BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
sebagai kebutuhan dasar bagi masyarakat yang ingin maju, demikian halnya
71
72
bangsa yang demikian merupakan investasi besar untuk berjuang ke luar dari
sebaik mungkin kepada " pelanggannya ". Agar tugas ini terwujud, sekolah
manajemen yang baik adalah adanya pola pikir yang teratur (administrative
attitude).
Manajemen berasal dari kata " to manage " yang artinya mengatur.
dictionary, 1966 ).
stakeholder.
dan harapan pelanggan, saat ini maupun masa yang akan datang. ( Edward
daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa,
yaitu kepuasan pelanggan, apa yang dilakukan manajemen tidak ada gunanya
tentang Standar Isi. Di dalam Standar Isi termuat tentang Kurikulum Tingkat
sebagai salah satu upaya untuk pemberdayaan SDM dan seluruh potensi di
siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan
dalam hal ini orang tua dan stakeholder yaitu pelayanan yang bermutu baik
adalah orang yang tidak bergantung pada kita, tetapi kita yang bergantung
padanya (b) pelanggan adalah orang yang membawa kita kepada apa
77
keinginannya (c) tidak seorang pun yang pernah menang beradu argumentasi
dengan pelanggan (d). pelanggan adalah orang yang teramat penting yang
masukan, proses dan keluaran harus memenuhi standar kualitas tertentu pula.
akhir ini. Hal ini disebabkan karena terjadinya persaingan yang semakin ketat
dengan cara membangun suatu sistem peningkatan kualitas. Salah satu model
l ).
Menimbang point b). Upaya standarisasi mutu harus menjadi fokus perhatian
78
Dalam manajemen mutu semua fungsi manajemen yang dijalankan oleh para
berbenah dan terus melakukan langkah inovasi bila tidak ingin ditinggalkan
Tambang Ulang Kabupaten Tanah Laut. Maka penulis dalam penelitian ini
Tanah Laut.?
1.3.Tujuan Penelitian
Tanah Laut.
Tanah Laut.
di sekolahnya.
efesien.
untuk diambil kebijakan lebih lanjut penerapan MPMBS yang efektif dan
efisien.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Organisasi sekolah
sekolahnya sendiri
12
82
(MPMBS)
memberikan otonomi yang lebih luas pada tingkat sekolah dalam rangka
83
baik dan memadai bagi para peserta didik. MPMBS memberikan kesempatan
peluang yang lebih besar kepada masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam
penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan
memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan mutu sekolah
pengertian ini terlihat bahwa sekolah memiliki kewenangan lebih besar dari
masing kepada pemerintah, orang tua peserta didik, dan pada masyarakat,
direncanakan.
daerah setempat.
a. Heterogenitas masyarakat
85
1. Kondisi geografis Indonesia yang sangat luas dan terdiri dari ribuan
pulau, dan penduduk Indonesia pada saat ini sudah mencapai 210 juta
orang, dengan berbagai suku bangsa serta adat istiadat, membuat para
heterogen tersebut.
persatuan nasional.
metode mengajarnya dan hal ini bersifat sentralistis. Keinginan seperti ini
diberlakukan secara nasional perlu ditinjau kembali. Hal ini yang perlu
kabupaten/kota.
takut berbeda dengan propinsi lain, dan nanti disalahkan karena tidak
87
birokrasi pada umumnya menjaga agar tidak berbuat salah dan bukan
perkataan lain adalah mewariskan pola pikir dan pola kerja birokrasi.
dari kepuasan kliennya, yaitu siswa dan orang tua siswa. Karena klien
berbeda pula. Oleh karena itu dalam proses pendidikan peserta didik
diperlukan sebagai klien utama yang harus dilayani dan bukan sebagai
2) Bila layanan terhadap peserta didik sebagai klien yang menjadi tujuan,
sebagai kliennya. Untuk masa yang akan datang dengan sekolah harus
adalah sistem pendekatan input – proces - output (Dikmenum, 2001). Hal ini
sekolah secara optimal. Guru memiliki komitmen dan harapan yang tinggi
lomba biologi, lomba fisika, dan cara–cara berpikir kritis (kritis, rasional,
tinggi, kerja sama yang baik, kedisiplinan dan lain-lain (Nursito, 2002,
Dikmenum, 2001).
dipisahkan.
jadi dan bagus hasilnya (one-shot and quick-fix), akan tetapi merupakan
proses berlangsung secara terus menerus dan melibatkan semua pihak yang
karena itu, strategi utama yang harus ditempuh dalam pelaksanakan MPMBS
diskusi, forum ilmiah, dan media masa. Hendaknya dalam sosialisasi ini
juga dibaca dan dipahami sistem, budaya dan sumber daya sekolah yang
menyelenggarakan MPMBS
minimal 5.50 untuk seluruh mata pelajaran yang di ujikan, Dengan nilai
92
minimal 4.00 paling banyak dua mata pelajaran dan Minimal 4,25 untuk
mata pelajaran lainya (Permen Diknas No. 75 Tahun 2009 Pasal 20 Ayat
1 Poin a)
ketidaksesuaian antara situasi sasaran saat ini dan situasi yang diharapkan
situasi sasaran (NUN) saat ini adalah 48,75 dan sasaran (NUN) idealnya
sasaran didasarkan atas hasil analisis situasi sasaran saat ini, namun
sasaran tersebut mengacu pada visi, misi, dan tujuan sekolah. Karena itu,
visi, misi, dan tujuan sekolah sebagai sumber pengertian bagi perumusan
1). Visi
Visi adalah wawasan yang sumber arahan bagi sekolah dan digunakan
Visi juga berarti ide yang dicita-citakan sebagai suatu yang terbaik
2) Misi
para perencana.
3) Tujuan
1 - 3 tahunan.
4) Sasaran
dihasilkan / dicapai oleh sekolah dalam jangka waktu satu tahun, satu
semester, atau satu bulan. Agar sasaran dapat dicapai dengan efektif,
sasaran
tindakan yang perlu dilakukan untuk mengubah fungsi tidak siap menjadi
yang telah disetujui bersama antar sekolah, orang tua, peserta didik, dan
dijadikan alat bagi perbaikan kinerja yang akan datang. Namun yang
97
dan orang tua peserta didik untuk memuaskan sasaran mutu baru untuk
tahun yang akan datang. Jika dianggap berhasil sasaran mutu dapat
tidak, bisa saja sasaran mutu tetap seperti sedia kala, namun dilakukan
pendidikan yang lebih baik dan memadai bagi para peserta didik. Otonomi
dalam upaya perbaikan kinerja sekolah yang mencakup guru, siswa" komite
yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah. Disamping itu, MBS
langsung semua warga sekolah yang dilayani dengan tetap selaras pada
kepala sekolah, guru, siswa, dan orang tua kontrol yang sangat besar dalam
1. Input Pendidikan
dansasaran mutu yang jelas, (b) sumber daya yang tersedia dan siap, (c)
staf yang kompeten dan berdedikasi tinggi, (d) memiliki harapan prestasi
2. Proses
Dalam proses terdapat sejumlah kmakter yaitu; (a) PBM yang memiliki
tingkat efektifitas yang tinggi , (b) Kepemimpinan sekolah yang kuat (c)
kependidikan yang efektif, (e) Sekolah memiliki budaya mufit (f) Sekolah
Kreatif, Nalar, Rasionalog, Induktil Deduktif dan Ilmiah. Dan output non
dari para peserta didik dan sebagainya. Karakteristik MBS bisa diketahui
2. Pengelolaan Kurikulum
4. Pengelolaan ketenagaan
dilalcukan oleh sekolah kecuali guru pegawai negeri yang sirmpa saat
5. Pengelolaan keuangan
6. Pelayanan siswa
102
kontrol, serta hal lain yang dapat menumbuh kembangkan suasana yang
kepentingan masyarakat.
akuntabilitas :
diujikan.
setiap anak dengan latar belakang social ekonomi dan psikologis yang
ada hasil, atau dinilai hasilnya. Sebaliknya untuk mencapai hasil yang
dikuasai), dan input lain yang tepat pula (sesuai lingkungan dan
105
konteks social budaya), sehingga semua input tepat guna dan tepat
hal 35).
d. Langkah-langkah MBS
atasjenjang kepangkatan.
kepala sekolah adalah murid dan orang tuanya, masyarakat dan para
itu sendiri. Siapa kebagian peftur apa dan melakukan apa, sampai
karena itu, usaha MBS harus lebih terfokus pada pencapaian prestasi
belaj ar siswa.
132)
Bagi sekolatr yang sudah beroperasi ( sudah ada / jalan) paling tidak ada
Evaluasi diri sebagai langkah awal bagi sekolah yang ingin, atau akan
guru, dan seluruh stal dan diikuti juga anggota komite sekolah. Prakarsa
madrasah kita dalam hal mutu pada saat ini? Mengapa sekolah kita
tidak/belum bermutu?
ingin atau akan mengembangkan diri terutama dalarn hal mutu. Titik
awal ini penting karena sekolah yang sudah berjalan untuk memperbaiki
mutu, mereka tidak berangkat dari nol, melainkan dari kondisi yang
dimiliki.
Bagi sekolah yang baru berdiri atau baru didirikan, penrmusan visi dan misi
serta tujuan merupakan langkah awal I pertama yang harus dilakukan yang
menjelaskan kemana arah pendidikan yang ingin dttuju oleh para pendiril
yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, misi merupakan tugas-tugas pokok
titik berangkat (kondisi awal) dan titik tiba tujuan akhir yang rumusannya
jangka menengah kalau tiba saatnya berakhir (tahun yang ditetapkan) akan
umumnya)masih tetap.
3) Perencanaan
kapan dan berapa perkiraan satuan-satuan biayanya serta hasil seperti apa
yang diharapkan.
4) Pelaksanaan
lembaga yang telah ditetapkan melalui kerjasama dengan orang lain dan
sekolah.
d. Peran Siswa
5) Evaluasi
focus pada capaian hasil (prestasi belajm siswa). Evaluasi sebagai salah
113
sekolah.
6) Pelaporan
yang dicapai dalam kurun waktu tertentu berdasarkan rencana dan aturan
yang telah ditetapkan sebagai bentuk pertanggung jawab atas tugas dan
bersifat internal (untuk kalangan dalam sekolah sendiri), ada yang untuk
berlainan. Namun, perlu ada suatu pengertian yang operasional sebagi suatu
Menurut Oemar Hamali, Pengertian mutu dapat dilihat dari dua sisi,
hasil tes prestasi belajar Oemar Hamalik (Remaja Rosda Karya (1990
1996 hal 8)
Indikator atau kriteria yang dapat dijadikan tolok ukur mutu pendidikan
yaitu:
Misalnya tes tertulis, daftar cek, anekdo! skala rating, dan skala sikap.
Proses pendidikan
Raw input dan lingkungan Nurhasan (Jakarta PT. Sindo l994 hal 390)
pada konteks hasil pendidikan mengacu pada prestasi yang dicapai oleh
sekolah pada setiap kurun waktu tertentu setiap catur wulan, semester,
setahun, 5 tahun dan sebagainya). Prestasi yang dicapai dapat berupa hasil
dapat pula prestasi di bidang lain misalnya dalam cabang olah raga atau
seni. Bahkan prestasi sekolah dapat berupa kondisi yang tidak dapat
dan sarana prasarana, dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana
interaksi (proses) belajar mengajar baik antara guru' siswa dan sarana
ekstra kurikuler, baik dalam lingkup substansi yang akademis maupun yang
Akan tetapi agar proses itu tidak salah arah, maka mutu dalam arti hasil
autput harus dirumuskan terlebih dahulu oleh sekolah, dan jelas target yang
akan dicapai untuk setiap tahun kurun waktu tertentu. Berbagai input dan
proses harus selalu mengacu pada mutu hasil output yang ingin dicapai.
(siswa) seperti guru yang harus memiliki komitnen yang tinggi dan total
serta kesadaran untuk berubah dan mau berubah untuk maju, menguasai
ajar dan metode mengajar yang tepat, kreatif, dengan ide dan gagasan baru
tentang cara mengajar maupun materi ajar, membangun kenerja dan disiplin
diri yang baik dan mempunyai sikap positif dan antusias terhadap sisw4
bahwa mereka mau diajar dan mau belajar. Kemudian sarana dan prasarana
118
pokok materi ajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, realistik, sesuai
Begitu pula dengan row input dan lingkungan, yaitu siswa itu sendiri.
1. Memperkuat Kurikulum
afektif yang lebih komprehensif, dan (3) penguus (unit aspek keterampilan
efektil dari tiga elemen dasar ini dapat dibentuk kompetensi dan komifinen
untuk setiap keputusan yang diambil. Kapasitas ini harus menjadi muatan
dalam dunia pendidikan. salah satu model yang diadopsi dalam dunia
Management.
120
berbasis sekolah (MBS) : (1) akan memperkuat rujukan referensi nilai yang
akan semakintinggi dan berubah sangat cepat, (2) Keahlian yang diperlukan
ujian nasional, lomba matematika, lomba biologi, lomba fisika, dan cara–cara
berpikir kritis (kritis, rasional, dan ilmiah). Output non akademik, misalnya
keingintahuan yang tinggi, kerja sama yang baik, kedisiplinan dan lain-lain
Ketiga karakteristik tersebut saling berkaitan satu sama lain dan saling
1. Prestasi Akademik misalnya, lomba karya ilmiah, nilai ujian nasional, lomba
matematika, lomba biologi, lomba fisika, dan cara–cara berpikir kritis (kritis,
2. Prestasi Non akademik, misalnya keingintahuan yang tinggi, kerja sama yang
2.4Penelitian terdahulu
dalam mengajar (dari variabel Input) lingkungan sekolah yang aman dan
lebih tinggi dan rasa bangga terhadap sekolah (dari variabel output)
124
BAB III
diatas maka kerangka konsep penelitian ini penulis ambil sebagai berikut;
Organisasi
Sekolah
(X1)
Proses Belajar
Mengajar
(X2)
MUTU Sekolah (Y)
Sumber Daya
Manusia
(X3)
: Pengaruh parsial
3.2. Hipotesis
57
1. Diduga ada pengaruh signifikan secara bersama-sama faktor – faktor
BAB IV
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah diskriptif kuantitatif, artinya dari data yang
motivasi kerja guru, motivasi karyawan, dan motivasi komite sekolah beserta
4.2.1. Populasi
peneliti. Sugiyono (2007 : 117). Populasi dalam penelitian ini adalah semua
59
128
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
orang guru. Guna mendapatkan hasil yang obyektif sampel dalam penelitian
yang tidak menjadi sampel adalah Kepala sekolah, 5 orang wakil kepala
sekolah, 4 guru yang tidak mengembalikan angket, dan 3 guru yang tidak
masuk sekolah karena ijin, sakit dan cuti ketika peneliti pengambili kembali
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
ditaik kesimpulan.
Proses Belajar Mengajar (X2) Sumber Daya Manusia (X3) Sumber Daya
dan Administrasi (X4) dan Variabel terikat yaitu Mutu Sekolah (Y).
sekolahnya sendiri
mengajar disekolah
berikut;
130
menerapkan ilmunya
berikut;
staf
sebagai berikut;
131
5. Mutu sekolah (Y) (Mutu sekolah adalah otput atau hasil akhir sekolah
2007 : 199). Kuosioner akan dibagikan kepada guru yang telah dipilih untuk
a. Untuk data primer yaitu data yang diambil langsung dari responden
b. Untuk data sekunder, yaitu data yang diambil secara tidak langsung dari
sebagai berikut
1. = Tidak baik
2. = Kurang baik
3. = Cukup baik
4. = Baik
5. = Sangat baik
semakin tinggi angka yang dipilih oleh responden maka semakin tinggi pula
tingkat Organisasi sekolah (X1) Proses Belajar Mengajar (X2) Sumber Daya
Manusia (X3) Sumber Daya dan Administrasi (X4) dan Mutu Sekolah (Y).
pula tingkat Organisasi sekolah (X1) Proses Belajar Mengajar (X2) Sumber
Daya Manusia (X3) Sumber Daya dan Administrasi (X4) dan Mutu Sekolah
(Y).
133
Pada penelitian ini analisa data terdiri dari dua (2) bagian yaitu analisis
Sumber Daya Manusia (X3) Sumber Daya dan Administrasi (X4) dan Mutu
Sekolah (Y). Dengan mengacu pada rumus hipotisis tersebut, analisa statistik
yang digunakan adalah analisa multipe Linier Regresi Model (Model regresi
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + e
(Sudjana 2003:53)
Dimana
Y = Mutu sekolah
a = Konstanta
X1 = Organisasi sekolah
Untuk mengetahui apakah variabel X1, X2, X3, dan X4 secara serempak
n = Banyaknya sampel
dari variabel terpilih yang lebih dominan (X1, X2, X3, dan X4) maka
diteliti. Cara yang digunakan adalah dengan analisa item, dimana setiap nilai
yang ada pada setiap butir pertanyaan di korelasikan dengan nilai total
konsistensi alat ukur dalam penggunaannya, atau denga kata lain alt ukur
dan Ha ditolak. Ini berarti bahwa variasi dari model regresi tidak berhasil
gunakan uji t yaitu menguji kebenaran regresi parsial. Uji t ini, bila t hitung ≤
t tabel maka hipotesa nol (Ho) diterima, hipotesa alternatif (Ha) ditolak.
dan sebaliknya bila t hitung ≥ t tabel maka hipotisis nol (Ho) ditolak,
terhadap variabel terikat dan jika ada variabel yang angka r2 paling besar,
BAB V
137
bidangnya masing-masing.
Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan. Judul penelitian ini adalah
1 SLTA 1 2.9
2 Diploma 1 2.9
3 Sarjana 33 94.3
Jumlah 35 100.0
Sumber: Data Primer, 2013 (diolah)
atau 2.9 %.
atau 14.3 %.
atau 20.0 %.
atau 20.0 %.
atau 2.9 %.
Tingkat masa kerja responden dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai
berikut :
51.4%.
Tingkat usia responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5.5
berikut:
Tingkat asal sekolah responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel
5.6 berikut:
Total 35 100.0
sekolah, proses belajar mengajar, Sumber Daya dan Administrasi dan Sumber
berdasarkan indikator tambahan beban kerja, honor yang diterima, insentif dan
)
Tabel 5.6 : Distribusi Frekuensi Organisasi sekolah (X1
komunikasi dengan stake holder (komite sekolah, Dinas terkait dan pihak lain)
tidak setuju.
dinas dan komite terkait (X1.5) sebanyak 9 responden (25.7%) menyatakan sangat
tidak setuju.
Proses belajar mengajar guru merupakan salah satu aspek penting dalam
data tentang tanggapan responden tentang proses belajar mengajar sebagai berikut:
yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan siswa (X 2.2) sebanyak 8 responden
tidak setuju.
147
satu aspek penting dalam menentukan mutu sekolah dalam bekerja. Berdasarkan
hasil penelitian diperoleh data tentang tanggapan responden tentang proses belajar
satu aspek penting dalam menentukan mutu sekolah dalam bekerja. Berdasarkan
hasil penelitian diperoleh data tentang tanggapan responden tentang Sumber Daya
tidak setuju.
(tiga) tahun terakhir (Y1.2) sebanyak 3 responden (8.6%) menyatakan sangat setuju,
setuju.
153
dengan cara berfikir kritis terhadap lingkungan (Y1.3) sebanyak 1 responden (2.9%)
tidak setuju.
yang tinggi, kerja sama yang baik dan kedisiplinan siswa (Y 1.5) sebanyak 6
manusia serta sumber daya administrasi terhadap mutu sekolah digunakan analisis
sebagai berikut :
variabel organisasi sekolah, proses belajar mengajar, sumber daya manusia dan
ada organisasi sekolah, proses belajar mengajar, sumber daya manusia dan sumber
daya administrasi serta variabel lain, maka tingkat mutu sekolah sebesar 0.635
satuan.
Apabila ada kenaikan pada organisasi sekolah sebesar satu satuan, maka
akan meningkatkan mutu sekolah sebesar 0.043 satuan. Apabila ada peningkatan
dalam proses belajar mengajar sebesar satu satuan akan meningkatkan mutu
sekolah sebesar 0.275 satuan, apabila ada peningkatan dalam sumber daya
manusia sebesar satu satuan akan meningkatkan mutu sekolah sebesar 0.397
satuan, apabila ada peningkatan dalam sumber daya administrasi sebesar satu
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .635 .514 1.236 .226
Organisasi .043 .127 .049 .337 .728
PBM .275 .131 .413 2.100 .044
SDM .397 .156 .381 2.553 .016
SDA .026 .158 .030 .164 .871
Sumber : Hasil Analisis Data pada Lampiran, 2013
(lebih besar dari 0,05), maka organisasi sekolah mempunyai pengaruh tidak
2. Nilai t hitung untuk variabel proses belajar mengajar sebesar sebesar 2.100
(lebih kecil dari 0,05), maka proses belajar mengajar mempunyai pengaruh
3. Nilai t hitung untuk variabel sumber daya manusia sebesar sebesar 2.553
(lebih kecil dari 0,05), maka sumber daya manusia mempunyai pengaruh
(lebih besar dari 0,05), maka sumber daya manusia tidak berpengaruh
merupakan nilai terbesar dibanding nilai uji t variabel lainnya dengan tingkat
signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka sumber daya manusia mempunyai
hasil analisis data diperoleh nilai uji F hitung sebesar 8.281 dengan tingkat
157
dipengaruhi oleh proses belajar mengajar dan sumber daya manusia. Hal ini
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2.659 4 .665 8.281 .000a
Residual 2.408 30 .080
Total 5.067 34
Sumber : Hasil Analisis Data pada Lampiran, 2013
(kurang dari 0,05), maka organisasi sekolah, proses belajar mengajar, sumber
sekolah, proses belajar mengajar, sumber daya manusia dan sumber daya
mengajar, sumber daya manusia dan sumber daya administrasi terhadap mutu
sekolah dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi. Hasil analisis data
sebesar 52.5% Artinya bahwa sebesar 52.5% mutu sekolah dapat dijelaskan
oleh organisasi sekolah, proses belajar mengajar, sumber daya manusia dan
158
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1. Pembahasan
sekolah, Proses belajar mengajar, sumber daya manusia dan sumber daya dan
karena itu salah satu strategi guna meningkatkan mutu sekolah dengan cara
92
160
sebesar 0.043 satuan. Oleh karena itu apabila organisasi sekolah meningkat
satu satuan, maka mutu sekolah juga akan meningkat sebesar 0.043 satuan.
satu satuan akan menurunkan mutu sekolah 0.043. Adapun hubungan antara
organisasi sekolah dengan mutu sekolah kurang kuat. Hal tersebut dibuktikan
mutu sekolah sebesar 0.275 satuan. Oleh karena itu apabila Proses belajar
mengajar meningkat satu satuan, maka mutu sekolah juga akan meningkat
sekolah cukup kuat. Hal tersebut dibuktikan hasil analisis korelasi sebesar
0.638.
terhadap mutu sekolah. Oleh karena itu sumber daya manusia merupakan
salah satu faktor penting dalam menentukan mutu sekolah Apabila sumber
daya manusia guru baik, maka organsiasi tersebut akan mudah dalam
dengan variabel lain. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia guru
mutu sekolah sebesar 0.397 satuan. Oleh karena itu apabila sumber daya
manusia dapat meningkat satu satuan, maka mutu sekolah juga akan
dan administrasi terhadap mutu sekolah sebesar 0.026 satuan. Oleh karena itu
apabila sumber daya dan administrasi dapat meningkat satu satuan saja, maka
BAB VII
7.1. Kesimpulan
1. Organisasi sekolah, proses belajar mengajar, sumber daya manusia dan sumber
daya manusia dan sumber daya administrasi dan administrasi tersebut pada
mutu sekolah sebesar 52.5%, oleh karena itu mutu sekolah sebesar 47.5%
Laut.
96
164
perlu mendapat perhatian adalah sumber daya manusia, dalam hal ini adalah
guru.
mengajar, Sumber daya manusia, sumber daya dan administrasi, karena masih