Anda di halaman 1dari 30

Analisis SWOT terdiri dari empat faktor

1.      Strengths (kekuatan)


Faktor-faktor kekuatan dalam lembaga pendidikan adalah kompetensi khusus
atau keunggulan-keunggulan lain yang berakibat pada nilai plus atau keunggulan
komparatif lembaga pendidikan tersebut. Hal ini bisa dilihat jika sebuah lembaga
pendidikan harus memiliki skill atau keterampilan yang bisa disalurkan bagi perserta
didik, lulusan terbaik atau hasil andalan, maupun kelebihan-kelebihan lain yang dapat
membuat sekolah tersebut unggul dari pesaing-pesaingnya serta dapat
memuaskan steakholders maupun pelanggan (peserta didik, orang tua, masyarakat dan
bangsa).
Sebagai contoh dari bidang keunggulan, antara lain kekuatan pada sumber
keuangan, citra yang positif, keunggulan kedudukan di masyrakat, loyalitas pengguna
dan kepercayaan berbagai pihak yang berkepentingan. Sedangkan keunggulan lembaga
pendidikan di era otonomi pendidikan atara lain yaitu sumber daya manusia yang secara
kuantitatif besar, hanya saja perlu pembenahan dari kualitas. Selain
itu antusiasme pelaksanaan pendidikan yang sangat tinggi, didukung dengan sarana
prasarana pendidikan yang cukup memadai. Hal lain dari faktor keunggulan lembaga
pendidikan adalah kebutuhan masyarakat terhadap yang bersifat transendental sangat
tinggi, dan itu sangat mungkin diharapkan dari proses pendidikan lembaga pendidikan
yang agamis.
Bagi sebuah lembaga pendidikan untuk mengenali kekuatan dasar lembaga
tersebut sebagai langkah awal atau tonggak menuju pendidikan yang berbasis kualitas
tinggi merupakan hal yang sangat penting. Mengenali kekuatan dan terus melakukan
refleksi adalah sebuah langkah besar untuk menuju kemajuan bagi lembaga pendidikan.
2.      Weakness (kelemahan)
Kelemahan adalah hal yang wajar dalam segala sesuatu tetapi yang terpenting
adalah bagaimana sebagai penentu kebijakan dalam lembaga pendidikan bisa
meminimalisasi kelemahan-kelemahan tersebut atau bahkan kelemahan tersebut
menjadi satu sisi kelebihan yang tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan lain.
Kelemahan ini dapat berupa kelemahan dalam sarana dan prasarana, kualitas atau
kemampuan tenaga pendidik, lemahnya kepercayaan masyarakat, tidak sesuainya antara
hasil lulusan dengan kebutuhan masyarakat atau dunia usaha dan industri dan lain-lain
Oleh karena itu, ada beberapa faktor kelemahan yang harus segera dibenahi oleh
para pengelola pendidikan, antara lain yaitu:

a.    Lemahnya SDM dalam lembaga pendidikan


b.    Sarana dan prasarana yang masih sebatas pada sarana wajib saja
c.   Lembaga pendidikan swasta yang pada umumya kurang bisa menangkap peluang,
sehingga mereka hanya puas dengan keadaan yang dihadapi sekarang ini.
d.   Output pada lembaga pendidikan yang belum sepenuhnya bersaing dengan output
lembaga pendidikan yang lain dan sebagainya.
3.    Opportunities (peluang)
Peluang adalah suatu kondisi lingkungan eksternal yang menguntungkan
bahkan menjadi formulasi dalam lembaga pendidikan. Situasi lingkungan tersebut
misalnya:
a.    Kecenderungan penting yang terjadi dikalangan peserta didik.
b.    Identifikasi suatu layanan pendidikan yang belum mendapat perhatian.
c.    Perubahan dalam keadaan persaingan.
d.   Hubungan dengan pengguna atau pelanggan dan sebagainya.
Peluang pengembangan dalam lembaga pendidikan dapat dilakukan antara
lain yaitu:
a.    Di era yang sedang krisis moral dan krisis kejujuran seperti ini diperlukan peran serta
pendidikan agama yang lebih dominan.
b.    Pada kehidupan masyarakat kota dan modern yang cenderung konsumtif dan hedonis,
membutuhkan petunjuk jiwa, sehingga kajian-kajian agama berdimensi sufistik kian
menjamur. Ini menjadi salah satu peluang bagi pengembangan lembaga pendidikan ke
depan.
c.    Secara historis dan realitas, mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, bahkan
merupakan komunitas muslim terbesar di seluruh dunia. Ini adalah peluang yang sangat
strategi bagi pentingnya manajemen pengembangan lembaga pendidikan.
4.      Threats (ancaman)
Ancaman merupakan kebalikan dari sebuah peluang, ancaman meliputi faktor-
faktor lingkungan yang tidak menguntungkan bagi sebuah lembaga pendidikan. Jika
sebuah ancaman tidak ditanggulangi maka akan menjadi sebuah penghalang atau
penghambat untuk maju dan peranannya sebuah lembaga pendidikan itu sendiri. Contoh
ancaman tersebut adalah minat peserta didik baru yang menurun, motivasi belajar
peserta didik yang rendah, kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga
pendidikan tersebut dan lain-lain.
   Kegunaan Analisis SWOT
Secara umum, analisis SWOT dipakai untuk:
1.      Menganalisis kondisi diri dan lingkungan pribadi
2.      Menganalisis kondisi internal lembaga dan lingkungan eksternal lembaga
3.      Menganalisis kondisi internal perusahaan dan lingkungan eksternal Perusahaan
4.      Mengetahui sejauh mana diri kita di dalam lingkungan kita
5.      Mengetahui posisi sebuah lembaga diantara lembaga-lembaga lain
6.      Mengetahui kemampuan sebuah perusahaan dalam menjalankan bisnisnya dihadapkan
dengan para pesaingnya.

D.    Hubungan antara Strength, Weaknesses, Opportunities, dan Treaths dalam


Analisis SWOT
Sebuah lembaga pendidikan akan mampu mencapai tujuan yang telah
ditetapkan ketika kekuatan lembaga pendidikan melebihi kelemahan yang dimiliki.
Oleh karena itu lembaga pendidikan harus mampu memperdayakan potensi yag
dimiliki secara maksimal, mengurangi resiko yang terjadi. Jadi, tercapai atau
tidaknya tujuan lembaga pendidikan yang telah ditetapkan merupakan tanggung
jawab lingkungan manajemen lembaga pendidikan. Jika analisis SWOT dilakukan
dengan tepat, maka upaya untuk memilih dan menentukan strategi yang efektif akan
membuahkan hasil yang diinginkan.
Analisis SWOT dalam program sekolah dapat dilakukan dengan melakukan
matrik SWOT, matrik ini terdiri dari sel-sel daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman dalam penyelenggaraan program sekolah, untuk memperoleh mutu sekolah
dapat dilakukan strategi SO (menggunakan kekuatan dan memanfaatkan peluang),
strategi WO (memperbaiki kelemahan dan mengambil manfaat dari peluang),
strategi ST (menggunakan kekuatan dan menghindari ancaman), strategi WT
(mengatasi kelemahan dan menghindari ancaman).
1. Standar Kompetensi Kelulusan
2. Standar isi
3. Standar proses
4. Standar pengelolaan
5. Standar tenaga kependidikan
6. Standar sarana dan prasarana
7. Standar pembiayaan
8. Standar penilaian

PROGRAM KERJA
KEPALA SEKOLAH SMAIQU AL-BAHJAH
TAHUN AJARAN
2018/2019

NAMA SEKLAH : SMAIQU AL-BAHJAH

ALAMAT SEKOLAH : JL. PANGERAN CAKRABUANA NO.179

DESA / KELURAHAN : SENDANG

KECAMATAN : SUMBER

KEBUPATEN / KOTA : CIREBON


BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Secara etimologi, kepala sekolah merupakan padanan dari school principal


yang tugas kesehariannya menjalankan principalship atau kekepalasekolahan. Istilah
kekepala sekolahan mengandung makna sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan
tugas dan fungsi sebagai kepala sekolah. penjelasan ini dipandang penting, karena
terdapat bebrapa istilah untuk menyebut jabatan kepala sekolah. seperti administrasi
sekolah, pimpinan sekolah, manajer sekolah dan lain sebagainya.

Dewasa ini tuntutan terhadap peran kepala sekolah tidak lagi sekedar sebagai
administrator pendidikan, akan tetapi mengembalikan hakikat kepala sekolah sebagai
guru menuntut peran sebagai pemimpin pembelajaran. Peran kepala sekolah sebagai
pemimpin pembelajaran merupakan suatu konsep yang relatif baru yang muncul di
awal tahun 1980-an, yang sangat dipengaruhi oleh hasil penelitian yang
mengungkapkan bahwa sekolah efektif biasanya memiliki kepala sekolah yang
menekankan pentingnya kepemimpinan pembelajaran (Brookover & Lezotte, 1982).
Di paruh pertama tahun 1990-an, perhatian pada kepemimpinan pembelajaran sempat
memudar, digantikan oleh pembahasan di seputar manajemen berbasis sekolah dan
kepemimpinan fasilitatif (Lashway, 2002). Namun, akhir-akhir ini, kepemimpinan
pembelajaran telah kembali bangkit dengan semakin meningkatnya tuntutan
pemenuhan standar akademik dan perlunya sekolah membuka diri agar accountable
(bertanggung-gugat).

Sekalipun sebagian besar pakar sepakat bahwa kepemimpinan pembelajaran


mutlak diperlukan untuk mewujudkan sekolah efektif, namun masih jarang yang
menjadikannya sebagai prioritas. Misalnya, di antara sekian banyak tugas yang
dikerjakan kepala sekolah, hanya sepersepuluh dari waktu mereka yang dicurahkan
untuk kepemimpinan sekolah (Stronge, 1988). Di antara alasan yang dikutip para
pakar atas kurangnya penekanan pada kepemimpinan pembelajaran adalah kurang
adanya pelatihan yang mendalam, kurangnya waktu, meningkatnya pekerjaan
administrasi, dan persepsi masyarakat tentang peran kepala sekolah masih sebagai
manajer (Flath, 1989; Fullan, 1991). Dewasa ini, sebagian besar pemimpin sekolah
mencari keseimbangan dalam peran mereka sebagai manajer-administrator dan
pemimpin pembelajaran.

Kepemimpinan pembelajaran berbeda dengan kepemimpinan seorang


administrator atau manajer sekolah dalam beberapa hal. Kepala sekolah yang
membanggakan diri sebagai administrator biasanya terlalu menyibukkan diri dengan
tugas-tugas manajerial, sementara kepala sekolah yang menjadi pemimpin sekolah
melibatkan diri dalam menetapkan tujuan yang jelas, mengalokasikan sumber-daya
pembelajaran, mengelola kurikulum, memonitor perencanaan pembelajaran, dan
mengevaluasi guru. Pendek kata, kepemimpinan pembelajaran mencerminkan
tindakan-tindakan yang diambil oleh seorang kepala sekolah untuk mendorong
pertumbuhan/perkembangan belajar siswa (Flath, 1989). Pemimpin pembelajaran
menjadikan kualitas pembelajaran sebagai prioritas tertinggi sekolah dan berupaya
mewujudkan visi ini menjadi kenyataan.

Belakangan, definisi kepemimpinan pembelajaran diperluas dengan


memasukkan pelibatan yang lebih serius pada urusan utama dari penyelenggaran
sekolah, yakni pengajaran/ pembelajaran dan belajar/pemelajaran. Dengan terjadinya
pergeseran fokus dari mengajar ke belajar, sebagian pakar mengusulkan istilah
“learning leader” (pemimpin belajar/ pemelajaran) menggantikan “instructional
leader” (DuFour, 2002).

The National Association of Elementary School Principals (2001)


mendefinisikan kepemim-pinan pembelajaran sebagai pemimpin komunitas
pembelajar, yang di dalam komunitas pembelajar itu guru-guru bertemu secara teratur
untuk membahas pekerjaan mereka, berkolaborasi untuk memecahkan masalah,
merefleksikan pekerjaan, dan bertanggung-jawab terhadap apa yang dipelajari siswa.
Dalam komunitas pembelajar, pemimpin pembelajaran menjadikan belajar orang
dewasa (guru, staf dan pekerja lainnya) sebagai prioritas, menetapkaan ekspektasi
tinggi terhadap kinerja, menciptakan budaya belajar berkelanjutan bagi orang dewasa,
dan mendapatkan dukungan masyarakat untuk keberhasilan sekolah.

Dengan latar belakang masalah diatas maka kepala SDN 1 Giritirta mencoba
menyusun program kerja yang lebih komprehensif berkaitan dengan tuntutan berbagai
idealism dan regulasi yang berlaku. Program yang disusun diharapkan lebih visioner
dan missioner sebagaimana visi yang ditetapkan.
2. Dasar Hukum

1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2009


tentang Beban Kerja Guru dan Pengawas.
2. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 tahun 2010 tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
1. Undang‐Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang‐Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

C.   Tujuan
Penyusunan Program kerja Kepala Sekolah ini bertujuan:

1. Kepala sekolah mengetahui secara rinci tindakan-tindakan yang harus dilakukan


sehingga tujuan, kewajiban, dan sasaran pengembangan sekolah dapat dicapai.
2. Memberikan arah kerja kepala sekolah dalam mewujudkan visi dan misi yang
ditetapkan.
3. Memberikan arah dan target kinerja secara berkala.
4. Memberikan arah bagi segenap warga sekolah untuk menjalankan tugas organisasi.

D.      Prinsip Penyusunan Program Kerja


a. Prinsip relevansi; relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi
(relevansi epistomologis), tuntutan dan potensi peserta didik (relevansi psikologis)
serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis).
b. Prinsip fleksibilitas; program kerja  memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel
dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian
berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang,
c. Prinsip kontinuitas; program yang disusun memiliki kesinambungan dalam kurun
waktu yang ditetapkan.
d. Prinsip efisiensi; program dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-
sumber lain secara optimal, sermat dan tepat.
e. Prinsip efektifitas; program disusun untuk efektifitas kerja organisasi dalam
menjalankan tugas dan mencapai tujuan.
BAB II

TUGAS POKOK DAN FUNGSI KEPALA SEKOLAH

A. Kepala Sekolah Profesional

Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang


Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah, Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1,
menyatakan bahwa kepala sekolah adalah guru yang diberi tugas tambahan untuk
memimpin Taman Kanak- Kanak/Raudhotul Athfal (TK/RA), Taman Kanak-Kanak
Luar Biasa (TKLB), Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Dasar Luar
Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs),
Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah (SMK/MA), Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
(SMK/MAK), atau Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) yang bukan Sekolah
Bertaraf Internasional (SBI) atau yang tidak dikembangkan menjadi Sekolah Bertaraf
Internasional (SBI).

1. Kepala Sekolah sebagai pemimpin professional

Seorang kepala sekolah disebut profesional apabila:

 memiliki kejujuran dan integritas pribadi;


 mendedikasikan sebagian besar waktunya untuk bekerja di bidangnya;
 memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat dikategorikan ahli pada suatu
bidang;
 berusaha mencapai tujuan dengan target-target yang ditetapkan secara rasional;
 memiliki standar yang tinggi dalam bekerja;
 memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai keberhasilan dengan standar kualitas
yang tinggi;
 mencintai dan memiliki sikap positif terhadap profesinya yang antara lain
tercermin dalam perilaku profesionalnya dan respons orang-orang yang berkaitan
dengan profesi/ pekerjaannya
 memiliki pandangan jauh ke depan (visionary);
 menjadi agen perubahan;
 memiliki kode etik, dan
 memiliki lembaga profesi.
 Ciri-ciri Kepala Sekolah professional

Seorang kepala sekolah profesional antara lain memiliki:

 kejujuran;
 kompetensi yang tinggi;
 harapan yang tinggi (high expectation);
 standar kualitas kerja yang tinggi;
 motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan;
 integritas yang tinggi;
 komitmen yang kuat;
 etika kepemimpinan yang luhur (menjadi teladan);
 kecintaan terhadap profesinya;
 kemampuan untuk berpikir strategis (strategic thinking); dan
 memiliki pandangan jauh ke depan (visionary).
 Peranan Kepemimpinan Kepala Sekolah Profesional

Sejalan dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap


akuntabilitas sekolah, maka meningkat pula tuntutan terhadap kinerja kepala sekolah .
Kepala Sekolah diharapkan melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai manajer
dan leader. Sebagai pemimpin pendidikan di sekolah, kepala sekolah memiliki
tanggung jawab sepenuhnya untuk mengembangkan seluruh sumber daya sekolah.
Efektivitas kepemimpinan kepala sekolah tergantung kepada kemampuan bekerjasama
dengan seluruh warga sekolah, serta kemampuannya mengendalikan pengelolaan
sekolah untuk menciptakan proses belajar mengajar.

Di samping itu, Iklim, suasana, dan dinamika sekolah memiliki peranan yang
sangat penting dalam peningkatan motivasi belajar, kerjasama sehingga masing-masing
peserta didik memiliki kesempatan yang optimal untuk mengembangkan potensi
dirinya. Sebagaimana dinyatakan oleh Gardner bahwa peserta didik memiliki 8
kecerdasan (Fisik, Linguistik, Matematis /Logis, Visual/Spasial, Musikal, Naturalis,
Interpersonal, Intrapersonal)
Sistem Penjaminan mutu pendidikan merupakan standar mutu pendidikan yang
harus diwujudkan oleh semua warga sekolah agar proses belajar mengajar dapat
menghasilkan lulusan yang berkualitas. Peranan penting kepemimpinan kepala
sekolah ini sebagaimana dalam gambar berikut :

B. Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah

Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala


Sekolah/Madrasah, Pasal 12 ayat (4) menyatakan bahwa penilaian kinerja kepala
sekolah meliputi:

1. usaha pengembangan sekolah yang dilakukan selama menjabat kepala


sekolah/madrasah;
2. peningkatan kualitas sekolah berdasarkan 8 (delapan) standar nasional pendidikan
selama di bawah kepemimpinan yang bersangkutan; dan
3. usaha pengembangan profesionalisme sebagai kepala sekolah/madrasah.

Penilaian kinerja kepala sekolah dilaksanakan berdasarkan tupoksinya. Oleh


sebab itu, tupoksi kepala sekolah mengacu pada tiga (3) butir di atas. Tupoksi kepala
sekolah juga harus mengacu pada Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang standar
pengelolaan sekolah, meliputi (1) perencanaan program, (2) pelaksanaan rencana kerja,
(3) pengawasan dan evaluasi, (4) kepemimpinan sekolah, (5) system informasi sekolah,

1. Perencanaan Program

 Merumuskan, menetapkan, dan mengembangkan visi sekolah.


 Merumuskan, menetapkan, dan mengembangkan misi sekolah.
 Merumuskan, menetapkan, dan mengembangkan tujuan sekolah.
 Membuat Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah (RKAS).
 Membuat perencanaan program induksi.

2. Pelaksanaan Program Kerja

1. Menyusun pedoman kerja;


2. Melaksanakan program kerja
 Menyusun struktur organisasi sekolah;
 Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan sekolah per semester dan Tahunan;
 Menyusun pengelolaan kesiswaan yang meliputi:
1)  melaksanakan penerimaan peserta didik baru;

2)  memberikan layanan konseling kepada peserta didik;

3)  melaksanakan kegiatan ekstra dan kokurikuler untuk para peserta didik;

4)  melakukan pembinaan prestasi unggulan;

5)  melakukan pelacakan terhadap alumni;

 Menyusun KTSP, kalender pendidikan, dan kegiatan pembelajaran;


 Mengelola pendidik dan tenaga kependidikan;
 sarana dan prasarana;
 Membimbing guru pemula;
 Mengelola keuangan dan pembiayaan;
 Mengelola budaya dan lingkungan sekolah;
 Memberdayakan peran serta masyarakat dan kemitraan sekolah;
 Melaksanakan program induksi.

3. Supervisi dan Evaluasi


a.  Melaksanakan program supervisi.
b. Melaksanakan Evaluasi Diri Sekolah (EDS)
c. Melaksanakan evaluasi dan pengembangan KTSP
d. Mengevaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan.
e. Menyiapkan kelengkapan akreditasi sekolah.

4.Kepemimpinan Sekolah

Kepala sekolah melaksanakan tugas kepemimpinan sebagai berikut.

1. menjabarkan visi ke dalam misi target mutu;


2. merumuskan tujuan dan target mutu yang akan dicapai;
3. menganalisis tantangan, peluang, kekuatan, dan kelemahan sekolah/madrasah;
4. membuat rencana kerja strategis dan rencana kerja tahunan untuk pelaksanaan
peningkatan mutu;
5. bertanggung jawab dalam membuat keputusan anggaran sekolah/madrasah;
6. melibatkan guru, komite sekolah dalam pengambilan keputusan penting
sekolah/madrasah. Dalam hal sekolah/madrasah swasta, pengambilan keputusan
tersebut harus melibatkan penyelenggara sekolah/madrasah;
7. berkomunikasi untuk menciptakan dukungan intensif dari orang tua peserta didik
dan masyarakat;
8. menjaga dan meningkatkan motivasi kerja pendidik dan tenaga kependidikan
dengan menggunakan sistem pemberian penghargaan atas prestasi dan sangsi atas
pelanggaran peraturan dan kode etik;
9. menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif bagi peserta didik;
10. bertanggung jawab atas perencanaan partisipatif mengenai pelaksanaan kurikulum;
11. melaksanakan dan merumuskan program supervisi, serta memanfaatkan hasil
supervisi untuk meningkatkan kinerja sekolah/madrasah;
12. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai
dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya;
13. memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan, dan pelaksanaan visi pembelajaran
yang dikomunikasikan dengan baik dan didukung oleh komunitas sekolah/madrasah;
14.   membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan sekolah/madrasah dan
program pembelajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta didik dan
pertumbuhan profesional para guru dan tenaga kependidikan;
15. menjamin manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya
sekolah/madrasah untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat, efisien,
dan efektif;
16. menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat, dan komite
sekolah/madrasah menanggapi kepentingan dan kebutuhan komunitas yang beragam,
dan memobilisasi sumber daya masyarakat; memberi contoh/teladan/tindakan yang
bertanggung jawab; mendelegasikan sebagian tugas dan kewenangan kepada wakil
kepala sekolah sesuai dengan bidangnya;
17. merencanakan pelaksanaan Program Induksi Guru Pemula (PIGP) di Sekolah/
Madrasah;
18. menyiapkan Buku Pendoman Pelaksanaan Program Induksi di sekolah dan
dokumen terkait seperti KTSP, silabus, peraturan dan tata tertib sekolah baik bagi
guru maupun bagi siswa, prosedur-prosedur P3K, prosedur keamanan sekolah;
19. melakukan analisis kebutuhan guru pemula;
20. menunjuk pembimbing dari guru yang dianggap layak (profesional)
21. membuat surat keputusan pengangkatan guru menjadi pembimbing bagi guru
pemula;
22. menjadi pembimbing, jika pada satuan pendidikan yang dipimpinnya tidak terdapat
guru yang memenuhi kriteria sebagai pembimbing;
23. mengajukan pembimbing dari satuan pendidikan lain kepada dinas pendidikan
terkait jika tidak memiliki pembimbing dan kepala sekolah/ madrasah tidak dapat
menjadi pembimbing;
24. memantau secara reguler proses pembimbingan dan perkembangan guru pemula.
26. memantau kinerja guru pembimbing dalam melakukan pembimbingan;
27. melakukan observasi kegiatan mengajar yang dilakukan guru pemula dan
memberikan masukan untuk perbaikan;
28. memberi penilaian kinerja kepada guru pemula;
29. menyusun Laporan Hasil Penilaian Kinerja untuk disampaikan kepada Kepala Dinas
Pendidikan dengan mempertimbangkan masukan dan saran dari pembimbing,
pengawas sekolah/ madrasah, dan memberikan salinan laporan tersebut kepada guru
pemula;
30. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai
dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya;
31. memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan, dan pelaksanaan visi pembelajaran
yang dikomunikasikan dengan baik dan didukung oleh komunitas sekolah/madrasah;
32. membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan sekolah/madrasah dan
program pembelajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta didik dan
pertumbuhan profesional para guru dan tenaga kependidikan;
33. menjamin manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya sekolah/madrasah
untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat, efisien, dan efektif;
34. menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat, dan komite
sekolah/madrasah menanggapi kepentingan dan kebutuhan komunitas yang beragam,
dan memobilisasi sumber daya masyarakat;
35. memberi contoh/teladan/tindakan yang bertanggung jawab;
36. mendelegasikan sebagian tugas dan kewenangan kepada wakil kepala sekolah sesuai
dengan bidangnya.

5.Sistem Informasi Sekolah

Kepala sekolah, dalam sistem informasi sekolah perlu:

1. menciptakan atmosfer akademik yang kondusif dengan membangun budaya


sekolah untuk menciptakan suasana yang kompetitif bagi siswa, rasa tanggung jawab
bagi guru dan karyawan, menimbulkan rasa nyaman dalam bekerja dan belajar,
menumbuhkan kesadaran tentang arti penting kemajuan, dan menumbuhkan
kedisiplinan tinggi;
2. melakukan penataan tugas dan tanggung jawab yang jelas bagi warga sekolah
berbasis kinerja;
3. menjalinan kerjasama dengan pihak lain;
4. didukung oleh penerapan TIK dalam manajemen sekolah;
5. didukung oleh kepemimpinan/manajerial yang kuat, dan memiliki tingkat
sustainabilitas tinggi;
6. penguatan eksistensi lembaga dengan melakukan sosialisasi kepada semua pihak
untuk memberikan informasi dan pemahaman yang sama sehingga sekolah/madrasah
memperoleh dukungan secara maksimal;
7. penguatan manajemen sekolah dengan melakukan restrukturisasi dan reorganisasi
intern sekolah apabila dipandang perlu (tanpa mengubah atau bertentangan dengan
peraturan yang ada) sebagai bentuk pengembangan dan pemberdayaan potensi sekolah;
8. melakukan penguatan kerjasama dengan membangun jaringan yang lebih luas
dengan berbagai pihak baik di dalam maupun di luar negeri, yang dibuktikan dengan
adanya nota kesepahaman (MoU);
9. meminimalkan masalah yang timbul di sekolah melalui penguatan rasa
kekeluargaan dan kebersamaan untuk memajukan sekolah;
10. melakukan penguatan input sekolah dengan melengkapi berbagai fasilitas
(perangkat keras dan lunak) manajemen sekolah, agar implementasi Sistem Informasi
Manajemen (SIM) berbasis TIK lebih efektif.

Bagan Tupoksi Kepala Sekolah

1. C.      Tahapan Kegiatan Kepala Sekolah


1.         Merencanakan Program
1. Visi Sekolah
2. Misi Sekolah
3. Tujuan Sekolah
4. Rencana Kerja Sekolah
5. Melaksanakan Rencana Kerja
a. Pedoman Sekolah
b. Struktur Organisasi Sekolah
c. Pelaksanaan Kegiatan Sekolah
d. Bidang Kesiswaan
e. Bidang Kurikulum dan Pembelajaran
f. Bidang Pendidik dan tenaga Kependidikan
g. Bidang Sarana dan Prasarana
h. Bidang Keuangan dan Pembiayaan
i. Budaya dan Lingkungan
j. Peran Serta Masyarakat dan Kemitraan
k. Melaksanakan Pengawasan dan Evaluasi
a. Program Pengawasan
b. Evaluasi Diri Sekolah (EDS)
c. Evaluasi Pengembangan Kurikulum Sekolah
d. Evaluasi Pendayagunaan Pendidik dan tenaga
Kependidikan
e. Akreditasi Sekolah
f. Menjalankan Kepemimpinan Sekolah
g. Menerapkan Sistem Informasi Sekolah
BAB III

Visi, Misi, Tujuan dan Pokok-pokok Strategi Kebijakan

SMAIQU AL-BAHJAH

A.  Visi, Misi dan Tujuan Sekolah

1.    Visi:

“Menghadirkan insan yang berilmu dan berakhlak Qur’ani”  

2. Misi:

1. Menumbuhkankeimanandanketaqwaanmelaluipenghayatandanpengamalanajaran
agama sesuaidengan agama yang dianut.
2. Melakukanpembelajarandanbimbingansecaraefektif, terjadwaldanefisien.
3. Menumbuhkembangkandayasainguntukmasukkesekolahnegeri.
4. Menumbuhkembangkanprofesionalismetenagapendidikdankependidikan.
5. Mendorongdanmembinasiswapadajalursenidanbudaya.
6. Menumbuhkansemangatmencintailingkungansekitar.

3. Tujuan:

1. Menjadi lembaga pendidikan profesional, unggul, terpercaya dan


dicintai umat.
2. Membentuk generasi berkarakter yang islami yang memiliki
kecerdasan intelektual, emosionaldan spiritual yang membanggakan.
3. Membangun silaturahmi dan komunikasi yang islami dan
berdayaguna
4. Bermanfaat untukpihak-pihak yang berkepentingan dalam hal kemaslahatan
dakwah.
5. Mencetakgenerasi Qurani yang professional dalam ilmu pengetahuan serya tumbuh
dan berkembang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan umat.

B.  Pokok-Pokok Strategi Kebijakan SMAIQU AL-BAHJAH

1. Menciptakan Situasi Keimanan dan Ketaqwaan kepada Tuhan Yang


Maha Esa
1. Kegiatan Harian
 Tadzarus Al-Qur’an bagi peserta didik secara bergilir
 Bimbingan Sholat Dhuha bagi Kelas IV, V dan VI
 Implementasi Iman dan Taqwa pada pembelajaran dan lingkungan sekolah
 Program infaq bagi setiap siswa.
2. Kegiatan Mingguan
 Kegiatan Sholat Jumat
 Kajian Agama Keputrian pada saat peserta didik laki-laki sholat jumat
3. Kegiatan Tahunan
 Pesantren kilat pada bulan Ramadhan
 Buka puasa bersama
 Pelaksanaan peringatan hari besar islam
 Bimbingan Sholat Idul Qurban dan penyembelihan hewan qurban
 Doa bersama menjelang Ujian Sekolah/Ujian Nasional

2.Penerapan Komitmen, Budaya Manajemen

1. Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah yang taat Azas

1)   Bersih

 Mengandung nilai-nilai kejujuran, ketulusan dan tidak korup


 bertekad untuk berperilaku jujur, menjunjung tinggi integritas dan kredibilitas,
tidak KKN
 bersih fisik dan bersih hati

2)   Transparan

 Mengandung nilai-nilai yang dapat diaudit oleh siapa saja dan dapat
dipertanggungjawabkan serta keterbukaan
 Budaya terbuka, terbuka dalam program dan terbuka dalam anggaran
 bersikap positif

3)   Profesional

 Memiliki integritas yang tanpa kompromi, jujur, disiplin dan tanggung jawab
 mampu mengatakan yang benar ya benar dan yang salah ya salah
 memiliki tingkat kompetensi yang tinggi, kemampuan prima, menguasai bidang
tugas, dan belajar terus menerus
 memiliki perhatian tinggi pada pelanggan melalui layanan prima, tepat waktu dan
tidak KKN
 memiliki pribadi prima dalam intelektual, penampilan dan penyampaian materi
 memiliki interpersonal yang baik
 memiliki komitmen yang kuat terhadap suatu panggilann tugas
 memilikii sikap mental yang positif, dalam segala tindakan dipelajari dulu tidak
langsung mengambil keputusan.
4. Pengembangan Budaya Sekolah
 Penciptaan suasana belajar yang kondusif dan konsisten terhadap aturan yang
disepakati bersama.

1. Pelaksanaan Kurikulum Sekolah terintegrasi Pendidikan Karakter dan


Kerirausahaan.
2. Pencapaian target standar nasional terakreditasi A
3. Penerapan Organisasi Pembelajaran
1. Reorientasi pembelajaran normatif, adaptif dan produktif
2. komitmen warga sekolah

1)  wujud SMAIQu AL-BAHJAH adalah wujud saya

2)  kepentingan pembelajaran di atas segala kepentingan

3)  lima menit sebelum bel berbunyi sudah ada di sekolah

4)  kekompakan dan kebersamaan adalah jiwa saya

5)  keberhasilan SDN 1 Giritirta adalah keberhasilan tim

6)  bekerja dilandasi berbuat baik bagi negara dan bangsa dan sebagai ibadah

7)  apresiasi yang tinggi terhadap peserta didik berprestasi

1. Melaksanakan 7 pilar Pembelajaran

1)  Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning)

2)  Pembelajaran berbasis produksi

3)  Pembelajaran mandiri

4)  pembelajaran berbasis kompetensi

5)  pembelajaran berwawasan lingkungan

6)  pembelajaran berbasis normatif dan adaptif

7)  pembelajaran sepanjang hayat

1.   Kontrol Proses/Audit Mutu


1. Standar tamatan bermutu
2. standar pembelajaran bermutu
3. standar penilaian/verifikasi internal
4. standar layanan (SPM)
5. Standar Intensif dan pembiayaan
6. standar produk dan jasa
7. standar promosi kegiatan
8. standar promosi guru dan karyawan
9. standar kegiatan dan kehadiran
10. standar informasi dan transparansi
11. standar pengadaan dan penerimaan barang
12. standar dokumen

5. Peningkatan SDN dan Sumber Daya Pendidikan

1. peningkatan kesejahteraan
2. penegakan disiplin secara terus menerus
3. pelaksanaan peraturan taat azas dann memberi sanksi bagi yang melanggar
4. prmbagian tugas secara proporsional
5. pemetaan SDM (sumber daya manusia), AMT (assesment Motivation Training),
UKBI (Uji Kompetensi Bahasa Indonesia) dan Peningkatan Kompetensi.
6. Mendorong seluruh warga sekolah untuk bekerja keras
7. menganggap sekol;ah sebagai rumah kedua
8. pemanfaatan aset sekolah untuk peningkatan mutu sekolah dan kesejahteraan
9. Budaya apresiasi interpersonal
10. Sederhana dalam Proses
1. Sesuai sistem dan prosedur
2. Penyusunan TOR (Term of Reference)
3. Pengendalian Pelaksanaan Program Kegiatan
4. Pengembangan sistem jaringan.

C.      Kegiatan Kepala Sekolah

1.    Kegiatan Harian

Pada setiap hari Kepala Sekolah melaksanakan kegiatan berikut.

1. Memeriksa absensi guru, karyawan, dan peserta didik.


2. Mengatur dan memeriksa kegiatan 6K.
3. Memeriksa perangkat program pembelajaran dan persiapan lainnya yang
menunjang proses pembelajaran.
4. Menyelesaikan surat-surat dan angka kredit guru.
5. Mengatasi berbagai hambatan terhadap berlangsungnya proses pembelajaran.
6. Mengatasi kasus yang terjadi hari itu.
7. Memeriksa segala sesuatu menjelang proses pembelajaran usai.
8. Melaksanakan supervisi proses pembelajaran.

2.    Kegiatan Mingguan

Pada setiap pekan, Kepala Sekolah melaksanakan kegiatan berikut.

1. Upacara Bendera dan upacara hari besar lainnya.


2. Melaksanakan senam kesegaran jasmani bersama.
3. Melaksanakan kegiatan peningkatan IMTAQ bersama di masjid sekolah.
4. Memeriksa keuangan sekolah.
5. Mengatur penyediaan keperluan perlengkapan pembelajaran dan kantor.
6. Melaksanakan meeting refleksi melalui rapat dengan seluruh komponen
penyelenggara sekolah sebagai pertimbangan kegiatan pada minggu berikutnya.

3.    Kegiatan Bulanan

Pada setiap bulan, Kepala Sekolah melaksanakan tugas berikut.

1. Pada Awal Bulan

 Melaksanakan penyelesaian kegiatan pembayaran gaji guru/UPTD/Teknisi lainnya,


laporan bulanan, rencana keperluan perlengkapan pembelajaran dan kantor, serta
rencana belanja bulanan.
 Melaksanakan pemeriksaan umum, antara lain:

v  Buku jurnal kelas.

v  Daftar hadir guru.

v  Kumpulan bahan evaluasi serta analisisnya.

v  Kumpulan perangkat pembelajaran.

v  Diagram pencapain KKM

v  Program perbaikan dan pengayaan.

v  Buku catatan pelakanaan bimbingan dan konseling.

 Memberi petunjuk kepada guru-guru tentang siswa yang perlu mendapat perhatian
khusus, kasus yang perlu diketahui dalam upaya pembinan kegitan siswa.

1. Pada Akhir Bulan

 Melakukan peutupan buku kas umum.


 Pelaporan pertangungjawaban keuangan.
 Evaluasi pelaksanaan program kegiatan bulanan.
 Mutasi siswa dan klapper.

4.    Kegiatan Semesteran

1. Menyelengarakan perawatan dan perbaikan peralatan sekolah yang


diperlukan.
2. Melaksanakan pengisian buku induk siswa.
3. Melaksanakan persiapan ulangan tengah semester dan ulangan semester.
4. Mengevaluasi kegiatan pembiasaan, BK, UKS, Perpustakaan dan
ekstrakurikuler.
5. Melaksanakan kegiatan akhir caturwulan yang meliputi:

 Daftar kelas.
 Kumpulan nilai (legger).
 Catatan siswa yang perlu mendapat layanan khusus.
 Pengisian nilai semesteran.
 Pembagian Buku Laporan Penilaian Hasil Belajar.
 Panggilan orangtua siswa, sejauh diperlukan untuk berkolaborasi.

5.    Kegiatan Akhir Tahun Pembelajaran

1. Melaksanakan penutupan buku inventaris dan keuangan


2. Menyelenggarakan ulangan semester dan ujian akhir.
3. Melaksanakan kegiatan kenaikan kelas dan kelulusan, yang meliputi:

 Persiapan daftar kumpulan nilai (legger).


 Penyiapan bahan-bahan untuk rapat guru.
 Pengisian buku laporan penilaian hasil belajar.

1. Melaksanakan evaluasi pelaksanaan program sekolah tahun pembelajaran


2012/2013 dan menyusun program tahun pembelajaran 2013/2014.
2. Menyusun RKTS tahun anggaran 2013/2014.
3. Menyusun Rencana Pengembangan sekolah.
4. Menyusun rencana perbaikan dan pemeliharaan sekolah dan alat bantu pendidikan.
5. Pelaporan akhir tahun pembelajaran.
6. Melaksanakan penerimaan siswa baru tahun pembelajaran 2013/2014 yang
meliputi:

 Pembentukan panitia penerimaan siswa baru.


 Penyusunan syarat-syarat penerimaan dan pendaftaran siswa baru.
 Penyiapan formulir dan pengumuman penerimaan siswa baru.
 Pengumuman siswa yang diterima dan daftar ulang.

6.    Kegiatan Awal Tahun Pembelajaran

1. Merencanakan kebutuhan guru untuk berlangsungnya proses pembelajaran.


2. Pembagian tugas guru.
3. Menyusun jadwal pembelajaran dan kalender pendidikan.
4. Menyusun kebutuhan buku teks, buku pegangan guru, dan buku penunjang
lainnya.
5. Menyusun kelengkapan peralatan pembelajaran dan bahan pembelajaran.
6. Melaksanakan rapat/workshop penyusunan kurikulum dan RKTS.
7. Menyiapkan format-format kebutuhan guru untuk menunjang kegiatan
pembelajaran.
BAB IV

JADWAL KEGIATAN KEPALA SEKOLAH

TAHUN PEMBELAJARAN 2018/2019

A. KEGIATAN TAHUNAN

1)  Penyusunan Program Kerja.

2)  Fungsionalisasi Ruang/Lingkup.

3)   Fungsionalisasi Ketenagaan.

4)   Rapat-Rapat.

5)   Upacara.

B. KURIKULUM

1)  Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan

2) Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pembelajaran

3)  Mengatur penyusunan proram pembelajaran (Proha, Promi, Probul, proca, Prota,


Silabus, Pemetaan SK/KD, RPP, penjabaran dan penyesuaian kurikulum).

4) Mengatur pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstrakurkuler.

5) Mengatur pelaksanaan program penilaian yang meliputi:

1. Ulangan Harian
2. Ulangan Tengah Semester
3. Ulangan Semester
4. Rapat Kenaikan Kelas
5. Pembagian Raport
6. Pelaporan Kemajuan Hasil Belajar Siswa
7. Ujian Akhir
8. Pembagian STTB
9. Pelaporan Kilat Ujian Akhir
10Pelaporan Lengkap Ujian Akhir

6)       Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan.

7)       Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.

8)       Mengatur pengembangan KKG dan Pemandu matapelajaran.

9)       Melakukan supervisi administrasi dan akademis.

10)   Pelaporan.

C.PESERTA DIDIK

1)       Penerimaan Siswa Baru.

2)       Pelaksanaan MOS.

3)       Mengatur program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling.

4)       Megatur dan mengkoordinasikan pelaksanaan 6K.

5)       Mengatur dan membina program kegitan OSIS.

6)       Mengatur pelaksanaan kegiatan keagamaan di boarding

7)       Menyusun dan mengatur pelaksanaan pemilihan siswa teladan.

9)     Mengatur mutasi siswa.

D.SARANA DAN PRASARANA

1)  Merencanakan kebutuhan sarana prasarana untuk menunjang proses belajar mengajar.

2)  Merencanakan program pengadaannya.


3)  Mengatur pemanfaatan sarana prasarana.

4)  Mengelola perawatan, perbaikan, dan pengisian.

5)   Membangun pembakuan sarana dan prasarana.

6)   Menusun program TIK

7)   Pelaporan.

E.HUBUNGAN DENGAN MASYARAKAT

1)  Mengatur dan mengembangkan hubungan dengan Komite Sekolah dan peran Komite
sekolah.

2) Mengadakan Rapat Pleno Komite Sekolah.

3)  Mengadakan Rapat Pengurus.

4)  Melaksanakan Konsultasi dengan instansi terkait.

5)   Menyelenggarakan bakti sosial dan karyiawisata.

6)  Menyelanggarakan pemeran hasil pendidikan di sekolah (gebyar pendidikan).

7)  Pelaporan.

F.PERENCANAAN

1. Menyusun rencana RKS dan RKTS.

2. Menyusun rencana peningkatan kualifikasi guru.

3. Menyusun rencana pelaksanaan perbaikan dan pengayaan.

3. Menyusun rencana dan jadwal kegitan peningkatan kompetensi guru.

4. Menyusun rencana kegiatan KKG.

5. Menyusun rencana dan jadwal pengembangan Kurikulum Sekolah.

6. Menyusun program MBS.

7. Menyusun rencana peningkatan dan pengembangan teknik/inovasi pembelajaran.

8. Menyusun proposal-proposal.
10)   Membuat data/statistik kemajuan kompetensi dan kualifikasi guru.

11)   Menyusun rencana kegiatan lomba akademik dan non akademik.

12)   Menganalisis kebutuhan tenaga pendidik dan kependidikan.

13)   Menyusun RKAS.

14)   Menyusun dan mengatur jadwal PTK guru.

15)   Menyusun dan mengatur kegiatan pengembangan diri peserta didik.

16)   Menyusun rencana kegiatan studi banding.

17)   Pelaporan.

G.KETENAGAAN

1)       Melaksanakan peningkatan profesi tenaga pendidik dan kependidikan.

2)       Melaksanakan pembiaan mental dan spiritual.

3)       Pembinaan tugas guru dan karyawan.

4)       Merancang usaha peningkatan kesejahteraan Guru dan karyawan.

5)       Pengisian DP3.

6)       Pengisian angka kredit.

7)       Pelaporan.

KETATAUSAHAAN

1)   Menyusun administrasi ketenagaan.

2)    Menyusun administrasi Kesiswaan.

1. Mengisi buku induk siswa.


2. Mengisi Klapper.
3. Membuat buku mutasi.

3)    Usul kenaikan pangkat.

4)   Pelaporan Ketatauhasaan.

5)   Pengarsipan
h. SUPERVISI

1)  Pemeriksaan administrasi pembelajaran.

2)  Kunjungan kelas.

3)  Pemeriksaan sarana dan prasarana.

4)  Pemeriksaan administrasi ketatausahaan.

5)  Pemeriksaan 6K.

6)  Pemeriksaan keuangan BOS dan SFM

7)  Pelaporan.

BAB IV

PENUTUP

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 Pasal 12 tentang


Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah menyatakan bahwa guru yang diberi
tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah dinilai kinerjanya secara berkala setiap
tahun dan secara kumulatif selama 4 tahun yang akan dijadikan dasar bagi promosi atau
demosi yang bersangkutan. Penilaian kinerja tersebut dilakukan berdasarkan implementasi
tugas pokok dan fungsi (tupoksi) sebagai kepala sekolah/madrasah. Oleh karena itu, dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsinya, kepala sekolah/madrasah perlu menyusun
program kerja sebagai acuan/pedoman sehingga pelaksanaan tupoksi tersebut dapat efektif,
efisien, dan produktif.
Program kerja Kepala SMAIQu AL-BAHJAH disusun mencoba adaptif terhadap
tuntutan normative kontekstual dengan berbagai kekurangan baik dalamm materi program
maupun pelaksanaannya. oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
kami harapkan demi evaluasi penyempurnaan di masa mendatang.

Semoga program ini membawa manfaat bagi peserta didik khususnya dan stake
holder pada umumnya.

Sistem Informasi Sekolah

A. Kepala sekolah, dalam sistem informasi sekolah perlu:

1. menciptakan atmosfer akademik yang kondusif dengan membangun budaya


sekolah untuk menciptakan suasana yang kompetitif bagi siswa, rasa tanggung jawab
bagi guru dan karyawan, menimbulkan rasa nyaman dalam bekerja dan belajar,
menumbuhkan kesadaran tentang arti penting kemajuan, dan menumbuhkan
kedisiplinan tinggi
2. melakukan penataan tugas dan tanggung jawab yang jelas bagi warga
sekolah berbasis kinerja
3. menjalinan kerjasama dengan pihak lain;
4. didukung oleh penerapan TIK dalam manajemen sekolah
5. didukung oleh kepemimpinan/manajerial yang kuat, dan memiliki tingkat
sustainabilitas tinggi
6. penguatan eksistensi lembaga dengan melakukan sosialisasi kepada semua
pihak untuk memberikan informasi dan pemahaman yang sama sehingga
sekolah/madrasah memperoleh dukungan secara maksimal;
7. penguatan manajemen sekolah dengan melakukan restrukturisasi dan
reorganisasi intern sekolah apabila dipandang perlu (tanpa mengubah atau bertentangan
dengan peraturan yang ada) sebagai bentuk pengembangan dan pemberdayaan potensi
sekolah;
8. melakukan penguatan kerjasama dengan membangun jaringan yang lebih
luas dengan berbagai pihak baik di dalam maupun di luar negeri, yang dibuktikan
dengan adanya nota kesepahaman (MoU)
9. meminimalkan masalah yang timbul di sekolah melalui penguatan rasa
kekeluargaan dan kebersamaan untuk memajukan sekolah

10melakukan penguatan input sekolah dengan melengkapi berbagai fasilitas (perangkat


keras dan lunak) manajemen sekolah, agar implementasi Sistem Informasi Manajemen
(SIM) berbasis TIK lebih efektif.

PENGELOLAAN SIM
Dalam mengelola Sistem Manajemen Informasi, Kepala Sekolah memanfaatkan
dan mengembangkan sebaik mungkin fasilitas yang ada. Adapun Fasilitas yang kami
miliki antara lain :

1. Radioqu AL-BAHJAH
2. Tim Dakwah
3. Pusat Informasi Al-Bahjah
4. Website SMAIQu AL-BAHJAH
5. Silaturrahim rutin dengan para komite dan wali santri

Dari data fasilitas Informasi diatas, kami menugaskan baik guru maupun yang
lainnya untuk menginformasikan segala hal yang berhubungan dengan lembaga
pendidikan formal di Al-Bahjah. Adapun yang sudah berjalan adalah sebagai berikut :
1. Radioqu

Radiqo Al-Bahjah berdiri sejak tahun ....... tujuan Radiqo berdiri ini untuk
mengembangkan dan memperluas dakwah, karena pondok pesantren Al-Bahjah
bertujuan memiliki tujaun yaitu sebagai pondok pesantren yang mengembangkan
dakwah lebih dikenal dengan LPD AL-BAHJAH. LPD itu sendiri artinya Lembaga
Pengembangan Dakwah.

Di pondok pesantren Al-Bahjah, sudah ada agenda majlis rutin dalam 1 minggu
2 kali yaitu, majlis rutin kajian Tafsir setiap hari sabtu mulai dari pukul 06.30 sampai
dengan 08.30, dan ada majlis rutin setiap hari ahad yaitu kajian kitab Riyadus Sholihin.
Majlis – majlis rutin tersebut dibuka untuk umum sehingga para jama’ah pun bisa
mendengar lewat jaringan Radioqu yang sudah terdaftar resmi. Informasi-informasi
yang berkaitan dengan sekolah kamipun minta bantuan dari tim radioqu untuk
menginformasikanya biasanya ketika akan dibukanya penerimaan santri baru di
lembaga pendidikan formal.

2. Tim Dakwah
Tim Dakwah LPD AL-BAHJAH, bertugas membuat segala informasi yang
diperoleh baik dari lembaga pendidikan formal maupun nonformal untuk kemudian
disebarkan kesemua media sosial, facebook, instragram dan lain sebagainya. Kami, dari
lembaga pendidikan formal biasanya setelah merancang brosur sebelum kami cetak
akan kami laporkan dulu kebagian pustaka Al0Bahjah, baru kemudian setelah ada
proses perbaikan, segala informasi baru bisa disebarkan seluas-luasnya oleh Tim
Dakwah.
3. Pusat Informasi Al-Bahjah
Pusat Informasi yang ada di LPD AL-BAHJAH adalah sebagai sarana atau fasilitas
yang diadakan untuk semua kalangan yang ingin menanyakan tentang berbagai hal
tentang program –program apasaja yang ada di AL-Bahjah baik dari divisi pendidikan
formal ataupun nonformalnya. Lembaga pendidikan formal, sangat dibantu oleh tim
pusat informasi ini karena biasanya dihari libur sekolah banyak jama’ah yang hadir
majlis menanyakan berbagai hal tentang sekolah.
4. Website SMAIQu AL-BAHJAH
Alhamdulillah tepat ditahun ini, SMAIQu memiliki website resmi kami yaitu
www.smaiqualbahjahpusat.sch.id di website ini kami kami informasikan program
program unggulan SMAIQu, Eskul dan mengenai informasi pembukaan penerimaan
santri baru SMAIQu. Di website ini kami rancang dan konsep dengan baik juga untuk
memudahkan para orang tua dalam melakukan pendaftaran putra putinya karena bisa
melakukan pendaftaran secara online.
5. Silaturrahim rutin dengan para komite dan wali santri
Agenda Silaturrahim dengan wali santri ini telah rutin berjalan sedikitnya 3
bulan sekali biasnya saat penjengukan santri kami atur waktu untuk bermusyawarah
dengan mereka, kami sampaikan perkembangan para santri dan kamipun mendengarkan
segala masukan dari wali santri baik mengenai kebersihan lingkungan, kedisiplinan
belajar dan lain sebagainya. Segala hal masukan dan kritikan dari pertemuan tersebut,
biasnaya kami akan bahas dengan warga sekolah untuk segera ditindak lanjuti agar para
orang tua pun turut berjuang dalam mengembangkan potensi, bakat, atau harapan-
harapanya untuk putra putrinya.

PELAPORAN DATA DAN INFORMASI


Sararan Informasi yang ada di LPD AL-BAHJAH telah sangat membantu dalam
menyebarluaskan segala informasi mengenai pendidikan formal, dan kami sangat
mengapresiasi dengan baik, karena dari semua disivi informasi selalu melaporkan apabila
informasi dari sekolah apabila sudah disampaikan dengan baik, dan bukan hanya itu
terkadang para divisi informasi ini juga melaporkan apabila terdapat kekeliruan atau
kurang jelasnya informasi yang kami sampaikan. Sehingga ini dijadikan oleh kami sebagai
bahan evaluasi agar lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai