan belajar yang
beragam. Oleh karena itu dalam kelas dengan jumlah tertentu, guru perlu memberikan
layanan individual agar dapat mengenal dan mengembangkan peserta didiknya.
d.Pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terus menerus menerapkan prinsip
pembelajaran tuntas (mastery learning) sehingga mencapai ketuntasan yang ditetapkan.
Peserta didik yang belum tuntas diberikan layanan remedial, sedangkan yang sudah
tuntas diberikan layanan pengayaan atau melanjutkan pada kompetensi berikutnya.
e.Pembelajaran dihadapkan pada situasi pemecahan masalah, sehingga peserta didik
menjadi pembelajar yang kritis, kreatif, dan mampu memecahkan masalah yang
dihadapi. Oleh karena itu guru perlu mendesain pembelajaran yang berkaitan dengan
permasalahan kehidupan atau konteks kehidupan peserta didik dan lingkungan.
f.Pembelajaran dilakukan dengan multi strategi dan multimedia sehingga memberikan
pengalaman belajar beragam bagi peserta didik.
g.Peran guru sebagai fasilitator, motivator, dan narasumber

Pembelajaran kontekstual dengan pendekatan konstruktivisme dipandang sebagai salah


satu strategi yang memenuhi prinsip pembelajaran berbasis kompetensi. Dengan lima
strategi pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning), yaitu relating,
experiencing, applying, cooperating, dan transferrini diharapkan peserta didik mampu
mencapai kompetensi secara maksimal.

Tujuh konsep utama pembelajaran kontekstual, yaitu:


a.Constructivisme
Belajar adalah proses aktif mengonstruksi pengetahuan dari abstraksi pengalaman
alami maupun manusiawi, yang dilakukan secara pribadi dan sosial untuk mencari
makna dengan memproses informasi sehingga dirasakan masuk akal sesuai dengan
kerangka berpikir yang dimiliki
Belajar berarti menyediakan kondisi agar memungkinkan peserta didik membangun
sendiri pengetahuannya
Kegiatan belajar dikemas menjadi proses mengonstruksi pengetahu-an, bukan
menerima pengetahuan sehingga belajar dimulai dari apa yang diketahui peserta didik.
Peserta didik menemukan ide dan pengetahuan (konsep, prinsip) baru, menerapkan
ide-ide, kemudian peserta didik mencari strategi belajar yang efektif agar mencapai
kompetensi dan memberikan kepuasan atas penemuannya itu.

b.Inquiry
Siklus inkuiri: observasi dimulai dengan bertanya, mengajukan hipotesis,
mengumpulkan data, dan menarik simpulan.
Langkah-langkah inkuiri dengan merumuskan masalah, melakukan observasi, analisis
data, kemudian mengomunikasikan hasilnya

c.Questioning
Berguna bagi guru untuk: mendorong, membimbing dan menilai peserta didik; menggali
informasi tentang pemahaman, perhatian, dan pengetahuan peserta didik.
Berguna bagi peserta didik sebagai salah satu teknik dan strategi belajar.

d.Learning Community
Dilakukan melalui pembelajaran kolaboratif
Belajar dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil sehingga kemampuan sosial dan
komunikasi berkembang

e.Modelling
Berguna sebagai contoh yang baik yang dapat ditiru oleh peserta didik seperti cara
menggali informasi, demonstrasi, dan lain-lain.
Pemodelan dilakukan oleh guru (sebagai teladan), peserta didik, dan tokoh lain.

f.Reflection
Tentang cara berpikir apa yang baru dipelajari
Respon terhadap kejadian, aktivitas/pengetahuan yang baru
Hasil konstruksi pengetahuan yang baru
Bentuknya dapat berupa kesan, catatan atau hasil karya

g.Autentic Assesment
Menilai sikap, pengetahuan, dan ketrampilan
Berlangsung selama proses secara terintegrasi
Dilakukan melalui berbagai cara (test dan non-test)
Alternative bentuk: kinerja, observasi, portofolio, dan/atau jurnal

B.Implementasi Pengembangan Kegiatan Pembelajaran

Sebagai tahapan strategis pencapaian kompetensi, kegiatan pembelajaran perlu


didesain dan dilaksanakan secara efektif dan efisien sehingga memperoleh hasil
maksimal. Berdasarkan panduan penyusunan KTSP (KTSP), kegiatan pembelajaran
terdiri dari kegiatan tatap muka, kegiatan tugas terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur. Sekolah standar yang menerapkan sistem paket, beban belajarnya
dinyatakan dalam jam pelajaran ditetapkan bahwa satu jam pelajaran tingkat SMA terdiri
dari 45 menit tatap muka untuk Tugas Terstruktur dan Kegiatan Mandiri Tidak
Terstruktur memanfaatkan 0% - 60% dari waktu kegiatan tatap muka.

Sementara itu bagi sekolah kategori mandiri yang menerapkan sistem kredit semester,
beban belajarnya dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks). 1 (satu) sks tingkat
SMA terdiri dari 1 (satu) jam pelajaran (@45 menit) tatap muka dan 25 menit tugas
terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Dengan demikian, pada sistem paket
maupun SKS, guru perlu mendesain kegiatan pembelajaran tatap muka, tugas
terstruktur dan kegiatan mandiri.

1.Kegiatan Tatap Muka

Untuk sekolah yang menerapkan sistem paket, kegiatan tatap muka dilakukan dengan
strategi bervariasi baik ekspositori maupun diskoveri inkuiri. Metode yang digunakan
seperti ceramah interaktif, presentasi, diskusi kelas, diskusi kelompok, pembelajaran
kolaboratif dan kooperatif, demonstrasi, eksperimen, observasi di sekolah, ekplorasi dan
kajian pustaka atau internet, tanya jawab, atau simulasi.

Untuk sekolah yang menerapkan sistem SKS, kegiatan tatap muka lebih disarankan
dengan strategi ekspositori. Namun demikian tidak menutup kemungkinan
menggunakan strategi dikoveri inkuiri. Metode yang digunakan seperti ceramah
interaktif, presentasi, diskusi kelas, tanya jawab, atau demonstrasi.

2.Kegiatan Tugas terstruktur

Bagi sekolah yang menerapkan sistem paket, kegiatan tugas terstruktur tidak
dicantumkan dalam jadwal pelajaran namun dirancang oleh guru dalam silabus maupun
RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran). Oleh karena itu pembelajaran dilakukan
dengan strategi diskoveri inkuiri. Metode yang digunakan seperti penugasan, observasi
lingkungan, atau proyek.

Bagi sekolah yang menerapkan sistem SKS, kegiatan tugas terstruktur dirancang dan
dicantumkan dalam jadwal pelajaran meskipun alokasi waktunya lebih sedikit
dibandingkan dengan kegiatan tatap muka. Kegiatan tugas terstruktur merupakan
kegiatan pembelajaran yang mengembangkan kemandirian belajar peserta didik, peran
guru sebagai fasilitator, tutor, teman belajar. Strategi yang disarankan adalah diskoveri
inkuiri dan tidak disarankan dengan strategi ekspositori. Metode yang digunakan seperti
diskusi kelompok, pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, demonstrasi, eksperimen,
observasi di sekolah, ekplorasi dan kajian pustaka atau internet, atau simulasi.

3.Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur

Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang dirancang oleh
guru namun tidak dicantumkan dalam jadwal pelajaran baik untuk sistem paket maupun
sistem SKS. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah diskoveri inkuiri dengan
metode seperti penugasan, observasi lingkungan, atau proyek.

BAB III
MEKANISME PENGEMBANGAN

A.Mekanisme

Mekanisme pengembangan kegiatan pembelajaran dilakukan secara simultan dengan


pengembangan KTSP (KTSP) dan silabus mata pelajaran. Sekolah atau kelompok
sekolah dengan karakteristik yang hampir sama dan/atau kelompok guru mata pelajaran
merumuskan bersama pengembangan kegiatan pembelajaran.

Kegiatan dilakukan dalam koordinasi kepala sekolah yang dilaksanakan oleh tim
pengembang kurikulum di sekolah bersama dengan guru baik melalui rapat kerja
dan/atau kegiatan MGMP.

Dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran, diperlukan informasi yang cukup


berkaitan dengan karakteristik sekolah yang terdiri dari, potensi dan kebutuhan peserta
didik, sumber daya, fasilitas, lingkungan, dan lain-lain. Informasi diperoleh dari berbagai
sumber seperti catatan dan pengalaman guru, hasil riset bagian penelitian dan
pengembangan (Litbang), atau informasi bagian inventarisasi di sekolah, serta
karakteristik keilmuan sesuai mata pelajaran.

Hasil pengembangan dituangkan dalam rancangan kegiatan pembelajaran dalam


bentuk silabus dan desain pembelajaran, rancangan pelaksanaan pembelajaran lebih
rinci (RPP), desain penilaian dan instrumennya, serta dilaksanakan secara efektif dan
efisien. Mekanisme kerja tim pengembang kurikulum, MGMP, dan guru mata pelajaran
disajikan dalam skema berikut ini.

B.Langkah-Langkah
Pengembangan kegiatan pembelajaran dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1.Mengkaji dan memetakan KD (KD) agar diketahui karakteristiknya. Hal ini perlu
dilakukan guna merancang strategi dan metode yang akan digunakan pada kegiatan
tatap muka, tugas terstruktur, dan mandiri tidak terstruktur.
2.Mendeskripsikan KD secara lebih rinci dan terukur ke dalam rumusan indikator
kompetensi. Indikator berguna untuk merancang kegiatan pembelajaran yang
diperlukan. Indikator yang dominan pada prinsip dan prosedural misalnya, menyarankan
kegiatan pembelajaran dengan strategi diskoveri inkuiri.
3.Membuat desain pembelajaran dalam bentuk silabus atau desain umum pembelajaran
seperti disajikan dalam Contoh Desain Umum Pembelajaran Sistem SKS.
4.Menjabarkan silabus atau desain pembelajaran dalam bentuk rancangan pelaksanaan
pembelajaran (RPP) tiap pertemuan.
5.Melaksanaan pembelajaran sesuai dengan silabus/desain pembelajaran dan RPP.
6.Melakukan penilaian proses maupun hasil belajar untuk mengukur pencapaian
kompetensi

Contoh Desain Umum Pembelajaran :

MINGGU
KE KOMPETENSI DASAR KEGIATAN PEMBELAJARAN
TATAP MUKA TUGAS TERSTRUKTUR KEGIATAN MANDIRI
1 1.1. Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu) Guru
1. melakukan questioning pengalaman siswa tentang mengukur, besaran, dan satuan
2. menjelaskan aspek penting dalam mengukur 1. praktik mengukur di laboraorium
1. mendata alat ukur yang sering digunakan sehari-hari
2. membuat laporan hasil praktik

Definisi Kognitif, Afektif, dan Psikomotor

DEFINISI KOGNITIF, AFEKTIF, DAN PSIKOMOTORIK


1. Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya yang
menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif memiliki
enam jenjang atau aspek, yaitu:
1. Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
2. Pemahaman (comprehension)
3. Penerapan (application)
4. Analisis (analysis)
5. Sintesis (syntesis)
6. Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan
intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan
masalah yang menuntut siswa untuk menghubungakan dan menggabungkan beberapa ide,
gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan
demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental
yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu
evaluasi.
2. Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif
mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar
mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah
memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada
peserta didik dalam berbagai tingkah laku.
Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu:
1. Receiving atau attending ( menerima atua memperhatikan)
2. Responding (menanggapi) mengandung arti “adanya partisipasi aktif”
3. Valuing (menilai atau menghargai)
4. Organization (mengatur atau mengorganisasikan)
5. Characterization by evalue or calue complex (karakterisasi dengan suatu nilai atau
komplek nilai)
3. Psikomotorik
Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar
psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami
sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-
kecenderungan berperilaku). Ranah psikomotor adalah berhubungan dengan aktivitas fisik,
misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya.
Hasil belajar keterampilan (psikomotor) dapat diukur melalui: (1) pengamatan langsung
dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung, (2)
sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik
untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah
pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.
KOP SEKOLAH/MADRASAH
A. Identitas Guru
Nama : Ali Martopo, S.Pd
NRY : 165.03.07.92005
Mapel : Bahasa Inggris
Semester : Genap
Pendidikan Terakhir : S.1. Pendidikan Bahasa Inggris
NUPTK : 8241760664200003
NRG : 1215722147023

B. Buku Agenda Guru


Bulan : Januari 2015

Kehadiran
Jam Siswa
No Hari/Tanggal Kelas/Tempat KD/Kegiatan Ket
Ke Tdk
Hadir
Hadir
Memeriksa 17
2-3 Kantor -
Perangkat Guru ssw
Kamis, 22 Listening
1
Jan 2014 5-6 12 IPS 2 Ungkapan Puas dan 9 ssw -
Tidak Puas
Pemeriksaan
7-8 Kantor - -
Perangkat Guru
2 Senin, 26 1-2 9D Reading 18 -
Jan 2015 Teks Descriptive ssw
3-4 Kantor Menyusun Jadwal
- -
Pelajaran
5-6 12 IPS 1 Speaking
17
Ungkapan Puas dan -
ssw
Tidak Puas
7-8 Kantor Menyusun Jadwal
- -
Piket
1-2 12 IPS 2 Speaking
Selasa, 27 Ungkapan Puas dan 9 ssw -
3 jan 2015 Tidak Puas
4-5 9C Reading 20
-
Teks Descriptive ssw
1-2 9D Writing
Rabu, 26 jan `7 ssw 1 ssw
Teks Descriptive
4 2015
5-6 9C Writing 19
1 ssw
Teks Descriptive ssw
Writing
17
2-3 12 IPS 1 Ungkapan Puas dan -
Kamis, 29 ssw
Tidak Puas
5 Jan 2014
Writing
5-6 12 IPS 2 Ungkapan Puas dan 9 ssw -
Tidak Puas

Mengesahkan Pengawas Mengetahui Pondok Kelapa, 29 Januari 2015


PAI Kab/Kota Kepala Madrasah Guru Yang Bersangkutan

........................................ ........................................... Ali Martopo, S.Pd


NIP. NIP. --- NIP. ---

2. Agenda Jadwal Mengajar Guru

Ini contoh formatnya :

JADWAL MENGAJAR GURU


Nama guru : Kode : ..
Semester :… Tahun Pelajaran :
Mata Pelajaran :… Jumlah Jam : ..
Jumlah
Hari Jam ke…../ Di Kelas …… Jam
Mengajar
1 2 3 4 5 6 7 8
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum’at
Sabtu

Catatan : …………………………………………………………….
Negeri Besar,……,…..,2015
Mengetahui
Kepala Sekolah Waka Kurikulum Guru Mata Pelajaran

Jaman Mulyadi Rahmad Wijaya Dedy Kurniawan


NIP NIP NIP

3. Agenda Mengajar Guru

Ini contoh Formatnya


AGENDA KEGIATAN MENGAJAR
SMKN 1 NEGERI BESAR WAY KANAN
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Mata Pelajaran : …… Kelas : ….
Standar Kompetensi : …….
Kompetensi Dasar : ……..
No Hari/tanggal/Jam Kegiatan Jumlah Siswa Paraf
Siswa Tidak Siswa
Hadir

 Mampu memahami konsep yang mendasari Kompetensi Dasar (KD)


dan Standar Kompetensi (SK) yang harus dikuasai/dicapai
 Mampu melakukan pekerjaan sesuai dengan tuntutan KD dan SK yang
harus dicapai, dengan cara dan prosedur yang benar dan hasil yang
baik/benar
 Mampu mengaplikasikan kemampuannya dalam kehidupan sehari-
hari baik bagi dirinya sendiri maupun bagi masyarakat dan
lingkungannya (di dalam dan di luar sekolah)
1. Siswa dinyatakan KOMPETEN apabila telah
mencapai KEtuntasan belajar pada seluruh indikator, KD dan SK yang telah
ditetapkan
2. Hasil penilaian pencapaian indikator, kd dan sk dimaksud, harus dapat
dinyatakan baik dalam bentuk angka maupun deskripsi sebagai berikut:
 Untuk penilaian pada aspek pengetahuan dan pemahaman konsep
(aspek kognitif) dan aspek praktek (aspek psikomotor), nilai yang
dicantumkan dalam laporan hasil belajar siswa (LHBS) dalam bentuk
angka (bilangan bulat) yang dilengkapi degan keterangan /penjelasan
tentang KD yang telah mencapai ketuntasan belajar maupun yang
belum mencapai ketuntasan, misalnya sebagai berikut:
Mata
Pelajaran Nilai Keterangan
Bahasa Kemampuan menyimak, membaca, berbicara telah mencapai
Inggris 80 ketuntasan, tetapi kemampuan menulis perlu ditingkatkan

Kompetansi dalam mendefinisikan rumus dan pemahaman konsep


ruang/dimensi tiga telah mencapai ketuntasan, tetapi kemampuan
Matematika 85 aplikasi masih perlu ditingkatkan melalui latihan

 Untuk penilaian SIKAP (Afektif) nilai yang dicantumkan pada LHBS


dalam bentuk kualifikasi (tinggi, sedang, rendah atau amat baik, baik,
cukup dan kurang), disesuaikan dengan karakteristik masing-masing
pelajaran, sebagai contoh:
Mata Pelajaran Nilai Keterangan
Bahasa Inggris Baik Sikap berkomunikasi lisan, baik
Matematika Tinggi Minat dan motivasi belajar tinggi
PENETAPAN SKBM
1. Standar ketuntasan belajar minimal (SKBM) adalah tingkat pencapaian standar kompetensi
(SK) dan kompetensi dasar (KD) oleh siswa pada tiap mata pelajaran
2. Untuk memudahkan dalam proses penetapan SKBM, maka nilai ketuntasan
belajar siswa dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat, dengan rentang 0-
100
3. Nilai ketuntasan belajar maksimum adalah 100
4. Sekolah dapat menetapkan nilai ketuntasan belajar minimal di bawah nilai
ketuntasan belajar maksimum (100), namun sekolah harus merencanakan
target dalam waktu tertentu untuk mencapai ketuntasan belajar
maksimum
5. SKBM yang ditetapkan oleh guru harus diasumsikan dapat dicapai secara
bertahap oleh seluruh siswa pada kelas yang terkait (termasuk siswa yang
memiliki kemampuan rendah). Untuk itu, sekolah perlu membuat nilai
terendah untuk setiap indikator dan KD yang mampu dicapai oleh siswa
yang memiliki kemampuan rendah
6. Nilai ketuntasan belajar minimal (SKBM) ditetapkan untuk setiap mata
pelajaran (tiap semesternya), mulai dari kelas VII, VIII, IX untuk tingkat SMP
dan kelas X, XI hingga kelas XII untuk tingkat SMA
7. Penetapan ketuntasan belajar minimal, dapat dilakukan oleh forum guru
yang berada di lingkungan sekolah yang bersangkutan. Akan lebih baik bila
melibatkan guru dari sekolah lain yang terdekat (yang telah melaksanakan
Kurikulum 2004) atau forum MGMP kabupaten/kota setempat.
8. Penetapan nilai ketuntasan belajar minimal tiap standar kompetensi,
dilakukan melalui analisis nilai ketuntasa belajar minimal untuk
setiap kompetensi dasar (KD)
9. Penetapan nilai ketuntasan belajar minimal tiap KD, dilakukan melalui
analisis indikator pencapaian (IP) pada setiap KD terkait, karena indikator
merupakan acuan/rujukan bagi guru untuk membuat soal ujian, baik ujian
harian, mingguan, bulanan, semesteran, ujian blok atau tugas-tugas. Soal
ujian atau tugas-tugas harus mampu mencerminkan/menampilkan
pencapaian setiap indikator yang diujikan. Dengan demikian, guru tidak
perlu melakukan pembobotan terhadap hasil ujian yang dilaksanakan
dalam setiap semester, karena seluruhnya memiliki hasil ujian yang setara

Catatan:
 Apabila sekolah menerapkan sistem ujian blok pada sejumlah KD, maka hasil ujiannya
harus tetap dapat dianalisis tingkat ketercapaian setiap indikator dan setiap KD yang
diujikan.
 Ada kemugkinan ke depan, ujian blok atau semesteran dihilangkan, karena penilaian
sudah terpenuhi melalui pencapaian indikator pada tiap KD yang diujikan pada
pelaksanaan kegiatan harian
1. Nilai SKBM
tiap mata pelajaran dalam satu sekolah dimungkinkan terdapat banyak
perbedaan, bahkan antara nilai SKBM semester I belum tentu sama
dengan nilai SKBM semester II, dan seterusnya. Karena SKBM betul-betul
ditentukan oleh hasil analisis yang dilakukan guru-guru yang akan
melaksanakan pembelajarannya
2. Setiap KD dan IP dimungkinkan adanya perbedaan nilai katuntasan belajar
minimal, dan penetapannya harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
A. Tingkat essensial (tingkat kepentingan materi) baik dari segi substansi
keilmuan, maupun dari segi kompetensi (pada setiap indikator
terhadap KD, dan pada setiap KD terhadap SK) yang harus dicapai oleh
siswa pada setiap semester. Forum guru terlebih dahulu harus
menentukan kriteria untuk dapat menentukan tingkat essensial
indikator-indikator pada setiap KD dengan tepat. Kriteria tingkat
essensial suatu indikator pencapaian (IP) dari setiap KD, didasarkan
antara lain sebagai berikut:

Klasifikasi Rincian Catatan


Bila indikator tersebut berfungsi sebagai kunci /
inti yang: Setiap indikator kunci
Sangat  Bermakna dna bermanfaat untuk pencpaian harus diujikan. Hal ini
indikator lainnya pada KD terkait untuk melihat tingkat
Essensial
 Bermakna dan bermanfaat untuk pembekalan pencapaian siswa
kecakapan hidup pada siswa terhadap KD yang
 Mampu mewakili indikator pendukung lainnya terkait

Bila indikator berfungsi sebagai indikator Indikator pendukung


pendukung yang dapat melengkapi indikator kunci tidak harus diujikan,
dalam: apabila indikator kunci
 pencapaian indikator lainnya pada KD terkait sudah dapat mewakili
Essensial  pembekalan kecakapan hidup pada siswa indikator tersebut.

Klasifikasi Rincian Catatan


Sifat essensial tidak berubah, tapi nilai standar
ketuntasan belajar IP/KD/SK dapat berubah
(ditetapkan lebih rendah). Apabila IP/KD/SK materi
tersebut memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi,
atau dalam pelaksanaan pembelajarannya
Kurang memerlukan ketersediaan sumber daya pendukung
Essensial yang memadai

1. Tingkat kompleksitas (kesulitan dan kerumitan) setiap IP/KD yang harus


dicapai oleh siswa.
Suatu indikator dikatakan memiliki tingkat kompleksitas tinggi, apabila
dalam pencapaiannya didukung oleh sekurang-kurangnya satu dari
kondisi berikut:
 SDM yang memahami dengan benar kompetensi yang harus
dibelajarkan pada siswa
 SDM yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang
bervariasi
 Waktu yang cukup lama, karena memiliki tingkat kesulitan dan
kerumitan yang tinggi, sehingga dalam pembelajarannya
memerlukan pengulangan atau latihan
 Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi, agar
siswa dapat mencapai ketuntasan belajar
 Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan
kompetensi yang harus dicapai siswa dll
Contoh:
IP atau KD yang sangat essensial, seharusnya dicapai oleh siswa
dengan nilai 100, namun karena IP atau KD dimaksud menuntut
pembelajaran praktek, sedangkan sarana pendidikan yang tersedia di
lingkungan sekolah belum memenuhi kebutuhan, maka pada tahap
awal pelaksanaan Kurikulum 2004, sekolah dapat menetapkan nilai
ketuntasan belajar minimal kurang dari 100, dan secara bertahap
sekolah harus tetap berupaya untuk meningkatkan standar ketuntasan
belajar hingga mencapai nilai 100.

Catatan:
Meskipun SKBM yang ditetapkan masih di bawah nilai 100, guru
harus tetap melaksanakan pembelajaran praktek sesuai dengan
tuntutan IP dan KD dimaksud, dengan cara memanfaatkan sarana
yang ada di luar sekolah, atau membuat sendiri dengan melibatkan
seluruh siswa.
1. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata siswa di sekolahyang
bersangkutan. Penetapan SKBMdi kelas VII untuk SMP dan kelas X
untuk SMA, didasarkan pada hasil seleksi (misalnya) pada saat PSB.
Sedangkan untuk penetapan SKBM pada semester atau kelas
berikutnya, didasarkan pada rata-rata tingkat pencapaian kompetensi
siswa pada semester/kelas sebelumnya.
2. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan
pembelajaran pada masing-masing sekolah (tenaga, sarana pendidikan
yang sangat essensial, biaya pendidikan dan lain-lain)
1. Beberapa hal yang daapat dijadikan sebagi acuan dalam membuat
rasionalisasi pada saat guru menetapkan SKBM, antara lain sebagai
berikut:
 Nilai ketuntasan belajar minimal setiap kompetensi dasar (KD)
merupakan rata-rata nilai ketuntasan belajar minimal setiap indikator.
Siswa dinyatakan telah mencapaiSKBM untuk KD tertentu apabila yang
bersangkutan telah mencapai ketuntasan belajar minimal yang telah
ditetapkan untuk seluruh Indikator pada KD dimaksud
1. Rambu-rambu analisis penentuan SKBM, dapat dilakukan dengan
mengunakan contoh format A sebagaimana terlampir
2. Penentuan SKBM, dapat dilakukan dengan mengunakan contoh format
B sebagaimana terlampir
3. Nilai ketuntasan belajar minimal tersebut dicantumkan dalam laporan hasil
belajar siswa (LHBS/raport) dan harus diinformasikan kepada seluruh
warga sekolah dan orang tua siswa.
4. Selanjutnya, dalam melakukan penetapan SKBM, agar mengacu pada buku
pedoman umum dan pedoman khusus penilaian kurikulum 2004 dan
pedoman lainnya yang telah diterbitkan oleh Dikmenum atau referensi lain
yang relevan.

ANALISIS PENCAPAIAN STANDAR KETUNTASAN BELAJAR SISWA


1. Analisis pencapaian standar kegiatan ini dimaksudkan untuk melakukan analisis rata-rata
hasil pencapaian siswa terhadap SKBM yang telah ditetapkan guru pada setiap mata
pelajaran.
2. Analisis pencapaian SKBM siswa dibuat secara berkelanjutan dengan
menggunakan data hasil pencapaian ketuntasan belajar per indikator dan
KD dari setiap siswa (sebelum remedial maupun setelah dilakukan
remedial), baik yang diperoleh melalui ulangan harian, mingguan, bulanan
atau blok serta tugas-tugas pada setiap semester, mulai dari kelas VII – IX
untuk tingkat SMP dan kelas X – XII untuk tingkat SMA.
3. Analisis pencapaian SKBM siswa dapat dilakukan dengan
menggunakan contoh format Csebagaimana terlampir.
4. Melalui analisis SKBM dimaksud, diharapkan akan diperoleh data antara
lain tentang:
 KD, yang dapat dicapai oleh 75% – 100% dari jumlah siswa pembelajar
pada tingkat kelas tertentu
 KD, yang dapat dicapai oleh 50% – 74% dari jumlah siswa pembelajar
pada tingkat kelas tertentu
 KD, yang hanya dapat dicapai oleh ≤49% dari jumlah siswa pembelajar
pada tingkat kelas tertentu
1. Hasil analisis dimaksud, sangat bermanfaat bagi guru untuk:
 Menetapkan SKBM pada semester atau tingkat kelas berikutnya
Meningkatkan hasil pencapaian ketuntasan belajar siswa (prestasi belajar) melalui
upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran.

FORMAT ANALISIS PENCAPAIAN KETUNTASAN


BELAJAR PESERTA DIDIK
FORMAT
ANALISIS PENCAPAIAN KETUNTASAN BELAJAR PESERTA DIDIK

Nama Sekolah :
Mata pelajaran :
Kelas/semester :

Pencapaian Ketuntasan Belajar Peserta Didik/KD


No
SK 1 SK 2 SK 3
Nama KD KD KD
Siswa 1.1 1.2 dst 2.1 2.2 dst 3.1 3.2 dst

….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. …..


…..
KKM

1
2
3
4
5
dst
Rata-rata
Ketuntasan belajar (dalam
%)
Frekwensi ≤ 49
jml siswa 50-74
75-100
≥ KKM sekolah

Anda mungkin juga menyukai