NIM : 17505244039
Kelas : C 2017
Mata Kuliah : Penilaian Pembelajaran Kejuruan
Dosen Pengampu : Drs. Amat Jaedun, M.Pd.
MID SEMESTER !
Jawab:
Penilaian membantu para pendidik untuk menyelidiki apa yang siswa belajar dan
seberapa baik mereka belajar, terutama dalam kaitannya dengan hasil belajar
yang diharapkan dari pelajaran. Dengan demikian, hal ini membantu pendidik
memahami bagaimana siswa memahami pelajaran, dan untuk menentukan
perubahan apa yang perlu dilakukan untuk proses mengajar. Oleh karena itu
berfokus pada pembelajaran serta pengajaran dan dapat disebut sebagai proses
interaktif. Latihan penilaian sering tidak dinilai dan anonim. Dengan demikian,
memberikan pendidik pengertian umum tentang keberhasilan pelajaran. Jika
sebagian besar siswa telah dilakukan buruk, pendidik dapat membuat perubahan
pada pelajaran atau metodologi, berdasarkan asumsi bahwa sebagian besar siswa
belum memahami pelajaran dengan baik. Dengan demikian, penilaian yang
formatif dan diagnostik.
Evaluasi berfokus pada apa yang telah dipelajari oleh siswa. Proses evaluasi
digunakan untuk membuat penilaian tentang kualitas siswa belajar / kerja. Para
siswa akan diberi kelas berdasarkan penilaian ini. kegiatan evaluasi seperti
contoh, kertas, dll dianggap cara formal untuk menilai hasil yang diharapkan
tentu saja. Evaluasi tidak hanya menilai pengetahuan siswa tetapi juga dapat
mencakup komponen lain kelas seperti kehadiran, partisipasi dalam kegiatan
kelas, diskusi, dan lain-lain.
PP No 19 Tahun 2005, Pasal 1 Poin 7 Dan Permendikbud No 23 Tahun 2006
juga menjelaskan penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Sedangkan
pada PP No 19 Tahun 2005, Pasal 1 Poin 18 Dan UU No 20 Tahun 2003 Pasal 1
menjelaskan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian,
penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen
pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk
pertanggung jawaban penyelenggaraan pendidikan.
Jawab:
Jawab:
Validitas berasal dari kata validity yang mempeunyai arti sejauh mana ketepatan
dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau
instrument pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila
alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang
sesuai dengan maksud dilakukan pengukuran tersebut. Tes yang menghasilkan
data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang
memiliki validitas rendah. Validitas menjadi yang paling penting karena
validitas merupakan sifat terpenting dari tes dalam kaitannya dengan mutu atau
kualitas. Tes yang baik memiliki validitas yang tinggi atau baik. Validitas tes
adalah kesesuan hasil dengan kriteria-kriteria yang telah dirumuskan serta sejauh
mana sebuah tes dapat mengukurnya. Sebuah alat ukur (tes) dapat dikatakan
mempunyai validitas yang baik apabila tes tersebut tepat mengukur kemampuan
siswa dengan benar sesuai kenyataan yang ada (sesungguhnya).
4. Jelaskan perbedaan tes yang berfungsi untuk seleksi dan penilaian hasil belajar
ditinjau dari kriteria kevalidannya !
Jawab:
Tes seleksi biasa dikenal dengan istilah “ujian saringan” atau “ujian masuk”. Tes
ini dilaksanakan dalam rangka penerimaan calon siswa baru, dimana hasil tes
digunakan untuk memilih calon peserta didik yang tergolong paling baik dari
sekian banyak calon yang mengikuti tes. Materi pada tes seleksi ini merupakan
materi prasyarat untuk mengikuti program pendidikan yang akan diikuti oleh
calon. Sebagai tindak lanjut dari tes seleksi, maka para calon yang dipandang
memenuhi batas persyaratan minimal yang telah ditentukan dinyatakan sebagai
peserta tes yang lulus dan dapat diterima sebagai siswa baru.
1) Tes Formatif
Tes formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk
mengetahui, sudah sejauh manakah peserta didik “telah terbentuk”
(sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan) setelah
mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
Materi dari tes formatif ini pada umumnya ditekankan pada bahan-
bahan pelajaran yang telah diajarkan. Tindak lanjut yang perlu
dilakukan setelah diketahuinya hasil tes formatif adalah:
a) Jika materi yang diteskan itu telah dikuasai dengan baik, maka
pembelajaran dilanjutkan dengan pokok bahasan yang baru.
b) Jika ada bagian-bagian yang belum dikuasai, maka sebelum
dilanjutkan dengan pokok bahasan baru, terlebi dahulu diulangi
atau dijelaskan lagi bagian-bagian yang belum dikuasai oleh
peserta didik.
2) Tes Sumatif
Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah
sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan. Di sekolah
dikenal dengan istilah “Ulangan Umum” atau “EBTA” (Evaluasi
Belajar Tahap Akhir), dimana hasilnya digunakana untuk mengisi
nilai rapor atau mengisi ijazah (STTB).
Tes sumatif dilaksanakan secara tertulis, agar semua siswa
memperoleh soal yang sama. Yang menjadi tujuan utama tes sumatif
adalah untuk menentukan nilai yang melambangkan keberhasilan
peserta didik setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam
jangka waktu tertentu, sehingga dapat ditentukan:
a) Kedudukan dari masing – masing peserta didik di tengah-tengah
kelompoknya;
b) Dapat atau tidaknya peserta didik untuk mengikuti program
pengajaran berikutnya (yang lebih tinggi), dan;
c) Kemajuan peserta didik, untuk diinformasikan kepada pihak
orang tua, petugas bimbingan dan konseling, lembaga-lembaga
pendidikan lainnya, atau pasaran kerja, yang tertuang dalam
bentuk Rapor atau Surat Tanda Tamat Belajar.
Untuk tingkat kevalidannya, valid tes penilaian hasil belajar karena materi yang
dinilai tetap sedangkan seleksi menyesuaikan keperluannya.