Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

EVALUASI PENDIDIKAN
RANAH PSIKOMOTORIK PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM

DOSEN PENGAMPU : Ustadz Abdul Mughni, M.Pd

Kelompok 3:
Aldi Muhamad Arofi (202102023)
Ramdani Hardiasyan (202102013)
Nahla Al Fatihah (202102027)
Alif Salman (202102003)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PERSATUAN


ISLAM GARUT
2023
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah Evaluasi Pendidikan tepat pada waktu.

Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas Evaluasi
Pendidikan. Tak hanya itu, kami juga berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk
penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Walaupun demikian, kami
menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah Evaluasi Pendidikan ini bisa
memberikan informasi dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Kami juga
mengucapkan terima kami kepada para pembaca yang telah membaca makalah ini
hingga akhir.

Garut, 14 Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penilaian Psikomatorik
B. Prinsip-Prinsip Penilaian Psikomotorik PAI
C. Materi Penilaian Psikomotorik PAI
D. Langkah-Langkah Penilaian Psikomotorik PAI
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pembelajaran harus ada target yang harus dicapai. menentukan tujuan
pembelajaran itu menjadi sangat penting bagaikan anak panah lepas dari busurnya
mencari papan target itu tujuan utamanya. Tapi terkadang tujuan dan target biasanya
tidak sesuaidengan apa yang sudah di harapkan makanya seorang guru harus
mengevaluasi pembelajaranyang sudah ada didalam kelas maupun diluar. Oleh sebab
itulah dalam proses pembelajaran,evaluasi menjadi kajian yang sangat penting. Proses
pembelajaran menentukan apakah tujuan pendidikan tercapai atau tidak. Dan hanya
dengan evaluasi yang baik tujuan pendidikan dan pembelajaran dapat diketahui
hasilnya.Tujuan dan evaluasipendidikan di tanah air sekarangini,biasanya mengikuti
taksonomi atau ranah yang dikembangkan oleh B.S. Bloom. Menuruttaksonomi
tersebut, tujuan pendidikan di klasifikasikan ke dalam tiga ranah, yaitu kognitif
(pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan). Namun realitasnya,
pendidikandi tanah air terjebak pada ranah kognitif baik dalam tujuan, proses
pembelajaran maupunevaluasinya. Hal ini mungkin disebabkan oleh lemahnya
pemahaman terhadap ranah afektif dan psikomotor, disamping pengembangan alat
ukur dan pengukuran terhadap hasil belajar dalam ke dua ranah tersebut yang lebih
rumit dan sulit dibandingkan dengan yang ada padaranah kognitif.Oleh karena itu
dalam makalah ini akan dibahas tentang salah satu dari ranahtersebut, yaitu
pengukuran ranah psikomotorik.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Penilaian Psikomotorik
2. Prinsip-Prinsip Penilaian Psikomotorik PAI
3. Materi Penilaian Psikomotorik PAI
4. Langkah-Langkah Penilaian Psikomotorik PAI

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian Penilaian Psikomotorik
2. Mengatahui Prinsip-Prinsip Penilaian Psikomotorik PAI
3. Mengetahui Materi Penilaian Psikomotorik PAI
4. Mengetahui Langkah-Langkah Penilaian Psikomotorik PAI
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penilaian Psikomatorik


Berkaitan dengan psikomotor, Bloom (1979) berpendapat bahwa ranah
psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui
keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Singer (1972)
menambahkan bahwa matapelajaran yang berkaitan dengan psikomotor adalah mata
pelajaran yang lebih beorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi fisik dan
keterampilannya.

Keterampilan itu sendiri menunjukkan tingkat keahlian seseorang dalam suatu


tugas atau sekumpulan tugas tertentu.Menurut Mardapi (2003), keterampilan
psikomotor ada enam tahap, yaitu: gerakan refleks, gerakan dasar, kemampuan
perseptual, gerakan fisik, gerakan terampil, dan komunikasi nondiskursif. Gerakan
refleks adalah respons motorik atau gerak tanpa sadar yang muncul ketika bayi lahir.
Gerakan dasar adalah gerakan yang mengarah pada keterampilan komplek yang
khusus. Kemampuan perseptual adalah kombinasi kemampuan kognitif dan motorik
atau gerak. Kemampuan fisik adalah kemampuan untuk mengembangkan gerakan
terampil. Gerakan terampil adalah gerakan yang memerlukan belajar, seperti
keterampilan dalam olah raga. Komunikasi nondiskursif adalah kemampuan
berkomunikasi dengan menggunakan gerakan.

Penilaian Psikomotorik dilakukan oleh pendidik melalui pengamatan terhadap


perkembangan psikomotorik peserta didik. Mata pelajaran yang berkaitan dengan
psikomotor adalah mata pelajaran yang lebih berorientasi pada gerakan dan
menekankan pada reaksi reaksi fisik danketerampilan tangan belajar, seperti
keterampilan dalam olah raga.

Penialain Psikomotorik
Penilaian adalah proses sistematika dan sistematik, mengumpulkan data atau
informasi, menganalisis dan selanjutnya menarik kesimpulan tentang tingkat
pencapaian hasil dan tingkat efektifitas serta efesiensi suatu program pendidikan.
Menurut Sidney P. Collins, menilai (evaluasi), "Evaluation is the process of making
judgments". Artinya evaluasi atau menilai adalah proses pembuatan keputusan,
dimulai dengan pengumpulan data-data dan informasi dan akhirnya dibuat suatu

2
kesimpulan. Pendapat lain mengatakan bahwa penilaian adalah proses pemberian
nilai terhadap hasil–hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu.Hal
tersebut mengisyaratkan bahwa objek yang dinilai adalah hasil belajar siswa yang
berupa perubahan tingkah laku baik bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Ada beberapa ahli yang menjelaskan cara menilai hasil belajar psikomotor.
Ryan (1980) menjelaskan bahwa hasil belajar keterampilan dapat diukur melalui;

1. pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama


proses pembelajaran praktik berlangsung.
2. sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes
kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan
sikap.
3. Beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam
lingkungan kerjanya.

Sementara itu Leighbody (1968) berpendapat bahwa penilaian hasil belajar


psikomotor mencakup;

1. Kemampuan menggunakan alat dan sikap kerja.


2. Kemampuan menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urut-urutan
pengerjaaran.
3. Kecepatan mengerjakan tugas.
4. Kemampuan membaca gambar atau simbol, (keserasian bentuk dengan
yang dihadapkan atau ukuran yang telah di tentukan).

Kata "psikomotorik" berhubungan dengan kata "motor", sensory motor atau


perceptual motor. Hal ini berhubungan erat dengan kerja otot sehingga menyebabkan
geraknya tubuh dan bagian-bagiannya. Definisi lain mengatakan bahwa yang
dimaksud dengan kategori kemampuan psikomotorik ketrampilan dan pengetahuan
yang diperlukan dalam praktek kehidupan sehari-hari atau dikenal dengan nama
"Autentic Assessmen.

Psikomotorik merupakan salah satu aspek dari kemampuan peserta didik yang
harus diukur dan dinilai perkembangannya selain aspek pengetahuan (kognitif) dan
penanaman nilai (afektif). Hal ini dilakukan selama proses kegiatan belajar mengajar
dengan mengamati aktifitas peserta didik sebagaimana yang terjadi.

3
Berdasarkan uraian tentang penilaian, dan aspek psikomotorik dapat diambil
kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan penilaian aspek psikomotorik adalah
pengumpulan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik dengan
tinjauan terhadap kemampuan dalam melakukan atau mempraktekan suatu perbuatan
yang berdasarkan potret atau profil kemampuanya. Hal ini sesuai dengan daftar
kompetensi yang ditetapkan oleh kurikulum. Kemudian penerapan pada pendidikan
agama Islam penilaian aspek psikomotorik berorientasi pada ketrampilan motorik
atau kemampuan mempraktekan ajaran agama seperti wudlu, sholat, baca tulis al
Qur’an dan sebagainyaPenilaian psikomotorik pendidikan agama Islam tersebut
biasanya berupa pemberian kegiatan tertentu yang harus dikerjakan oleh siswa baik
secara individual atau kelompok dan ini dilakukan selama berlangsungnya proses
kegiatan belajar mengajar.

B. Prinsip-Prinsip Penilaian Psikomotorik PAI


Penilaian hasil belajar didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:1
1. Sahih, didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang akan
diukur.
2. Obyektif, menggunakan prosedur dan kriteria penilaian yang jelas.
3. Adil, tidak dipengaruhi oleh kondisi atau alasan tertentu yang dapat
merugikan peserta didik, misalnya: kondisi fisik, agama, suku, budaya,
adat, status sosial atau gender.
4. Terpadu, tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
5. Terbuka, prosedur, kriteria dan dasar pengambilan keputusan yang
digunakan dalam penilaian harus diketahui oleh pihak yang
berkepentingan.
6. Menyeluruh dan berkesinambungan, dalam arti semua indikator ditagih,
kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang
telah dimiliki dan belum, serta mengetahui kesulitan peserta didik.
7. Sistematis, terencana, bertahap dan mengikuti langkah-langkah baku.
8. Beracuan kriteria, menilai apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah
mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan
posisi/ranking seseorang terhadap kelompoknya).
1
Agus Dadang , Risyda Aulia, Penlaian Psimotor, KARIMA, Depok Februari 2018 (cet. 1). Hal;16.

4
9. Akuntabel, dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur
maupun hasilnya

Untuk memperoleh hasil penilaian yang baik, pelaksanaan kegiatan penilaian


hendaknya bertitik tolak pada tujuan tertentu, setiap program penilaian harus
diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara jelas dan spesifik
dengan memegang prinsip–prinsip sebagai berikut:

1. Kontinuitas
Penilaian tidak boleh dilakukan secara insidental. Karena pendidkan itu
sendiri adalah proses yang kontinu, maka penilaian harus dilakukan terus–
menerus. Hasil penilaian yang diperoleh pada suatu waktu harus senantiasa
dihubungkan dengan hasil–hasil dalam waktu sebelumnya, sehingga dapat
diperoleh gambaran yang jelas dan berarti tentang perkembangan peserta
didik.
2. Keseluruhan
Penilaian harus dilakukan secara menyeluruh terhadap seluruh objek yang
mencakup semua dimensi yag ada dalam aspek psikomotorik. Seluruh
komponen harus mendapatkan perhatian dan pertimbanagan yang sama dalam
mengambil keputusan.
3. Objektifitas
Penilaian hendaknya dilaksanakan seobjektif mungkin. Oleh sebab itu
perasaan–perasaan, keinginan–keinginan, prasangka–prasangka yang bersifat
negatif harus dijauhkan. Penilaian harus didasarkan pada kenyataan yang
sebenarnya.
4. Kooperatif
Prinsip ini sangat erat kaitanya dengan prinsip–prinsip di atas. Dalam
prinsip ini terkandung maksud bahwa setiap kegiatan penilaian hendaknya
dilakukan bersama-sama oleh pihak yang bersangkutan sperti guru, kepala
sekolah, orang tua bahkan siswa2.

C. Materi Penilaian Psikomotorik PAI

2
Zaenal Arifin, Evaluasi Instruksional, Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991),
hlm. 11.

5
Materi yang menjadi fokus penilaian untuk mata pelajaran pendidikan agama
Islam adalah kemampuan yang tertuang dalam kemampuan dasar, yaitu :
1. Beriman kepada Allah SWT dan lima rukun iman dengan mengetahui
fungsi serta terefleksikan dalam sikap, perilaku, dan akhlak peserta didik
dalam dimensi vertikal maupun horizontal.
2. Dapat membaca al–Qur’an surat–surat pilihan dengan benar, menyalin dan
mengartikannya.
3. Mampu beribadah dengan baik dan benar sesuai dengan tuntutan syariat
Islam terutama ibadah madlah.
4. Dapat meneladani sifat, sikap dan kepribadian Rasul SAW serta Khulafaur
Rosyidin.3
Kemampuan di atas merupakan kemampuan dasar dan menjadi acuan dalam
menentukan materi untuk bahan penilaian pendidikan agama Islam yang kemudian
dapat dikelompokkan berdasarkan aspek yaitu al Qur’an, keimanan, akhlak, dan
fikih/ibadah dengan mempertimbangkan tingkat perkembangan siswa serta bobot
setiap aspek dari setiap kompetensi dan materi.

D. Langkah-Langkah Penilaian Psikomotorik PAI


Dalam suatu tes praktik tidak mungkin semua pokok bahasan atau sub pokok
bahasan yang ada di dalam kurikulum yang materinya diberikan di kelas pada suatu
periode tertentu akan diujikan sekaligus secara bersamaan. Jadi harus dipilih pokok
atau sub pokok bahasan tertentu yang akan diuji praktik.
Komponen yang penting dalam membuat soal yaitu perumusan indikator yaitu
suatu rumusan yang menggunakan kata kerja operasional. Kemudian dari tahapan
ranah psikomotorik yang dikemukakan oleh Anita Harrow kata kerja operasionalnya
adalah sebagai berikut:
1. Muscular or Motor skills: mempertontonkan gerak, menunjukkan hasil,
(pekerjaan tangan), melompat, menggerakkan, dan menampilkan.
2. Manipulation of Materials or Objects: mereparasi, menyusun,
membersihkan, menggeser, memindahkan, dan membentuk.

3
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Umum, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus
dan Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Depdiknas, 2003, hlm. 24.

6
3. Neuromuscular Coordination: mengamati, menerapkan, menghubungkan,
menggandeng, memadukan, memasang, memotong, menarik, dan
menggunakan4.
Dalam merumuskan indikator harus memerhatikan kriteria–kriteria berikut:
1. Memuat ciri–ciri tujuan pengukuran yang hendak diukur.
2. Berkaitan erat dengan pokok atau sub pokok bahasan beserta materi.
3. Memuat kata kerja operasional yang dapat diukur untuk soal–soal tes
praktik.
4. Dapat dibuatkan soal–soalnya dalam bentuk pedoman tes praktik5.
Setelah indikator disusun berdasarkan kriteria di atas selanjutnya adalah
menulis soal–soal tes praktik dengan mengacu kepada indikator tersebut dengan
memperhatikan pula langkah–langkah di bawah ini:
1. Identifikasi semua langkah-langkah penting yang diperlukan atau yang
akan mempengaruhi hasil akhir (output) yang terbaik
2. Tulislah perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting dan
diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir
(output) yang terbaik.
3. Usahakan untuk membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur
tidak terlalu banyak sehingga semua kriteria tersebut dapat diobservasi
selama siswa melaksanakan tugas.
4. Definisikan dengan jelas kriteria kemampuan-kemampuan yang akan
diukur berdasarkan kemampuan siswa yang harus dapat diamati
(observable) atau karakteristik produk yang dihasilkan.
5. Urutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan
yang akan diamati.
6. Kalau ada periksa kembali dan bandingkan dengan kriteria-kriteria
kemampuan yang sudah dibuat sebelumnya oleh orang lain di lapangan.

4
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hlm.
122.
5
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Umum, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus
dan Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Depdiknas, 2003, hlm. 45.

7
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai