Anda di halaman 1dari 9

PENILAIAN KOMPETENSI SIKAP, PENGETAHUAN, KETERAMPILAN

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Model Penilaian Kelas

Dosen Pengampu :

Annisa Dwi Kurniawati, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Abdul Jalil (201200002)


2. Amalia Alfitrianingrum (201200015)
3. Azizah Intan Khoirotun Nisa' (201200031)
4. Bagus Ambar Solehudin (201200032)
5. Khoirul Anam (201200100)
6. Firman Danar Prakoso (210317367)

KELAS PAI A

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO

2022
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Implementasi Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 41 tahun 2007 tanggal 24
November 2007 tentang standar proses untuk satuan Pendidikan dasar dan menengah membawa
implikasi terhadap sistem penilaian, termasuk konsep dan teknik penilaian yg dilaksanakan di
kelas.
Oleh sebab itu, kurikulum yg baik dan proses pembelajaran yg benar perlu didukung
dengan adanya system penilaian yg baik, yg terencana dan yg berkesinambungan.Kedudukan
penilaian sangat penting untuk memenuhi target keberhasilan dalam melaksanakan tugas
utamanya, yakni melaksanakan pembelajaran. Pada akhir suatu program pendidikan, pengajaran
ataupun pelatihan pada umumnya diakhiri dengan adanya penilaian.

A. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penilaian kompetensi sikap?
2. Apa yang dimaksud dengan penilaian kompetensi Pengetahuan?
3. Apa yang dimaksud dengan penilaian kompetensi keterampilan?

B. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui definisi penilaian kompetensi sikap
2. Untuk mengetahui definisi penilaian kompetensi pengetahuan
3. Untuk mengetahuu definisi penilaian kompetensi keterampilan
BAB II

A. Penilaian Kompetensi Sikap


Domain sikap merupakan domain yang banyak dikeluhkan dalam proses penilaian
Kurikulum 2013. Penilaian sikap (afektif) dalam berbagai mata pelajaran secara umum dapat
dilakukan dalam kaitannya dengan berbagai objek sikap yang menurut Zakaria (2011) sebagai
berikut. Pertama, sikap terhadap mata pelajaran. Siswa perlu memiliki sikap positif terhadap
mata pelajaran. Dengan sikap positif dalam diri siswa akan tumbuh dan berkembang minat
belajar, akan lebih mudah diberi motivasi, dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran
yang diajarkan. Oleh karena itu, guru perlu menilai tentang sikap siswa terhadap mata
pelajaran yang diajarkannya. Kedua, sikap terhadap guru mata pelajaran. Siswa perlu
memiliki sikap positif terhadap guru, yang mengajar suatu mata pelajaran. Siswa yang tidak
memiliki sikap positif terhadap guru, akan cenderung mengabaikan hal-hal yang diajarkan.
Dengan demikian, siswa yang memiliki sikap negatif terhadap guru pengajar akan sukar
menyerap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut. Ketiga, sikap terhadap proses
pembelajaran. Siswa juga perlu memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran yang
berlangsung. Proses pembelajaran di sini mencakup: suasana pembelajaran, strategi,
metodologi, dan teknik pembelajaran yang digunakan. Tidak sedikit siswa yang merasa
kecewa atau tidak puas dengan proses pembelajaran yang berlangsung, namun mereka tidak
mempunyai keberanian untuk menyatakan. Akibatnya, mereka terpaksa mengikuti proses
pembelajaran yang berlangsung dengan perasaan yang kurang nyaman. Hal ini dapat
mempengaruhi terhadap penyerapan materi pelajarannya. Keempat, sikap terhadap materi dari
pokok-pokok bahasan yang ada. Siswa juga perlu memiliki sikap positif terhadap materi
pelajaran yang diajarkan, yang menjadi kunci keberhasilan proses pembelajaran. Kelima,
sikap berhubungan dengan nilai-nilai tertentu yang ingin ditanamkan dalam diri siswa melalui
materi suatu pokok bahasan. Misalnya, pengajaran pokok bahasan koperasi dalam mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Berhubungan dengan pokok bahasan ini, ada nilai luhur
tertentu yang relevan diajarkan dan diinternalisasikan dalam diri siswa. Misalnya: kerja sama,
kekeluargaan, hemat, dan sebagainya. Dengandemikian, hal itu dapat untuk mengetahui hasil
dari proses pembelajaran dan internalisasi nilai-nilai tersebut dalam diri siswa.
Pengukuran sikap atau afektif dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara-cara
tersebut antara lain: observasi perilaku, penilaian diri, penilaian antarteman, membuat jurnal
dan penggunaan skala sikap. Walaupun pengukuran sikap dapat dilakukan dengan berbagai
cara, tapi tidak berarti semua teknik itu harus dilaksanakan oleh guru-guru di sekolah. Dari
hasil FGD didapatkan informasi bahwa guru-guru memahaminya untuk mengukur kompetisis
sikap, mereka harus melaksanakan semua teknik yang disebutkan di atas. Karena waktunya
tidak cukup dan siswanya banyak sehingga banyak guru-guru yang tidak melaksanakan
penilaian sikap.

B. Penilaian Kompetensi Pengetahuan


Penilaian kompetensi pengetahuan merupakan salah satu aspek penilaian yang tidak
asing lagi di ranah dunia pendidikan terutama oleh seorang pendidik. Penilaian kompetensi
pengetahuan ini mencakup di antaranya yaitu tes atau ujian tertulis seperti pilihan ganda,
menjodohkan, dan jawaban salah benar, penjelasan singkat atau uraian, melengkapi kata, dan
masih banyak lagi ujian tertulis dalam penilaian kompetensi pengetahuan ini.
Soal-soal uraian dalam tes tertulis menjadi salah satu penilaian autentik karena
dengan soal-soal tersebut peserta didik dapat merumuskan jawabannya sendiri. Soal-soal
uraian menghendaki peserta didik mengemukakan atau mengekspresikan gagasan-gagasan
yang di milikinya ke dalam bentuk uraian atau penjelasan secara tertulis dengan rangkaian
kata yang dibuat sendiri, contohnya mengemukakan suatu pendapat dan di paparkan dalam
sebuah tulisan, berpikir logis, dan membuat kesimpulan.
Tes dalam bentuk uraian ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu :
1. Mudah dalam mengembangkan uraian,
2. mengembangkan cara berpikir peserta didik dan
3. melatih berpikir kritis.

Kelemahan pada tes tulis dalam bentuk uraian ini adalah di antarnya :

1. cakupan materinya relatif terbatas,


2. dalam proses koreksi membutuhkan waktu yang sangat lama dan
3. mempunyai unsur subyektifitas yang tidak dapat dihindari.
Sedangkan penilaian kompetensi pengetahuan atau tes tulis dalam bentuk pilihan
ganda juga mempunyai beberapa kelebihan di antaranya, yaitu :
1. mempunyai unsur obyektifitas yang tinggi sehingga unsur subyektifitas nya rendah,
2. mencakup materi yang sangat luas dan
3. Mudah dalam mengoreksi.

Sedangkan kelemahan dari jenis ini adalah di antaranya :

1. membutuhkan ketelitian dalam mengatur materi pada tesnya,


2. peserta didik tidak dapat melatih berpikir kritis dan
3. hanya dapat mengukur pengetahuan peserta didik pada tingkat kognitif yang paling
rendah.
Penilaian kompetensi pengetahuan atau kognitif ini dapat dilakukan dengan berbagai
bentuk teknik seperti misalnya tes tulis, tes lisan, penugasan seperti portofolio dan observasi.
Teknik tes tulis dapat di lakukan dengan beberapa jenis penilaian sepetu benar salah, pilihan
ganda, menjodohkan, isian atau melengkapi dan uraian. Tes lisan dapat dilakukan dengan
teknik kuis atau tanya jawab. Sedangkan untuk teknik tes penugasan dapat dilakukan dengan
pemberian tugas secara individu atau kelompok.1
Penilaian kompetensi pengetahuan atau kemampuan kognitif merupakan suatu
kemampuan yang dapat diamati sebagai hasil-hasil kegiatan atau proses mendapatkan
pengetahuan dengan pengalaman dari diri sendiri. Ranah kognitif atau pengetahuan ini
merupakan domain yang mencakup kegiatan mental. Dalam Taksonomi Bloom ranah kognitif
merupakan salah satu unsur dasar dalam kategori tujuan pendidikan, penyusunan tes dan
kurikulum di seluruh dunia. Diantara enam kategori pokok pada ranah kognitif dari urutan
terendah sampai dengan yang paling tinggi yaitu pengetahuan (knowledge), pemahaman
(comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis) dan evaluasi
(evaluation).2
C. Penilaian Kompetensi Keterampilan
1. Pengertian Penilaian Kompetensi keterampilan
Ranah psikomotor adalah domain yang berhubungan dengan keterampilan atau
kemampuan seseorang untuk bertindak setelah mengalami pengalaman belajar tertentu.
Kegiatan psikomotorik berkaitan dengan hasil belajar melalui keterampilan yang
merupakan hasil dari kemampuan memperoleh pengetahuan. Hasil belajar psikomotor
sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif
( yang muncul hanya pada kecenderungan perilaku atau tindakan).
Kompetensi peserta didik pada ranah psikomotorik meliputi kemampuan yang
melakukan gerakan refleks, dasar, persepsi, fisik, terampil, anggun, dan kreatif. Oleh
karena itu penilaian kemampuan keterampilan merupakan penilaian yang dilakukan oleh
guru untuk mengukur tingkat ketercapaian keterampilan kemampuan siswa yang meliputi
peniruan, manipulasi, ketelitian, ekspresi, dan naturalisasi. 3
Penilaian ketercapaian kemampuan keterampilan merupakan penilaian siswa
untuk menilai derajat ketercapaian SKL KI dan KD pada dimensi keterampilan khusus. 4
2. Ruang Lingkup Penilaian Kompetensi Keterampilan
Adapun ruang lingkup dari penilaian kompetensi keterampilan adalah sebagai
berikut :
1
Wildan, “Pelaksanaan Penilaian Autentik Aspek Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan di Sekolag
atau Madrasah”, Jurnal Tatsqif: Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan, vol. 15, No. 2, Desember 2017.
http://journal.uinmataram.ac.id/index.php/tatsqif
2
Hari Setiadi, “Pelaksanaan Penilaian pada Kurikulum 2013”, Jurnal Penelitian dan Evaluasi
Pendidikan, vol. 20, no. 2, Desember 2016. http://journal.uny.ac.id/index.php/jpep
3
Kunandar, Penilaian Autentik ( Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013 )
Suatu pendekatan Praktek disertai dengan Contoh (Jakarta: Rajawali Press, 2013 ), hlm. 249-251
4
Pelatihan Instruktur Nasional Implementasi Kurikulum 2013, Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan, Draf panduan Penilaian SMP Kurikulum-2013 Kompetensi Keterampilan (--,2013), hlm.1
a. Imitasi
Imitasi adalah kemampuan untuk melakukan aktivitas sederhana dan
melakukan hal yang sama persis seperti yang dilihat atau diperhatikan
sebelumnya.
b. Manipulasi
Manipulasi adalah kemampuan untuk melakukan aktivitas sederhana yang
belum pernah terlihat sebelumnya tetapi hanya berdasarkan pedoman atau
instruksi.
c. Precision level capability
Adalah untuk melakukan aktivitas yang akurat untuk menghasilkan produk
kerja yang benar.
d. Kompetensi tingkat Artikulasi
Adalah kemampuan untuk melakukan aktivitas yang kompleks dan tepat
sehingga hasil pekerjaan tetap utuh.
e. Naturalisasi
kemampuan pada tingkat alisasi adalah kemampuan untuk melakukan
aktivitas refleks yaitu aktivitas yang hanya melibatkan aktivitas fisik dan
bekerja secara efisien.
3. Kelebihan dan kelemahan Penilaian Kompetensi Keterampilan
Kelebihan dari 10 penilaian kompetensi keterampilan adalah :
a. Mampu menginformasikan tentang keterampilan peserta didik langsung yang
bisa dilihat oleh guru.
b. Memberikan motivasi kepada peserta didik agar menunjukkan potensi yang
dimiliki secara maksimal.
c. Menjadi ajang pembuktian secara aplikatif terhadap app.kab apa yang sudah
dipelajari oleh peserta didik.
Kelemahan dari penilaian kompetensi adalah :
a. Apabila peserta didik jumlahnya banyak maka sulit untuk dilakukan.
b. Kecermatan sangat dibutuhkan dalam mengamati unjuk kerja peserta didik
dalam kompetensi keterampilan.
c. Guru harus dituntut harus profesionalisme dalam pengamatan karena peserta
didik unjuk kerja dalam kompetensi keterampilan yang berbeda-beda. 5
4. Teknik Penilaian Kompetensi Keterampilan
Adapun untuk penilaian kompetensi keterampilan dapat dinilai dengan
menggunakan beberapa aspek sebagai berikut :
a. Penilaian Kinerja
5
Kunandar, op. Cut., hlm. 253-256
sebuah band nilaian kinerja adalah penilaian yang meminta siswa untuk
melakukan tugas-tugas dalam situasi dunia nyata menerapkan pengetahuan
dan keterampilan yang diperlukan. Seperti akting tugas bermain peran.
Penilaian autentik melibatkan partisipasi siswa sebanyak mungkin terutama
dalam proses dan aspek penilaian. Guru dapat melakukan ini dengan meminta
siswa menyebarkan elemen proyek/ tugas yang akan mereka gunakan untuk
mengidentifikasi kriteria penyelesaian. Dengan menggunakan informasi ini
guru dapat memberikan umpan balik tentang kinerja siswa dalam bentuk
narasi dan laporan kelas.
b. Penilaian Projek
Evaluasi proyek adalah kegiatan mengevaluasi tugas tugas yang harus
diselesaikan siswa dalam periode waktu tertentu. Penyelesaian tugas
dilakukan dalam bentuk mahasiswa melakukan penyelidikan meliputi
perencanaan pengumpulan data pengorganisasian pengolahan, analisis dan
penyajian data. Oleh karena itu evaluasi proyek terkait dengan pemahaman
aplikasi penyelidikan dan lain-lain. Penilaian proyek sangat dianjurkan
karena membantu mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi
siswa.
c. Penilaian Portofolio
Penilaian menggunakan portofolio dinilai melalui kumpulan pekerjaan siswa
yang sistematis dan terorganisir yang dilakukan selama periode waktu
tertentu. Portofolio digunakan oleh guru dan siswa untuk terus memantau
perkembangan pengetahuan dan keterampilan siswa di bidang tertentu.
Dengan demikian penilaian portofolio memberikan gambaran yang jelas
tentang proses dan pencapaian hasil belajar siswa. Portofolio merupakan
bagian integral dari pembelajaran memungkinkan guru untuk memperoleh
pemahaman awal tentang kekuatan dan kelemahan siswa dalam kemampuan
mereka untuk menguasai suatu topik.6

6
http://jhonilagunsiang.blogspot.com/2015/09/makalah-penilaian.html
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Objek sikap yang menurut Zakaria (2011) sebagai berikut. Pertama, sikap terhadap
mata pelajaran. Kedua, sikap terhadap guru mata pelajaran. Ketiga, sikap terhadap proses
pembelajaran. Selanjutnya adalah Penilaian kompetensi pengetahuan ini mencakup di
antaranya yaitu tes atau ujian tertulis seperti pilihan ganda, menjodohkan, dan jawaban salah
benar, penjelasan singkat atau uraian, melengkapi kata, dan masih banyak lagi ujian tertulis
dalam penilaian kompetensi pengetahuan ini. Selanjutnya penilaian kompetensi keterampilan
Kompetensi peserta didik pada ranah psikomotorik meliputi kemampuan yang melakukan
gerakan refleks, dasar, persepsi, fisik, terampil, anggun, dan kreatif. Oleh karena itu penilaian
kemampuan keterampilan merupakan penilaian yang dilakukan oleh guru untuk mengukur
tingkat ketercapaian keterampilan kemampuan siswa yang meliputi peniruan, manipulasi,
ketelitian, ekspresi, dan naturalisasi.
Daftar Pustaka

Jurnal Tatsqif: Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan, vol. 15, No. 2, Desember
2017. http://journal.uinmataram.ac.id/index.php/tatsqif
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, vol. 20, no. 2, Desember 2016.
http://journal.uny.ac.id/index.php/jpep
Kunandar, Penilaian Autentik ( Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013 ) Suatu pendekatan Praktek disertai dengan Contoh (Jakarta: Rajawali
Press, 2013)
Pelatihan Instruktur Nasional Implementasi Kurikulum 2013, Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan, Draf panduan Penilaian SMP Kurikulum-2013 Kompetensi Keterampilan
(--,2013)

Anda mungkin juga menyukai