Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA

PENGUJIAN ENERGI SPESIFIK

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum


Hidraulika di Laboratorium Hidraulika

Mata Kuliah:

Praktikum Hidraulika

Dosen Pengampu:

Muhammad Nuruzzaman, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh :
Eko Yogi Saputra (17505244004)
Riska Amalia (17505244005)
Fachry Ramadhani (17505244015)
Safira Eka Ananda (17505244018)

JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat
dan Hidayah-Nya penulis telah mampu menyelesaikan laporan Praktikum
Hidraulika dengan praktikum mengenai “Energi Spesifik”. Penulis ucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan
ini sehingga dapat selesai dengan baik dan tepat waktu, terutama kepada
pembimbing dalam pembuatan laporan ini, yaitu :

1. Muhammad Nuruzzaman, S.Pd., M.Pd. sebagai dosen mata kuliah Praktikum


Hidraulika, yang telah membimbing dan mendampingi dari awal hingga akhir
praktik.
2. Teman-teman yang telah mengiringi perjalanan saya hingga dapat
menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan laporan
ini, namun jika masih ada kekurangan diharapkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan memberikan
inspirasi bagi pembacanya.

Yogyakarta, 1 November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul..................................................................................................... i
Kata Pengantar .................................................................................................... ii
Daftar Isi.............................................................................................................. iii
Daftar Tabel ........................................................................................................ iv
Daftar Gambar ..................................................................................................... v
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Kajian Teori ............................................................................................... 1
C. Alat dan Bahan ........................................................................................... 5
D. Langkah Pengujian ..................................................................................... 8
E. Hasil Pengujian .......................................................................................... 9
F. Pembahasan ................................................................................................ 9
G. Kesimpulan ................................................................................................ 19
H. Saran ........................................................................................................... 19
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 20

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil percobaan energi spesifik .............................................................. 9

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kurva Energi Spesifik .......................................................................... 3


Gambar 2. Multi Purpose Teaching Flume ............................................................ 6
Gambar 3. Penggaris .............................................................................................. 7
Gambar 4. Pintu Sorong ......................................................................................... 8
Gambar 5. Point gauge (alat ukur tinggi muka air) ............................................... 8
Gambar 6. Grafik hubungan h(m) dengan Q(m³/s) ................................................ 17
Gambar 7. Kurva hubungan h(m) dengan E(m)..................................................... 18

v
A. Latar Belakang
Proses pembelajaran mata kuliah Hidrolika adalah bagian dari proses
pembelajaran dari seluruh mata kuliah yang diajarkan di jurusan Pendidikan
Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY. Mata kuliah ini diajarkan dengan
bobot 2 sks ditambah dengan praktikum yang dilakukan pada pertengahan
semester dengan pertimbangan mahasiswa telah cukup mempunyai bekal
pemahaman untuk praktikum. Salah satu bagian yang diajarkan dalam mata
kuliah hidrolika adalah Konsep Energi Spesifik. Bagian ini disampaikan kira-
kira pada pertemuan keempat atau kelima,sehingga praktikum hidrolikanya
sendiri belum dimulai. Bagian konsep energi spesifik ini memiliki tingkat
kesulitan yang cukup tinggi. Di dalam proses PBM ini sering dijumpai
kendala berupa kemampuan abstraksi mahasiswa untuk memahami konsep
secara benar masih kurang. Dari permasalahan ini maka perlu dilakukan
suatu proses pembelajaran yang dilengkapi dengan media visual berbasis
laboratorium yang dapat disampaikan di kelas agar mahasiswa lebih
meningkat kemampuannya dalam memahami konsep energi spesifik.Salah
satu media simulasi visual yang dapat disampaikan di dalam kelas adalah
program komputer yang menggambarkan kondisi aliran akibat adanya
perubahan tampang aliaran baik penyempitan badan saluran maupun
kenaikan dasar saluran. Perubahan aliran hanya dibatasi satu dimensi yaitu
perubahan kedalaman pada bagian yang mengalami perubahan, yaitu
penyempitan saluran atau kenaikan dasar saluran. Perubahan kedalaman
aliran ini didasarkan pada konsep energi spesifik.
B. Kajian teori
Sumber energi secara sederhana dapat didefinisikan sebagai
kekayaan alam yang akan memberikan sejumlah daya dan tenaga apabila
diproses dan diolah serta bisa dinikmati oleh masyarakat luas di dalam
penyebarannya (Kurniawan & Marsono, 2008).
Tinggi energi saluran terbuka terhadap suatu garis refrensi terdiri
dari tiga komponen, yaitu : energi elevasi, enenergi tekanan dan energi kinetic,
yang ditulis dalam persamaan :

.......................................................................(1)

1
Apabila refrensi yang digunakan adalah dasar saluran maka tinggi
enenrgi tersebut disebut enenrgi spesifik. Enenergi spesifik terdiri dari tinggi
tekanan dan tinggi kecepatan.

...............................................................................(2)

Pada debit konstan dapat dibuat suatu kurva hubungan antara


kedalaman aliran (H) dan energy Spesifik (ES) yang disebut dengan kurva
enenrgi spesifik. Sebaliknua padda suatu energy spesifik yang sama dapat
dibuat suatu kurva hubungan antara debit (Q) dan kedalaman aliran (H).
Setiap debit mempunyai dua kedalaman yang berbeda, yautu kedalaman alam
(y1) dan (y2). Kedua kedalaman di hitung dengan persamaan momentum
berikut :

( ) .......................................................(3)

Pada kurva enenrgi spesifik, semakin bertambah kedalaman aliuran,


yaitu energy akan semakin berkurang mencapai titik minimum (kritis) lalu
akan bertambah kembali sebanding dengan perubahan kedalaman aliran.
Energi spesifik minimum di capai pada kedalaman kritis dan debit maksimum
dapat dihitung dengan persamaan berikut :

√ ........................................................................................(4)

√ ...........................................(5)

Pada kondisi debit aliran yang konstan, tinggi tenaga pada aliran akan
mencapai harga minimum pada kondisi kedalaman kritik. Parameter in~
merupakan dasar dari pemahaman yang menyeluruh mengenai perilaku aliran
bebas, karena respons dari aliran terhadap tinggi tenaga sangat bergantung
pada apakah kedalaman yang terjadi lebih atau kurang dari kedalaman kritik.

2
Pada saluran terbuka, energi spesifik didefinisikan sebgai jumlah dari
energi potensial (kedalaman aliran) dan energi kinetik (tinggi kecepatan).

Gambar 1. Kurva Energi Spesifik

.....................................................(6)

Dengan :

E = Energi Spesifik
h = Kedalaman Aliran (m)
Q = Debit Aliran (m3/det)
B = Lebar Flume (m)
g = Percepatan Gravitasi Bumi (m/s2)
Kurva energi spesifik merupakan kurva hubungan antara kedalaman
aliran dengan energi spesifik. Gambar diatas menunjukan bahwa ada
kedalaman aliran yang mungkin menghasilkan energi yang sama, yang
dikenal sebagai alternate deph. Pada titik C kurva energi spesifik adalah
minimum dengan hanya ada 1 kedalaman menghasilkannya yang kita
namakan dengan kedalaman kritik (hc).

Aliran pada kedalaman lebih besar dari kedalaman kritik yang


dinamakan dengan aliran sub kritik. Sementara itu apabila kurang dari
kedalaman kritik dinamakan dengan aliran superkritik. Pada saluran segi

3
empat dengan lebar 1 satuan panjang, dimana garis aliran adalah pararel,
dapat ditunjukan bahwa :

..........................................................................(7)

√ .....................................................................(8)

.......................................................(9)

Dengan :

q = Debit persatuan lebar

Ec = Energi Spesifik minimum (m)

hc = Kedalaman Kritik (m)

Pada saat kemiringan saluran cukup untuk membuat aliran seragam dan
kedalaman kritik, kemiringan ini dinamakan dengan kemiringan kritik. Perlu
diperhatikan bahwa permukaan air dapat menimbulkan gelombang pada saat
aliran mendekati kondisi kritik, karena perubahan kecil saja dari energi spesifik
akan mengakibatkan perubahan aliran yang cukup besar, dapat diperkirakan dari
kurva energi spesifik.

Menurut Triatmodjo (2003:131) dijelaskan bahwa aliran dapat ditentukan


dalam keadalan sub kritik, super kritik atau kritik menggunakan beberapa rumus
turunan. Adapun beberapa cara lain untuk menentukan aliran tersebut sub kritik,
super kritik dan kritik adalah menggunakan cara bilangan Froude. Bilangan
froude adalah sebuah bilangan tak bersatuan yang digunakan untuk mengukur
resistensi dari sebuah benda yang bergerak melalui air dan membandingkan
benda-benda yang dengan ukuran yang berbeda dan bilangan ini biasanya
digunakan dalam pekerjaan mengenai drainase. Adapun kriteria aliran dibagi
menjadi tiga:

4
a. Aliran Kritik
Aliran dapat dikatakan aliran kritik jika bilangan Froude sama dengan 1
(Fr=1) dan gangguan permukaan tidak akan bergerak/menyebar melawan
arah arus.
b. Aliran Subkritik
Aliran dapat dikatakan aliran subkiritk jika bilangan Froude lebih kecil
dari 1 (Fr<1). Untuk aliran subkritik kedalaman biasanya lebih besar dan
kecepatan aliran rendah. Kecepatan air < kecepatan gelombang hulu aliran
dipengaruhi pengendali hilir.
c. Aliran Superkritik
Aliran dapat dikatakan aliran superkritik jika bilangan Froude lebih besar
dari 1 (Fr >1). Untuk aliran superkritik kedalaman relatif lebih kecil dan
kecepatan relatif tinggi. Kecepatan air > kecepatan gelombang hulu aliran
tidak dipengaruhi pengendali hilir.
Dengan menggunakan rumus seperti dibawah ini, akan diketahui nilai
bilangan Froude (Fr) dari aliran tersebut sehingga dapat diketahui jenis
alirannya.

………….……………..(4)

Ket:
Fr: Angka Froude
V:Kecepatan Aliran (m²/s)
G:Percepatan Gravitasi (9,81 m²/s)
D:Kedalaman Hidraulik (m)

C. Alat dan Bahan


1. Alat
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
a. Multi Purpose Teaching Flume
Multi Purpose Teaching Flume adalah satu set model saluran
terbuka dengan dinding tembus pandang yang diletakkan pada struktur
rangka kaku. Dasar saluran ini dapat diubah kemiringannyaa dengan

5
menggunakan jack hidraulic yang dapat mengatur kemiringan dasar
saluran tersebut secara akurat sesuai dengan yang kita kehendaki.
Saluran ini dilengkapi dengaan keran tekanan udara dan pada titik-titik
tertentu terdapat lubang untuk pemasangan model bangunan air.
Saluran ini dilengkapi pula dengan pompa sirkulasi air, dan alat
pengukur debit. Alat ini sesuai dengan SNI 03-8137-2015 tentang
pengukuran debit pada saluran terbuka menggunakan bangunan ukur
tipe pelimpah atas yaitu konstruksi banguna ukur harus kokoh dan
kedap air serta mampu menahan aliran banjir.

Gambar 2. Multi purpose teaching flume

b. Penggaris
Mistar adalah sebuah alat pengukur dan alat bantu gambar
untuk menggambar garis lurus. Alat ukur ini sendiri memiliki skala
terkecil sekitar 1mm atau 0,1cm. Penggaris memiliki ketelitian
pengukuran setengah dari skala terkecil yang dimilikinya yakni
0.5mm.

Penggaris mempunyai bentuk yang bermacam – macam diantaranya :

1. Penggaris lurus
2. Penggaris segitiga
3. Penggaris pencetak linkaran
4. Penggaris lipat
5. Penggaris tiga sisi

6
Dari banyaknya macam penggaris, penggaris yang kami gunakan
dalam praktikum hidraulika adalah penggaris lurus.

Gambar 3. Penggaris

c. Model Pintu Sorong


Menurut Hasanatul dkkk. (2010), Pintu sorong (sluice gate)
merupakan salah satu konstruksi bangunan air yang berfungsi untuk
membagi air sesuai debit yang direncanakan dengan cara mengatur
tinggi muka air. Bangunan ini menyebabkan perbedaan kondisi aliran
di hulu dan hilir pintu yang berakibat pada terjadinya gerusan di hilir
pintu, terutama apabila material dasar salurannya lepas atau lunak.
Pintu sorong merupakan jenis pintu yang dioperasikan
dengan menggeser pintu ke arah vertikal sesuai bukaan yang telah
direncanakan. Aliran yang melewati pintu sorong dapat berupa aliran
bebas atau aliran tenggelam. Pada kondisi aliran tenggelam,
kedalaman aliran di hilir sebelum loncatan lebih besar dari hasil
perkalian koefisien kontraksi dan bukaan pintu (y1 > Cc.a).
Sebaliknya, pada aliran bebas kedalaman aliran di hilir sebelum
loncatan sama dengan hasil perkalian koefisien kontraksi dan bukaan
pintu (y1 = Cc.a).

7
Gambar 4. Pintu Sorong

d. Point gauge (alat ukur tinggi muka air)


Dari point gauge (alat tinggi muka air) didapat suatu
besaran / nilai berupa h yang kemudian dapat dimasukkan pada grafik
untuk menentukan besarnya nilai Q atau debit air. Alat ini tidak
mempunyai aturan khusus, namun berdasarkan SNI 03-8137-2015 alat
ini sesuai untuk pengukuran debit pada saluran terbuka menggunakan
bangunan ukur tipe pelimpah atas.

Gambar 5. Point gauge


2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum hidrolika pengujian
ambang lebar ini adalah air. Air yang digunakan adalah pada umumnya
terdapat di sungai atau bendung.

D. Langkah pengujian
Langkah kerja dari praktikum ini yaitu :
a. Sebelum mengalirkan aliran air, model pintu sorong dipasang terlebih
dahulu. Pemasangan pintu sorong kurang lebih berada di posisi h3.
b. Untuk mengoperasikan alat multi purpose teaching flume dihidupkan
pompa terlebih dahulu

8
c. Untuk melihat aliran yang tersebeut super kritik atau tidak maka dibuka
pintu sorong dengan ketinggian 1,00 cm dari dasar. Kemudian ukur aliran
menggunakan mistar (dimana h1<hg).
d. Jika aliran tersebut sudah mengalami super kritik maka pintu sorong
ddapat dinaikan setinggi 0,50 dari keadaan semula, lalu ukur h0 dan h1.
e. Debit aliran diatur sesuai dengan petunjuk.
f. Langkah diatas diulang dengan bukaan pintu sorong yang berbeda-beda
tiap percobaan.
g. Jika data seluruhnya telah diperoleh, dibuat grafik hubungan h1 dan Q
h. Dilakukan perhitungan untuk harga energi spesifik yang terjadi,
perhitungan energi kritiknya.
i. Jika seluruh perhitungan telah diperoleh, dibuat grafik kurva hubungan
antara energi dengan kedalaman aliran.
E. Hasil pengujian
Data yang diperoleh dari pengujian pada tanggal 16 September 2019 adalah :

Tabel 1. Hasil percobaan

Percobaan Q Q hg H0 H1 H2 H3 H4 H5
3 b
Ke baca (m /s) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m)

1 1,4 0,0014 0,010 0,056 0,010 0,026 0,032 0,038 0,039 0,102
2 1,5 0,0015 0,015 0,088 0,015 0,030 0,045 0,048 0,055 0,102
3 1,7 0,0017 0,020 0,076 0,030 0,040 0,050 0,055 0,060 0,102
4 1,9 0,0019 0,025 0,080 0,040 0,047 0,055 0,065 0,068 0,102
5 2,1 0,0021 0,030 0,086 0,060 0,070 0,075 0,078 0,080 0,102

F. Pembahasan
1. Menghitung Energi Spesifik ( ) pada ketinggian bacaan pertama (h1)
a. Percobaan 1

106 m

9
b. Percobaan 2

c. Percobaan 3

m
d. Percobaan 4

m
e. Percobaan 5

m
2. Menghitung Energi Spesifik ( ) pada ketinggian bacaan kedua (h2)
a. Percobaan 1

10
b. Percobaan 2

m
c. Percobaan 3

m
d. Percobaan 4

m
e. Percobaan 5

3. Menghitung Energi Spesifik ( ) pada ketinggian bacaan ketiga (h3)


a. Percobaan 1

11
b. Percobaan 2

m
c. Percobaan 3

m
d. Percobaan 4

m
e. Percobaan 5

4. Menghitung Energi Spesifik ( ) pada ketinggian bacaan keempat (h4)


a. Percobaan 1

12
b. Percobaan 2

m
c. Percobaan 3

d. Percobaan 4

m
e. Percobaan 5

5. Menghitung Energi Spesifik ( ) pada ketinggian bacaan kelima (h5)


a. Percobaan 1

13
b. Percobaan 2

m
c. Percobaan 3

m
d. Percobaan 4

m
e. Percobaan 5

6. Menghitung nilai kedalaman kritik (


a. Percobaan 1

√( )

14

b. Percobaan 2

√( )

c. Percobaan 3

√( )

d. Percobaan 4

√( )

15
e. Percobaan 5

√( )

7. Menghitung nilai energi spesifik minimum


a. Percobaan 1

b. Percobaan 2

c. Percobaan 3

d. Percobaan 4

16
e. Percobaan 5

8. Grafik Hubungan
a. Kurva hubungan antara h(m) dengan Q(m³/s)

0,09
0,08
0,078
0,08 0,075
0,068 0,07
0,07 0,065
0,06 0,06
0,06 0,055 0,055 0,055
0,048 0,05
0,045 0,047
0,05
h(m)

0,039
0,038 0,04 0,0400
0,04 0,032 0,03 0,03
0,026
0,03 y = 0,0125x - 0,0065
0,02 0,015 R² = 0,9645
0,01
0,01
0
0,0014 0,0015 0,0017 0,0019 0,0021
Q(m³/s)

Gambar 6. Grafik hubungan h(m) dengan Q(m³/s)

Setelah dilakukan praktikum dan dipatkan nilai kedalaman


aliran (h) dengan menggunakan nilai debit aliran (Q) yang
berbeda-beda pada setiap percobaannya maka didapat hasil nilai
hubungan seperti pada gambar grafik diatas. Penjelasan dari grafik
tersebut adalah pada satu grafik menjelaskan hubungan pada setiap
kedalaman dan dengan Q pada lima kali
percobaan. Sehingga dapat dijelaskan bahwa pada kedalaman
aliran pertama ( nilai nya akan terus meningkat jika debit aliran
(Q) yang dialirkan juga besar, begitu juga dengan kedalaman aliran
yang lainnya. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan hubungan antara

17
kedalaman aliran dan debit aliran pada energi spesifik memiliki
nilai yang saling berbanding lurus.
b. Kurva hubungan kedalaman aliran (h) dengan energi spesifik (E)
0,09
0,08
0,07
0,06
0,05 y = -0,0485x + 0,0119
h(m)

R² = 0,8166
0,04
0,03
0,02
0,01
0
0 0,05 0,1 0,15 0,2
E(m)

Gambar 7. Kurva hubungan h(m) dengan E(m)

Setelah dilakukan praktikum energi spesifik dan dilakukan


perhitungan antara kedalaman dan energi yang dihasilkan dari
praktikum tersebut maka hasil tersebut diinput kedalam grafik
diatas dan didapat kurva grafik hubungan seperti gambar diatas.
Pada dasar teori diawal telah dijelaskan tentang aliran sub kritik,
super kritik dan adanya garis kritik. Data pada setiap percobaan
dapat terlihat jelas pada grafik diatas, pada garis berwarna hijau
merupakan garis kritik dari aliran tersebut, sedangkan nilai spesifik
pada aliran ini berada dibawah nilai garis kritik, jika disesuaikan
dengan teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa aliran pada
praktikum ini mengalami energi spesifik yang super kritik dimana
yang dimaksud dengan super kritik adalah kedalaman relatif lebih
kecil dan kecepatan relatif tinggi. Dari hasil pembahasan diatas
dimasukan rumus bilangan Froude dan didapat nilai Fr rata-rata
dari aliran tersebut ialah 2,5 sehingga nilai Fr>1 yang artinya ialah
aliran tersebut termasuk kedalam aliran superkritik.

18
G. Kesimpulan
Dari hasil praktikum penurunan persamaan energi spesifik yang telah
dilakukan dapat di simpulkan sebagai berikut:

1. Pada kelima percobaan tersebut, semakin besar Q (m3/s) yang diberikan


maka semakin tinggi kedalaman aliran h (m) yang dihasilkan.
2. Pada setiap debit memiliki nilai kedalaman kritik yang berbeda, dan
aliran yang terjadi pada praktikum ini adalah aliran super kritik.
3. Pada kondisi kedalaman tertentu terdapat kondisi energi spesifik
menunjukkan nilai yang sama.
H. Saran
1. Saran untuk mahasiswa
Dalam proses percobaan sebaiknya mahasiswa membaca jobsheet terlebih
dahulu, sehingga pada saat praktikum tidak bingung hal apa yang akan
dilakukan, dan mahasiswa harus lebih teliti dalam pembacaan point gauge
maupun mistar, karena berbeda pembacaan sedikit dapat merubah
besaranya debit.
2. Saran untuk laboratorium
Lebih baik Multi purpose teaching flume diganti dengan yang baru karena
sudah sangat lama dan sebaiknya air yang digunakan bukan air yang
keruh.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ward, Andy. 2003. Environmental Hydrology. London: Lewis Publisher


Prastumi dan Herdin Primadi. 2009. Kajian Hidrolika Sluran Transisi dan Saluran
Peluncur pada Uji Model Fisik Waduk Jehem Kabupaten Bangli Bali.
Jurnal Rekayasa Sipil. Vol 3, No.3.
Triatmodjo, Bambang. 1993. Hidraulika 1. Yogyakarta.
Kurniawan, O dan Marsono, 2008. Superkarbon Bahan Bakar Alternatif
Pengganti Minyak Tanah dan Gas. Penebar Swadaya. Jakarta.

Qamariyah, Hasanatul dkk. 2015. Analisis Kedalaman Gerusan di Hilir Pintu


Sorong pada Dasar Saluran Tanah Liat Berpasir (Sandy Loam) dengan
Uji Model Fisik Hidraulik. Malang, Jurusan Pengairan Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya.

20
LAMPIRAN

21

Anda mungkin juga menyukai