Anda di halaman 1dari 11

STRATEGI PENINGKATAN MUTU SEKOLAH BERDASARKAN

ANALISIS SWOT DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Oleh :
Milayanti Siregar
NPM. 1920060081

Mata Kuliah : Perencanaan dan Manajemen Sumber Daya Pendidikan


Dosen Pengampu : Dr. Amini, M.Pd

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN TINGGI


PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA
2021
A. PENDAHULUAN
Saat ini persaingan antar SMP tidak dapat dihindarkan. Tiap sekolah memiliki
strategi sendiri untuk bersaing, hal tersebut sudah menjadi tuntutan yang harus
dilakukan untuk memperbaiki mutu dan meningkatkan mutu pendidikan SMP di Kota
Binjai. Banyaknya SMP dalam lingkup sempit membuat persaingan semakin ketat. Hal
ini menjadi masalah bagi SMP yang kalah bersaing di mana mereka pasti akan kesulitan
untuk mendapatkan target peserta didik baru yang diharapkan. Namun, bagi sekolah
yang siap dan mampu bersaing pasti akan mendapatkan target yang diharapkan, bahkan
lebih.
Orang tua peserta didik biasanya melihat dan mengukur sebuah sekolah baik
atau tidak dengan melihat prosentase kelulusan peserta didik, nilai rata-rata yang dicapai
sekolah dan peringkat sekolah (Sumarni, 2011). Maka hal ini menjadikan masing-
masing sekolah menengah pertama berlomba- lomba menyusun strategi untuk
meningkatkan mutu sekolah dengan tujuan memiliki persentase kelulusan tinggi, nilai
rata-ratanya tinggi dan juga mendapatkan peringkat yang baik. Selain dalam bidang
akademis sekolah juga berlomba-lomba untuk meningkatkan bidang non-akademis,
contohnya: kegiatan ekstrakurikuler sekolah.
Melihat keadaan yang terjadi saat ini, maka bisa dikatakan bahwa setiap Sekolah
Menengah Pertama (SMP) perlu strategi alternatif untuk meningkatkan mutu
pendidikan agar mampu bersaing. Guna meningkatkan mutu pendidikan ditentukan oleh
aspek input, proses , dan output yang ada pada sekolah tersebut, dengan melakukan
perbaikan secara berkesinambungan. Manajemen strategis semakin penting arti dan
manfaatnya apabila diingat bahwa lingkungan organisasi mengalami perubahan yang
semakin cepat dan komplek, sehingga keberhasilan manajemen strategis ditentukan oleh
para manajer atau pimpinannya dalam proses peningkatan mutu pendidikan secara
berkesinambungan.
Hal penting selanjutnya guna mencapai mutu pendidikan yang optimal dan ber-
kesinambungan adalah rencana strategis pendidikan. Dalam penelitian ini adalah
rencana yang dilakukan oleh stakeholder sekolah dengan memperhatikan prinsip
perbaikan hasil pendidikan, membawa perubahan yang lebih baik, prioritas kebutuhan,
partisipasi, keterwakilan, realitas sesuai dengan hasil analisis SWOT, mendasarkan pada
hasil review dan evaluasi, keterpaduan menyeluruh, transparan, dan keterkaitan serta
kesepadanan secara vertikal dan horizontal dengan rencana-rencana lain.
Dalam merumuskan rencana strategis untuk meningkatkan mutu sekolah
diperlukan alat analisa. Adapun alat analisa yang sering digunakan adalah analisa
SWOT. SWOT adalah singkatan dari Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan
Threats. Rangkuti (2009) menjelaskan Strengths adalah beberapa hal yang merupakan
kelebihan dari sekolah yang bersangkutan. Weaknesses adalah komponen- komponen
yang kurang menunjang keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang ingin dicapai
sekolah. Opportunity adalah kemungkinan-kemungkinan yang dapat dicapai apabila
potensi-potensi yang ada di sekolah mampu dikembangkan secara optimal. Threats
adalah kemungkinan yang mungkin terjadi atau pengaruh terhadap kesinambungan dan
keberlanjutan kegiatan penyelenggaraan sekolah.
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang dapat diangkat
dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Apa saja yang menjadi faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam
meningkatkan mutu Sekolah Menengah Pertama (SMP)?
2. Strategi apa saja yang perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan analisis SWOT?

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan dalam


penulisan ini adalah:
1. Mendeskripsikan faktor apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman dalam meningkatkan mutu Sekolah Menengah Pertama (SMP).
2. Menyusun strategi yang perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu Sekolah
Menengah Pertama (SMP) berdasarkan analisis SWOT.

B. PEMBAHASAN
1. Analisis SWOT dalam pendidikan 
Analisis SWOT itu sendiri dapat didefinisikan dengan suatu identifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strenghts) dan peluang
(opportunities), akan tetapi secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan(weakness) dan ancaman( threats). Ada beberapa tahapan dan langkah yang
mesti ditempuh dalam melakukan analisis SWOT, antara lain: Langkah pertama,
identifikasi kelemahan (internal) dan ancaman (eksternal, globalisasi) yang paling urgen
untuk diatasi secara umum pada semua komponen pendidikan. Langkah kedua,
identifikasi kekuatan (internal) dan peluang (eksternal) yang diperkirakan cocok untuk
mengatasi kelemahan dan ancaman yang telah diidentifikasi pada langkah
pertama. Langkah ketiga, lakukan analisis SWOT lanjutan setelah diketahui kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman dalam konteks sistem manajemen
pendidikan. Langkah keempat, rumuskan strategi-strategi yang direkomendasikan untuk
menangani kelemahan dan ancaman, termasuk pemecahan masalah, perbaikan dan
pengembangan lebih lanjut. Langkah kelima, tentukan prioritas penanganan kelemahan
dan ancaman itu, dan disusun suatu rencana tindakan untuk melaksanakan program
penanganan.
Dengan analisis SWOT tersebut diharapkan lembaga pendidikan  dapat
melakukan langkah-langkah strategis.  Strategi adalah suatu cara dimana organisasi atau
lembaga akan mencapai tujuannya, sesuai dengan peluang-peluang dan ancaman-
ancaman lingkungan eksternal yang dihadapi, serta sumber daya dan kemampuan
internal.Setelah melakukan analisis SWOT, berikutnya adalah melakukan langkah-
langkah strategis sebagaimana dapat dibagankan sebagai berikut:
a. Kekuatan
Faktor-faktor kekuatan dalam lembaga pendidikan adalah kompetensi khusus
atau keunggulan-keunggulan lain yang berakibat pada nilai plus atau keunggulan
komparatif lembaga pendidikan tersebut.Hal ini bisa dilihat jika sebuah lembaga
pendidikan harus memiliki skill atau keterampilan yang bisa disalurkan bagi perserta
didik, lulusan terbaik/hasil andalan, maupun kelebihan-kelebihan lain yang membuatnya
unggul bagi pesaing-pesaing serta dapat memuaskan steakholder maupun pelanggan
(peserta didik, orang tua, masyarakat dan bangsa).
Sebagai contoh bidang keunggulan, antara lain kekuatan pada sumber keuangan,
citra yang positif, keunggulan kedudukan di masyrakat, loyalitas pengguna dan
kepercayaan berbagai pihak yang berkepentingan. Sedangkan keunggulan lembaga
pendidikan di era otonomi pendidikan atara lain ; sumber daya manusia yang secara
kuantitatif besar, hanya saja perlu pembenahan dari kualitas. Selain
itu antusiasme pelaksanaan pendidikan sangat tinggi, yang didukung sarana prasarana
pendidikan yang cukup memadai. Hal lai dari faktor keunggulan lembaga pendidikan
adalah kebutuhan masyarakat terhadap yang bersifat transendental sangat tinggi, dan
itu sangat mungkin diharapkan dari proses lembaga pendidikan.
Bagi sebuah lembaga pendidikan sangat penting untuk mengenali terhadap
kekuatan dasar lembaga tersebut sebgai langkah awal atau tonggak menuju pendidikan
yang berbasis kualitas tinggi. Mengenali kekuatan dan terus melakukan refleksi adalah
sebuah langkah bersar untuk menuju kemajuan bagi lembaga pendidikan.
b. Kelemahan
Segala sesuatu pasti memiliki kelemahan adalah hal yang wajar tetapi yang
terpenting adalah bagaimana sebagai penentu kebijakan dalam lembaga pendidikan bisa
meminimalisir kelemahan-kelemahan tersebut atau bahkan kelemahan tersebut menjadi
satu sisi kelebihan yang tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan lain. Kelemahan ini
bisa kelemahan dalam sarana dan prasarana, kualitas atau kemampuan tenaga pendidik,
lemahnya kepercayaan masyarakat, tidak sesuainya antara hasil lulusan dengan
kebutuhan masyarakat atau dunia usaha dan industri dan lain-lain.
Untuk itu, beberapa faktor kelemahan yang harus segera dibenahi oleh para
pengelola lembaga pendidikan, antara lain ; (1) lemahnya SDM dalam lembaga
pendidikan. (2) sarana dan prasarana yang masih sebatas pada sarana wajib saja. (3)
lembaga pendidikan swasta umumya kurang bisa menangkap peluang, sehingga mereka
hanya puas dengan keadaan yang dihadapi sekarang ini. (4) uotput lembaga pendidikan
belum sepenuhnya bersaing dengan output lembaga pendidikan yang lain dan
sebagainya.

c. Peluang
Peluang adalah suatu kondisi lingkungan eksternal yang menguntungkan bahkan
menjadi formulasi dalam lembaga pendidikan. Formulasi  lingkungan tersebut
misalnya: (1) kecenderungan penting yang terjadi dikalangan peserta didik. (2)
identifikasi suatu layanan pendidikan yang belum mendapat perhatian. (3) perubahan
dalam keadaan persaingan. (4) hubungan dengan pengguna atau pelanggan dan
sebagainya.
Peluang pengembangan lembaga pendidikan antara lain :
a) Di era yang sedang krisis moral dan krisis kejujuran seperti ini diperlukan peran
serta pendidikan agama Islam yang lebih dominan.
b) Pada kehidupan masyarakat kota dan modern yang cenderung konsumtif dan
hedonis, membutuhkan petunjuk jiwa, sehingga kajian-kajian agama berdimensi
sufistik kian menjamur. Ini menjadi salah satu peluang bagi pengembangan
lembaga pendidikan kedepan.

d. Ancaman
Ancaman merupakan kebalikan dari sebuah peluang, ancaman meliputi faktor-
faktor lingkungan yang tidak menguntungkan bagi sebuah lembaga pendidikan. Jika
sebuah ancaman tidak ditanggulangi maka akan menjadi sebuah penghalang atau
penghambat bagi maju dan peranannya sebuah lembaga pendidikan itu sendiri. Contoh
ancaman tersebut adalah: minat peserta didik baru yang menurun, kurangnya
kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan tersebut dan lain-lain.
2. Rencana Strategis Peningkatan Mutu Sekolah berdasarkan Analisis
SWOT
a. Aspek Input
Faktor Eksternal Peluang

Semakin meningkatnya peran komite


Perekembangan TIK semakin mudah

Hubungan yang sangat baik dengan

Banyak fihak luar yang tertarik untuk


menyekolahkan anak ke SMPN 1

dinas pendidikan kabupaten


Minat tinggi orang tua

untuk diakses

bekerjasama
Bawen.

Faktor Internal

1 2 3 4 5
Kekuatan Strategi S - O (Strength - Opportunity)
1. Mengembangkan lingkungan sekolah menuju komunitas belajar
Lokasi sekolah sangat strategis yang ideal, yaitu melalui program 7 K (Kebersihan, Ketertiban,
Keindahan, Kerindangan, Keamanan, Kenyamanan, dan
98 % guru berpendidikan S1 Kekeluargaan).
2. Membentuk klub-klub prestasi untuk mengembangkan potensi
Kamampuan dasar peserta didik baik peserta didik, baik dari sisi akademis ataupun non akademis.
Jumlah buku ajar untuk guru dan 3. Memberdayakan tenaga pendidik dan kependidikan melalui
peserta didik mencukupi pelatihan-pelatihan intensif sehingga akan meningkatkan
kinerja.
Kemampuan manajemen kepala 4. Pengembangan fasilitas sekolah berbasis TIK sebagai sarana
sekolah cukup baik untuk belajar peserta didik.
5. Dibentuk Tim Evaluasi program dan kegiatan sekolah secara
Dana untuk operasi sekolah efektif dan efisien.
mencukupi
Fasilitas cukup lengkap

Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut maka rencana strategis yang perlu
dibuat sebagai upaya peningkatan mutu sekolah untuk aspek input di SMP adalah
sebagai berikut: (1) Mengembangkan lingkungan sekolah menuju komunitas belajar
yang ideal, yaitu melalui program 7 K (Kebersihan, Ketertiban, Keindahan,
Kerindangan, Keamanan, Kenyamanan, dan Kekeluargaan); (2) Membentuk klub-klub
prestasi untuk mengembangkan potensi peserta didik, baik dari sisi akademis ataupun
non akademis; (3) Mengoptimalkan peran kepala sekolah dalam memberdayakan dan
melatih kepemimpinan dan manajerial tenaga pendidik dan dan tenaga kependidikan;
(4) Pengembangan fasilitas sekolah berbasis TIK sebagai sarana untuk belajar peserta
didik; (5) Dibentuk Tim Evaluasi program dan kegiatan sekolah secara efektif dan
efisien.

b. Aspek Proses
Peluang
Faktor Eksternal

pendidikan ke universitas dalam negeri maupun luar negeri.


Semakin melimpahnya media pembelajaran
perkantoran sehingga ideal untuk pembelajaran

guru Semakin banyaknya kegiatan pengembangan profesi

Adanya perhatian khusus dari pemerintah kabupaten


Lokasi sekolah diwilayah industri, pasar, dan
Semakin meningkatnya kesadaran

Adanya beapeserta didik bagi guru untuk melanjutkan


orang tua pentingnya kualitas

terhadap sekolah.
kontekstual.

Faktor Internal
pendidikan

1 2 3 4 5 6
Kekuatan Strategi S - O (Strength - Opportunity)
Kualifikasi pendidikan guru
sesuai dengan pelajaran yang 1. Mengoptimalkan kegiatan-kegiatan pengembangan profesi guru

diampu. baik di tingkat lokal sekolah ataupun diluar sekolah dengan menitik
KKM sekolah minimal 75 beratkan kualitas bukan sekedar mengikuti kegiatan sebagai
Terdapat banyak kegiatan formalitas.
ekstrakurikuler yang 2. Mengembangkan pembelajaran yang aktif, Inovatif, kreatif, efektif

diselenggarakan oleh sekolah dan menyenangkan, sesuai dengan K.13


Kemampun manajemen kepala 3. Dibentuk Tim Evaluasi yang efektif dan efisien untuk memantau
sekolah cukup baik dan memastikan kemampuan profesi guru berkembang dari sisi
Adanya jam tambahan untuk kualitas.
kelas IX 4. Mengoptimalkan program dan kegiatan ekstrakurikuler mulai dari
Guru mau mengikuti kegiatan perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi untuk mencapai target-
pengembangan profesi. target yang diharapkan.
5. Lebih meningkatkan kerjasama dengan pengajar atau pelatih dari
luar sekolah untuk mengoptimalkan mutu prestasi non akademis
(ekstrakurikuler).
6. Mengembangkan program character building untuk peserta didik.

Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut maka rencana strategis yang perlu
dibuat sebagai upaya peningkatan mutu sekolah untuk aspek proses adalah sebagai
berikut: (1) Mengoptimalkan kegiatan-kegiatan pengembangan profesi guru baik di
tingkat lokal sekolah ataupun di luar sekolah dengan menitikberatkan kualitas bukan
sekedar mengikuti kegiatan sebagai formalitas; (2) Mengembangkan pembelajaran yang
aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan, sesuai dengan K.13; (3) Dibentuk
Tim Evaluasi yang efektif dan efisien untuk memantau dan memastikan kemampuan
profesi guru berkembang dari sisi kualitas; (4) Mengoptimalkan program dan kegiatan
ekstrakurikuler mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi untuk mencapai
target-target yang diharapkan; (5) Lebih meningkatkan kerjasama dengan pengajar atau
pelatih dari luar sekolah untuk mengoptimalkan mutu prestasi non akademis
(ekstrakurikuler); (6) Supervisi dan monitoring efektif dan efisien yang dilakukan oleh
kepala sekolah.

c. Aspek Output
Setelah mengidentifikasi berbagai faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman untuk aspek output kemudian diberi bobot dan skor maka hasil perhitungan
untuk total skor akhir adalah sebagi berikut ini:
Peluang
Faktor Eksternal
Harapan orang tua agar tua aga

Pelaung menjalin hubungan kerja


lulusan tidak hnya berprestasi
dalam bidang akademis tetapi

sama yang lebih erat dengan


Lulusan memiliki karakter kuat.
Kepercayaan masyarakat
terhadap sekolah tinggi

masyarakat dan alumni.


juga non akademis

Faktor Internal

1 2 3 4
Kekuatan Strategi S - O (Strength - Opportunity)
Pencapaian prestasi non a. Meningkatkan prestasi non-akademis sekolah dengan
akademis kegiatan non seoptimal mungkin.
akademis (ekstrakurikuler) b. Meningkatkan pembelajaran yang menitikkan pada
semakin lebih baik. pembangunan karakter peserta didik untuk
Peringkat sekolah dari tahun ke membangun image positif.
tahun mulai meningkat c. Membangun jaringan alumni yang lebih efektif dan
Prosentase jumlah kelulusan terorganisir.
dari tahun ke tahun meningkat. d. Melakukan terobosan-terobosan untuk percepatan
pencapaian prestasi akademis.
Banyak peserta didik diterima di
sekolah favorit.

Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut maka rencana strategis yang perlu
dibuat sebagai upaya peningkatan mutu sekolah untuk aspek output di SMPN 1
Bawen adalah sebagai berikut: (1) Meningkatkan prestasi non-akademis sekolah
dengan seoptimal mungkin; (2) Meningkatkan pembelajaran yang menitikberatkan
pada pembangunan karakter peserta didik untuk membangun image positif; (3)
Membangun jaringan alumni yang lebih efektif dan terorganisir; (4) Melakukan
terobosan- terobosan untuk percepatan pencapaian prestasi akademis.

C. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat
diambil adalahhasil analisis SWOT dari aspek input, proses, dan output untuk
meningkatkan mutu Sekolah Menengah Pertama (SMP) untuk mendukung pertumbuhan
mutu sekolah maka dibuatlah rencana strategis yang menggunakan kekuatan dari
lingkungan internal sekolah untuk dapat menangkap peluang dari lingkungan eksternal
sekolah.
Rencana strategis yang dibuat untuk meningkatkan mutu dari aspek input
adalah: (1) Mengembangkan lingkungan sekolah menuju komunitas belajar yang ideal,
yaitu melalui program 7 K (Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kerindangan,
Keamanan, Kenyamanan, dan Kekeluargaan); (2) Membentuk klub-klub prestasi untuk
mengembangkan potensi peserta didik, baik dari sisi akademis ataupun non akademis;
(3) Mengoptimalkan peran kepala sekolah dalam memberdayakan dan melatih
kepemimpinan dan manajerial tenaga pendidik dan tenaga kependidikan; (4)
Pengembangan fasilitas sekolah berbasis TIK sebagai sarana untuk belajar peserta didik;
(5) Dibentuk Tim Evaluasi program dan kegiatan sekolah secara efektif dan efisien.
Rencana strategis yang dibuat untuk meningkatkan mutu aspek proses: (1)
Mengoptimalkan kegiatan-kegiatan pengembangan profesi guru baik di tingkat
lokal sekolah ataupun di luar sekolah dengan menitikberatkan kualitas; (2)
Mengembangkan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan;
(3) Mengoptimalkan program dan kegiatan ekstrakurikuler mulai dari perencanaan,
pelaksanaan sampai evaluasi untuk mencapai target-target yang diharapkan; (4) lebih
meningkatkan kerjasama dengan pengajar atau pelatih baik dari luar ataupun dari
dalam sekolah untuk mengoptimalkan mutu prestasi non akademis (ekstrakurikuler).
Rencana strategis yang dibuat untuk meningkatkan mutu aspek output adalah;
(1) Meningkatkan prestasi non-akademis sekolah dengan seoptimal mungkin; (2)
Meningkatkan pembelajaran yang menitikberatkan pada pembangunan karakter peserta
didik untuk membangun image positif; (3) Membangun jaringan alumni yang lebih
efektif dan terorganisir; (4) Melakukan terobosan- terobosan untuk percepatan
pencapaian prestasi akademis.

Anda mungkin juga menyukai