Mata Kuliah:
Praktikum Hidraulika
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
Eko Yogi Saputra (17505244004)
Riska Amalia (17505244005)
Fachry Ramadhani (17505244015)
Safira Eka Ananda (17505244018)
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul..................................................................................................... i
Kata Pengantar .................................................................................................... ii
Daftar Isi.............................................................................................................. iii
Daftar Tabel ........................................................................................................ iv
Daftar Gambar ..................................................................................................... v
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Kajian Teori ............................................................................................... 1
C. Alat dan Bahan ........................................................................................... 5
D. Langkah Pengujian ..................................................................................... 8
E. Hasil Pengujian .......................................................................................... 9
F. Pembahasan ................................................................................................ 9
G. Kesimpulan ................................................................................................ 19
H. Saran ........................................................................................................... 19
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 20
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
A. Latar Belakang
Proses pembelajaran mata kuliah Hidrolika adalah bagian dari proses
pembelajaran dari seluruh mata kuliah yang diajarkan di jurusan Pendidikan
Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY. Mata kuliah ini diajarkan dengan
bobot 2 sks ditambah dengan praktikum yang dilakukan pada pertengahan
semester dengan pertimbangan mahasiswa telah cukup mempunyai bekal
pemahaman untuk praktikum. Salah satu bagian yang diajarkan dalam mata
kuliah hidrolika adalah Konsep Energi Spesifik. Bagian ini disampaikan kira-
kira pada pertemuan keempat atau kelima,sehingga praktikum hidrolikanya
sendiri belum dimulai. Bagian konsep energi spesifik ini memiliki tingkat
kesulitan yang cukup tinggi. Di dalam proses PBM ini sering dijumpai
kendala berupa kemampuan abstraksi mahasiswa untuk memahami konsep
secara benar masih kurang. Dari permasalahan ini maka perlu dilakukan
suatu proses pembelajaran yang dilengkapi dengan media visual berbasis
laboratorium yang dapat disampaikan di kelas agar mahasiswa lebih
meningkat kemampuannya dalam memahami konsep energi spesifik.Salah
satu media simulasi visual yang dapat disampaikan di dalam kelas adalah
program komputer yang menggambarkan kondisi aliran akibat adanya
perubahan tampang aliaran baik penyempitan badan saluran maupun
kenaikan dasar saluran. Perubahan aliran hanya dibatasi satu dimensi yaitu
perubahan kedalaman pada bagian yang mengalami perubahan, yaitu
penyempitan saluran atau kenaikan dasar saluran. Perubahan kedalaman
aliran ini didasarkan pada konsep energi spesifik.
B. Kajian teori
Sumber energi secara sederhana dapat didefinisikan sebagai
kekayaan alam yang akan memberikan sejumlah daya dan tenaga apabila
diproses dan diolah serta bisa dinikmati oleh masyarakat luas di dalam
penyebarannya (Kurniawan & Marsono, 2008).
Tinggi energi saluran terbuka terhadap suatu garis refrensi terdiri
dari tiga komponen, yaitu : energi elevasi, enenergi tekanan dan energi kinetic,
yang ditulis dalam persamaan :
.......................................................................(1)
1
Apabila refrensi yang digunakan adalah dasar saluran maka tinggi
enenrgi tersebut disebut enenrgi spesifik. Enenergi spesifik terdiri dari tinggi
tekanan dan tinggi kecepatan.
...............................................................................(2)
( ) .......................................................(3)
√ ........................................................................................(4)
√ ...........................................(5)
Pada kondisi debit aliran yang konstan, tinggi tenaga pada aliran akan
mencapai harga minimum pada kondisi kedalaman kritik. Parameter in~
merupakan dasar dari pemahaman yang menyeluruh mengenai perilaku aliran
bebas, karena respons dari aliran terhadap tinggi tenaga sangat bergantung
pada apakah kedalaman yang terjadi lebih atau kurang dari kedalaman kritik.
2
Pada saluran terbuka, energi spesifik didefinisikan sebgai jumlah dari
energi potensial (kedalaman aliran) dan energi kinetik (tinggi kecepatan).
.....................................................(6)
Dengan :
E = Energi Spesifik
h = Kedalaman Aliran (m)
Q = Debit Aliran (m3/det)
B = Lebar Flume (m)
g = Percepatan Gravitasi Bumi (m/s2)
Kurva energi spesifik merupakan kurva hubungan antara kedalaman
aliran dengan energi spesifik. Gambar diatas menunjukan bahwa ada
kedalaman aliran yang mungkin menghasilkan energi yang sama, yang
dikenal sebagai alternate deph. Pada titik C kurva energi spesifik adalah
minimum dengan hanya ada 1 kedalaman menghasilkannya yang kita
namakan dengan kedalaman kritik (hc).
3
empat dengan lebar 1 satuan panjang, dimana garis aliran adalah pararel,
dapat ditunjukan bahwa :
..........................................................................(7)
√ .....................................................................(8)
.......................................................(9)
Dengan :
Pada saat kemiringan saluran cukup untuk membuat aliran seragam dan
kedalaman kritik, kemiringan ini dinamakan dengan kemiringan kritik. Perlu
diperhatikan bahwa permukaan air dapat menimbulkan gelombang pada saat
aliran mendekati kondisi kritik, karena perubahan kecil saja dari energi spesifik
akan mengakibatkan perubahan aliran yang cukup besar, dapat diperkirakan dari
kurva energi spesifik.
4
a. Aliran Kritik
Aliran dapat dikatakan aliran kritik jika bilangan Froude sama dengan 1
(Fr=1) dan gangguan permukaan tidak akan bergerak/menyebar melawan
arah arus.
b. Aliran Subkritik
Aliran dapat dikatakan aliran subkiritk jika bilangan Froude lebih kecil
dari 1 (Fr<1). Untuk aliran subkritik kedalaman biasanya lebih besar dan
kecepatan aliran rendah. Kecepatan air < kecepatan gelombang hulu aliran
dipengaruhi pengendali hilir.
c. Aliran Superkritik
Aliran dapat dikatakan aliran superkritik jika bilangan Froude lebih besar
dari 1 (Fr >1). Untuk aliran superkritik kedalaman relatif lebih kecil dan
kecepatan relatif tinggi. Kecepatan air > kecepatan gelombang hulu aliran
tidak dipengaruhi pengendali hilir.
Dengan menggunakan rumus seperti dibawah ini, akan diketahui nilai
bilangan Froude (Fr) dari aliran tersebut sehingga dapat diketahui jenis
alirannya.
………….……………..(4)
√
Ket:
Fr: Angka Froude
V:Kecepatan Aliran (m²/s)
G:Percepatan Gravitasi (9,81 m²/s)
D:Kedalaman Hidraulik (m)
5
menggunakan jack hidraulic yang dapat mengatur kemiringan dasar
saluran tersebut secara akurat sesuai dengan yang kita kehendaki.
Saluran ini dilengkapi dengaan keran tekanan udara dan pada titik-titik
tertentu terdapat lubang untuk pemasangan model bangunan air.
Saluran ini dilengkapi pula dengan pompa sirkulasi air, dan alat
pengukur debit. Alat ini sesuai dengan SNI 03-8137-2015 tentang
pengukuran debit pada saluran terbuka menggunakan bangunan ukur
tipe pelimpah atas yaitu konstruksi banguna ukur harus kokoh dan
kedap air serta mampu menahan aliran banjir.
b. Penggaris
Mistar adalah sebuah alat pengukur dan alat bantu gambar
untuk menggambar garis lurus. Alat ukur ini sendiri memiliki skala
terkecil sekitar 1mm atau 0,1cm. Penggaris memiliki ketelitian
pengukuran setengah dari skala terkecil yang dimilikinya yakni
0.5mm.
1. Penggaris lurus
2. Penggaris segitiga
3. Penggaris pencetak linkaran
4. Penggaris lipat
5. Penggaris tiga sisi
6
Dari banyaknya macam penggaris, penggaris yang kami gunakan
dalam praktikum hidraulika adalah penggaris lurus.
Gambar 3. Penggaris
7
Gambar 4. Pintu Sorong
D. Langkah pengujian
Langkah kerja dari praktikum ini yaitu :
a. Sebelum mengalirkan aliran air, model pintu sorong dipasang terlebih
dahulu. Pemasangan pintu sorong kurang lebih berada di posisi h3.
b. Untuk mengoperasikan alat multi purpose teaching flume dihidupkan
pompa terlebih dahulu
8
c. Untuk melihat aliran yang tersebeut super kritik atau tidak maka dibuka
pintu sorong dengan ketinggian 1,00 cm dari dasar. Kemudian ukur aliran
menggunakan mistar (dimana h1<hg).
d. Jika aliran tersebut sudah mengalami super kritik maka pintu sorong
ddapat dinaikan setinggi 0,50 dari keadaan semula, lalu ukur h0 dan h1.
e. Debit aliran diatur sesuai dengan petunjuk.
f. Langkah diatas diulang dengan bukaan pintu sorong yang berbeda-beda
tiap percobaan.
g. Jika data seluruhnya telah diperoleh, dibuat grafik hubungan h1 dan Q
h. Dilakukan perhitungan untuk harga energi spesifik yang terjadi,
perhitungan energi kritiknya.
i. Jika seluruh perhitungan telah diperoleh, dibuat grafik kurva hubungan
antara energi dengan kedalaman aliran.
E. Hasil pengujian
Data yang diperoleh dari pengujian pada tanggal 16 September 2019 adalah :
Percobaan Q Q hg H0 H1 H2 H3 H4 H5
3 b
Ke baca (m /s) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m)
1 1,4 0,0014 0,010 0,056 0,010 0,026 0,032 0,038 0,039 0,102
2 1,5 0,0015 0,015 0,088 0,015 0,030 0,045 0,048 0,055 0,102
3 1,7 0,0017 0,020 0,076 0,030 0,040 0,050 0,055 0,060 0,102
4 1,9 0,0019 0,025 0,080 0,040 0,047 0,055 0,065 0,068 0,102
5 2,1 0,0021 0,030 0,086 0,060 0,070 0,075 0,078 0,080 0,102
F. Pembahasan
1. Menghitung Energi Spesifik ( ) pada ketinggian bacaan pertama (h1)
a. Percobaan 1
106 m
9
b. Percobaan 2
c. Percobaan 3
m
d. Percobaan 4
m
e. Percobaan 5
m
2. Menghitung Energi Spesifik ( ) pada ketinggian bacaan kedua (h2)
a. Percobaan 1
10
b. Percobaan 2
m
c. Percobaan 3
m
d. Percobaan 4
m
e. Percobaan 5
11
b. Percobaan 2
m
c. Percobaan 3
m
d. Percobaan 4
m
e. Percobaan 5
12
b. Percobaan 2
m
c. Percobaan 3
d. Percobaan 4
m
e. Percobaan 5
13
b. Percobaan 2
m
c. Percobaan 3
m
d. Percobaan 4
m
e. Percobaan 5
√( )
14
√
b. Percobaan 2
√( )
c. Percobaan 3
√( )
d. Percobaan 4
√( )
15
e. Percobaan 5
√( )
b. Percobaan 2
c. Percobaan 3
d. Percobaan 4
16
e. Percobaan 5
8. Grafik Hubungan
a. Kurva hubungan antara h(m) dengan Q(m³/s)
0,09
0,08
0,078
0,08 0,075
0,068 0,07
0,07 0,065
0,06 0,06
0,06 0,055 0,055 0,055
0,048 0,05
0,045 0,047
0,05
h(m)
0,039
0,038 0,04 0,0400
0,04 0,032 0,03 0,03
0,026
0,03 y = 0,0125x - 0,0065
0,02 0,015 R² = 0,9645
0,01
0,01
0
0,0014 0,0015 0,0017 0,0019 0,0021
Q(m³/s)
17
kedalaman aliran dan debit aliran pada energi spesifik memiliki
nilai yang saling berbanding lurus.
b. Kurva hubungan kedalaman aliran (h) dengan energi spesifik (E)
0,09
0,08
0,07
0,06
0,05 y = -0,0485x + 0,0119
h(m)
R² = 0,8166
0,04
0,03
0,02
0,01
0
0 0,05 0,1 0,15 0,2
E(m)
18
G. Kesimpulan
Dari hasil praktikum penurunan persamaan energi spesifik yang telah
dilakukan dapat di simpulkan sebagai berikut:
19
DAFTAR PUSTAKA
20
LAMPIRAN
21