Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENGEMBANGAN EVALUASI PAI

SASARAN PENILAIAN KOGNITIF

Dosen Pengampu : Ahmad Dwi Nur Khalim M.Pd

Disusun Oleh :

1. Alamanda Rifqi Syamdudi (21102005)


2. Muhammad Faisal dzulfahmi (19101660)
3. Umdatul Chasanah (21102055)

FAKULTAS TARBIYAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


INSTITUT ILMU AL-QUR’AN YOGYAKARTA
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt yang telah
melimpahkan rahmat serta karunia Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Tafsir dan Hadits ini dengan tepat waktu.
Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita nabi besar Nabi
Muhammad saw semoga kita mendapatkan syafaatnya besok di yaumul
qiyamah, amin.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ahmad Dwi Nur
Khalim M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah pengembangan Evaluas
i PAI atas bimbingan beliau. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang terlibat menyempurnakan makalah ini, sehingga kami d
apat menyelesaikan tugas makalah sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Adapun makalah ini berisi mengenai “Sasaran Penilaian Kognitif”.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata semp
urna. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapk
an dari para pembaca demi perbaikan dan pengembangan makalah ini. Se
moga hasil kerja kami ini juga diberi nilai amal ibadah yang diterima di sis
i Allah Swt, amin.

Bantul, 25 Oktober 2023

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pembelajaran dipandang sebagai proses perubahan tingkah l
aku siswa. Peran evaluasi dalam proses pembelajaran menjadi sangat penti
ng. Evaluasi dalam proses pembelajaran merupakan suatu proses untuk me
ngumpulkan, menganalisis dan mengintrepestasi informasi untuk mengeta
hui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran. Sebagai bagian yang sangat p
enting dari sebuah proses pembelajaran, evaluasi dalam proses pembelajar
an hendaknya dirancang dan dilaksanakan oleh guru.
Penilaian kognitif merupakan penilaian yang dilakukan oleh guru u
ntuk mengukur tingkat pencapaian dan penguasaan siswa dalam aspek pen
getahuan. Kompetensi pengetahuan merefleksikan konsep-konsep keilmua
n yang harus dikuasi oleh siswa melalui proses pembelajaran. Untuk itu, d
alam makalah ini kami akan membahas mengenai pengertian penilaian kog
nitif, tingkat berfikir ranah kognitif, teknik dan instrumen dalam penilaian
kognitif dan contoh operasional penilaian kognitif dalam proses pembelaja
ran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penilaian kognitif?
2. Apa saja ciri-ciri penilaian kognitif?
3. Apa saja tingkatan berfikir ranah kognitif?
4. Bagaimana teknik dan instrument dalam penilaian kognitif?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui definisi penilaian kognitif.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri penilaian kognitif.
3. Untuk mengetahui tingkatan berfikir ranah kognitif
4. Untuk mengetahui teknik dan instrument dalam penilaian kognitif
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ranah Penilaian Kognitif
Kognitif berasal dari kata cognition persamaanya knowing yang ber
arti mengetahui. Kognitif dalam artian luas ialah perolehan, penataan d
an penggunaan perolehan. Selanjutnya kognitif juga bisa diartikan den
gan kemampuan belajar atau berfikir atau kecerdasaan yaitu kemampu
an untuk memahami apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya, serta ke
trampilan menggunakan daya ingat dan menyelesaikan soal-soal seder
hana.1
Sementara itu di dalam kamus besar bahasa Indonesia, kognitif diar
tikan sebagai sesuatu hal yang berhubungan dengan atau melibatkan k
ognisi berdasarkan kepada pengetahuan factual yang empiris. 2 Yusuf m
engemukakan bahwa kemampuan kognitif ialah kemampuan anak untu
k berfikir lebih kompleks serta melakukan penalaran dan pemecahan m
asalah, berkembangnya kemampuan kognitif ini akan mempermudah a
nak menguasai pengetahuan umum yang lebih luas, sehingga anak dap
at berfungsi secara wajar dalam kehidupan Masyarakat sehari-hari.3
Kemampuan kognitif adalah suatu proses berfikir, yaitu kemampua
n individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan su
atu kejadian atau peristiwa.4 Menurut Gagne, dalam Jamaris, kognitif a
dalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan syaraf
pada waktu manusia sedang berpikir. Kemampuan kognitif ini berkem
bang secara bertahap, sejalan dengan perkembangan fisik dan syaraf-sy
1
Khadijah, Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini, (Medan: IKAPI, 2016), hlm. 31.
2
Alwi dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hlm. 579.
3
Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, (Bandung: Remaja Roesdakarya ,
2012), hlm. 10.
4
Ramaikis Jawati, Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Permainan Ludo Ge
ometri Di Paud Habibul Ummi II, (Universitas Negeri Padang: Artikel Vol. I, No.1, April 2013), hl
m. 253.
araf yang berada di pusat susunan syaraf. Salah satu teori yang berpeng
aruh dalam menjelaskan perkembangan kognitif ini adalah teori Piaget
5

Pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwasannya pengertia


n kognitif adalah kemampuan berfikir yang berfokus penalaran dan pe
mecahan masalah menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan s
uatu kejadian atau peristiwa yang bersifat rasional atau melibatkan akal.
B. CIRI-CIRI PENILAIAN KOGNITIF
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang
mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengin
gat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut sis
wa untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan,
metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah terse
but. Dengan demikian aspek kognitif adalah sub-taksonomi yang meng
ungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pe
ngetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi. Aspek k
ognitif terdiri atas enam tingkatan dengan aspek belajar yang berbeda-
beda. Keenam tingkat tersebut yaitu:
1. Tingkat pengetahuan (knowledge), pada tahap ini menuntut siswa u
ntuk mampu mengingat (recall) berbagai informasi yang telah dite
rima sebelumnya, misalnya fakta, rumus, terminologi strategi probl
em solving dan lain sebagianya.
2. Tingkat pemahaman (comprehension), pada tahap ini kategori pem
ahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan peng
etahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri. P
ada tahap ini peserta didik diharapkan menerjemahkan atau menye
butkan kembali yang telah didengar dengan kata-kata sendiri.
3. Tingkat penerapan (application), penerapan merupakan kemampua
n untuk menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipel

5
Vera Heryanti, Meningkatkan Perkembangan Kognitif Anak Melalui Permainan Tradisi
onal (Congklak), (Universitas Bengkulu: Artikel Vol. 2, No. 1, Desember 2014), hlm. 22.
ajari kedalam situasi yang baru, serta memecahkan berbagai masala
h yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
4. Tingkat analisis (analysis), analisis merupakan kemampuan mengi
dentifikasi, memisahkan dan membedakan komponen-komponen at
auelemen suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesa atau kesi
mpulan, dan memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat ad
a atau tidaknya kontradiksi. Dalam tingkat ini peserta didik diharap
kan menunjukkan hubungan di antara berbagai gagasan dengan car
a membandingkan gagasan tersebut dengan standar, prinsip atau pr
osedur yang telah dipelajari.
5. Tingkat sintesis (synthesis), sintesis merupakan kemampuan seseor
ang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur
pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih me
nyeluruh.
6. Tingkat evaluasi (evaluation), evaluasi merupakan level tertinggi y
ang mengharapkan peserta didik mampu membuat penilaian dan ke
putusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda de
ngan menggunakan kriteria tertentu.6
C. TINGKATAN BERFIKIT RANAH KOGNITIF
Dalam hubungannya dengan satuan pelajaran, ranah kognitif meme
gang peranan paling utama yang menjadi tujuan pengajaran di SD, SM
P dan SMA pada umumnya adalah peningkatan kemampuan siswa dal
am aspek kognitif. Aspek kognitif dibedakan atas 6 jenjang menurut ta
ksonomi Bloom (1956) yang diurutkan secara hierarki piramida.

6
Dyah Sawitri dan Endang Mastuti Rahayu, PENILAIAN HASIL BELAJAR, (Milik
Negara : Modul PKT.08) h. 7
Keenam aspek dibawah ini bersifat kontinum dan overlap (saling t
umpeng tindih). Aspek yang lebih tinggi meliputi semua aspek yang di
bawahnya. Aspek-aspek tersebut yaitu:
1. Pengetahuan (knowledge)
Pada tahap ini siswa hendaknya mampu mengingat kembali (re
call) berbagai informasi yang telah diterima sebelumnya tanpa men
gharapkan kemampuan untuk menggunakannya. Hal-hal itu dapat
meliputi fakta, kaidah dan prinsip, serta metode yang diketahui. Pe
ngetahuan yang disimpan dalam ingatan, digali pada saat dibutuhk
an melalui bentuk ingatan mengingat (recall) atau mengenal kemba
li (recognition). Misalnya: siswa diminta untuk menyebutkan ciri-c
iri makhluk hidup. Siswa akan mampu menyebutkan semua ciri-cir
i makhluk hidup. Hasil belajar aspek pengetahuan termasuk tingkat
kognitif yang paling rendah, meliputi pengetahuan faktual dan pen
getahuan hafalan atau untuk diingat. Namun, tipe hasil belajar peng
etahuan menjadi prasarat bagi pemahaman.
2. Tingkatan Pemahaman (Comperehension)
Pada tahap ini kategori pemahaman dihubungkan dengan kema
mpuan untuk menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah diket
ahui dengan kata-kata sendiri. Pada tahap ini peserta didik diharapk
an menerjemahkan atau menyebutkan kembali yang telah didengar
dengan kata-kata sendiri kemampuan untuk memahami segala pen
getahuan yang diajarkan sepertikemampuan mengungkapkan deng
an struktur kalimat lain, membandingkan, menafsirkan, dan sebaga
inya. Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bah
wa ia memahami hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta ata
u konsep.
3. Tingkat Penerapan (Application)
Penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan atau m
enerapkan informasi yang telah dipelajari ke dalam situasi yang bar
u, serta memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidup
an sehari-hari. Penerapan juga merupakan kemampuan untuk meng
gunakan konsep, prinsip, prosedur atau teori tertentu pada situasi te
rtentu. Seseorang menguasai kemampuan ini jika ia dapat memberi
contoh, menggunakan, mengklasifikasikan, memanfaatkan, menyel
esai kan, dan mengidentifikasikan pada situasi baru atau keadaan k
onkrit. Contoh kata kerja yang digunakan pada tingkatan ini yaitu
mengaplikasikan, menghitung dan menunjukkan. Untuk penerapan
atau aplikasi ini siswa dituntun untuk memiliki kemampuan untuk
menyeleksi atau memilih suatu abstrasi tertentu (konsep, hukum, d
alil, aturan, gagasan, cara) secara tepat untuk diterapkan dalam situ
asi baru dan menerapkan secara benar
4. Tingkat Analisis (analysis)
Analisis merupakan kemampuan mengidentifikasi, memisahka
n dan membedakan komponen-komponen atau elemen suatu fakta.
Konsep pendapat asumsi hipotesis atau kesimpulan dan memeriksa
setiap komponen tersebut untuk melihat ada atau tidaknya kontradi
ksi. Dalam tingkat ini peserta didik diharapkan menunjukkan hubu
ngan diantara berbagai gagasan dengan cara membandingkan gagas
an tersebut dengan standar prinsip atau prosedur yang telah dipelaj
ari.
Analisis merupakan usaha memilah suatu integritas menjadi un
sur-unsur atau bagian-bagian sehinggga jelas susunannya. Secara ri
nci Bloom mengemukakan tiga jenis kemampuan analisis, yaitu:
(1) Menganalisis unsur, (2) Menganalisis hubungan, dan (3) Menga
nalisis prinsip-prinsip organisasi.
5. Tingkat Sintesis (synthesis)
Merupakan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatu
kan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga ter
bentuk pola baru yang lebih menyeluruh. Apabila penyusunan soal
tes bermaksud meminta siswa melakukan sintesis maka pertanyaa
n-pernyataan disusun sedemikian rupa sehingga meminta siswa unt
uk menggabungkan atau menyusun Kembali hal-hal yang spesifik
agar dapat mengembangkan suatu struktur baru. Sehingga terjelma
pola yang berkaitan secara logis, atau mengambil kesimpulan dari
peristiwa-peristiwa yang ada hubungannya satu dengan yang lainn
ya.
6. Tingkat Evaluasi (evaluation)
Evaluasi merupakan level tertinggi yang mengharapkan peserta did
ik mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu ga
gasan, metode produk atau benda dengan menggunakan kriteria ter
tentu. Evaluasi ialah kemampuan untuk mengambil keputusan, me
nyatakan pendapat atau memberi penilaian berdasarkan kriteria-krit
eria tertentu baik kualitatif maupun kuantitatif.7

7
Hellin Putri dkk, Instrumen Penilaian Hasil Pembelajaran Kognitif pada Tes Uraian dan
Tes Objektif, Jurnal Papeda; Vol 4, No 2, Juli 2022. h. 141
D. TEKNIK DAN INSTRUMEN DALAM PENILAIAN KOGNITIF
1. Tes Tertulis
Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawabannya diberikan
kepada siswa dalam bentuk tulisan. Menjawabnya tidak selalu dire
spon dengan menulis jawaban, tetapi dapat juga dalam bentuk lain,
seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar. Tes tertulis dapat
mengukur kemampuan siswa dalam jumlah besar dalam tempat da
n waktu yang terpisah.
a. Pilihan Ganda
1. Pengertian
Tes ini pada pokoknya menghadapkan kepada sejumlah alte
rnatif jawaban, umumnya antara 3 sampai 5 alternatif untuk
setiap soal dan tugas siswa adalah memilih salah satu dianta
ra alternatif tersebut berdasarkan sesuatu dasar pertimbanga
n tertentu.
2. Jenis-jenis Tes Pilihan Ganda
Ada beberapa jenis tes bentuk pilihan ganda, yaitu
a) Distracters, yaitu setiap pertanyaan atau pernyataan m
empunyai jawaban yang benar. Tugas peserta didik ada
lah memilih satu jawaban yang benar.
b) Analisis hubungan antara hal, yaitu bentuk soal yang d
apat digunakan untuk melihat kemampuan peserta didi
k dalam menganalisis hubungan antara pernyataan dan
alasan (sebab-akibat).
c) Variasi negatif, yaitu setiap pertanyaan dan pernyataan
mempunyai beberapa pilihan jawaban yang benar, teta
pi disediakan satu kemungkinan jawaban yang salah. T
ugas peserta didik adalah memilih jawaban yang salah
tersebut.
d) Variasi berganda, yaitu memilih beberapa kemungkina
n jawaban yang semuanya benar, tetapi ada satu jawab
an yang paling benar.Tugas peserta didik adalah memil
ih jawaban yang paling benar.
e) Variasi yang tidak lengkap, yaitu pertanyaan atau pern
yataan yang memiliki beberaapa kemungkinan jawaba
n yang belum lengkap.Tugas peserta didik adalah men
cari satu jawaban yang paling benar dan melengkapiny
a.
2. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan dari soal bentuk soal pilihan ganda yaitu:
a) Materi yang diujikan dapat mencakup Sebagian besar dari baha
n pengajaran yang telah diberikan.
b) Jawaban siswa daoat dikoreksi (dinilai) dengan mudah dan cep
at dengan menggunakan kunci jawaban.
c) Jawaban untuk setiap pertanyaan sudah pasti benar atau salah s
ehingga penilaiannya bersifat objektif.
d) Dapat digunakan untuk menilai kemampuan pesetra didik dala
m berbagai jenjang kemampuan kognitif.
e) Soal dapat digunakan berulang -ulang.
f) Soal dapat digunakan untuk peserta jumlah tes yang banyak.

Adapun kekuranagn dari bentuk soal ganda, yaitu

a) Tes yang dibuat cenderung mengukur proses berpikir rendah ku


rang dapat mengukur aspek pengetahuan yang lebih tinggi, dan
b) Jika siswa tidak mengerti akan jawaban dari suatu butir soal me
reka dapat menjawab dengan cara menebak
c) Menuliskan soalnya relatif lebih sulit dan lama.
d) Kelemahan tersebut dapat diminimalkan dengan cara terus berl
atih untuk menulis tes objektif yang baik, sehingga guru benar-
benar terampil dalam menulis terutama untuk menulis tes objek
tif yang dapat mengukur proses berpikir yang lebih tinggi dari
hanya sekedar ingatan.
b. Isian
1) Pengertian
Completion test biasa disebut dengan test isian, tes menyem
purnakan, atau tes melengkapi. Completion test terdiri atas
kalimat-kalimat yang ada bagian-bagiannya yang dihilangk
an. Bagian yang dihilangkan atau yang harus diisi oleh muri
d ini adalah merupakan pengertian yang kita minta dari mur
id. Ada juga completion test yang tidak berbentuk kalimat-k
alimat pendek, tetapi merupakan kalimat-kalimat berangkai
dan memuat banyak isian (Arikunto, 2015)
c. Benar Salah
1) Pengertian
Tes tertulis benar salah adalah suatu bentuk tes tertulis dima
na soalnya berupa pertanyaan yang mengandung dua kemu
ngkinan yaitu benar atau salah. Karakteristik soal ini adalah
mudah disusun dan dapat mengungkap materi atau konsep
yang cukup luas.
2) Kelebihan dan Kekurangan Benar Salah
Kelebihan benar salah:
a) Tes ini baik untuk hasil-hasil dimana hanya ada dua
alternatif jawaban
b) Tuntutan kurang ditekankan pada kemampuan mem
baca
c) Sejumlah soal relative dapat dijawab dalam tipe tes
secara berkala
d) Penilaian mudah, objektif dan dapat dipercaya
Kelemahan benar salah

a) Sulit menuliskan soal benar salah di luar tingkat pen


getahuan yang bebas dari maksud ganda
b) Jawaban soal tidak memberikan bukti bahwa peserta
didik mengetahui soal dengan baik
c) Factor peserta didik untuk menebak sangat besar, ka
rena jawaban hanya dua kemungkinan yaitu benar d
an salah.
d. Menjodohkan
1) Pengertian
Tes ini merupakan tes tertulis yang terdiri dari dua macam k
olom parallel, tiap kolom berisi pertanyaan yang satu mene
mpati posisi sebagai soal dan satunya sebagai jawban, kem
udian peserta didik diminta untuk menjodohkan kesesuaian
antar dua pernyataan tersebut. Menjodohkan ini dapat berup
a antara peristiwa dengan orang, peristiwa dengan orang, pe
ristiwa dengan hari, peristiwa dengan tempat, istilah dengan
definisi, alat dengan penggunaan.
2) Kelebihan dan kekurangan menjodohkan
Kelebihan menjodohkan
a) Waktu membaca merespon realtif singkat
b) Mudah untuk dibuat
c) Penilaian mudah, objektif dan percaya

Kelemahan menjodohkan

a) Materi soal menjodohkan dibatasi oleh factor ingatan at


au pengetahuan sederhana saja
b) Sulit Menyusun soal menjodohkan yang mengandung s
ejumlah respon yang homogen
e. Uraian
1) Pengertian
Soal ini menuntut peserta didik untuk mengingat, m
emahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal
yang dipelajari dengan cara mengemukakan atau mengeksp
resikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis deng
an menggunakan kata-kata sendiri. Alat ini dapat menilai be
rbagai jenis kemampuan misalnya mengemukakan pendapa
t, berpikir kritis, kreatif dalam menyelesaikan suatu masala
h.
2) Jenis-jenis
a) Tes uraian terbuka atau bebas, artinya butir soal yang d
itanyakan hanya menyangkut masalah utama yang dibi
carakan, tanpa memberikan arahan tertentu dalam men
jawabnya. Dengan demikian, peserta didik dapat meng
embangkan pemikirannya dalam menjawab soal.
b) Tes uraian tertutup atau terbatas, artinya butir soal yan
g ditanyakan sudah mengarah ke masalah tertentu, sehi
ngga jawaban peserta didik harus sesuai dengan apa ya
ng dituntut dari soal tersebut secara terstruktur.
3) Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan
a) Mengukur aspek kognitif yang lebih tinggi
b) Mengembangkan kemampuan berbahasa peserta didik
c) Melatih kemampuan berpikir yang teratur
d) Mengembangkan keterampilan memecahkan masalah
e) Penyusunan soal tidak membutuhkan waktu yang lama
f) Menghindari sifat terkaan dalam menjawab soal
g) Menggali kemampuan berpikir kritis peserta didik
h) Mampu memberikan gambaran yang tepat pada bagia
n-bagian yang belum dikuasai peserta didik

Kelemahan
a) Sampel soal sangat terbatas sehingga bahan materi yan
g diajukan terbatas pula
b) Cara pemeriksaan jawaban agak sulit dan bisa subjekti
f
c) Membutuhkan waktu yang cukup banyak untuk mengo
reksi
d) Tidak mampu mencakup materi esensial seluruhnya
f. Tes lisan
a. Pengertian
Tes lisan adalah tes yang dugunakan untuk mengukur tingk
at pencapaian kompetensi, terutama pengetahuan (kognitif)
dimana guru memberikan pertanyaan langsung kepada pese
rta didik secara lisan (verbal) dan ditanggapi oleh peserta di
dik secara langsung.
b. Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan :
1) Dapat digunakan untuk menilai kepribadian dan penget
ahuan peserta didik
2) Jika pertanyaan belum jelas, guru dapat memperjelas p
ertanyaan secara langsung
3) Guru dapat menggali lebih lanjut jawaban peserta didik
sampai mendetail
4) Tepat untuk mengukur kecakapan tertentu seperti mem
baca dan memahami konsep tertentu
5) Dapat mengetahui kemampuan komunikasi peserta didi
k

Kekurangan :

1) Hubungan emosional antara guru dan peserta didik me


mpengaruhi hasil
2) Pertanyaan yang diajukan kepada peserta didik sering ti
dak sama jumlahnya maupun tingkat kesukarannya
3) Membutuhkan banyak waktu
4) Kebebasan peserta didik untuk menjawab menjadi berk
urang
5) Guru dalam memberikan penilaian sering terpengaruh
oleh kepribadian peserta didik
3. Penguasaan dengan lembar kerja
a. Pengertian
Instrument penugasan berupa pekerjaan atau proyek yang d
ikerjakan secara individua tau kelompok sesuai dengan kar
akteristik tugas. Penelitian ini bertujuan untuk pendalaman
terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan yang telah d
ipelajari atau dikuasai.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kognitif ialah kemampuan anak untuk berfikir lebih kompleks
serta melakukan penalaran dan pemecahan masalah, berkembangnya
kemampuan kognitif ini akan mempermudah anak menguasai pengetahuan
umum yang lebih luas, sehingga anak dapat berfungsi secara wajar dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari.
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang
mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat,
sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa
untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan,
metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut.
Hasil belajar aspek pengetahuan termasuk tingkat kognitif yang
paling rendah, meliputi pengetahuan faktual dan pengetahuan hafalan atau
untuk diingat. Pada tahap ini peserta didik diharapkan menerjemahkan
atau menyebutkan kembali yang telah didengar dengan kata-kata sendiri
kemampuan untuk memahami segala pengetahuan yang diajarkan seperti
kemampuan mengungkapkan dengan struktur kalimat lain,
membandingkan, menafsirkan, dan sebagainya.
Evaluasi merupakan level tertinggi yang mengharapkan peserta did
ik mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan,
metode produk atau benda dengan menggunakan kriteria tertentu. Evaluasi
ialah kemampuan untuk mengambil keputusan, menyatakan pendapat atau
memberi penilaian berdasarkan kriteria-kriteria tertentu baik kualitatif mau
pun kuantitatif.

DAFTAR PUSTAKA

Alwi dkk, 2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka
Dyah Sawitri dan Endang Mastuti Rahayu, 2018, PENILAIAN HASIL BEL
AJAR, Milik Negara : Modul PKT.08
Hellin Putri dkk, 2022, Instrumen Penilaian Hasil Pembelajaran Kognitif
pada Tes Uraian dan Tes Objektif, Jurnal Papeda; Vol 4, No 2, Juli
Khadijah, 2016, Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini, Medan: IKAPI
Ramaikis Jawati, 2013, Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Melalui P
ermainan Ludo Geometri Di Paud Habibul Ummi II, Universitas Negeri Padang:
Artikel Vol. I, No.1, April
Vera Heryanti, 2014, Meningkatkan Perkembangan Kognitif Anak Melalu
i Permainan Tradisional (Congklak), Universitas Bengkulu: Artikel Vol. 2, No. 1,
Desember
Yusuf LN, 2012, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, Bandung: Re
maja Roesdakarya.

Anda mungkin juga menyukai