Anda di halaman 1dari 11

INDIKATOR PEMILIHAN MEDIA IKLAN

Di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

“Manajemen Periklanan”

Dosen Pembimbing :

Achmad Mufid Marzuqi,S.E,M.M

Disusun Oleh :

Kelompok 1

1. Kiki Nur Aisyah (E1802010008)


2. Delta Arif Wahyuni (E1802010063)
3. Indra Aryaputra (E1802010034)
4. Ulva Sahara (E1902010084)

Fakultas Ekonomi / Prodi Manajemen S.1

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURAKARTA

2020
Iklan

Periklanan merupakan salah satu dari alat yang paling umum digunakan
perusahaan untuk mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli sasaran dan
masyarakat. Definisi periklanan menurut Jefkins (1997), merupakan pesan-pesan
penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada calon konsumen yang
paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang paling
ekonomis. Iklan adalah bentuk presentasi dan promosi non pribadi tentang ide,
barang dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu (Swastha dan Irawan, 1997).
Menurut Kotler (1996), dalam pembuatan program periklanan terdapat lima
keputusan utama yang harus diambil yaitu mengenai tujuan periklanan (mission),
uang yang dapat dibelanjakan (money), pesan yang disampaikan (message), media
yang akan digunakan (media) dan evaluasi hasil (measurement).

Setiap iklan harus memiliki tujuan yang didefinisikan secara jelas. Tujuan-
tujuan ini tumbuh dari strategi pemasaran secara keseluruhan perusahaan dan
tugas promosi yang ditetapkan untuk pengiklanan. Setiap iklan harus efektif tidak
hanya untuk satu pelanggan, tetapi untuk ribuan, atau jutaan pelanggan (Cannon et
al, 2009). Tujuan-tujuan spesifik dari suatu kampanye iklan tersebut adalah:

1. Membantu memosisikan merek atau bauran pemasaran perusahaan dengan


menginformasikan dan membujuk pelanggan target atau perantara mengenai
manfaat-manfaatnya.

2. Membantu memperkenalkan produk baru kepada pasar target spesifik.

3. Membantu mendapatkan saluran keluar yang diinginkan dan memberi tahu

pelanggan dimana dapat membeli sebuah produk.

4. Menyediakan kontak secara terus-menerus dengan pelanggan target,

bahkan ketika tidak tersedia tenaga penjualan.

5. Menyiapkan jalan bagi tenaga penjualan dengan mempresentasikan nama

perusahaan dan kegunaan dari produknya.

6. Menghasilkan tindakan pembelian dengan segera.

2
7. Membantu memelihara hubungan dengan pelanggan yang terpuaskan dan

mendorong lebih banyak pembelian.

Namun secara umum, Shimp (2003) mengemukakan tujuan periklanan

tersebut untuk memberikan informasi tentang produk yang diiklankan


(informing), membujuk pelanggan untuk mecoba produk dan jasa yang diiklankan
(persuading), menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para
konsumen (reminding), memberi nilai tambah pada merek dengan
mempengaruhipersepsi konsumen (adding value), dan sebagai pendamping yang
memfasilitasi upaya-upaya lain dari perusahaan dalam proses komunikasi
pemasaran (assisting). Dalam suatu kegiatan periklanan dibutuhkan media sebagai
alat untuk menyampaikan iklan tersebut kepada khalayak. Media bukanlah suatu
alat penyampaian berita yang pasif, bahkan sering media itu dapat mempengaruhi
efektivitas beritanya (Swastha dan Irawan, 1997). Tujuan di dalam perencanaan
media adalah untuk memilih apakah menggunakan media televisi, radio, majalah,
surat kabar, atau media lainnya. Sedangkan dalam pemilihan media perlu
memperhatikan faktor-faktor seperti produk yang diiklankan, sistem distribusi
produknya, editorial, kemampuan teknis media, strategi periklanan saingan,
sasaran yang dapat dicapai, karakteristik media, serta biaya yang harus

dikeluarkan.

1. Pengertian Media Iklan

Media periklanan adalah saluran yang digunakan pemasang iklan dalam


komunikasi massa. Media penyimpanan pesan memegang peranan penting dalam
proses komunikasi. Tanpa media, pesan tidak akan sampai pada kelompok
audiens yang kita inginkan. Oleh karena itu, memilih media yang tepat akan
sangat menentukan apakah pesan yang ingin disampaikan kepada kelompok
sasaran akan sampai atau tidak.

Media penyampaian pesan iklan atau media periklanan memegang peranan


penting dalam proses komunikasi. Tanpa media, pesan tidak akan sampai kepada
kelompok audiens yang kita inginkan. Oleh karena itu memilih media yang tepat

3
akan sangat menentukan apakah pesan yang ingin disampaikan kepada kelompok
sasaran akan sampai atau tidak.

2. Memilih Media Iklan

Setelah memilih pesan iklan, tugas pengiklan berikutnya adalah memilih media
periklanan untuk menyampaikan pesan iklannya. Kotler dan Keller (2009:542)
mengemukakan tiga langkah penting dalam pemilihan media, yaitu reach,
frequency, dan impact.

1. Reach. Jumlah orang atau keluarga yang berbeda yang terpapar pada jadwal
media tertentu setidaknya sekali dalam kurun waktu tertentu.

2. Frequency. Jumlah waktu dalam kurun waktu tertentu ketika orang atau
keluarga rata-rata terpapar pada pesan tertentu.

3. Impact. Nilai kualitatif paparan melalui media tertentu. Setiap media memiliki
sifat/karakteristik dan kelebihannya masing-masing. Para pengiklan harus
berusaha memilih media yang karakteristiknya paling cocok dengan merek yang
dijalankan untuk mencapai khalayak sasarannya dan menyampaikan pesan.

Sementara itu menurut menurut Djaslim Saladin (2002:187) mengemukakan


langkah-langkah dalam menentukan media, diantaranya:

1. Mengukur jangkauan, frekuensi, dan dampak iklan. Kesadaran masyarakat


semakin tinggi jika jangkauan frekuensi dan dampak pembeberan iklan semakin
tinggi. Oleh karena itu, para perencana media penting mengetahui pertukaran
antara jangkauan, frekuensi, dan dampak dari iklan tersebut.

2. Pemilihan media. Jenis media iklan terdiri atas iklan lini atas (above the line)
dan iklan lini bawah (below the line). Iklan lini atas dikuasai oleh lima media
yang dapat mengatur ijin dan pembayaran komisi kepada biro- biro iklan, yaitu
pers (koran dan majalah), radio, televisi, lembaga jasa iklan luar ruang, dan
sinema atau bioskop.

4
3. Penetapan waktu pemasangan media.

4. Penetapan lokasi pemasangan media.

Perencana media harus memikirkan kombinasi jangkauan, frekuensi, dan

dampak yang paling berbiaya efektif. Jangkauan paling berperan penting ketika
meluncurkan produk-produk baru, merek di antara dua merek lain, perluasan
merek terkenal, atau merek yang jarang dibeli. Frekuensi paling berperan penting
jika terdapat pesaing yang kuat, sesuatu yang rumit yang harus diceritakan,
penolakan konsumen yang tinggi, atau siklus pembelian yang sering.

Hal-hal yang di pertimbangkan dalam memilih jenis media iklan


1. Tujuan periklanan
Tujuan periklanan perlu ditetapkan sebelum memilih media iklan, misalnya tujuan
melakukan kegiatan periklanan adalah untuk meyebarkan informasi produk
dengan cepat ke masyarakat luas, untuk mencapai tujuan tersebut bisa dicapai
dengan memilih radio atau surat kabar sebagai media iklanya, karena radio dan
surat kabar penyebaran informasinya lebih cepat.
2. Sirkulasi media
Sirkulasi media yang dipakai harusnya disesuaikan dengan segmen pasar yang
dituju dan juga harus sesuai dengan distribusi produknya. Jika produk yang
ditawarkan distribusi atau daerah penjualan untuk daerah lokal saja, maka media
iklan yang dipilih baiknya yang menjangkau daerah penjualan produk tersebut.
Misalnya, anda memiliki sebuah usaha mebel dengan pasaran di daerah Jogjakarta
maka anda bisa memilih media cetak lokal jogja yaitu Harian Jogja atau
Kedaulatan Rakyat (KR).
3. Waktu dan alokasi dimana keputusan membeli dibuat
Waktu dan alokasi dimana keputusan membeli dibuat sangat berpengaruh dalam
pemilihan media iklan karena kemungkinan keputusan pembelian konsumen tidak
selalu terjadi dirumah. Bahkan bisa jadi konsumen yang sudah merencanakan
keputusan pembelian dari rumah akan berubah ketika melihat sebuah iklan.
4. Biaya yang harus dikeluarkan
Biaya yang harus dikeluarkan untuk beriklan harus diperhatikan agar tidak terjadi
pembengkaan biaya karena aktivitas pereiklanan. Pemilihan media iklan perlu
disesuaikan dengan dana yang tersedia dan seberapa jauh sirkulasi atau jangkauan

5
penyebarannya. Biasanya semakin luas yang dijangkau oleh media iklan maka
biayanya pun akan semakin mahal. Misalnya biaya iklan untuk TV lokal pastinya
akan lebih murah dari pada TV nasional.
5. Kerja sama dan bantuan yang ditawarkan oleh media
Media iklan memang banyak tersedia, mereka berlomba menawarkan pelayanan
yang berbeda-beda. Dalam memilih media iklan yang perlu diperhatikan salah
satu diantaranya adalah kerja sama dan bantuan yang mereka tawarkan. Dan
sebagai pihak yang memasang iklan sudah pasti akan memilih media yang
menawarkan kerjasama yang baik dan bantuan promosi yang lebih besar.
6. Karakteristik media
Karakteristik media perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan
pemilihan media. Karekteristik media yang dipilih baiknya disesuaikan dengan
jenis produk yang akan diklankan. Jika produk yang akan diklankan sudah cukup
digambarkan dengan tulisan, pilih saja media cetak sebagai media iklanya. Jika
produk yang ditawarkan bisa digambarkan melalui suara, pilih saja radio sebagai
media iklannya.
7. Kebaikan dan keburukan media
Kebaikan dan keburukan media perlu dipertimbangkan karena keberhasilan dalam
periklanan yang akan dilakukan nantinya juga tergantung dari buruknya suatu
media yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan. Dari sekian banyak
media iklan yang ada, masing-masing tentu memiliki kebaikan dan keburukan.
Sebagai pemasang iklan tentunya akan memilih yang paling baik dan paling
minim keburukanya.
Hal-hal tersebut perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media iklan agar
aktivitas iklan yang akan dilakukan dapat efektif dan efisian dalam mencapai
tujuan. Sebagai pihak pemasang iklan memang perlu jeli dalam memilih media
yang tepat sesuai dengan apa yang akan diiklankan.

https://brainly.co.id/tugas/17563654

Iklan telah menjadi harapan bagi sebagian besar produsen yang ingin merek
produknya melekat di hati konsumennya. Iklan merupakan cara yang efektif untuk
meraih konsumen dalam jumlah besar dan tersebar secara geografis. Disatu pihak
iklan dapat dipakai untuk membangun kesan jangka panjang suatu produk/merek
dan di pihak lain memicu penjualan yang cepat.Untuk membuat iklan yang kreatif
dan menarik dibutuhkan para pekerja yang profesional yang memiliki kreatifitas

6
dalam memproses iklan, mulai dari perencanaan pesan, perencanaan media hingga
bagaimana menyampaikan (expose) pesannya.

Secara umum, Pesan Iklan Efektifitas Iklan H2 media yang tersedia dapat
dikelompokkan menjadi empat kelompok (Jefkins,1995). Kelompok - kelompok
tersebut ialah:

1. Media cetak, yaitu media statis yang mengutamakan pesan – pesan dengan
sejumlah kata, gambar, foto, baik dalam tata warna maupun hitam putih. Bentuk
bentuk iklan dalam media cetak biasanya berupa iklan baris, iklan display,
suplemen, pariwara, serta iklan layanan masyarakat. Contoh-contoh media iklan
dalam yang temasuk dalam media cetak ialah surat kabar, majalah, tabloid.

2. Media elektronik, yaitu media dengan teknologi elektronik dan hanya bisa
digunakan bila terdapat jasa transmisi siaran. Bentuk – bentuk iklan dalam media
elektronik biasanya berupa sponsorship, jingle, sandiwara, iklan partisipasi
(disisipkan ditengah – tengah film atau acara), serta pengumuman acara / film.
Contoh-contoh media iklan dalam yang temasuk dalam media elektronik ialah
televisi serta radio

3. Media luar ruang, yaitu media iklan ( biasanya berukuran besar ) yang dipasang
di tempat – tempat terbuka seperti di pinggir jalan, di pusat keramaian, atau
tempat – tempat khusus lainnya seperti pada bis kota, gedung, pagar tembok, dan
lain sebagainya. Jenis – jenis media luar ruang meliputi billboard, baliho, poster,
spanduk, umbul-umbul, serta balon raksasa. Ketiga media diatas termasuk dalam
kategori media iklan lini atas atau above-theline. Namun diluar pengelompokkan
ketiga media diatas, masih terdapat satu kelompok media lagi yaitu: 

4. Media lini bawah (below-the-line), yaitu media – media minor yang digunakan
untuk mengiklankan produk. Meskipun dianggap menjadi media minor, namun
iklan lini bawah juga memiliki peranan penting dalam suatu kampanye periklanan.
Hal ini disebabkan karena media lini bawah dalam hal – hal tertentu bisa menjadi
lebih efektif, tergantung bentuk iklan dan kampanye yang hendak dilakukan oleh
pengiklan.

http://eprints.undip.ac.id/17827/1/INTAN_PUSPITASARI.pdf

7
Iklan yang menarik adalah iklan yang mempunyai daya tarik, yaitu memiliki
kemampuan untuk menarik perhatian pasar (audience) sasaran. Pesan pesan yang
akan disampaikan dapat disajikan dalam gaya penyampaian yang berbeda beda
yaitu dengan menampilkan: cuplikan kehidupan individu atau kelompok, gaya
hidup individu, fantasi tentang produk, suasana hati (mood) atau citra seputar
produk, musik untuk lebih menghidupkan pesan, simbol kepribadian untuk
menciptakan karakter yang mempersonifikasikan produk, memamerkan keahlian
dan pengalaman perusahaan dalam menghasilkan produk, bukti bukti ilmiah
keunggulan produk, bukti kesaksian dari orang orang terkenal

Dalam menampilkan gaya penyampaian tersebut dapat digunakan tiga jenis


pendekatan daya tarik, yaitu: 

1. Pendekatan rasional yang secara logis membuktikan kelebihan atau manfaat


produk, misalnya lebih irit, lebih bersih, lebih putih dan lain sebagainya. 

2. Pendekatan emosional, berusaha membangktkan emosi positif atau negatif yang


dapat memotivasi pembelian. Emosi positif berupa perasaan bangga, senang, cinta
jika menggunakan produk yang diiklankan. Sedangkan emosi negatif berupa
perasaan takut, bersalah, malu yang membuat orang merasa memerlukan merek
yang diiklankan (misal produk parfum, pasta gigi, dan asuransi) atau bahkan
menghentikan penggunaannya. 

3. Pendekatan moral, pendekatan ini berkaitan dengan apa yang benar, apa yang
tepat, atau apa yang seharusnya, misal anjuran donor darah, anjuran kebersihan
lingkungan pada iklan demam berdarah. 

Dalam perencanaan strategi media periklanan, ada empat hal yang perlu


diperhitungkan. Keempat hal tersebut ialah: 

1) kesesuaian media iklan dengan pasar sasaran, 

2) kesesuaian media iklan dengan produk, 

3) kesesuaian media iklan dengan isi pesan, dan yang terakhir 

8
4) kesesuaian media iklan dengan situasi pasar. Keempat hal ini turut menentukan
keberhasilan atau efektifitas suatu program periklanan.

http://eprints.undip.ac.id/17827/1/INTAN_PUSPITASARI.pdf

Proses komunikasi dan pesan yang menarik saja tidak cukup untuk membuat iklan
efektif, diperlukan endorser yang membantu pengiklan untuk mencitrakan
produknya dimata masyarakat. Riyanto 8) dalam penelitiannya Analisis Faktor
Yang mempengaruhi Efektifitas Iklan dan Implikasinya Terhadap Sikap Merek
Pada Studi Kasus Pada Iklan Ponds, menyimpul-kan bahwa suatu iklan agar dapat
efektif harus memiliki daya tarik yang tinggi, harus kreatif dan juga didukung
dengan menggunakan endorser yang memiliki kredibilitas tinggi

file:///C:/Users/User/Downloads/10510-Article%20Text-30198-1-10-
20151029.pdf

Secara tradisional, para perencana dan pembeli media kerap diarahkan untuk
menggunakan konsep efisiensi sebagai dasar mutlak dalam melakukan pemilihan
media vehicle. Efisiensi adalah konsep yang memilih media berdasarkan jumlah
target audiens terbanyak dengan biaya yang paling rendah. Ukurannya disebut
CPM atau cost per thousand. Dalam konteks ini, bisa saja suatu media terbukti
memiliki jumlah audiens yang sangat besar namun belum tentu semuanya
merupakan target market suatu produk, namun karena yang lebih diutamakan
adalah jumlah total audiens maka konsep efisiensi sah-sah saja digunakan.

Efisiensi 

Dalam konsep efisiensi, semua media diranking berdasarkan CPM, berurutan


mulai dari yang terendah hingga tertinggi. Media yang terbaik adalah media
dengan jumlah audiens terbesar dan biaya delivery iklan yang murah tanpa
mempertimbangkan apakah semua individu tersebut merupakan target audiens
yang tepat bagi suatu produk. Gunakanlah konsep ini dengan hati-hati, sebab
sekalipun murah, ada dua hal pokok yang pasti terabaikan yaitu relevansi
dan receptivity. Satu lagi yang perlu dicatat, banyak media baru yang
sesungguhnya sangat efektif dengan relevansi dan receptivity yang tinggi belum

9
tentu masuk dalam daftar media yang diukur berdasarkan efisiensi karena jumlah
audiensnya yang masih sangat terbatas.

Efektifitas

Berbeda dengan efisiensi, konsep efektifitas dalam perencanaan media berpusat


kepada hasil daripada sekedar harga murah. Ini disebut sebagai true effectiveness
of media planning. Dalam konsep ini perencana media menganalisis secara
mendalam interaksi audiens dengan media-media yang dinilai relevan. Mereka
melakukan pengamatan atau pencermatan terhadap media habit, media yang
digunakan secara rutin oleh target audiens, media yang dipercaya, media yang
dilirik dan dikonsumsi oleh target audiens. Semuanya merujuk kepada
konsep receptivity atau interest dan kedekatan.

Menjalankan konsep efektifitas bukan hanya membutuhkan data namun juga


intuisi tajam seorang media planner. Media yang efektif itu seringkali memang
mahal, tapi ide dasar konsep efektifitas adalah fokus berbicara kepada target
audiens. Mereka yang bukan target audiens pasti diabaikan. Persoalannya, tidak
banyak data yang menunjukkan tingkat efektifitas media dewasa ini. Data yang
tersedia lebih cenderung menyajikan jumlah audiens semata, tanpa hasil penelitian
atau survey yang mendalam tentang kualitas konsumsi media. Namun setidaknya,
Nielsen atau Morgan masih menyisakan beberapa tools atau alat ukur efektifitas
media berdasarkan demografi dan sejumlah indikator psikografi. Kita
menyebutnya resembling atau approaching metrics.

Nah, kesimpulannya adalah: jika anda seorang media planner, jangan pernah
memilih media dengan hanya mempertimbangkan efisiensi namun sebaiknya
tentukanlah media anda terlebih dahulu berdasarkan level efektifitasnya: tingkat
konsumsi audiens terhadap isi media, reaksi-reaksi positif terhadap media,
kedekatan karakter demografi dan psikografi media dengan target audiens.
Kemudian urutkan berdasarkan efisiensi levelnya dengan mengenakan
teknik pengukuran efisiensi yang terstandarisasi.  Media yang anda pilih disebut
efektif dan efisien.

http://advertising-indonesia.id/2017/10/16/konsep-efisiensi-dan-efektifitas-dalam-
pemilihan-media/

10
11

Anda mungkin juga menyukai