Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dyah Seta Apsari

NIM : 17505244030
Kelas : C 2017
Tugas : Manajemen Pendidikan
Dosen Pengampu : Drs. Darmono, M.T.

ANALISIS SWOT DALAM PENDIDIKAN

Analisis SWOT menurut Philip Kotler diartikan sebagai evaluasi terhadap keseluruhan kekuatan
kelemahan, peluang, dan ancaman. Sedangkan menurut Freddy Rangkuti, analisis SWOT
merupakan analisa yang didasarkan paga logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemanan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu
berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategis harus menganalisis faktor-faktor strategis
perusahaan, organisasi atau lembaga tersebut dalam kondisi yang ada pada saat ini. Berikut
penjelasan lebih rinci tentang SWOT:

1. Kekuatan (Strengths)
Faktor-faktor kekuatan dalam lembaga pendidikan merupakan kompetensi khusus atau
keunggulan-keunggulan lain yang dapat berakibat pada nilai plus atau keunggulan
komparatif lembaga pendidikan tersebut. Hal tersebut bisa dilihat jika sebuah lembaga
pendidikan harus memiliki skill atau keterampilan yang bisa disalurkan bagi peserta
didik, lulusan terbaik atau hasil terbaik, maupun kelebihan lain yang membuat unggul
bagi pesaing-pesaing serta dapat memuaskan steakholder maupun pelanggan (peserta
didik, orang tua, masyarakat, dan bangsa).
Bagi sebuah lembaga pendidikan sangat penting untuk mengenali krkuatan dasar lembaga
tersebut sebagai langkah awal atau tonggak menuju pendidikan yang berbasis kualitas
tinggi. Mengenali kekuatan dan terus melakukan refleksi merupakan langkah besar untuk
menuju kemajuan bagi lembaga pendidikan.
2. Kelemahan (Weaknesses)
Kelemahan merupakan hal yang wajar akan tetapi yang terpenting adalah bagaimana
sebagai penentu kebijakan dalam lembaga pendidikan bisa meminimalkan kelemahan-
kelemahan tersebut atau mungkin kelemahan tersebut menjadi satu sisi kelebihan yang
tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan lain. Kelemahan tersebut bisa dalam aspek sarana
dan prasarana, kualitas atau kemampuan tenaga pendidik, lemahnya kepercayaan
masyarakat, tidak sesuainya antara hasil lulusan dengan kebutuhan masyarakat atau dunia
usaha dan indusrei dan lain-lain.
Untuk itu beberapa faktor yang harus dibenahi oleh para pengelola lembaga pendidikan,
antara lain:
a. Lemahnya SDM dalam lembaga pendidikan.
b. Sarana dan prasarana yang masih terbatas pada sarana wajib saja.
c. Lembaga pendidikan swasta umunya kurang bisa menangkap peluang, sehingga
mereka hanya puas dengan keadaan yang dihadapinya saat ini.
d. Output lembaga pendidikan belum sepenuhnya bersaing dengan output lembaga
pendidikan yang lain, dan sebagainya.
3. Peluang (Opportunities)
Peluang merupakan suatu kondisi lingkungan eksternal yang menguntungkan bahkan bisa
menjadi formulasi dalam lembaga pendidikan. Formulasi lingkungan tersebut misalnya:
a. Keccenderungan penting yang terjadi dikalangan peserta didik.
b. Identifikassi suatu layanan pendidikan yang belum mendapatkan perhatian.
c. Perubahan dalam keadaan persaingan.
d. Hubungan dengan pengguna atau pelanggan.

Peluang pengembangan lembaga pendidikan antara lain:

a. Di era yang sedang krisis moral dan krisis kejujuran seperti saat ini sangat diperlukan
peran serta pendidikan agama yang lebih dominan.
b. Pada kehidupan msyarakat kota dan modern cenderung konsumtif dan hedonis,
membutuhkan petunjuk jiwa, sehingga kajian-kajian agama berdimensi sufistik kian
menjamur. Hal tersebut dapat menjadi salah satu peluang bagi pengembangan
lembaga pendidikan kedepan.
4. Ancaman (Threats)
Ancaman merupakan kebalikan dari sebuah peluang, ancaman meliputi faktor-faktor
lingkungan yang tidak menguntungkan bagi lembaga pendidikan. Jika sebuah ancaman
tidak ditanggulangi maka dapat menjadi sebuah penghalang atau penghambat bagi
kemajuan dan peranan sebuah lembaga pendidikan itu sendiri. Contoh ancaman tersebut
meliputi, minat peserta didik yang menurun, kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap
lembaga pendidikan tersebut, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai