Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENGELOLAAN SATUAN PENDIDIKAN

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Manajemen Pendidikan Dasar

Dosen Pengampu : Vika Martahayu, M.Pd.

Oleh Kelompok II :

Muhammad Ilham Fadilah 2101411177

Ayu Pramesty 2101411174

Salsabila 2101411179

PGSD VI E

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANGKA BELITUNG

TAHUN AKADEMIK 2024


BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu kajian yang menarik untuk dikaji yaitu pengelolaan satuan
pendidikan yang terkhusus dalam rangka menghasilkan dan mencetak generasi
dengan keunggulan yang maksimal. Individu atau insan yang memiliki potensi
untuk bisa didik.

Posisi pendidikan sangat strategis dalam proses pembangunan bangsa yang


menjadi ujung tombak dalam menghadapi berbagai kendala dan tekanan didalam
dunia pendidikan, semakin mengikuti perkembangan mengalami peningkatan.
Pendidikan yang memiliki mutu, efektif, efisien, dan relevan menjadi harapan
setiap pengelolaan satuan pendidikan. Kemajuan IPTEK juga menjadi tantangan
yang akan dihadapi didalam dunia Pendidikan, termasuk keterlibatan dan
perhatian stackholders atau masyarakat yang terus meningkat. Oleh karena itu,
kompetensi dan fungsi dalam menjalankan tugas harus dimiliki oleh para
pengelolaan satuan pendidikan. Dengan harapan dapat menciptakan generasi yang
berkualitas dan memiliki keimanan, ketakwaan, taat dan patuh serta menghormati
guru, memiliki akhlak mulia, cerdas, mandiri dan krearif. Melalui kemampuan
manajerial dan professional dalam pengelolaan pendidikan.

Sekolah dasar sebagai unit paling bawah dalam pengelolaan satuan


pendidikan untuk melakukan suatu perencanaan program pendidikan dengan
disertai pembuatan keputusan dan implementasinya secara konprehensif bagi
pemenuhan kebutuhan pada satuan pendidikan. Maka sebagai pusat pembelajaran,
sekolah dasar memerlukan pimpinan sekolah yang unggul dan visioner dalam tata
Kelola sekolah. Seperti yang dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah,
bahwa kepala sekolah diharapkan memiliki kompetensi kepribadian, manajerial,
supervisi, kewira-usahaan, dan sosial.sehingga kepala sekolah tersebut akan
mampu memanajemen, mengembangkan dan memberdayakan dirinya serta selalu
berupaya Dalam Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018 Guru yang akan menjadi
kepala sekolah lebih ditekankan harus lulus (STTPP) selain Permendiknas Nomor
13 Tahun 2007. untuk meningkatkan sekolah, oleh karena itu, kelima dimensi
tersebut dipersyaratkan.

Kualitas sekolah menjadi muara pengelolaan satuan pendidikan yang


didalamnya terdapat proses, masuskan, daya serap dan lulusan tentunya
diinginkan ideal sesuai dengan pelayanan yang berlaku, kesadaran diri dalam
mempersiapkan lulusan untuk menghadapi kehidupan didunia nyata perlu dimiliki
siapapun pelaksanannya di sekolah dasar, kesadaran diri yang memerlukan
tindakan yang komprehensif dan konkret. Tanpa tindakan tindakan tersebut hasil
yang maksimal tidak akan tercapai dan tindakan tindakannya tidak akan terarah.

Sangat diperlukan adanya tindakan - tindakan konkret terkait kesadaran


diri dari setiap pelaku pendidikan dalam pengelolaan suatu sekolah. Nurdin
(2017) menyatakan bahwa kesadaran diri yang sangat diperlukan merupakan
kesadaran diri untuk meningkatkan kualitas guru - guru, kesadaran diri untuk
menginventarisasi sarana dan pra sarana yang dimiliki oleh sekolah, kesadaran
diri untuk melaksanakan pemberdayaan dan pembenahan potensi - potensi yang
dimiliki, kesadaran diri dalam bekerja sama dengan masyarakat sekitar, untuk
memperkuat administrasi sekolah, dan kesadaran diri untuk membangun kerja
sama dengan lembaga guna menjadi kan sekolah yang berkualitas dengan mutu
yang meningkat.

Unsur pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan disekolah merupakan


kunci keberhasilan pengelolaan sekolah yang dapat dilihat terkhusus di sekolah
dasar. Adapun meliputi kepala sekolah, pendidik (guru), tenaga kependidikan (staf
tata usaha), siswa, dan komponen lainnya yaitu pengawas sekolah dan dinas
pendidikan. Oleh karena itu, yang memiliki tanggung jawab penuh dalam
pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan disekolah adalah kepala sekolah.
Dengan komitmen yang dibangun secara bersama terkait pengelolaan satuan
sekolah untuk meningkatkan keberhasilan sekolah.

Komponen lainnya yaitu siswa. Tercantum didalam Undang-Undang RI


Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, bahwa siswa adalah
anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi dirinya melalui
proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Dengan ketentuan umum yang sesuai didalamnya. Dapat disimpulkan
bahwa tidak dapat dipisahkan antara guru dan siswa didalam dunia pendidikan.

Selain siswa ada unsur lain yaitu komite sekolah. Komite sekolah
berfungsi sebagai tempat menyalurkan aspirasi dan mewadahi prakarsa
masyarakat. Transparan dalam pelayanan dan penyelenggaraan pendidikan yang
bermutu. Dinas pendidikan kabupaten/kota juga memiliki peran dalam
pengelolaan sekolah , yaitu untuk melakukan pemantauan dan pembinaan
keberhasilan pengelolaan satuan pendidikan.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa sekolah yang


menunjukkan tingkat kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan hasil yang
diharapkan sebagaimana telah ditetapkan dimana kemampuan dan dalam proses
penyelenggaraannya terdimensi manajemen, kepemimpinan dan pengajaran
dinyatakan sekolah yang efektif atau berhasil dalam pengelolaan sekolahnya.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Konsep Pengelolaan Satuan Pendidikan

Sistem Pendidikan Nasional yang tercantum didalam UU. 20 Tahun 2003


Pasal 1 satuan pendidikan menjelaskan tentang penyelenggaraan pendidikan
dalam bentuk kelompok layanan pendidikan melalui jalur formal, nonformal,
dan informal.

Pengelolaan sekolah atau satuan pendidikan merupakan urutan paling


bawah untuk membuat keputusan dan merencanakan program pendidikan
dalam pengelolaan pendidikan untuk mengcover seluruh kebutuhan -
kebutuhan dengan tindakan - tindakan nyata yang dilakukkan secara
konfrehensif seperti kebutuhan sekolah, visi, misi, dan tujuan pendidikan
sekolah (Diding Nurdin dan Imam Sibaweh, 2015 :45).

Mutu sekolaha merupakan muara pada pengelolaan satuan pendidikan,


yang mencakup proses, input, output dan outcome tentunya diharapkan ideal
searah dengan standar pelayanan minimal PP Nomor 15 Tahun 2010. PP ini
menjelaskan bahwa kesadaran diri harus ada pada siapapun pelaku dalam
pengelolaan satuan pendidikan. Kesadaran diri inilah yang akan menjadi kunci
keberhasilan dengan melakukkan tindakan - tindakan komprehensif dan
konkret untuk mempersiapkan lulusan yang siap menghadapi kehidupan nyata
yang akan dijalaninya. Hasil yang akan dicapai tidak akan maksimal dan tidak
akan terarah tanpa tindakan - tindakan tersebut jika tidak dilaksanakan dengan
baik.

Aspek - aspek pendidikan dalam pengelolaan satuan pendidikan yaitu


mulai dari kurikulum, pendidik, tenaga pendidikan, sumber belajar, sarana dan
prasarana, dan lainnya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan satuan


pendidikan adalah sebuah proses atau tindakan yang didalamnya menuntut
seluruh warga sekolah termasuk wali siswa turut andil dalam pengelolaan
satuan pendidikan tersebut guna tercapainya tujuan pendidikan secara
maksimal dengan tindakan - tindakan yang nyata dan langkah - langkah yang
sistematis serta dapat memanfatkan sumber daya manusia yang ada
dilingkungan sekitar sekolah.

B. Analisa SWOT ( Strength, Weakness, Opportunity, Treat ) pengelolaan


Pendidikan

Dalam dunia pendidikan tentunya yang harus dilakukkan oleh suatu


lembaga pendidikan adalah mengetahui problematika yang terjadi. Seperti
mengetahui kelemahan, peluang ataupun ancaman dan kekuatan sehingga
mendapatkan solusi yang menarik sehingga dapat mengantarkan lembaga
pendidikan tersebut memiliki pengaruh dalam keilmuan bangsa maupun dunia.
Tantangan dan permasalahan yang biasanya terjadi terkait proses, perbaikan
mutu secara terus - menerus berorientasi pada masukan yang ada, dan luaran.
Permasalahan dan tantangan tersebut berdampak luas terhadap tugas - tugas
pengelolaan satuan pendidikan.

Dalam menghadapi permasalahan tersebut alternatif yang digunakan


adalah menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan analisis yang
digunakan dalam menganalisis manajemen pendidikan terkhusus pada lembaga
pendidikan seperti sekolah untuk mengukur kelemahan dan kekuatan dalam
manajemen pengelolaan satuan pendidikan serta mengukur tingkat
keberhasilannya.

Analisis SWOT diartikan sebagai identifikasi yang dilakukan melalui


berbagai faktor untuk merumuskan strategi pelaksanaan pendidikan secara
sistematis. Dasar analisis SWOT adalah logika yang dapat memaksimalkan
kekluatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalisir
kelemahan dan ancaman.

Berikut adalah langkah - langkah dan tahapan yang harus dilakukan


dalam analisis SWOT antara lain :

1. Identifikasi kelemahan dan ancaman yang paling penting untuk di


atasi dan diminimalisir secara umum pada seluruh komponen
pendidikan.
2. Identifikasi kekuatan dan peluang yang di prediksi dapat mengatasi
kelemahan dan ancaman yang telah dilakukan pada tahap pertama.

3. Lakukan analisis SWOT lanjutan setelah mengetahui kekuatan,


kelemahan, ancaman, dan peluang dalam konteks sistem pendidikan.

4. Merumuskan strategi yang telah di rekomendasikan untuk


menuntaskan kelemahan dan ancaman sebagai bentuk pemecahan
masalah, pengembangan serta perbaikan lebih lanjut.

5. Menentukan penanganan kelemahan dan ancaman yang menjadi


prioritas yang telah disusun dalam suatu rencana tindakan untuk
melaksanakan program penanganan.

Harapan lembaga pendidikan dengan melakukan analisis SWOT yaitu


dapat melakukan langkah - langkah strategis. Artinya bahwa lembaga pendidikan
memiliki cara dalam mencapai tujuannya, dengan memanfaatkan sumber daya dan
kemampuan internal secara maksimal dalam mengeksploitasi peluang - peluang
dan menghadapi ancaman - ancaman lingkungan eksternal yang ada.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai