Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MAKALAH PENGEMBANGAN EVALUASI PAI


“Pengembangan Ranah Kognitif”

Disusun oleh:

1. Pini Lisminiarti (1911210096)


2. Ulfa Lindiwina Apriani (1911210114)
3. Fekri antoni (1911210108)

Dosen Pengampu :
Dr. H. Mawardi Lubis, M.Pd

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU
2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh,

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya karena kami
dapat menyelesaikan makalah Pengembangan Evaluasi Pai dengan judul materi
“Pengembangan Ranah Kognitif”. Makalah ini disusun guna melengkapi tugas
dalam mata kuliah Pengembangan Evaluasi Pai di jurusan Pendidikan Agama
Islam (PAI) IAIN Bengkulu semester empat dengan dosen pengamp Dr. H.
Mawardi Lubis, M.Pd.
Adapun dalam penyusunan makalah ini, kami mengutip dari beberapa
buku, jurnal dan artikel. Kami mengucapkan terima kasih kepada anggota
kelompok yang telah bekerjasama dalam penyusunan makalah ini dan Bapak Dr.
H. Mawardi Lubis, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Pengembangan
Evaluasi Pai di Prodi Pendidikan Agama Islam IAIN Bengkulu semester empat
ini.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan karya ini dan karya-karya yang akan datang. Demikianlah makalah
ini kami susun dengan harapan dapat menambah wawasan tentang Pengembangan
Ranah Kognitif”‟. serta dapat bermanfaat bagi penyusun maupun pembaca
sebagaimana mestinya.

Wassalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Bengkulu, April 2021

Penyusun

ii
DAFTAR İSİ

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... I

KATA PENGANTAR ......................................................................................... II

DAFTAR ISI ........................................................................................................ III

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 2

A. Pengertian Pengukuran.............................................................................. 2
B. Ranah Kognitif .......................................................................................... 3
C. Contoh pengukuran ranah kognitif ........................................................... 7

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 9

A. Kesimpulan ............................................................................................... 9
B. Saran .......................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan
yang telah ditetapkan itu tercapai atau tidak. Dengan kata lain, penilaian berfungsi
sebagai alat untuk mengtahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa. Dalam
sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler
maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari
Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni
ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.
Dalam hubungan dengan satuan pelajaran, ranah kognitif memegang
peranan paling utama. Yang menjadi tujuan pengajaran di SD, SMP, dan di SMU
pada umumnya dalah peningkatan kemampuan siswa dalam aspek kognitif.
Ranah kognitif ( al-Nahiyah al- Fikriyyah) adalah ranah yang mencakup kegiatan
mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak
adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan dengan
kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami,
mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Dalam
ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari
jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud pengukuran?
2. Apa yang dimaksud ranah kognitif?
3. Bagaimana contoh pengukuran ranah kognitif?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengukuran.
2. Mengetahui ranah kognitif.
3. Mengetahui contoh ranah kognitif.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENGUKURAN
Pengukuran dalam sekolah berkaitan hanya dengan pecandraan
(deskripsi) kuantitatif mengenai tingkah laku siswa. Pengukuran tidak
melibatkan pertimbangan mengenai baiknya atau nilai tingkah laku yang
diukur itu. Seperti halnya tes, pengukuran pun tidak menentukan siapa yang
lulus dan siapa yang tidak lulus. Pengukuran hanya membuahkan data
kuantitatif mengenai hal yang diukur. Dalam sistem pendidikan nasional
rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan intruksional,
menggunakan klasifikasi hasil belajar dari benyamin bloom yang membaginya
menjadi 3 ranah pengukuran yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikokomotorik.1
Adapun suatu prosedur untuk memberikan angka (biasanya disebut skor)
kepada suatu sifat atau karakteristik tertentu seseorang sedemikian sehingga
mempertahankan hubungan senyatanya antara seseorang dengan orang lain
sehubungan dengan sifat yang diukur.
Untuk mengukur seseorang menurut batasan tersebut di atas, perlu :
1. Mengidentifikasi orang yang hendak diukur itu;
2. Mengidentifikasi karakteristik (sifat-sifat khas) orang yang hendak diukur itu ;
dan
3. Menetapkan prosedur yang hendak dipakai untuk dapat memberikan angka-
angka pada karakteristik tersebut.
Definisi diataspun menyiarkan bahwa aspek terpenting dari pengukuran
adalah (skor) yang diberikan itu tetap mempertahankan hubungan antar
manusia seperti yang ada dalam kenyataannya.

1
ANAS SUDJONO, PENGANTAR EVALUASI PENDIDIKAN, JAKARTA : RAJAWALI PERS, 2003

2
B. RANAH KOGNITIF
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak)
seperti kemampuan berpikir, memahami, menghafal, mengaplikasi,
menganalisa, mensintesa, dan kemampuan mengevaluasi. Menurut taksonomi
bloom, segala upaya yang mengukur aktifitas otak adalah termasuk dalam
ranah kognitif. Dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses
berpikir, mulai dari jenjang terendah sampai jenjang yang paling tinggi.2
keenam jenjang tersebut yaitu: pengetahuan (knowledge), pemahaman
(comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis
(synthesis), dan penilaian (evaluation).
Kognitif berhubungan dengan atau melibatkan kognisi. Sedangkan
kognisi merupakan kegiatan atau proses memperoleh pengetahuan (termasuk
kesadaran, perasaan, dsb) atau usaha mengenali sesuatu melalui pengalaman
sendiri. Kemampuan kognitif adalah penampilan-penampilan yang dapat
diamati sebagai hasil-hasil kegiatan atau proses memperoleh pengetahuan
melalui pengalaman sendiri. Menurut anas sudijono ranah kognitif adalah
ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).3 dan juga pembelajaran
kognitif memerlukan penilaian kognitif yang di dukung instrument-instrumen
penilaian, pedoman penskoran, konversi nilai sampai kepada laporan
hasil belajar pada buku raport.4

Robert m . Gagne dalam w . S .winkel juga menyatakan bahwa :


“ruang gerak pengaturan kegiatan kognitif adalah aktivitas mentalnya
sendiri.” Lebih lanjut gagne menjelaskan bahwa ”pengaturan kegiatan
kognitif mencakup penggunaan konsep dan kaidah yang telah dimiliki,
terutama bila sedang menghadapi suatu problem.”

2
Ika Sriyanti, Evaluasi Pembelajaran Matematika, Jawa Timur : Uwais Inspirasi Indonesia 2019.
Hlm, 66
3
Anas Sudijono. Pengantar Evaluasi Pendidikan.(Jakarta : Pt Raja Grafindo Persada.2001) Hlm.32
4
Dr.Supardi,M.Pd.,Ph.D. Penilaian Autentik Pembelajaran Afektif, Kognitif Dan Psikomotorik
(Depok : Rajagrafindo Inonenesia, 2015) ….,Hlm. 151

3
A.de block dalam w.s. winkel menyatakan bahwa: ciri khas belajar
kognitif terletak dalam belajar memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk
representasi yang mewakili obyek-obyek yang dihadapi, entah obyek itu
orang, benda atau kejadian/peristiwa. Obyek-obyek itu direpresentasikan atau
dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan, atau lambang,
yang semuanya merupakan sesuatu yang bersifat mental.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
kognitif adalah penampilan yang dapat diamati dari aktivitas mental (otak)
untuk memperoleh pengetahuan melalui pengalaman sendiri. Pengaturan
aktivitas mental dengan menggunakan kaidah dan 12 konsep yang telah
dimiliki yang kemudian direpresentasikan melalui tanggapan, gagasan, atau
lambing
Tujuan pengukuran ranah kognitif adalah untuk mendapatkan informasi
yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa pada
ranah kognitif khususnya pada tingkat hapalan pemahaman, penerapan,
analisis, sintesa dan evaluasi. Manfaat pengukuran ranah kognitif
adalah untuk memperbaiki mutu atau meningkatkan prestasi siswa pada
ranah kognitif khususnya pada tingkat hapalan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesa dan evaluasi.
Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam
kawasan kognisi, hasil belajar kognitif tidak merupakan kemampuan tunggal
melainkan kemampuan yang menimbulkan perubahan perilaku dalam domain
kognitif yang meliputi beberapa jenjang atau tingkat.5
Benjamin s. Bloom dkk berpendapat bahwa taksonomi tujuan ranah
kognitif meliputi enam jenjang proses berpikir yaitu:

a. Pengetahuan (knowledge),
adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall)
atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan

5
Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. (Yogyakarta: Pustaka Bealar.2010)hlm.144

4
sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.
Pengetahuan atau ingatan ini merupakan proses berpikir yang paling
rendah.6 contoh kasusnya seperti pernyataan bahwa cara siswa membentuk
pengetahuan siswa bisa dengan melihat cara siswa untuk menghafalkan
surat pendek, seperti cara yang di ulang-ulang sampai membentuk pola
bayangan hafalan dalam diri peserta didik.7
b. Pemahaman (comprehension)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu
setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami
adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai
segi. Seseorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia
dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang
hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman merupakan
jenjang kemampuan berfikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau
hafalan8.
Salah satu contoh hasil belajar ranah kognitif pada jenjang pemahaman ini
misalnya: peserta didik atas pertanyaan guru pendidikan agama islam dapat
menguraikan tentang makna kedisiplinan yang terkandung dalam surat al-
„ashar secara lancar dan jelas.
c. Penerapan (application)
Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-
ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus,
teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongkret.9
penerapan ini adalah merupakan proses berfikir setingkat lebih tinggi
ketimbang pemahaman.
Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang penerapan misalnya: peserta
didik mampu memikirkan tentang penerapan konsep kedisiplinan yang

6
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta : Pustaka Belajar 2010. Hlm. 145
7
Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. (Yogyakarta: Pustaka Bealar.2010)Hlm.144
8
Muhammad Ilyas Ismail. Evaluasi Pembelajaran. Depok : Pt Rajagrafindo Persada 2020,
Hlm,100
9
Muhammad Ilyas Ismail. Evaluasi Pembelajaran. Depok : Pt Rajagrafindo Persada 2020,
Hlm,100

5
diajarkan islam dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan keluarga,
sekolah, maupun masyarakat.
d. Analisis (analysis)
Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan
atau keadaan menurut bagian-bagian10 yang lebih kecil dan mampu
memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu
dengan faktor-faktor lainnya. Jenjang analisis adalah setingkat lebih tinggi
ketimbang jenjang aplikasi. Contoh: peserta didik dapat merenung dan
memikirkan dengan baik tentang wujud nyata dari kedisiplinan seorang
siswa di rumah, di sekolah, dan dalam kehidupan sehari-hari di tengah-
tengah masyarakat, sebagai bagian dari ajaran islam.
e. Sintesis (syntesis)
Adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir
analisis. Sisntesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian
atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang
yang berstruktur atau bebrbentuk pola baru. Jenjang sintesis kedudukannya
setingkat lebih tinggi daripada jenjang analisis. Salah satu jasil belajar
kognitif dari jenjang sintesis ini adalah: peserta didik dapat menulis
karangan tentang pentingnya kedisiplinan sebagiamana telah diajarkan oleh
islam.
f. Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)
Adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif
dalam taksonomi bloom. Penilian/evaluasi disini merupakan kemampuan
seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau
ide, misalkan jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan maka ia akan
mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan-patokan
atau kriteria yang ada.11
Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang evaluasi adalah: peserta
didik mampu menimbang-nimbang tentang manfaat yang dapat dipetik oleh
10
MUHAMMAD ILYAS ISMAIL. EVALUASI PEMBELAJARAN. DEPOK : PT RAJAGRAFINDO PERSADA
2020, HLM,100-101
11
Anas Sudijono. Pengantar Evaluasi ….,hlm..34

6
seseorang yang berlaku disiplin dan dapat menunjukkan mudharat atau
akibat-akibat negatif yang akan menimpa seseorang yang bersifat malas atau
tidak disiplin, sehingga pada akhirnya sampai pada kesimpulan penilaian,
bahwa kwdisiplinan merupakan perintah allah swt yang waji dilaksanakan
dalam sehari-hari.

C. CONTOH PENGUKURAN RANAH KOGNITIF


Pengukuran hasil belajar ranah kognitif dilakukan dengan tes tertulis.
Bentuk tes kognitif diantaranya : 1) tes atau pertanyaan lisan dikelas. 2)pilihan
ganda. 3)uraian obyektif. 4) uraian non obyektif atau uraian bebas. 5) jawaban
atau isian singkat. 6) menjodohkan. 7) portopolio dan. 8) perfomans.

Cakupan yang diukur dalam ranah kognitif adalah :

1) Ingatan (c1) yaitu kemampuan seseorang untuk mengingat. Ditandai


dengan kemampuan menyebutkan simbol, istilah, definisi, fakta, aturan,
urutan, metode.
2) Pemahaman (c2) yaitu kemampuan seseorang untuk memahami tentang
sesuatu hal. Ditandai dengan kemampuan menerjemahkan, menafsirkan,
meperkirakan, menginterpretasikan.
3) Penerapan (c3) yaitu kemampuan berpikir untuk menyaring dan
menerapkan dengan tepat tentang teori, prinsip, simbol pada situasi
baru/nyata. Ditandai dengan kemampuan menghubungkan, memilih,
megorganisasikan, memindahkan, menyusun, menggunakan, menerapkan,
mengklasifikasikan, mengubah struktur.
4) Analisis (c4), kemampuan berpikir secara logis dalam meninjau suatu fakta
/ objek menjadi lebih rinci. Ditandai dengankemampuan mengsitesiskan,
menyimpulkan, menghasilkan, mengembangkan, menghubungkan,
mengkhususkan.
5) Evaluasi (c6) kemampuan berpikir untuk dapat memberikan pertimbangan
terhadap suatu situasi, sistem nilai, metiode, persoalan dan pemecahannya

7
dengan menggunakan tolak ukur tertentu sebagai patokan. Ditandai dengan
kemampuan menilai, menafsirkan, mempertimbangkan dan menentukan.

Contohnya siswa dibina kompetnsinya meyangkut kemampuan melukis jaring-


jaring kubus. Namun, untuk dapat melukis jaring-jaring kubus setidaknya
diperlukan pengetahuan (kognitif) tentang bentuk-bentuk jaring kubus dan
cara-cara melukis garis-garis tegak lurus.

8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).
Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk
dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir,
termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi,
menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Dalam ranah kognitif
itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah
sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang
dimaksud adalah:

1. Penilaian (Evaluation)
2. Sintesis (Syntesis)
3. Analisis (Analysis)
4. Penerapan (Aplikation)
5. Pemahaman (Comprehensi)
6. Pengetahuan (Knowledge)
B. SARAN
Demikianlah pembahasan makalah mengenai “Guna Belajar Al-Quran dan
Hadits” semoga dapat bermanfaat bagi rekan sekalian. Pemakalah menyarankan
agar rekan sekalian menambah wawasan dalam bidang Pembelajaran Al-Qur‟an
dan Hadits.

9
DAFTAR PUSTAKA

ANAS, SUDJONO. 2003. PENGANTAR EVALUASI PENDIDIKAN. JAKARTA : RAJAWALI PERS.


Ika, Sriyanti. 2019. Evaluasi Pembelajaran Matematika, Jawa Timur : Uwais Inspirasi
Indonesia.
Anas, Sudijono. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Pt Raja Grafindo Persada.
.Supardi. 2015. Penilaian Autentik Pembelajaran Afektif, Kognitif Dan Psikomotorik. Depok :
Rajagrafindo Inonenesia.
Purwanto. 2010. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Bealar.
MUHAMMAD ILYAS ISMAIL. 2020. EVALUASI PEMBELAJARAN. DEPOK : PT RAJAGRAFINDO
PERSADA.

10

Anda mungkin juga menyukai