Disusun Oleh :
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pembelajaran dipandang sebagai proses perubahan tingkah l
aku siswa. Peran evaluasi dalam proses pembelajaran menjadi sangat penti
ng. Evaluasi dalam proses pembelajaran merupakan suatu proses untuk me
ngumpulkan, menganalisis dan mengintrepestasi informasi untuk mengeta
hui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran. Sebagai bagian yang sangat p
enting dari sebuah proses pembelajaran, evaluasi dalam proses pembelajar
an hendaknya dirancang dan dilaksanakan oleh guru.
Penilaian kognitif merupakan penilaian yang dilakukan oleh guru u
ntuk mengukur tingkat pencapaian dan penguasaan siswa dalam aspek pen
getahuan. Kompetensi pengetahuan merefleksikan konsep-konsep keilmua
n yang harus dikuasi oleh siswa melalui proses pembelajaran. Untuk itu, d
alam makalah ini kami akan membahas mengenai pengertian penilaian kog
nitif, tingkat berfikir ranah kognitif, teknik dan instrumen dalam penilaian
kognitif dan contoh operasional penilaian kognitif dalam proses pembelaja
ran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penilaian kognitif?
2. Apa saja ciri-ciri penilaian kognitif?
3. Apa saja tingkatan berfikir ranah kognitif?
4. Bagaimana teknik dan instrument dalam penilaian kognitif?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui definisi penilaian kognitif.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri penilaian kognitif.
3. Untuk mengetahui tingkatan berfikir ranah kognitif
4. Untuk mengetahui teknik dan instrument dalam penilaian kognitif
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ranah Penilaian Kognitif
Kognitif berasal dari kata cognition persamaanya knowing yang ber
arti mengetahui. Kognitif dalam artian luas ialah perolehan, penataan d
an penggunaan perolehan. Selanjutnya kognitif juga bisa diartikan den
gan kemampuan belajar atau berfikir atau kecerdasaan yaitu kemampu
an untuk memahami apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya, serta ke
trampilan menggunakan daya ingat dan menyelesaikan soal-soal seder
hana.1
Sementara itu di dalam kamus besar bahasa Indonesia, kognitif diar
tikan sebagai sesuatu hal yang berhubungan dengan atau melibatkan k
ognisi berdasarkan kepada pengetahuan factual yang empiris. 2 Yusuf m
engemukakan bahwa kemampuan kognitif ialah kemampuan anak untu
k berfikir lebih kompleks serta melakukan penalaran dan pemecahan m
asalah, berkembangnya kemampuan kognitif ini akan mempermudah a
nak menguasai pengetahuan umum yang lebih luas, sehingga anak dap
at berfungsi secara wajar dalam kehidupan Masyarakat sehari-hari.3
Kemampuan kognitif adalah suatu proses berfikir, yaitu kemampua
n individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan su
atu kejadian atau peristiwa.4 Menurut Gagne, dalam Jamaris, kognitif a
dalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan syaraf
pada waktu manusia sedang berpikir. Kemampuan kognitif ini berkem
bang secara bertahap, sejalan dengan perkembangan fisik dan syaraf-sy
1
Khadijah, Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini, (Medan: IKAPI, 2016), hlm. 31.
2
Alwi dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hlm. 579.
3
Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, (Bandung: Remaja Roesdakarya ,
2012), hlm. 10.
4
Ramaikis Jawati, Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Permainan Ludo Ge
ometri Di Paud Habibul Ummi II, (Universitas Negeri Padang: Artikel Vol. I, No.1, April 2013), hl
m. 253.
araf yang berada di pusat susunan syaraf. Salah satu teori yang berpeng
aruh dalam menjelaskan perkembangan kognitif ini adalah teori Piaget
5
5
Vera Heryanti, Meningkatkan Perkembangan Kognitif Anak Melalui Permainan Tradisi
onal (Congklak), (Universitas Bengkulu: Artikel Vol. 2, No. 1, Desember 2014), hlm. 22.
ajari kedalam situasi yang baru, serta memecahkan berbagai masala
h yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
4. Tingkat analisis (analysis), analisis merupakan kemampuan mengi
dentifikasi, memisahkan dan membedakan komponen-komponen at
auelemen suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesa atau kesi
mpulan, dan memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat ad
a atau tidaknya kontradiksi. Dalam tingkat ini peserta didik diharap
kan menunjukkan hubungan di antara berbagai gagasan dengan car
a membandingkan gagasan tersebut dengan standar, prinsip atau pr
osedur yang telah dipelajari.
5. Tingkat sintesis (synthesis), sintesis merupakan kemampuan seseor
ang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur
pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih me
nyeluruh.
6. Tingkat evaluasi (evaluation), evaluasi merupakan level tertinggi y
ang mengharapkan peserta didik mampu membuat penilaian dan ke
putusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda de
ngan menggunakan kriteria tertentu.6
C. TINGKATAN BERFIKIT RANAH KOGNITIF
Dalam hubungannya dengan satuan pelajaran, ranah kognitif meme
gang peranan paling utama yang menjadi tujuan pengajaran di SD, SM
P dan SMA pada umumnya adalah peningkatan kemampuan siswa dal
am aspek kognitif. Aspek kognitif dibedakan atas 6 jenjang menurut ta
ksonomi Bloom (1956) yang diurutkan secara hierarki piramida.
6
Dyah Sawitri dan Endang Mastuti Rahayu, PENILAIAN HASIL BELAJAR, (Milik
Negara : Modul PKT.08) h. 7
Keenam aspek dibawah ini bersifat kontinum dan overlap (saling t
umpeng tindih). Aspek yang lebih tinggi meliputi semua aspek yang di
bawahnya. Aspek-aspek tersebut yaitu:
1. Pengetahuan (knowledge)
Pada tahap ini siswa hendaknya mampu mengingat kembali (re
call) berbagai informasi yang telah diterima sebelumnya tanpa men
gharapkan kemampuan untuk menggunakannya. Hal-hal itu dapat
meliputi fakta, kaidah dan prinsip, serta metode yang diketahui. Pe
ngetahuan yang disimpan dalam ingatan, digali pada saat dibutuhk
an melalui bentuk ingatan mengingat (recall) atau mengenal kemba
li (recognition). Misalnya: siswa diminta untuk menyebutkan ciri-c
iri makhluk hidup. Siswa akan mampu menyebutkan semua ciri-cir
i makhluk hidup. Hasil belajar aspek pengetahuan termasuk tingkat
kognitif yang paling rendah, meliputi pengetahuan faktual dan pen
getahuan hafalan atau untuk diingat. Namun, tipe hasil belajar peng
etahuan menjadi prasarat bagi pemahaman.
2. Tingkatan Pemahaman (Comperehension)
Pada tahap ini kategori pemahaman dihubungkan dengan kema
mpuan untuk menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah diket
ahui dengan kata-kata sendiri. Pada tahap ini peserta didik diharapk
an menerjemahkan atau menyebutkan kembali yang telah didengar
dengan kata-kata sendiri kemampuan untuk memahami segala pen
getahuan yang diajarkan sepertikemampuan mengungkapkan deng
an struktur kalimat lain, membandingkan, menafsirkan, dan sebaga
inya. Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bah
wa ia memahami hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta ata
u konsep.
3. Tingkat Penerapan (Application)
Penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan atau m
enerapkan informasi yang telah dipelajari ke dalam situasi yang bar
u, serta memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidup
an sehari-hari. Penerapan juga merupakan kemampuan untuk meng
gunakan konsep, prinsip, prosedur atau teori tertentu pada situasi te
rtentu. Seseorang menguasai kemampuan ini jika ia dapat memberi
contoh, menggunakan, mengklasifikasikan, memanfaatkan, menyel
esai kan, dan mengidentifikasikan pada situasi baru atau keadaan k
onkrit. Contoh kata kerja yang digunakan pada tingkatan ini yaitu
mengaplikasikan, menghitung dan menunjukkan. Untuk penerapan
atau aplikasi ini siswa dituntun untuk memiliki kemampuan untuk
menyeleksi atau memilih suatu abstrasi tertentu (konsep, hukum, d
alil, aturan, gagasan, cara) secara tepat untuk diterapkan dalam situ
asi baru dan menerapkan secara benar
4. Tingkat Analisis (analysis)
Analisis merupakan kemampuan mengidentifikasi, memisahka
n dan membedakan komponen-komponen atau elemen suatu fakta.
Konsep pendapat asumsi hipotesis atau kesimpulan dan memeriksa
setiap komponen tersebut untuk melihat ada atau tidaknya kontradi
ksi. Dalam tingkat ini peserta didik diharapkan menunjukkan hubu
ngan diantara berbagai gagasan dengan cara membandingkan gagas
an tersebut dengan standar prinsip atau prosedur yang telah dipelaj
ari.
Analisis merupakan usaha memilah suatu integritas menjadi un
sur-unsur atau bagian-bagian sehinggga jelas susunannya. Secara ri
nci Bloom mengemukakan tiga jenis kemampuan analisis, yaitu:
(1) Menganalisis unsur, (2) Menganalisis hubungan, dan (3) Menga
nalisis prinsip-prinsip organisasi.
5. Tingkat Sintesis (synthesis)
Merupakan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatu
kan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga ter
bentuk pola baru yang lebih menyeluruh. Apabila penyusunan soal
tes bermaksud meminta siswa melakukan sintesis maka pertanyaa
n-pernyataan disusun sedemikian rupa sehingga meminta siswa unt
uk menggabungkan atau menyusun Kembali hal-hal yang spesifik
agar dapat mengembangkan suatu struktur baru. Sehingga terjelma
pola yang berkaitan secara logis, atau mengambil kesimpulan dari
peristiwa-peristiwa yang ada hubungannya satu dengan yang lainn
ya.
6. Tingkat Evaluasi (evaluation)
Evaluasi merupakan level tertinggi yang mengharapkan peserta did
ik mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu ga
gasan, metode produk atau benda dengan menggunakan kriteria ter
tentu. Evaluasi ialah kemampuan untuk mengambil keputusan, me
nyatakan pendapat atau memberi penilaian berdasarkan kriteria-krit
eria tertentu baik kualitatif maupun kuantitatif.7
7
Hellin Putri dkk, Instrumen Penilaian Hasil Pembelajaran Kognitif pada Tes Uraian dan
Tes Objektif, Jurnal Papeda; Vol 4, No 2, Juli 2022. h. 141
D. TEKNIK DAN INSTRUMEN DALAM PENILAIAN KOGNITIF
1. Tes Tertulis
Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawabannya diberikan
kepada siswa dalam bentuk tulisan. Menjawabnya tidak selalu dire
spon dengan menulis jawaban, tetapi dapat juga dalam bentuk lain,
seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar. Tes tertulis dapat
mengukur kemampuan siswa dalam jumlah besar dalam tempat da
n waktu yang terpisah.
a. Pilihan Ganda
1. Pengertian
Tes ini pada pokoknya menghadapkan kepada sejumlah alte
rnatif jawaban, umumnya antara 3 sampai 5 alternatif untuk
setiap soal dan tugas siswa adalah memilih salah satu dianta
ra alternatif tersebut berdasarkan sesuatu dasar pertimbanga
n tertentu.
2. Jenis-jenis Tes Pilihan Ganda
Ada beberapa jenis tes bentuk pilihan ganda, yaitu
a) Distracters, yaitu setiap pertanyaan atau pernyataan m
empunyai jawaban yang benar. Tugas peserta didik ada
lah memilih satu jawaban yang benar.
b) Analisis hubungan antara hal, yaitu bentuk soal yang d
apat digunakan untuk melihat kemampuan peserta didi
k dalam menganalisis hubungan antara pernyataan dan
alasan (sebab-akibat).
c) Variasi negatif, yaitu setiap pertanyaan dan pernyataan
mempunyai beberapa pilihan jawaban yang benar, teta
pi disediakan satu kemungkinan jawaban yang salah. T
ugas peserta didik adalah memilih jawaban yang salah
tersebut.
d) Variasi berganda, yaitu memilih beberapa kemungkina
n jawaban yang semuanya benar, tetapi ada satu jawab
an yang paling benar.Tugas peserta didik adalah memil
ih jawaban yang paling benar.
e) Variasi yang tidak lengkap, yaitu pertanyaan atau pern
yataan yang memiliki beberaapa kemungkinan jawaba
n yang belum lengkap.Tugas peserta didik adalah men
cari satu jawaban yang paling benar dan melengkapiny
a.
2. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan dari soal bentuk soal pilihan ganda yaitu:
a) Materi yang diujikan dapat mencakup Sebagian besar dari baha
n pengajaran yang telah diberikan.
b) Jawaban siswa daoat dikoreksi (dinilai) dengan mudah dan cep
at dengan menggunakan kunci jawaban.
c) Jawaban untuk setiap pertanyaan sudah pasti benar atau salah s
ehingga penilaiannya bersifat objektif.
d) Dapat digunakan untuk menilai kemampuan pesetra didik dala
m berbagai jenjang kemampuan kognitif.
e) Soal dapat digunakan berulang -ulang.
f) Soal dapat digunakan untuk peserta jumlah tes yang banyak.
Kelemahan menjodohkan
Kelemahan
a) Sampel soal sangat terbatas sehingga bahan materi yan
g diajukan terbatas pula
b) Cara pemeriksaan jawaban agak sulit dan bisa subjekti
f
c) Membutuhkan waktu yang cukup banyak untuk mengo
reksi
d) Tidak mampu mencakup materi esensial seluruhnya
f. Tes lisan
a. Pengertian
Tes lisan adalah tes yang dugunakan untuk mengukur tingk
at pencapaian kompetensi, terutama pengetahuan (kognitif)
dimana guru memberikan pertanyaan langsung kepada pese
rta didik secara lisan (verbal) dan ditanggapi oleh peserta di
dik secara langsung.
b. Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan :
1) Dapat digunakan untuk menilai kepribadian dan penget
ahuan peserta didik
2) Jika pertanyaan belum jelas, guru dapat memperjelas p
ertanyaan secara langsung
3) Guru dapat menggali lebih lanjut jawaban peserta didik
sampai mendetail
4) Tepat untuk mengukur kecakapan tertentu seperti mem
baca dan memahami konsep tertentu
5) Dapat mengetahui kemampuan komunikasi peserta didi
k
Kekurangan :
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kognitif ialah kemampuan anak untuk berfikir lebih kompleks
serta melakukan penalaran dan pemecahan masalah, berkembangnya
kemampuan kognitif ini akan mempermudah anak menguasai pengetahuan
umum yang lebih luas, sehingga anak dapat berfungsi secara wajar dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari.
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang
mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat,
sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa
untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan,
metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut.
Hasil belajar aspek pengetahuan termasuk tingkat kognitif yang
paling rendah, meliputi pengetahuan faktual dan pengetahuan hafalan atau
untuk diingat. Pada tahap ini peserta didik diharapkan menerjemahkan
atau menyebutkan kembali yang telah didengar dengan kata-kata sendiri
kemampuan untuk memahami segala pengetahuan yang diajarkan seperti
kemampuan mengungkapkan dengan struktur kalimat lain,
membandingkan, menafsirkan, dan sebagainya.
Evaluasi merupakan level tertinggi yang mengharapkan peserta did
ik mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan,
metode produk atau benda dengan menggunakan kriteria tertentu. Evaluasi
ialah kemampuan untuk mengambil keputusan, menyatakan pendapat atau
memberi penilaian berdasarkan kriteria-kriteria tertentu baik kualitatif mau
pun kuantitatif.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi dkk, 2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka
Dyah Sawitri dan Endang Mastuti Rahayu, 2018, PENILAIAN HASIL BEL
AJAR, Milik Negara : Modul PKT.08
Hellin Putri dkk, 2022, Instrumen Penilaian Hasil Pembelajaran Kognitif
pada Tes Uraian dan Tes Objektif, Jurnal Papeda; Vol 4, No 2, Juli
Khadijah, 2016, Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini, Medan: IKAPI
Ramaikis Jawati, 2013, Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Melalui P
ermainan Ludo Geometri Di Paud Habibul Ummi II, Universitas Negeri Padang:
Artikel Vol. I, No.1, April
Vera Heryanti, 2014, Meningkatkan Perkembangan Kognitif Anak Melalu
i Permainan Tradisional (Congklak), Universitas Bengkulu: Artikel Vol. 2, No. 1,
Desember
Yusuf LN, 2012, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, Bandung: Re
maja Roesdakarya.