Anda di halaman 1dari 3

Nama : Widya S

NIM : 1713102

MANAJEMEN RESIKO DAN STRATEGI PENINGKATAN MUTU MADRASAH

Manajemen resiko merupakan bagian dari konsep dan praktik manajemen guna untuk
efektifitas tujuan organisasi. Setiap program dalam organisasi pasti akan berhadapan dengan
sebuah resiko sehingga dalam lembaga pendidikan diperlukan manajemen resiko agar mampu
mempertahankan dan meningkatkan mutu pendidikan.

Pengelolaan risiko menjadi hal yang penting bagi suatu organisasi termasuk organisasi
sekolah karena kegiatan pendidikan tidak terlepas dari adanya resiko yang dapat menggganggu
keberlangsungnya pencapaian tujuan di sekolah. Lembaga pendidikan pasti akan berhadapan
dengan sebuah resiko baik itu dari dalam maupun dari luar instansi pendidikan. Banyaknya
permasalahan yang ada dalam lembaga pendidikan mulai dari pengelolaan asset dan keuangan
hingga rendahnya mutu lulusan yang dihasilkan semuanya berdampak negative bagi dunia
pendidikan.

Salah satu resiko yang dihadapi dalam dunia pendidikan yaitu dengan naiknya
pembayaran SPP di sekolah. Jika hal tersebut dilakukan sekolah/madrasah berharap akan dapat
membiayai lebih banyak program unggulan namun demikian jika tidak maka akan dapat
menurunkan perolehan siswa yang tentu pada akhirnya akan mempengaruhi pencapaian tujuan
sekolah/madrasah.

Mutu pendidikan merupakan salah satu isu pendidikan nasional dalam hal pemerataan,
relevansi dan efesiensi pengelolaan pendidikan. Kebijakan UU No. 20 Tahun 2003 berfungsi
untuk meringankan beban dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mencapai pendidikan
yang minimal dengan mengutamakan pendidikan yang bermutu. Peningkatan sumber daya
manusia merupakan peranan penting untuk menyelenggarakan pendidikan yang bermutu yang
mana sebuah keharusan untuk merespon tuntunan globalisasi.

Upaya merealisasikan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu tersebut, telah


ditetapkan visi pendidikan nasional tahun 2020, yaitu : “Terwujudnya bangsa, masyarakat, dan
manusia Indonesia yang bermutu tinggi, maju dan mandiri”. 1 Visi ini tentu senada dengan visi
pendidikan nasional, yaitu : “pendidikan yang mengutamakan kemandirian menuju keunggulan
untuk meraih kemajuan dan kemakmuran yang berdasar pada Pancasila”.2

Pembangunan pendidikan di era sekarang ini harus tetap memperhatikan sebagai


kebijakan nasional agar tidak membuat kebijakan yang bertolak belakang dengan kepentingan
nasional khususnya penyelenggara pendidikan yang bermutu. Akan tetapi mutu pendidikan
untuk sekarang ini menjadi topik pembicaraan karena mutu pendidikan tidak hanya terbatas pada
mutu hasil belajar siswa akan tetapi mutu hasil belajar tersebut merupakan gambaran yang
melatarbelakangi berbagai aspek untuk mendorong tercapainya peningkatan mutu pendidikan.

Mutu pendidikan pada program madrasah dalam rangka mengembangkan mental, akhlak,
dan intelektual maupun dalam meningkatkan skill peserta didik baik untuk menghadapi
kehidupan di masyarakat maupun untuk tujuan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, terlebih
dengan adanya kurikulum 2013. Sehingga tantangan pengembangan madrasah akan menjadi
semakin bervariasi. Mutu pendidikan berbasis madrasah berkaitan erat dengan suatu system yang
saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Madrasah sebagai agen
pembaharuan dalam bidang pendidikan yang memberikan keseimbangan dalam masyarakat
yang mana untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan paada generasi muda.

Belakangan ini masyarakat percaya terhadap madrasah baik dalam pengembangan


intelektual maupun penanaman nilai keagamaan dalam rangka pengutan akhlak sesuai dengan
ajaran islam. Sehingga semua pihak yang berkepentingan dan konsen terhadap pendidikan
berbasis madrasah untuk mengembangkan kreatifitas dan inovasi untuk meningkatkan mutu
madrasah. Akan tetapi memang tidak semua masyarakat berfikiran seperti itu. Terkadang mereka
lebih mengarahkan anaknya untuk sekolah yang menjurus ke dalam pekerjaan tidak untuk
mengarahkan yang untuk bekal mereka di akherat.

Strategi yang dapat dilakukan dalam meningkatkan mutu madrasah yaitu sebagai
berikut :

1
Depdiknas. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Buku 1 : Konsep Pelaksanaan…
(Jakarta:Depdiknas,2000). Hlm.4
2
F. Jalal & D. Supriyadi, Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah, (Yogyakarta: Adicita Karya Nusa,
2000).hlm.63
1. Pengembangan kurikulum dan pembelajaran yang berorientasi pada siswa. Strategi ini
lebih mampu memberdayakan pembelajaran siswa yang menekankan pada keaktifan
bealajar murid, bukan pada keaktifan mengajar guru.
2. Pengelolaan kesiswaan yang berfokus pada pelayanan terhadap peserta didik agar mereka
berhasil dalam mengikuti proses pembelajaran dan sekaligus dapat memberi harapan
semua pihak.
3. Pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan. Pengelolaan ketanagaan bertujuan untuk
mendayagunakan tenaga-tenaga kependidikan secara efektif dan efesien guna mencapai
hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan.
4. Pengelolaan sarana dan prasarana mulai dari pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan
hingga sampai pengembangan. Hal ini didasari oleh kenyataan bahwa madrasah yang
paling mengetahuikebutuhan sarana dan prasarana, baik kecukupan, kesesuaian, maupun
muktahirannya terutama sarana dan prasarana yang sangat erat kaitannya dengan proses
belajar mengajar secara langsung
5. Pengelolaan pembiayaan. Keuangan madrasah merupakan bagian yang sangat penting
karena setiap kegiatan membutuhkan dana. Madraasah juga harus diberikan kebebbasan
untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang mendatangkan penghasilan, sehingga sumber
keuangan tidak semata-semata tergantung terhadap pemerintah.
6. Output yang diharapkan. Madrasah harus memiliki output yang diharapkan. Output
madarasah adalah prestasi madrasah yag dihasilkan oleh prosespembelajaran dan
manajemen di madrasah. Output madrasah diklasifikasikan menjadi dua yaitu berupa
prestasi akademik dan output prestasi non akademik.

Anda mungkin juga menyukai