PSIKOMOTORIK
DISUSUN
O
L
E
H
Nama Nim
Rizky Marlina Harahap 1720400025
Septi Mariana Pohan 1720400030
Salwa Rahmala Fani 1720400027
Dosen Pengampuh:
Irsal Amin, M.Pd
1
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karna dengan
rahmat dan karunia Nya penulis dapat menyelasaikan tugas pembuatan makalah
yang berjudul “pengukuran ranah kognitif, afektif dan psikomorik”.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah “evaluasi pembelajaran bahasa arab”. Disamping makalah ini diharapkan
dapat menjadi saran pembelajaran karna dapat menambah wawasan dan
pengetahuan.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata pengantar 2
Daftar isi 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang 4
B. Rumusan masalah 4
C. Tujuan penelitian 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian pengukuran 5
B. Pengertian pengukuran kognitif 6
C. Pengertian pengukuran afektif 7
D. Pengertian pengukuran psikomotorik 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 10
DAFTAR PUSTAKA 11
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan berfikir merupakan ranah kognitif yang meliputi
kemampuan menghafal, memahami, menerapkan, dan mengefaluasi.
Kemampuan psikomotorik yaitu keterampilanyang berkaitan dengan
gerak, menggunakan otot seperti lari, melompat, menari dan berbicara.
Kemampuan afektif berhubungan dengan dengan minat dan sikap yang
dapat membentuk tanggung jawab, kerja sama, disiplin, semua
kemampuan ini harus menjadi bagian dari tujuan pembelajaran di
sekolah, yang akan dicapai melalui pembelajaran yang tepat.
Peraturan pemerintah no 19 tahun 2005 tentang standar nasional
pendidikan menjelaskan bahwa kompetensi lulusan mencakup sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Berarti bahwa pembelajaran dan penilaian
harus mengembangkan kompetensi peserta didik yang berhubungan
dengan ranah afektif,kognitif,dan pisikomotorik.
Pada umum nya penilaian yang di lakukan oleh pendidik lebih
menekankan pada penilaian ranah kognitif. Hal ini kemungkinan besar di
sebabkan karna pendidik kurang memahami penilaian ranah afektif dan
pisikomotorik
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pengukuran?
2. Apa pengertian pengukuran ranah kognitif, afektif dan psikomorik ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian pengukuran ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik
2. Untuk mengetahui cara mengukur ranah kognitif, afektif dan
psikomorik
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengukuran
Pengukuran (measurement) adalah suatu proses pemberian angka
atau usaha memperoleh deskripsi numeric dari suatu tingkatan di mana
seorang peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu. Hasil penilaian
dapat berupa nilai kualitatif dan nilai kuantitatif. Pengukuran didasarkan
atas klarifikasi observasi untuk kerja atau kemampuan peserta didik
dengan menggunakan suatu standar.
Dalam bidang pendidikan, pengukuran dapat menggunakan tes dan
non tes. Tes adalah seperangkat pertanyaan yang memiliki jawaban benar
atau salah. Non tes adalah berisi pertanyaan yang tidak memiliki jawaban
benar atau salah.
Pengertian yang lebih luas mengenai pengukuran dikemukakan
oleh Wiersma dan Jurs bahwa pengukuran adalah penilaian numerik
terhadap fakta-fakta dari obyek yang hendak diukur menurut kriteria atau
satuan tertentu.
1. Tujuan Pengukuran
Kegiatan mengukur yang kita lakukan tentunya memiliki
tujuan tertentu. Tujuan yang diperoleh dari proses pengukuran yaitu
memperoleh informasi yang seobjek mungkin sehingga kebenaran
hasil ukur dapat dipercaya. Misalnya kita mengukur hasil belajar
matematika, maka instrument tes matematika yang dibuat harus
mencerminkan hasil belajar matematikanya. Dilihat dari materinya
cakupan dan batasan materinya, kemudian tingkat kesukaran
butirnya sehingga secara utuh memenuhi harapan kita dalam
mengadakan pengukuran.
5
2. Manfaat Pengukuran
Setiap pengukuran yang dilakukan secara cepat dengan
proses yang benar akan sangat memberiakn manfaat karena hasil
ukur yang diperoleh dapat dipercaya, sehingga dapat memberikan
kepuasan pada pihak-pihak yang membutuhkan. Misalnya,
pemerintah melakukan rekrutment pegawai negri sipil atau aparatur
sipl Negara, maka dilakukan tes dengan menggunakan tes berbasis
computer yang hasilnya langsung dapat dilihat. Tes yang dilakukan
merupakan suatu pengukuran dengan standart tertentu dan manfaat
yang diproleh dari hasil tersebut memberikan tingkat kepercayaan
yang tinggi1.
1
Yahya Hairun, Evaluasi dan Penilaian dalam Pembelajaran, (Yogyakarta, cv budi
utama,2020) hlm,35-36.
2
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan,(Bandung, PT rajagrafindo
persada,2012), hlm, 50.
6
C. Pengertian Pengukuran Ranah Afektif
Ranah Afektif adalah Ranah yang berkatan dengan sikap dan
nilai. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tanpak pada peserta didik
dalam berbagai tingkah laku,seperti perhatiannya terhadap mata
pelajaran,kedisiplin nya dalam mengikuti pelajaran dan
penghargaan atau rasa hormat nya terhadap gurunya Ranah Afektif
ini oleh Krathwohl ditaksonomi menjadi lebih rnci lagi ke dalam 5
jenjang yaitu:
1. Receiving
Receiving adalah kepekaan seseorang dalam menerima
rangsangan (Stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya
dalam bntuk masala,situasi,gejala, dan lain-lain
2. Responding (Menanggapi)
Kemampuan menanggapi adalah kemampuan yang di
miliki oleh seseorang untuk mengikut sertakan dirinya secara
aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadpnya
dengan salah satu cara jenjang ini setingkat lebih tinggi
ketimbang jenjang receiving.
3. Valuing( Menghargai)
Valuing adalah merupakan tingkatan afektif yang lebih
tinggi dari pada Receiving dan Responding. Dalam kaitan
dengan proses belajar mengajar,peserta didik di sini tidak
hanya mau menerima nilai yang di ajarkan tetapi mereka telah
berkemampuan untuk menilai konsep atau fenomena,yaitu baik
dan buruk.
4. Organization (Mengorganisasikan)
Mengatur atau mengorganisasikan merupakan
pengembangan dari nilai ke dalam satu organisasi, termasuk di
7
dalam nya hubungan satu nilai dengan nilai lainya,pemantapan
dan prioritas nilai yang telah di miliki nya.
5. Characterization by a Evalue or value compleks
(Karakterisasi dengan suatu nlai atau komplek nilai).
Ini merupakan tingkat an afektif tertinggi, karena sikap
batin peserta didik telah memiliki sistem nilai yang mengontrol
tingkah laknya untuk suatu waktu yang cukup lama sehingga
membentuk karakteristik.3
3
Ibid.,hlm,54
4
Ibid.,hlm, 57
5
Ibadullah Malawi dan endang sri maruti, Evaluasi Pendidikan (Cv. Ae Media
grafika, 2015)hlm,59-60
8
Berikut contoh mengamati keterampilan seseorang dalam melakukan
kegiatan sbb:
Nama siswa / kelas :………………………………
Skor
No Macam keterampilan
1 2 3 4 5
1 Menyiapkan alat-alat memasak
2 Ketekunan dalam bekerja
3 Efektifitas penggunaan waktu
4 Kemampuan dalam bekerja
5 Perhatian terhadap keselamatan kerja
6 Perhatian terhadap kebersihan
7 Hasil masakan enak
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengukuran (measurement) adalah suatu proses pemberian angka atau
usaha memperoleh deskripsi numeric dari suatu tingkatan di mana seorang
peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu. Dalam bidang pendidikan,
pengukuran dapat menggunakan tes dan non tes.
Tujuan yang diperoleh dari proses pengukuran yaitu memperoleh
informasi yang seobjek mungkin sehingga kebenaran hasil ukur dapat
dipercaya.
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).
Ranah Afektif adalah Ranah yang berkatan dengan sikap dan nilai. Ranah
psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan atau skill atau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar
tertentu.
10
DAFTAR PUSTAKA
11