Anda di halaman 1dari 7

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pembahasan Isi Buku

a. Bab I (pada buku 1) & Bab I, II (pada buku II)

Berdasarkan buku yang di review, pengertian dari pengukuran pada buku 1


adalah suatu proses untuk menentukan kuantitas daripada sesuatu. Sedangkan
menurut buku yang ke 2 pengertian pengukuran adalah proses pengumpulan data
melalui pengamatan empiris.

Maka dapat disimpulkan bahwa pengertian dari pengukuran adalah suatu proses
untuk menentukan sesuatu yang terlebih dahulu megumpulkan data melalui
pengamatan empiris.

Berdasarkan buku yang diriview, pengertian dari penilaian adalah suatu proses
atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan
informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat
keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu. Sedangkan
menurut buku yang ke 2 pengertian penilaian adalah suatu proses sistematis yang
mengandung pengumpulan informasi, menganalisis, dan menginterpretasi
informasi tersebut untuk membuat keputusan-keputusan.

Maka dapat disimpulkan bahwa pengertian dari penilaian adalah suatu proses
kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan
informasi ,menganalisis, dan mengiterpretasi informasi dalam rangka membuat
keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu.

Berdasarkan buku yang direview, pengertian evaluasi menurut buku 1 yaitu


dalam buku Measurement and Evaluation in Education and Psychology ditulis
William A. Mohrens (1984:10) evaluasi adalah proses penggambaran dan
penyempurnaan informasi yang berguna untuk menetapkan alternatif. Sedangkan
menurut buku ke 2 evaluasi adalah sebuah proses pengumpulan data untuk
menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah
tercapai. jika belum, bagaimana yang belum dan apa sebabnya.

Maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah proses pengumpulan data


sehingga mendapatkan penggambaran sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian
mana serta tujuan pendidika yang sudah tercapai, serta sebagai penyempurnaan
informasi yang berguna untuk menetapkan alternative.

Berdasarkan buku yang diriview, fungsi evaluasi menurut buku 1 yaitu,


berfungsi sebagai selektif, berfungsi diagnostic, berfungsi sebagai penempatan,
berfungsi sebagai pengukur keberhasilan. Sedangkan pada buku yang ke 2 fungsi
evaluasi yaitu sama dengan buku satu yaitu berfungsi sebagai seleksi, alat pengukur
keberhasilan, diagnostic, dan alat penempatan.

Maka dapat disimpulan bahwa fungsi dari evaluasi yaitu :

 Sebagai alat seleksi, dimana dapat digunakan untuk melakukan seleksi dalam
penerimaan siswa baru dari suatu sekolah.
 Sebagai alat pengukur keberhasilan, dimana dapat digunakan untuk
mengukur seberapa jauh tujuan dapat dicapai setelah kegiatan belajar
mengajar dilaksanakan.
 Sebagai alat penempatan, dimana dapat digunakan untuk mengetahui dengan
baik termasuk kelompok mana seorang siswa harus ditempatkan.
 Sebagai alat diagnostic, dimana dapat digunakan untuk mendiagnosa
kesulitan belajar siswa, yaitu mengetahui letak kelemahan dan kebaikan
siswa dalam penguasaan setiap konsep matematika yang telah diajarkan.

b. Bab VI (pada buku 1) & Bab III (pada buku 2)

Berdasarkan buku yang direview pada buku 1 penilaian otentik perlu dilakukan
terhadap keseluruhan kompetensi yang telah dipelajari siswa melalui kegiatan
pembelajaran. Di tinjau dari dimensi kompetensi yang ingin dicapai, ranah yang
perlu dinilai meliputi ranah kognitif, psikomotor dan afektif. Sedangkan pada buku 2
ranah pengukuran yang menjadi perhatian dalam kegiatan penilaian ini adalah:
Ranah kognitif, Ranah afektif, dan Ranah psikomotor.

Maka dapat disimpulan bahwa dalam penilaian perlu dilakukan terhadap


keseluruhan kompetensi yang dipelajari oleh siswa melalui kegiatan belajar , ranah
dalam penilaian perlu dilakukan terhadap keseluruhan kompetensi yang dipelajari
oleh siswa melalui kegiatan belajar , ranah pengukuran yang menjadi perhatian
dalam kegiatan penilian adalah sebagai berikut :

a) Pengukuran ranah kognitif, yaitu berhubungan dengan kemampuan


intelektual,seperti pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan berfikir.
Bloom mengelompokkan ranah kognitif ke dalam enam kategori dari yang
sederhana sampai kepada yang paling kompleks dan diasumsikan bersifat
hirarkis, yang berarti tujuan pada level yang tinggi dapat dicapai apabila
tujuan pada level yang rendah telah dikuasai. Tingkat kompetensi tersebut
yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Untuk mengukur kognitif dapat dilakukan dengan tes, yaitu: tes lisan di kelas,
pilihan berganda, uraian obyektif, uraian non obyektif, jawaban singkat,
menjodohkan, unjuk karya dan portofolio (Mardapi, 2004:35-40).

b) Pengukuran ranah psikomotor, yaitu berhubungan dengan gerak laku, seperti


menulis cepat, mengetik, berenang, menggunakan alat, dan lain-lain. Ranah
psikomosotorik menurut Dave’s adalah:
(a) imitasi, mengamati dan menjadikan perilaku orang lain sebagai pola. Apa
yang ditampilkan mungkin kualitas rendah.
(b) manipulasi, mampu menunjukkan perilaku tertentu dengan mengikuti
instruksi dan praktek
(c) ketepatan, meningkatkan metode supaya lebih tepat. Beberapa kekeliruan
tampak jelas.
(d) artikulasi, mengkoordinasikan serangkaian tindakan, mencapai
keselarasan dan internal konsistensi.
(e) naturalisasi, telah memiliki tingkatperformance yang tinggi sehingga
menjadi alami, dalam melakukan tidak perlu berpikir banyak.
Pengukuran ranah piskomotorik merupakan merupakan pengukuran yang
dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan
sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian
kompetensi yang menuntut peserta didik menunjukkan unjuk kerja. Bentuk-
bentuk teknik pengukuran pada ranah psikomotorik antara
lain: daftar cek, dan skala rentang.

c) Pengukuran ranah afektif, yaitu berhubungan dengan sikap, minat, perhatian,


apresiasi, dan cara menyesuaikan diri. Sikap adalah salah satu istilah bidang
psikologi yang berhubungan dengan persepsi dan tingkah laku. Istilah sikap
dalam bahasa Inggris disebut attitude. Attitude adalah suatu cara bereaksi
terhadap suatu perangsang. Suatu kecenderungan untuk bereaksi terhadap
suatu perangsang atau situasi yang dihadapi. Ellis mengatakan bahwa sikap
melibatkan beberapa pengetahuan tentang situasi, namun aspek yang paling
esensial dalam sikap adalah adanya perasaan atau emosi, kecenderungan
terhadap perbuatan yang berhubungan dengan pengetahuan. Tiap orang
mempunyai sikap yang berbeda-beda terhadap suatu objek. Ini berarti bahwa
sikap itu dipengaruhi oleh berbagai faktor yang ada pada diri masing-masing
seperti perbedaan bakat, minat, pengalaman, pengetahuan, intensitas
perasaan dan juga situasi lingkungan. Domain afektif, Krathwohl membaginya
atas lima kategori/ tingkatan yaitu; Pengenalan (receiving), pemberian
respon (responding), penghargaan terhadap nilai (valuing), pengorganisasian
(organization) dan pengamalan (characterization). Ada beberapa bentuk
skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap (afektif) yaitu: (1) Skala
likert, (2) Skala pilihan ganda, (3) Skala thurstone, (4) Skala guttman, (5)
Skala differential, dan (6) Pengukuran minat.

c. Bab IV (pada buku 1) & Bab IV (pada buku 2)

Berdasarkan buku yang diriview, pada buku 1 instrumen non tes ditinjau dari
daftar cek, skala rentang, penilaian sikap, penilaian project, penilian produk,
penilian portofolio, dan penilaian diri. Sedangkan pada buku 2 instrumen non tes
ditinjau dari observasi, wawancara, angket.

Maka dapat disimpulkan bahwa instrument penilian non tes yaitu :

a) Daftar Cek
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya -
tidak). Pada penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, peserta
didik mendapat nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat
diamati oleh penilai.
b) Skala Rentang
Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala rentang memungkinkan
penilai memberi nilai penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian
nilai secara kontinuum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua.
c) Penilaian Sikap
Sikap berangkat dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan
kecenderungan bertindak seseorang dalam merespon sesuatu/ objek. Sikap
juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh
seseorang. Sikap dapat dibentuk untuk terjadinya perilaku atau tindakan
yang diinginkan.
d) Penilaian Project
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang
harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa
suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
e) Penilaian poduk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan dalam membuat
suatu produk dan kualitas produk tersebut. Penilaian produk tidak hanya
diperoleh dari hasil akhir saja tetapi juga proses pembuatannya.
f) Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan
pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan
peserta didik dalam satu periode tertentu.
g) Penilaian diri
Penilaian diri (self assessment) adalah suatu teknik penilaian, di mana subjek
yang ingin dinilai diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan,
status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam
mata pelajaran tertentu.
h) Observasi
Pengamatan atau observasi adalah teknik penilaian yang dilakukan oleh
pendidik dengan menggunakan indera secara langsung. Pengamatan atau
observasi yang dilakukan dengan cara menggunakan instrument yang sudah
dirancang sebelumnya. Aspek penilaian pada pelajaran Matematika misalnya
aspek ketelitian dan kecepatan kerja. Alat atau instrument untuk penilaian
melalui pengamatan dapat menggunakan skala sikap dan atau angket
(kuesioner)
i) Wawancara
Yang dimaksud dengan wawancara adalah cara untuk menghimpun bahan-
bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan
secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah
ditentukan.
j) Angket
Tujuan penggunaan angket atau kuisioner dalam proses pembelajaran
terutama adalah untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta
didik sebagai salahsatu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses
belajar mereka. Disamping itu juga untuk memperoleh data sebagai bahan
dalam menyusun kurikulum
d.Bab vII (pada buku 1) dan bab V (pada buku 2)

Pada bab VII pada buku 1 analisis intrumen penilaian meliputi analisis logis ,analisis
empiris ,sedangkan pada bab V pada buku 2 juga analisis instrumen penilaian meliputi
analisis logis dan analisis empiris.

Dapat di simpulkan dari kedua buku tersebut analisis instrumen penilaian yaitu :

A. AnalisisLogis/Rasional
    Analisis logis/rasional meliputi analisis materi, konstruksi dan bahasa. Analisis materi
dimaksudkan sebagai penelaahan yang berkaitan dengan substansi keilmuan yang ditanyakan
dalam soal serta tingkat kemampuan yang sesuai dengan soal. analisis konstruksi dimaksudkan
sebagai penelaahan yang umumnya berkaitan dengan teknik penulisan soal. analisis bahasa
dimaksudkan sebagai penelaahan soal yang berkaitan dengan pengunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
 
B. AnalisisEmpirik
    Analisis empirik terhadap instrumen/soal dilakukan dengan melakukan menguji validitas,
reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda.
1. Validitas Tes
   Pengertian Validitas Tes
    Valid artinya sah atau tepat. Jadi tes yang valid berarti tes tersebut merupakan alat ukur yang
tepat untuk mengukur suatu objek. Berdasarkan pengertian ini, maka validitas tes pada dasarnya
berkaitan dengan ketepatan dan kesesuaian antara tes sebagai alat ukur dengan objek yang
diukur. Mengukur berat badan tentu tidak valid menggunakan meteran. Di kilang padi, ada
timbangan yang valid untuk mengukur berat beras, akan tetapi timbangan ini tidak valid untuk
mengukur berat emas dengan bentuk cincin.
 
2. Reliabilitas Tes
   Menurut arti kata reliabel berarti dapat dipercaya. Berdasarkan arti kata tersebut, maka
instrumen yang reliabel adalah instrumen yang hasil pengukurannya dapat dipecaya. Salah satu
keriteria instrumen yang dapat dipercaya jika instrumen tersebut digunakan secara berulang-
ulang, hasil pengukurannya tetap. Mistar dapat dipercaya sebagai alat ukur, karena berdasarkan
pengalaman jika mistar digunakan dua kali atau lebih mengukur panjang sebuah benda, maka
hasil pengukuran pertama dan selanjutnya terbukti tidak berbeda.
 
Penilaian acuan patokan dan penilaian acuan norma : 
A. Penilaian Acuan Patokan
    Penilaian acuan patokan (PAP) atau dikenal dengan istilah Criterion Referenced Test adalah
penilaian acuan patokan adalah penilaian yang mengacu kepada kriteria pencapaian tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya (Slameto, 1988). Nilai-nilai yang diperoleh
peserta didik dikaitkan dengan tingkat pencapaian penguasaan (mastery) peserta didik tentang
materi pengajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yangtelahditetapkan.
HalsenadadiungkapkanShirran(2008)menjelaskan PAP menfokuskan pada apa yang mampu
dikerjakan peserta didik dan apakah peserta didik tersebut menguasai mata pelajaran
 
B. PenilaianAcuanNorma
    Penilaian acuan norma (PAN) atau dikenal dengan istilah Norm Referenced Test adalah
penilaian yang dilakukan dengan mengacu pada norma kelompok. Nilai-nilai yang diperoleh
peserta didik diperbandingkan dengan nilai-nilai peserta didik lainnya yang termasuk di dalam
kelompoknya
C. PengolahanTesAcuanNorma
    Berbeda halnya dengan PAP yang dikaji adalah masalah sampling materi tes, dan penetapan
tinggi rendahnya patokan yang ditetapkan sebagai kriteria keberhasilan, maka dalam PAN adalah
pengolahan data statistiknya. Standar yang digunakan dalam PAN adlah skor rata- rata kelompok
yang mengikuti tes, sehingga penentuannya dilakukan dengan mengolah data secara empirik.
Pendidik tidak dapat menetapkan patokan terlebih dahulu seperti pada PAP.

Anda mungkin juga menyukai