Anda di halaman 1dari 9

2.

3 Rasulullah SAW Suri Tauladan Umat

Firman Allah SWT dalam Q.S 9: 128 – 129 yang artinya:

“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat trasa olehnya
penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas
kasihan lagi penyayang terhadap orangorang mukmin. Jika mereka berpaling (dari
keimanan), maka katakanlah: “Cukuplah Allah bagi-Ku; tidak ada tuhan selain Dia. Hanya
kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy yang agung”.

Ayat ini menggambarkan tiga sifat yang melekat pada diri Nabi Muhammad SAW sebagai
pemimpin , yaitu: 1)berempati terhadap kesulitan orang lain, 2)memiliki kemauan yang kuat
untuk mengangkat harkat dan martabat manusia dan 3) penyantun dan penyayang terhadap
orang-orang yang beriman.

Sebagai Nabi terakhir, Rasulullah SAW memiliki beberapa sifat dasar yang agung, sifat
tersebut antara lain:

1. Al-Basyariyah (manusia biasa)

Rasulullah SAW adalah manusia biasa seperti ummatnya, perbedaannya, Allah


memberikan wahyu untuk disampaikan kepada ummatnya.

Sebagaiman firman Allah SWT dalam surah Ibrahim ayat 11 yang artinya:

Rasul-rasul mereka berkata kepada mereka: “Kami tidak lain hanyalah manusia seperti
kamu, akan tetapi Allah memberi karunia kepada siapa yang Dia kehendaki di antara
hamba-hamba-Nya. Dan tidak patut bagi kami mendatangkan suatu bukti kepada kamu
melainkan dengan izin Allah. Dan Hanya kepada Allah sajalah hendaknya orang-orang
mukmin bertawakkal.

2. Al-‘Ishmah (terpelihara dari kesalahan)

Oleh karena Rasulullah SAW adalah manusia biasa yang terpilih untuk menerima wahyu
maka beliau dilebihkan Allah SWT yakni terpelihara dari kesalahan. Hal ini menjadi
penting karena yang disampaikannya adalah amanah dari Allah sehingga Allah perlu
memelihara aturan-Nya dari kesalahan.
Rasulullah SAW pernah khilaf yakni ketika beliau sedang asyik menghadapi tamunya
dari pemuka kaum Quraisy, tiba-tiba datang Abdullah bin Ummi Maktum, seorang buta,
beliau tidak mempedulikannya karena sedang melayani tamu besar, maka beliau langsug
mendapat teguran dari Allah SWT sebagaimana tertera dalam surah ‘Abasa ayat 1 – 4
yang artinya:

(Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta
kepadanya, tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa), atau ia
(ingin) mendapatkan pengjaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?

Peristiwa itulah yang melatarbelakangi turunnya ayat ini.

3. Ash-Shidiq (benar)

Orang yang membawa kebenaran tentu harus memiliki sifat shidiq sehingga apa yang
disampaikannya dapat diterima manusia. Oleh karena itu Rasulullah SAW bersifat shidiq
yaitu hanya berkata yang baik dan benar serta bermanfaat saja dan tidak berkata
berdasarkan hawa nafsunya.

4. Al-Fathanah (cerdas)

Kecerdasan Rasuullah SAW dapat dilihat dari jawban yang diberikannya kepada para
sahabat maupun orang lain, cara Rasulullah SAW menyelesaikan masalah, ataupun dalam
menyusun strategi dakwah dan siasat dalam peperangan.

5. Amanah (dipercaya)

Amanah secara umum berarti bertanggung jawab terhadap apa yang dibawanya, menepati
janji, melaksanakan perintah, menunaikan keadilan, memberikan huku yang sesuai dan
dapat menjalankan sesuatu yang telah disepakati.

6. At-Tabligh (menyampaikan pesan)

Kewajiban Rasulullah adalah menyampaikan perintah dan larangan Allah kepada


manusia, kemuadian manusia bertanggungjawab dan berkewajiban pula menyampaikan
risalah ini kepada siapapun yang mau menerimanya. Firman dalam surah Al-Ma’idah
ayat 67 yang artinya:
Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak
kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu) berarti kamu tidak menyampaikan amanat-
Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak
memberi petunuk kepada orang-orang yang kafir.

7. Al-Iltizam (komitmen)

Rasulullah dan para sahabat selalu mencontohkan sikap selalu berkomitmen terhadap
Islam, walaupun diterpa cobaan yang bertubi-tubi. Dengan adanya iltizam inilah maka
nilai-nilai Islam akan selalu terpelihara. Tanpa adanya iltizam maka godaan syaithan dan
gangguan orang kafir akan mudah menggoncang ummat yang pada gilirannya akan
membawa ummat itu ke dalam lembah kebinasaan.

2.4 Ruang Lingkup Aplikasi Akhlak

Aplikasi Akhlak merupakan ukuraan kongkrit ketinggian nilai seorang muslim dan
merupakan bukti nyata tentang keluruhan ajaran Islam. Nilai-nilai tersebut akan tampak
pada keseluruhan aktivitasnya baik dalam berhubungan dengan Allah SWT, sesame manusia
dan dengan alam sekitarnya. Jadi, Akhlak itu merupakan integrasi nilai dan perilaku yang
diwujudkan secra terus-menerus.

a. Akhlak kepada Allah SWT (Khaliq)

Akhlak seorang muslim kepada Allah SWT antara lain:

1) Syukur, yaitu mengungkapkan rasa terima kasih dan menggunakan semua karunia yang
diberikan Allah secara maksimal dan sesuai dengan aturan-Nya.

2) Tasbih, yaitu mensucikan Allah dari segi nama, sifat dan segala kekuasaan-Nya dari
hal-hal yang bertentangan dengan hakekat keagungan Tuhan.

3) Husnuzhzhan, yaitu selalu berprasagka baik kepada Allah. Seorang mukmin harus
yakin bahwa apapun keputusan Allah adalah yang terbaik bagi dirinya, karena itu tidak
sepantasnya seorang mukmin mengumpat keputusan Allah tetapi hendaklah ia hadapi
dengan penuh kesabaran.
4) Shabar, yaitu kemampuan mengendalikan diri terhadap sesuatu yang sangat/tidak
diinginkan. Sabar terbagi tiga; yaitu sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah,
sabar dalam menghadapi godaan kepada kemungkaran dan kemaksiatan dan sabar
ketika mendapat musibah.

5) Istigfar, yaitu meminta ampun kepada Allah atas segala dosa yang silakukan dengan
cara membaca istigfar dan bertekad tidak mengulangi lagi kesalahan yang telah
dilakukan.

6) Takbir, yaitu mengagungkan Allah SWT atas Kekuasaan dan Kemuliaan serta ke-
Maha Sempurnaan-Nya yang diiringi dengan kalimat takbir.

7) Doa, yaitu memohon kepada Allah untuk memperkenankan segala yang diinginkan
untuk kebahagiaan hidup setelah melakukan usaha dengan maksimal. Doa sekaligus
pengakuan yang tulus dari seorang hamba tentang kebesaran Tuhannya.

b. Akhlah kepada Makhluk-Nya

1. Akhlak terhadap sesama manusia

1) Akhlak kepada diri sendiri

Maksud dari akhlak kepada diri sendiri adalah sikap yang muncul dari jiwa yang
berhubungan dengan pemeliharaan dan kebaikan diri secara pribadi.

a) Sabar

Sabar maksudnya sikap tahan uji terhadap berbagai tantangan dan cobaan dalam
kehidupan. Hal ini tercermin pada sikap yang mampu menghubungkan segala
sesuatu yang dialami dengan nilai-nilai kebaikan berdasarkan ketentuan Allah
SWT. Jadi, kesabaran merupakan puncak dari integrasi ilmu, usaha/proses, dan
hasil yang didapatkan. Di antara perintah Allah yang berhubungan dengan sikap
sabar terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 153 yang artinya:

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu,
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

b) Syukur
Syukur adalah sikap mampu menerima dan memanfaatkan segala sesuatu yang
diberikan Allah menurut kehendak-Nya. Syukur juga berarti upaya memanfaatkan
nikmat Allah secara optimal untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Muslim Nurdin, dkk (1993) mengemukakan bahwa syukur adalah sikap dan
perilaku yang menunjukkan penerimaan terhadap suatu pemberian dalam bentuk
pemanfaatan dan penggunaan yang sesuai dengan kehendak pemberinya. Adapun
sifat kufur nikmat yaitu sifat yang tidak pandai mensyukuru nikmat. Dalam
pandangan Allah orang yang kufur nikmat ini sangat dicela dan ganjaran untuk
mereka adalah azab yang pedih. Hal ini dijelaskan oleh Allah SWT dalam surah
Ibrahim ayat 7 yang artinya:

Dan (ingatlah), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu


bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat_ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.

c) Tawadhu

Tawdhu adlah sifat rendah hati dalam diri seseorang yang terwujud dalam berbagai
aktivitas hidup. Sifat tawadhu dipuji dan sangat dianjurkan oleh Allah SWT
sedangkan lawannya yaitu sombong sangat dicela dan dilarang oleh Allah SWT.

d) Benar (Shidiq)

Benar (Shidiq) yaitu jujur dimana terdapat kesesuaian antara sikap/perilaku dengan
isi hati dan bahasa lisan. Perilaku benar akan melahirkan sikap saling mempercayai.

e) Amanah

Amanah artinya berpegang teguh pada kepercayaan yang diberikan dan


menjalankannya dengan penuh tanggung jawab baik dalam bentuk harta benda,
rahasia, maupun tugas dan kewajiban.

2) Akhlak kepada keluarga

a) Berbakti kepada Ibu dan Bapak


Seperti firman Allah dalam surah Al-Isra’ ayat 23 yang artinya:

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika
salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut
dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada
keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.

Dan firman Allah dalam surah Al-Isra’ ayat 24 yang artinya:

Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua teah mendidik aku waktu kecil”

Ayat ini menekankan sikap anak kepada ayah-ibunya yakni; 1) jangan menyakiti
hati atau perasaan orang tua baik dengan ucapan maupun sikap dan tingkah laku, 2)
memelihara perasaan kedua orang tua sangat diperhatikan terutama sekali ketika
ayah-ibu sudah berada dalam usia lanjut dimana jiwanya sudah mulai labil dan
mudah tersinggung, 3) gunakanlah kata-kata sopan dan manis dalam berbicara atau
berkomunikasi dengan kedua orang tua baik pembicaraan langsung saat bertatap
muka maupun lewat telepon, 4) dalam menghadapi kedua orang tua hindari sifat
angkuh dan sombong, dan 5) teruslah berdoa untuk kedua orang tua agar mereka
selalu berada dalam lindungan rahmat dan ampunan-Nya.

b) Adil terhadap saudara

Sifat dan sikap adil ada 2 macam. Adil yang berhubungan dengan perseorangan dan
adil yang berhubungan dengan kemasyarakatan dan pemerintahan. Adil
perseorangan ialah tindakann memberi hak kepada yang mempunyai hak. Sedang
adil dalam segi kemasyarakatan dan pemerintahan misalnya tindakan hakim yang
menghukum orang-orang jahat sepanjang neraca keadilan. Pemerintahan dipandang
adil jika mengusahakan kemakmuran rakyat secara merata. Salah satu makna adil
adalah memberikan hak orang lain yang ada dibawah kekuasaan kita.
c) Mendidik anak

Anak adalah amanah yang harus dirawat, dipelihara, dan dididik dengan penuh
kasih saying. Mendidik anak adalah kewajiban orang tua yang paling utama yang
meliputi pendidikan fisik dan rohani.Orang tua yang menyia-nyiakan anaknya
termasuk ke dalam kategori orang tua yang tidak berakhlak.

3) Akhlak dalam masyarakat

Di antara adab pergaulan sesame manusia sebagai berikut:

a) Akhlak terhadap orang yang lebih tua

Agama mengajarkan tentang kewajiban yang muda untuk menghargai dan


menghormati yang lebih tua. Hal ini sesuai dengan hadist Rasulullah SAW yang
artinya:

Bukan golongan kami orang yang tidak menyayangi yang lebih muda atau tidak
menghormati yang lebih tua. (HR. at-Tirmidzi)

b) Akhlak terhadap teman sebaya

Di dalam pergaulan dan kerjasama dengan orang lain termasuk teman sebaya
janganlah seseorang merasa lebih dari yang lain. Rasulullah SAW bersabda yang
artinya:

Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, dia tidak menzaliminya dan
tidak membiarkannya disakiti. (HR. Bukhari)

c) Akhlak terhadap orang yang lebih muda

Generasi yang lebih tua harus memberikan kasih saying kepada generasi yang
muda. Karena dengan kasih saying akan muncul ikatan emosional yag akan
bermuara kepada pembinaan dan pendidikan generasi muda ke arah yan lebih baik.
Sabda Rasulullah SAW yang artinya:
“Siapa yang tidak menyayangi (orang lain), dia juga tidak akan disayangi (oleh
orang lain).”

d) Akhlak dalam majelis/pertemuan

Islam mengajarkan kepada kita tentang sikap atau perilaku di dalam majelis semisal
rapat, pertemuan, musyawarah, seminar, dsb. Sehubungan dengan ini Allah
berfirman dalam Surah Al-Mujadalah ayat 11, yang dimana aya ini mengajarkan
akhlak/etika seorang muslim di dalam sebuah majelias yakni sikap saling
melapangkan, tidak boleh egois dan ingin menang sendiri.

e) Akhlak terhadap orang yang berbeda agama

Islam mengatur akhlak terhadap sesama manusia, sekalipun terhadap orang yang
berbeda agama. Hal ini menunjukkan ketinggian dan kemuliaan akhlak seorang
muslim dalam kehidupan sosial. Banyak ajaran Allah SWT dan Rasul SAW yang
membimbing umat Islam untuk berbuat baik kepada non muslim.

2. Akhlak kepada Bangsa dan Negara

Penekanan dari akhlak kepada bangsa dan Negara adalah perwujudan sifat yang
mendukung terciptanya kesejahteraan dan kemakmuran dengan melaksanakan hak dan
kewajiban yang telah diatur oleh Negara dan tidak bertentangan dengan aturan tertinggi
dari Allah SWT.

Rasulullah SAW menyuruh kita bercermin kepada lebah karena lebah adalah makhluk
hewan yang taat azas dalam memelihara kebersihan. Sabda Rasuullah yang artinya:

Perumpamaan seorang Mukmin bagaikan lebah, ia tidak makan kecuali yang baik dan
tidak memberi kecuali yang baik. (HR. TIrmidzi dan Ibnu Majah)

Hadis ini menggambar tida kebiasaan ebah yang selalu isa pertahankan dalam
kehidupannya, yaitu 1) memilih makanan yang bersih untuk dikonsumsi, 2)
mengeluarkan/memproduksi yang baik-baik untuk disumbangkan kepada orang lain,
yakni berupa madu, 3) tidak mau merusak lingkungannya. Seandainya bolehlah
memakaiakan kata “wibawa” kepada binatang maka lebah adalah binaang yang paling
tinggi wibawanya, baik dari segi solidaritas. Sebagai contoh, lebah tidak mau menganggu
selama ia tidak diganggu. Tetapi apabila ada pihak yang mencoba menganggu warganya,
maka mereka dengan kompak menyerangnya sampai dapat.

3. Akhlak yang berhubungan dengan lingkungan

Yang dimaksud lingkungan di sini adalah tempat manusia hidup dan mencari
penghidupan. Ada lingkungan alam yang terdiri dari fauna dan flora dan ada pula
lingkungan sosial yang terdiri dari manusia. Baik lingkungan alam maupun lingkungan
sosial wajib dipelihara dengan sebaik-baiknya. Karena memelihara lingkungan adalah
salah satu tugas manusia sebagai kahlifah di bumi. Seorang muslim memandang alam
sebagai milik Allah yang wajib disyukuri dengan cara menggunakan dan mengelolanya
supaya memberi manfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk lainnya, baik yang hidup
sekarang maupun generasi yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai