PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan utama pendidikan Indonesia dewasa ini adalah rendahnya mutu pendidikan
pada setiap jenjang, jenis, dan satuan pendidikan termasuk di dalamnya pendidikan Islam. Pada
era reformasi pendidikan Islam menghadapi dua masalah, yaitu: Tuntutan kebutuhan masyarakat
Indonesia terhadap kualitas pendidikan Islam, dan tidak relevannya pendidikan Islam dengan
tuntutan kebutuhan pembangunan masyarakat.
Berbagai data menunjukkan bahwa pendidikan pada beberapa tahun terakhir masih
belum menunjukkan perubahan yang menggembirakan meskipun tidak dapat dipungkiri terdapat
beberapa sekolah/madrasah menunjukkan peningkatan mutu pendidikan yang cukup
menggembirakan. Beberapa siswa dari kota-kota besar di Indonesia berhasil meraih medali
Olimpiade Sains Internasional.
Lahmuddin Lubis dalam Bafhadal (2003)[1], mengklasifikasikan penyebab utama
rendahnya mutu pendidikan di Indonesia ke dalam tiga bentuk. Pertama, pendekatan yang
digunakan lebih terfokus kepada input-output dan sangat kurang perhatian pada proses. Kedua,
pendidikan dilakukan secara birokratik sentralistik; dalam hal tertentu sentralistik masih perlu
tetapi pada era otonomi daerah, pendekatan desentralistik lebih dominan. Ketiga, peran warga
sekolah, khususnya guru, masyarakat dan orangtua siswa/mahasiswa sangat kurang.
Mutu menjadi hal yang sangat penting dalam pendidikan. Kita semua mengakui, saat ini
memang ada masalah dalam sistem pendidikan. Lulusan sekolah menengah atau perguruan tinggi
tidak siap memenuhi kebutuhan masyarakat. Masalah ini berakibat bagi masyarakat. Para peserta
didik yang tidak siap jadi warga negara yang bertanggung jawab dan produktif itu, akhirnya hanya
jadi beban masyarakat. Para peserta didik yang seperti itu adalah produk sistem pendidikan yang
tidak terfokus pada mutu. Terkait dengan uraian di atas, perlu diberikan batasan definisi terhadap
pendidikan. Pendidikan sendiri dapat dilihat sebagai suatu proses dan sebagai suatu lembaga yang
menawarkan program pembelajaran. Sebagai suatu proses, pendidikan merupakan usaha
memberikan bimbingan dan pembinaan terhadap potensi setiap individu anak yang sedang
mengalami perkembangan untuk mencapai kedewasaan yang optimal.
Dalam konteks ini pendidikan dapat berlangsung seumur hidup dalam berbagai situasi,
baik dengan keteladanan, pembiasaan, bimbingan, pengarahan, pembelajaran, pelatihan,
hukuman, pujian, dan lain-lain. Sedangkan sebagai lembaga, pendidikan dapat berlangsung di
rumah tangga dan lembaga masyarakat (pendidikan luar sekolah) dan pendidikan yang
berlangsung di sekolah sebagai organisasi pendidikan formal.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Manajemen Mutu Terpadu?
2. Bagaimana Mengimplementasikan Manajemen Mutu Terpadu Dalam Lembaga Pendidikan?
C. TujuanPenulisan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah:
1. Mengetahui Pengertian Dari Manajemen Mutu Terpadu.
2. Menjelaskan Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Pada Lembaga Pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. MANAJEMEN MUTU TERPADU
1. Pengertian Manajemen Mutu Terpadu
Sejak tahun 1950-an pola pikir mengenai mutu terpadu atau TQM sudah muncul di
daratan Amerika dan Jepang dan akhirnya Koji Kobayashi, salah satu CEO of NEC, diklaim
sebagai orang pertama yang mempopulerkan TQM, yang dia lakukan pada saat memberikan
pidato pada pemberian penghargaan Deming prize di tahun 1950. Banyak perusahaan Jepang
yang memperoleh sukses global karena memasarkan produk yang sangat bermutu.
Perusahaan/organisasi yang ingin mengikuti perlombaan/ bersaing untuk meraih laba/manfaat
tidak ada jalan lain kecuali harus menerapkan Total QualityManagement.[2]
Manajemen mutu terpadu atau bahasa krennya Total Quality Management ialah suatu
pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing
organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan
lingkungannya[3]. Manajemen mutu terpadu merupakan suatu pendekatan pengendalian mutu
melalui pertumbuhan partisipasi karyawan.
Manajemen mutu terpadu merupakan mekanisme formal dan dilembagakan yang
bertujuan untuk mencari pemecahan persoalan dengan memberikan tekanan pada partisipasi
dan kreatifitas di antara karyawan. Setiap gugus juga bertindak sebagai mekanisme pemantau
yang membantu organisasi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan dalam
memantau kesempatan, bersifat proaktif, tidak menunggu bergerak kalau persoalan timbul dan
tidak menghentikan kegiatannya kalau suatu persoalan telah ditemukan dan dipecahkan [4].
Manajemen mutu terpadu diartikan sebagai perpaduan semua fungsi dari suatu
perusahaan ke dalam falsafat holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork,
produktifitas, dan pengertian, serta kepuasan pelanggan. Manajemen mutu terpadu merupakan
sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai setrategi usaha dan berorientasi pada
kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi.
Total Quality Management (TQM) adalah pendekatan manajemen pada suatu
organisasi, berfokus pada kualitas dan didasarkan atas partisipasi dari keseluruhan sumber
daya manusia dan ditujukan pada kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan dan
memberikan manfaat pada anggota organisasi (sumber daya manusianya) dan masyarakat
TQM juga diterjemahkan sebagai pendekatan berorientasi pelanggan yang memperkenalkan
perubahan manajemen yang sistematik dan perbaikan terus menerus terhadap proses, produk,
dan pelayanan suatu organisasi.
Proses TQM memiliki input yang spesifik (keinginan, kebutuhan, dan harapan
pelanggan), mentransformasi (memproses) input dalam organisasi untuk memproduksi barang
atau jasa yang pada gilirannya memberikan kepuasan kepada pelanggan (output). Tujuan
utama Total Quality Management adalah perbaikan mutu pelayanan secara terus-menerus.
[5] Dengan demikian, juga Quality Management sendiri yang harus dilaksanakan secara
terus-menerus.
Kemudian dalam bidang pendidikan ada pendapat yang menyatakan bahwa
manajemen mutu terpadu memungkinkan memberi peluang untuk perbaikan mutu sekolah
menuju sekolah efektif. Sekolah efektif adalah sekolah yang berhasil mencapai tujuannya.
Sekolah efektif pada intinya adalah pembelajaran yang efektif.
Ada dua sistem pendekatan dalam memahami manajemen mutu terpadu dalam
menuju sekolah efektif. Pertama adalah pendekatan sistem yaitu suatu sistem pendekatan yang
mempercepat perbaikkan dan berkelanjutan yang berhubungan langsung dengan peserta didik.
Kedua adalah pendekatan sistem langsung dan terlibat aktif dalam pengambilan keputusan dan
manjemen sekolah.[6]
a. Konsep Total Quality Management
Konsep TQM ini memerlukan komitmen semua anggota organisasi terhadap
perbaikan seluruh aspek manajemen organisasi. Pada dasarnya, konsep Total Quality
Management mengandung tiga unsur yaitu :
1) Strategi nilai pelanggan
Nilai pelanggan adalah manfaat yang dapat diperoleh pelanggan atas penggunaan
barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan dan pengorbanan pelanggan untuk
memperolehnya. Strategi ini merupakan perencanaan bisnis untuk memberikan nilai bagi
pelanggan termasuk karakteristik produk, cara penyampaian, pelayanan, dan sebagainya.
2) Sistem organisasional
Sistem organisasional berfokus pada penyediaan nilai bagi pelanggan. Sistem ini
mencakup tenaga kerja, material, mesin/teknologi proses, metode operasi dan pelaksanaan
kerja, aliran proses kerja, arus informasi, dan pembuatan keputusan.
3) Perbaikan kualitas berkelanjutan
Perbaikan kualitas diperlukan untuk menghadapi lingkungan eksternal yang selalu
berubah, terutama perubahan selera pelanggan. Konsep ini menuntut adanya komitmen
untuk melakukan pengujian kualitas produk secara kontinu. Dengan perbaikan kualitas
produk secara kontinu, akan dapat memuaskan pelanggan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen mutu terpadu (Total Quality Management) merupakan sebuah model yang
pragmatis yang berfokus pada layanan pelanggan. Manajemen mutu terpadu dalam pendidikan
dikembangkan guna mencapai keluaranlulusan atau (output) bahkan outcome yang memuaskan
pelanggan pendidikan. Prinsip-prinsip kunci dalam manajemen mutu terpadu pendidikan adalah
kepemimpinan, metode dan perangkat ilmiah, pemecahan masalah melalui kerjasama tim, iklim
organisasi, dan pendidikan serta latihan.
Manajemen mutu terpadu di lembaga pendidikan merupakan bentuk pengendalian mutu
yang disempurnakan. Filosofy dari manjemen mutu terpadu ini adalah terciptanya budaya kerja
dari seluruh personel yang terlibat dalam pengadaan dan penyajian jasa pendidikan yang dijiwai
oleh motivasi dan sikap untuk memenuhi dan memuaskan harapan pelanggan (peserta didik).
Dalam rangka memenuhi harapan pelanggan pendidikan ini, pengelola sekolah secara bertahap
dan terus menerus memperbaiki kualitas lulusannya dengan didukung oleh kurikulum yang
bermutu.
B. Komentar
Sebaga manusia yang bergelut, berkecimpung dalam dunia pendidikan maka hendaknyalah
kita harus berusaha sepenuh tenaga untuk menjadikan lembaga pendidikan yang kita asuh agar
menjadi lebih dan semakin berkualitas sehingga mutu pendidikan yang di harapkan bias tercapai
sesuai dengan apa yang di cita citakan.