Anda di halaman 1dari 13

Makalah Hubungan antar agama dan budaya

Disusun oleh:

Feni Fujianda 1911210095

Ira Rahmatin Wahda 1911210161

Anugrah Hertensa 1911210080

Dosen Pengampu:
Resy Mahalelita,M.pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami bisa menyelesaikan makalah mata kuliah
“islam dan budaya lokal” Shalawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita
Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan Sunnah
untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah islam dan budaya lokal tentang
hubungan antar agama dan budaya Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada ibu Resy Mahalelita,M.pd selaku dosen pembimbing mata kuliah
dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,
maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Bengkulu, September
2021

Penulis
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………...

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………...

LATAR BELAKANG……………………………………………………………………………...

RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………………...

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………….

A. LATAR BELAKANG……………………………………………………………………..

B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………..

A. PENGERTIAN AGAMA..................………………………………………………….

B. PENGERTIAN BUDAYA...……………………………………………………………..

C. HUBUNGAN ANTAR AGAMA DAN BUDAYA………………………………….

D. CONTOH HUBUNGAN AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI KEHIDUPAN


SEHARI HARI...................................................................................................

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………...

A. KESIMPULAN……………………………………………………………………………..

B. SARAN……………………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………
BAB II

LATAR BELAKANG

Agama dan budaya adalah dua hal yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi.
Pertama, agama mempengaruhi kebudayaan dalam pembentukannya, nilainya adalah agama,
tetapi simbolnya adalah kebudayaan. Kedua, budaya dapat mempengaruhi simbol agama, dan
yang ketiga, kebudayaan dapat menggantikan sistem nilai dan simbol Hubungan kebudayaan
dan agama tidak saling merusak, kuduanya justru saling mendukung dan mempengruhi. Ada
paradigma yang mengatakan bahwa ” Manusia yang beragma pasti berbudaya tetapi manusia
yang berbudaya belum tentu beragama” .Dalam kehidupam masyarakat kedua lembaga
ini selalu ada dan selalu berhubungan. Keduanya saling memengaruhi. Agama
memengaruhi budaya, dan budaya pun memengaruhi agama. Pengalaman,
pengamalan, dan pengetahuan beragama akan memberikan “warna” tersendiri dalam
agama dan budaya. Aplikasi beragama dan berduya akan ditentukan oleh ketiga aspek
tersebut. Aspek budaya akan lebih dominan dalam aplikasi agama. Sehingga, seringkali
prilaku budaya “dianggap” norma agama (Islam), tetapi sesungguhnya bukanlah
norma/nilai agama. Budaya yang digerakkan agama timbul dari proses interaksi manusia
dengan kitab yang diyakini sebagai hasil daya kreatif pemeluk suatu agama, tapi
dikondisikan oleh konteks hidup pelakunya, yaitu faktor geografis, budaya dan
beberapa kondisi yang objektif. Faktor kondisi yang objektif menyebabkan terjadinya
budaya agama yang berbeda-beda, walaupun agama yang mengilhaminya adalah sama.
Oleh karena itu agama Kristen yang tumbuh di Sumatera Utara di Tanah Batak dengan yang
di Maluku tidak begitu sama, sebab masing-masing mempunyai cara-cara pengungkapannya
yang berbeda-beda. Ada juga nuansa yang membedakan Islam yang tumbuh dalam
masyarakat di mana pengaruh Hinduisme adalah kuat dengan yang tidak kuat, seperti Islam
di Timur Tengah. Demikian juga ada perbedaan antara Hinduisme di Bali dengan Hinduisme
di India, Buddhisme di Thailan dengan yang ada di Indonesia. Jadi budaya juga memengaruhi
agama. Budaya agama tersebut akan terus tumbuh dan berkembang sejalan dengan
perkembangan kesejarahan dalam kondisi objektif dari kehidupan penganutnya. Untuk itu
harus tetap pada agama yang murni (pure religie).

Rumusan masalah

Dalam makalah ini tersusun suatu rumusan makalah antara lain:

1. Apakah yang dimaksud dengan agama?

2. Apakah yang dimaksud dengan Kebudayaan?

3. Apakah hubungan antara Agama dah Kebudayaan?

4. Apa Saja Contoh Hubungan Agama dan kebudayaan dikehidupan sehari-hari

Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi agama


2. Untuk mengetahui definisi kebudayaan
3. Untuk mengetahui hubungan antar agama dan kebudayaan
4. Untuk mengetahui contoh hubungan agama dan kebudayaan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama
Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta dari kata A berarti tidak dan GAMA
berarti kacau. Kedua kata itu jika dihubungkan berarti sesuatu yang tidak kacau. Jadi
fungsi agama dalam pengertian ini memelihara integritas dari seorang atau sekelompok
orang agar hubungannya dengan Tuhan, sesamanya, dan alam sekitarnya agar tidak
kacau. Karena itu menurut Hinduisme, agama sebagai kata benda berfungsi memelihara
integritas dari seseorang atau sekelompok orang agar hubungannya dengan realitas
tertinggi, sesama manusia dan alam sekitarnya. Ketidak kacauan itu disebabkan oleh
penerapan peraturan agama tentang moralitas,nilai-nilai kehidupan yang perlu dipegang,
dimaknai dan diberlakukan.
Islam juga mengadopsi kata agama, sebagai terjemahan dari kata Al-Din seperti yang
dimaksudkan dalam Al-Qur’an surat 3 : 19 ( Zainul Arifin Abbas, 1984 : 4). Agama Islam
disebut Din dan Al-Din, sebagai lembaga Ilahi untuk memimpin manusia untuk
mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat.1
B. Pengertian Budaya
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia(1996: 149), disebutkan bahwa: “ budaya “
adalah pikiran, akal budi, adat istiadat. Sedang “kebudayaan” adalah hasil kegiatan dan
penciptaan batin (akal budi) manusia, seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat.
Ahli sosiologi mengartikan kebudayaan dengan keseluruhan kecakapan (adat, akhlak,
kesenian, ilmu dll).
Text Box: 3Dalam literature antropologi terdapat tiga istilah yang boleh jadi semakna
dengan kebudayaan,yaitu culture , civilization , dan cultura. Arti kultur adalah
memelihara,mengerjakan ,atau mengolah (S.Takdir Alisyahbana, 1986:2005). Soerjono
Soekanto (1993:188) mengungkapkan hal yang sama.Namun ,ia menjelaskan lebih jauh
bahwa yang dimaksud dengan mengolah atau mengerjakan sebagai arti kultur adalah
mengolah atau bertani . Atas dasar arti yang dikandungnya,kebudayaan
kemudiandimaknai sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan
mengubah alam.
Menurut Samuel Johnson (1709:1784) beliau berkata,”The Chains of Habit are
generally too small to be felt until they are too strong to be broken;’rantai kebiasaan pada
umumnya terlalu kecil untuk dirasakan,sampai suatu saat rantai itu menjadi sangat kuat
dan sulit untuk diputuskan.”,maksud dari pendapat tersebut bahwa sebuah kebiasaan atau
budaya jika belum pernah dilakukan itu biasa saja ,akan tetapi jika budaya tersebut sudah
biasa dilakukan setiap hari maka akan sulit untuk dihilangkan.Tidak ada sesuatu yang
begitu kuat mengakar dalam perilaku seseoarang kecuali kebiasaan.Sekecil apapun
sebuah kebiasaan akan menjadi batu karang yang sangat kuat bila terus-menerus
dilakukan secara kontinu.ada pepatah bahasa latin ,“Stilla Cavet Lapidem;’air yang
menetes terus-menerus,akhirnya dapat menembus batu cadas.” Sebagaimana Rosulullah
saw bersbda.”Amal yang paling afdhol adalah amal yang dilakukan secara terus- menerus
walaupun sedikit.”

C. Hubungan antara Agama dan Budaya


Agama dan budaya menurut Kuntowijoyo (1991) adalah dua hal yang saling
berinteraksi dan saling mempengaruhi. Pertama, agama mempengaruhi kebudayaan
dalam pembentukannya, nilainya adalah agama, tetapi simbolnya adalah kebudayaan.

1
http://baihaqi-annizar.blogspot.co.id/2015/03/hubungan-agama-dan-kebudayaan.html
Kedua, budaya dapat mempengaruhi simbol agama, dan yang ketiga, kebudayaan dapat
menggantikan sistem nilai dan simbol agama.
Seperti halnya kebudayaan agama sangat menekankan makna dan signifikasi sebuah
tindakan. Karena itu sesungguhnya terdapat hubungan yang sangat erat antara
kebudayaan dan agama bahkan sulit dipahami kalau perkembangan sebuah kebudayaan
dilepaskan dari pengaruh agama. Sesunguhnya tidak ada satupun kebudayaan yang
seluruhnya didasarkan pada agama. Untuk sebagian kebudayaan juga terus ditantang oleh
ilmu pengetahuan, moralitas secular, serta pemikiran kritis.
Meskipun tidak dapat disamakan, agama dan kebudayaan dapat saling mempengarui.
Agama mempengaruhi sistem kepercayaan serta praktik-praktik kehidupan.Sebaliknya
kebudayaan pun dapat mempengaruhi agama, khususnya dalam hal bagaimana agama di
interprestasikan/ bagaimana ritual-ritualnya harus dipraktikkan. Tidak ada agama yang
bebas budaya dan apa yang disebut Sang –Illahi tidak akan mendapatkan makna
manusiawi yang tegas tanpa mediasi budaya, dlam masyarakat Indonesia saling
mempengarui antara agama dan kebudayaan sangat terasa. Praktik inkulturasi dalam
upacara keagamaan hampir umum dalam semua agama.
Budaya yang digerakkan agama timbul dari proses interaksi manusia dengan kitab
yang diyakini sebagai hasil daya kreatif pemeluk suatu agama tapi dikondisikan oleh
konteks hidup pelakunya, yaitu faktor geografis, budaya dan beberapa kondisi yang
objektif. Budaya agama tersebut akan terus tumbuh dan berkembang sejalan dengan
perkembangan kesejarahan dalam kondisi objektif dari kehidupan penganutnya.
Hubungan kebudayaan dan agama tidak saling merusak, kuduanya justru saling
mendukung dan mempengruhi. Ada paradigma yang mengatakan bahwa ” Manusia yang
beragma pasti berbudaya tetapi manusia yang berbudaya belum tentu beragama”. Lapisan
pertama adalah agama pribumi yang memiliki ritus-ritus yang berkaitan dengan
penyembahan roh nenek moyang yang telah tiada atau lebih setingkat yaitu Dewa-dewa
suku seperti sombaon di Tanah Batak, agama Merapu di Sumba, Kaharingan di
Kalimantan. Berhubungan dengan ritus agama suku adalah berkaitan dengan para leluhur
menyebabkan terdapat solidaritas keluarga yang sangat tinggi. Oleh karena itu maka ritus
mereka berkaitan dengan tari-tarian dan seni ukiran, Maka dari agama pribumi bangsa
Indonesia mewarisi kesenian dan estetika yang tinggi dan nilai-nilai kekeluargaan yang
sangat luhur.
Lapisan kedua dalah Hinduisme, yang telah meninggalkan peradapan yang
menekankan pembebasan rohani agar atman bersatu dengan Brahman maka dengan itu
ada solidaritas mencari pembebasan bersama dari penindasan sosial untuk menuju
kesejahteraan yang utuh. Solidaritas itu diungkapkan dalam kalimat Tat Twam Asi, aku
adalah engkau. Lapisan ketiga adaalah agama Buddha, yang telah mewariskan nilai-nilai
yang menjauhi ketamakan dan keserakahan. Bersama dengan itu timbul nilai
pengendalian diri dan mawas diridengan menjalani 8 tata jalan keutamaan.
Lapisan keempat adalah agama Islam yang telah menyumbangkan kepekaan terhadap
tata tertib kehidupan melalui syari’ah, ketaatan melakukan shalat dalam lima
waktu,kepekaan terhadap mana yang baik dan mana yang jahat dan melakukan yang baik
dan menjauhi yang jahat (amar makruf nahi munkar) berdampak pada pertumbuhan
akhlak yang mulia. Inilah hal-hal yang disumbangkan Islam dalam pembentukan budaya
bangsa.
Lapisan kelima adalah agama Kristen, baik Katholik maupun Protestan. Agama ini
menekankan nilai kasih dalam hubungan antar manusia. Tuntutan kasih yang
dikemukakan melebihi arti kasih dalam kebudayaan sebab kasih ini tidak menuntut
balasan yaitu kasih tanpa syarat. Kasih bukan suatu cetusan emosional tapi sebagai
tindakan konkrit yaitu memperlakukan sesama seperti diri sendiri. Atas dasar kasih maka
gereja-gereja telah mempelopori pendirian Panti Asuhan, rumah sakit, sekolah-sekolah
dan pelayanan terhadap orang miskin.
Apakah gunanya menggunakan pendekatan kebudayaan terhadap agama. Yang
terutama adalah kegunaannya sebagai alat metodologi untuk memahami corak keagamaan
yang dipunyai oleh sebuah masyarakat dan para warganya. Kegunaan kedua, sebagai
hasil lanjutan dari kegunaan utama tersebut, adalah untuk dapat mengarahkan dan
menambah keyakinan agama yang dipunyai oleh para warga masyarakat tersebut sesuai
dengan ajaran yang benar menurut agama tersebut, tanpa harus menimbulkan
pertentangan dengan para warga masyarakat tersebut. Yang ketiga, seringkali sesuatu
keyakinan agama yang sama dengan keyakinan yang kita punyai itu dapat berbeda dalam
berbagai aspeknya yang lokal. Tetapi, dengan memahami kondisi lokal tersebut maka kita
dapat menjadi lebih toleran terhadap aspek-aspek lokal tersebut, karena memahami
bahwa bila aspek-aspek lokal dari keyakinan agama masyarakat tersebut dirubah maka
akan terjadi perubahan-perubahan dalam berbagai pranata yang ada dalam masyarakat
tersebut yang akhirnya akan menghasilkan perubahan kebudayaan yang hanya akan
merugikan masyarakat tersebut karena tidak sesuai dengan kondisi-kondisi lokal
lingkungan hidup masyarakat tersebut.

D. Contoh Hubungan Agama dan kebudayaan dikehidupan sehari-hari


1. Ketika seseorang berpindah agama cara berfikir dan cara hidupnya dapat berubah
secara signifikan. dapat dilihat seseorang yang beragama Kristen pindah menjadi
agama islam maka pandangan hidupnya akan berubah pula, missal: cara pandang
mareka dalam berpakaian ketika mereka beragama Kristen cara berpakain mereka
kurang menutup aurat tetapi ketika mereka telah beragam islam cara berpakaian
mereka menutup aurat.
2. Ketika ibadah hari raya idul fitri, hari raya ini dalam praktiknya tidak lagi menjadi
perayaan “khas” penganut agama islam tetapi sudah lebih merupakan tradisi bagi
segenap masyarakat Indonesia. Saling maaf memaafkan yang dulu tidak pernah
terjadi di negeri-negeri timur tengah tetapi masyarakat Indonesia justru di jadikan
momemtum untuk membangun kembali tali persaudaraan seta kesetia kawanan
terhadap satu sama lain.
3. Budaya Ngaben yang merupakan upacara kematian bagi umat hindu Bali yang sampai
sekarang masih terjaga kelestariannya.2
2
Hakim,Drs Atang Abd.M.A. 2012 Metodologi Studi Islam .Bandung:PT.Remaja
Rosdakarya
BAB III

PENUTUP
1. Kesimpulan

Agama berasal dari bahasa Sansekerta dari kata A berarti tidak dan GAMA berarti kacau.
Kedua kata itu jika dihubungkan berarti sesuatu yang tidak kacau. Jadi fungsi agama dalam
pengertian ini memelihara integritas dari seorang atau sekelompok orang agar hubungannya
dengan Tuhan, sesamanya, dan alam sekitarnya agar tidak kacau. Karena itu menurut
Hinduisme, agama sebagai kata benda berfungsi memelihara integritas dari seseorang atau
sekelompok orang agar hubungannya dengan realitas tertinggi, sesama manusia dan alam
sekitarnya. Ketidak kacauan itu disebabkan oleh penerapan peraturan agama tentang
moralitas,nilai-nilai kehidupan yang perlu dipegang, dimaknai dan diberlakukan.

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia(1996: 149), disebutkan bahwa: “ budaya “


adalah pikiran, akal budi, adat istiadat. Sedang “kebudayaan” adalah hasil kegiatan dan
penciptaan batin (akal budi) manusia, seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat. Ahli
sosiologi mengartikan kebudayaan dengan keseluruhan kecakapan (adat, akhlak, kesenian,
ilmu dll).

Contoh Hubungan Agama dan kebudayaan dikehidupan sehari-hari

1. Ketika seseorang berpindah agama cara berfikir dan cara hidupnya dapat berubah
secara signifikan. dapat dilihat seseorang yang beragama Kristen pindah menjadi
agama islam maka pandangan hidupnya akan berubah pula, missal: cara pandang
mareka dalam berpakaian ketika mereka beragama Kristen cara berpakain mereka
kurang menutup aurat tetapi ketika mereka telah beragam islam cara berpakaian
mereka menutup aurat.
2. Ketika ibadah hari raya idul fitri, hari raya ini dalam praktiknya tidak lagi menjadi
perayaan “khas” penganut agama islam tetapi sudah lebih merupakan tradisi bagi
segenap masyarakat Indonesia. Saling maaf memaafkan yang dulu tidak pernah
terjadi di negeri-negeri timur tengah tetapi masyarakat Indonesia justru di jadikan
momemtum untuk membangun kembali tali persaudaraan seta kesetia kawanan
terhadap satu sama lain.
3. Budaya Ngaben yang merupakan upacara kematian bagi umat hindu Bali yang sampai
sekarang masih terjaga kelestariannya.

2. Saran

Semoga dengan adanya makalah ini dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi para
pembac tentang hubungan budaya antar agama. dan jika ada kesalahan kami mohon maaf
Daftar pustaka
http://baihaqi-annizar.blogspot.co.id/2015/03/hubungan-agama-dan-kebudayaan.html

22 oktober 2021 pukul 21.36 wib

http://semuain.blogspot.co.id/2013/05/makalah-hubungan-agama-dengan-kebudayaan.html

22 oktober 2021 pukul 21.55 wib

Hakim,Drs Atang Abd.M.A. 2012 Metodologi Studi Islam .Bandung:PT.Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai