terarah, intensif, efektif dan efisien dalam proses pembangunan, kalau tidak ingin
bangsa ini kalah bersaing dalam menjalani era globalisasi.
Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia, pendidikan memegang
peran yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Untuk itu perlu peran serta seluruh masyarakat dan pemerintah untuk mewujudkan
hal tersebut. Perbaikan mutu pendidikan harus segera dilakukan secara terus menerus
dengan cara memperbaiki manajemen mutu pendidikannya. Organisasi-organisasi
pendidikan memegang peranan awal dalam proses peningkatan mutu pendidikan.
Berdasarkan latar belakang tersebut artikel ini akan membahas manajemen mutu
pendidikan melalui Filosofi Manajemen Mutu Terpadu (MMT).
Kajian Teoritis
A. Filosofi Manajemen Mutu Terpadu (MMT)
Filosofi Manajemen Mutu Terpadu (FMMT) adalah peningkatan mutu secara
bertahap dan berkesinambungan (incremental continuous quality improvement) untuk
memenuhi atau bahkan melampaui tuntutan mutu dari pelanggan. Sedangkan metode
MMT berupa alat/teknik pengendalian mutu, yaitu cara untuk menelusuri penyebab
dari sumber masalah mutu.
Manajemen Mutu Terpadu (MMT) atau Total Quality Management (TQM)
merupakan suatu sistem nilai yang mendasar dan komperhensip dalam mengelola
organisai dengan tujuan meningkatkan kinerja secara berkelanjutan dalam jangka
panjang dengan memberikan perhatian secara khusus pada tercapainya kepuasan
pelanggan dengan tetap memperhatikan secara memadai terhadap terpenuhinya
kebutuhan seluruh stakeholders organisasi yang bersangkutan. Masalah kualitas
dalam MMT menuntut adanya keterlibatan dan tanggung jawab semua pihak dalam
organisasi. Karena itu pendekatan MMT tidak hanya bersifat parsial, tetapi
komperhensip dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan dengan produk
yang dihasilkan. Masalah kualitas juga tidak lagi dimaknai dan dipandang sebagai
masalah teknis, tetapi lebih berorientasi pada terwujudnya kepuasan konsumen atau
3
pelanggan. MMT juga melibatkan faktor fisik dan faktor non fisik, semisal budaya
organisasi, gaya kepemimpinan dan pengikut. Keterpaduan factor-faktor ini akan
mengakibatkan kualitass pelayanan menjadi lebiih meningkat dan bermakna.
B. Pengertian Mutu
Mutu telah menjadi isu kritis dalam persaingan modern dewasa ini, dan hal itu
telah menjadi beban tugas bagi para manager menengah. Mutu merupakan konsep
yang terus mengalami perlembangan dalam pemaknaannya. Menurut Uhar
Suharsaputra, mutu meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan dan
merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang dianggap merupakan
kualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa mendatang).[1]
Sedangkan Fandy Tjiptono dalam Uhar, mendefinisikan mutu sebagai “the
best product that you can produce with the materials that you have to work”.
Jadi, mutu merupakan konsep relatif yang mengikuti keinginan pelanggan. Mutu
ditentukan oleh spesifikasi standar yang telah ditetapkan dan selalu disesuaikan
dengan kebutuhan pelanggan. Mutu pada kondisi sekarang belum tentu menjadi
ukuran mutu dimasa datang. Kepala sekolah harus bisa merancang kebutuhan masa
depan dengan visi dan misi sekolah yang menantang. Untuk itu sekolah harus
merumuskan program-programnya terlebih dahulu dengan kejelasan target yang akan
dicapai.
C. Mutu Pendidikan
Secara substantif, mutu mengandung sifat atau taraf. Sifat adalah sesuatu yang
menerangkan keadaan, sedangkan taraf menunjukkan kedudukan dalam skala.
Keragaman cara pandang mengenai sifat dan taraf itu memungkinkan perbedaan
pendekatan terhadap mutu pendidikan. Pendekatan pertama, mendasarkan diri pada
deskripsi mengenai relevansi pendidikan dengan dunia kerja. Pendekatan ini sering
kali disebut pendekatan ekonomi. Pendekatan kedua, disebut pendekatan nilai
intrinsik pendidikan yang diekspresikan dalam ukuran-ukuran sikap, kepribadian, dan
kemampuan intelektual yang sesuai dengan harapan dan tujuan pendidikan nasional.[2]
4
Semua keputusan, kegiatan, dan fungsi dalam manajemen mutu dilakukan atas
dasar fakta dan data. Fakta dan data yang digunakan harus dapat
dipertanggungjawabkan sehingga keputusan yang diambil dapat mencapai tingkat
akurasi yang tinggi.
e. Perbaikan Terus-menerus
Proses perbaikan dilakukan secara terus menerus dengan cara melakukan
deteksi dini terhadap semua proses untuk mencegah terjadinya penyimpangan.
G. Standar Mutu Pendidikan
Di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
disebutkan bahwa pendidikan di Indonesia menggunkan delapan standar yang
menjadi acuan dalam membangun dan meningkatkan kualitas pendidikan. Standar
Nasional Pendidikan di seluruh wilayah hukm Negara Kesatuan Republik Indonesia,
ada delapan standar yang menjadi kritera minimal tersebut yaitu sebagai berikut:
a. Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah
digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik.
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) tersebut meliputi standar kompetensi lulusan
minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal
kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.
b. Standar Isi
Standar isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi
minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.
c. Standar Proses
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik. Selain itu, dalam proses pembelajaran pendidik memberikan
8
keterampilan, baik dalam aspek fisik mental maupun spiritual. Hal ini jelas menuntut
kualitas penyelenggaraan pendidikan yang baik agar kualitas hasil pendidikan dapat
benar-benar berperan otimal dalam kehidupan masyarakat.
Komitmen bangsa dalam bidang pendidikan paling tidakk menunjukkan
adanya suatu keinginan yang kuat untuk menjadikan pendidikan sebagai faktor
penting dalam pembangunan, sehingga upaya-upaya untuk selalu memperbaiki,
mengembangkan dan membangun dunia pendidikan harus dipahami dalam konteks
smbangannya bagi pembangunan bangsa, karena pada akhirnya pendidikan akan
menentukan kualitas SDM (human capital), dan kualitas hasil pendidikan yang bagus
akan membentuk SDM yang berkualitas, yang sangat penting dalam menunjang
kehidupan masyarakat dalam berbagai kehidupan.
Dalam upaya untuk terus meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia,
penjaminan mutu menjadi suatu keharusan. Penjaminan mutu (quality assurance)
pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk menjamin agar proses yang berjalan
dalam organisasi/ lembaga pendidikan dapat memenuhi standar mutu yang telah
ditetapkan.[8] Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tentang
Standar Nasional Pendidikan pasal 91 Ayat 1, 2, dan 3 tentang penjaminan mutu
pendidikan disebutkan bahwa:
1) Setiap satuan pendidikan pada jalur formal dan nonformal wajib melakukan
penjaminan mutu.
2) Penjaminan mutu pendidikan sebagaimana dimaksud pada Ayat 1 bertujuan
untuk memenuhi Standar Nasional Pendidikan.
3) Penjaminan mutu pendidikan sebagaimana dimaksud pada Ayat 1 dilakukan
secara bertahap, sistematis, dan terencana dalam suatu program penjaminan
mutu yang memilki target dan kerangka waktu yang jelas.
Dengan melihat Pasal 91 dari PP 19 Tahun 2005, tampak bahwa penjaminan
kualitas atau mutu merupakan suatu kewajiban bagi lembaga pendidikan. Dalam
melakukan penjaminan kualitas pendidikan, agar sesuai konteks diperlukan
peninjauan pendidikan dalam lingkup tatarannya. Dalam upaya untuk mengkaji
11
masalah pendidikan, pemahaman atau kondisi kualitas yang ada merupakan suatu hal
penting yang dapat membantu memahami posisi dan kondisi pendidikan.
Kesimpulan
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam membangun sebuah
Negara. Dapat kita lihat negara-negara maju di dunia, faktor utama yang bisa
menentukan Negara tersebut maju adalah dari faktor pendidikan. Sistem pendidikan
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sosial budaya dan masyarakat.
Dengan perubahan-perubahan pemikiran masyarakat, tentunya pendidikan akan
sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dalam menghadapi
tantangan masa depan. Oleh karena itu meningkatkan mutu pendidikan pada zaman
globalisasi saat ini harus dikelola dengan baik.
Manajemen Mutu Terpadu (MMT) adalah filosofi dan sistem untuk
pengembangan secara terus menerus (continuous improvement) terhadap jasa atau
produk untuk memenuhi kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Sistem
pengembangan secara terus menerus dan kepuasan pelanggan merupakan kalimat
yang selalu ada dalam setiap definisi yang dikemukakan pakar terhadap
MMT. Karena itu, pendekatan MMT tidak hanya bersifat parsial, tetapi komperhensip
dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan dengan produk yang
dihasilkan. Masalah kualitas juga tidak lagi dimaknai dan dipandang sebagai masalah
teknis, tetapi lebih berorientasi pada terwujudnya kepuasan konsumen atau
pelanggan. MMT juga melibatkan faktor fisik dan faktor non fisik, semisal budaya
organisasi, gaya kepemimpinan dan pengikut. Keterpaduan faktor-faktor ini akan
mengakibatkan kualitass pelayanan menjadi lebih meningkat dan bermakna.
Kemudian manajemen berbasis sekolah, menuntut adanya sekolah yang otonom
dan kepala sekolah yang memiliki otonomi, khususnya otonomi kepemimpinan atas
sekolah yang dipimpinnya. Oleh karena itu, perlu langkah-langkah yang bersifat
implementatif dan aplikatif untuk merealisir manajemen pendidikan berbasis sekolah
di lembaga pendidikan persekolahan. Keberhasilan penerapan manajemen pendidikan
12
berbasis sekolah sangat ditentukan oleh political will pemerintah dan kepemimpinan
di persekolahan.
Penerapan MBS yang efektif seyogianya dapat mendorong kinerja kepala
sekolah dan guru yang pada gilirannya akan meningkatkan prestasi murid. Oleh sebab
itu, harus ada keyakinan bahwa MBS memang benar-benar akan berkontribusi bagi
peningkatan prestasi murid. Ukuran prestasi harus ditetapkan multidimensional, jadi
bukan hanya pada dimensi prestasi akademik. Dengan taruhan seperti itu, daerah-
daerah yang hanya menerapkan MBS sebagai mode akan memiliki peluang yang
kecil untuk berhasil.
Kemudian sekolah efektif adalah sekolah yang mampu mengoptimalkan semua
masukan dan proses bagi ketercapaian output pendidikan, yaitu: prestasi sekolah,
terutama prestasi siswa yang ditandai dengandimiliknya semua kemampuan berupa
kompetensi yang dipersyaratkan di dalam belajar. Efektivitas sekolah dapat tercermin
dari profil sekolah yang memeiliki keteraturan dalam berbagai aspek untuk mencapai
tujuan (aspek-aspek tersebut antara lain: guru, siswa, dan tenaga kependidikan
lainnya). Orang yang harus bertanggungjawab atas manajemen sekolah adalah
seorang kepala sekolah yang memeiliki karakteristik kepimpinan.
DAFTAR PUSTAKA