Anda di halaman 1dari 18

 

MAKALAH
MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN

Diajukan sebagai syarat tugas Matrikulasi Dasar Pascasarjana S2


Dosen Pengampu : Durrahman, S.Pd, M.M.Pd

Oleh:
ANISA NURHUDA UTAMI

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


PROGRAM PASCASARJACA
INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON (IAI BBC)
 Jl. Widarasari III Tuparev Desa Sutawinangun Kec.Kedawung
Kec.Kedawung
 Kabupaten Cirebon
2019
 

KATA PENGANTAR

‫حي‬  ‫الر‬ ‫ن‬‫ح‬  ‫الر‬   ‫بس‬   


Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, inayah, taufik-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan yang berjudul “Manajemen Mutu
Pendidikan”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Matrikulasi Dasar -Dasar
-Dasar
Manajemen oleh Dosen Pengampu Durrahman, S.Pd. M.M.Pd
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran penulis harapkan demi perbaikan selanjutnya. Penulis
 berharap semoga makalah ini bermanfaat baik secara langsung maupun tidak langsung bagi
semua pihak yang memerlukannya

Cirebon, 30 Agustus 2019


Penulis
 

 
ABSTRAK

Manajemen peningkatan mutu mempersyaratkan integrasi dari berbagai faktor yang


 perlu diintegrasikan. Faktor itu adalah klien (pelanggan), kepemimpinan, tim, proses
dan struktur. Ada empat teknik TQM yang dapat dikembangkan dalam menetapkan
manajemen peningkatan mutu yaitu:  school review, benchmarking, quality assurance,

dan quality  control.


quality 
meningkatkan Selain itu yaitu,
mutu pendidikan ada delapan
orientasi prinsip-prinsip
pada pelanggan,versi ISO untuk
kepemimpinan,
keterlibatan orang-orang, pendekatan proses, menggunakan pendekatan sistem,
 perbaiakan secara berkelanjutan, pendekatan daktual dalam pembuatan keputusan,
hubungan yang saling menguntungkan. Terdapat empat pendekatan dalam
meningkatkan mutu pendidikan yaitu : 1, suatu lembaga pendidikan harus
memformulasisikan visi apa yang dimaksud kualitas dan bagaimana dapat dicapai. 2.
menejemen ikut terlibat secara aktif. 3. lembaga pendidikan harus cermat dan berhati-
hati dalam merencanakan dan mengorganisasikan upaya perbaikan mutu dengan
langkah awal yang betul-betul efektif dan 4. pengendalian dilakukan seluruh proses.
Ada 10 faktor yang harus diperhatikan oleh penyelenggara pendidikan di lembaga agar
dapat memenuhi standar total quality management   yaitu: kepuasan klien, obsesi 
obsesi 
terhadap kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerja sama tim,
 perbaikan secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan
pelatihan.. 
 

ABSTRACT

Quality improvement management requires the integration of various factors that need
to be integrated. These factors are the client (customer), leadership, team, process and
structure. There are four TQM techniques that can be developed in establishing quality

improvement management,
and quality control. namely:
In addition school
there are eightreview, benchmarking,
principles quality to
of the ISO version assurance,
improve
the quality of education namely, customer orientation, leadership, involvement of
 people, process approach, using a systems approach, continuous improvement, a dactual
approach to decision making, mutually beneficial relationships. There are four
approaches in improving the quality of education, namely: 1, an educational institution
must formulate a vision of what is meant by quality and how it can be achieved. 2. the
management is actively involved. 3. educational institutions must be careful and careful
in planning and organizing quality improvement efforts with initial steps that are truly
effective and 4. control is carried out throughout the process. There are 10 factors that
must be considered by educational providers in institutions in order to meet total quality
management standards, namely: client satisfaction, obsession with quality, scientific
approach, long-term commitment, teamwork, continuous improvement, education and
training.
 

BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG


Globalisasi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan modern semakin
nyata pengaruhnya dalam mewujudkan pasar dan persaingan bebas terbuka. Dalam

keadaan seperti ini, semua lembaga kususnya pendidikan dituntut untuk mampu
menciptakan efisiensi, mengutamakan mutu, kepuasan konsumen dan memanfaatkan
 peluang dengan cepat agar dapat bersaing dan bertahan.
Adanya persaingan merupakan unsur yang tidak bisa ditawar lagi. Suatu organisasi
atau lembaga dapat meningkatkan dan mempertahankan kualitas dengan cara
membangun suatu sistem peningkatan kualitas dan menentkan standar (TQM) Total
Quality management
Quality management atau disebut dengan menejemen peningkatan mutu, dan salah satu
lembaga standarisasi dalam dunia industri diantaranya adalah ISO ( International
Organization for Standardization).
Standardization).

Dalam bidang pendidikan menejemen peningkatan mutu dapat didefinisikan sebagai


sekumpulan prinsip dan tehnik yang menekankan pada peningkatan mutu dengan
 bertumpu pada lembaga pendidikan untuk secara terus menerus dan berkesinamungan
meningkatkan kapasitas dan kemampuan lembaganya untuk memenuhi tuntuan
kebutuhan peserta didik dan masyarakat dan mampu bersaing ditengah-tengah kemajuan
globalisasi serta mampu bertahan dengan memproduk peserta didik berkualitas dan
terpenuhinya kepuasan user  atau stake
 atau stake  holder .
Melihat betapa pentingnya menejemen peningkatan mutu, untuk suatu lembaga
 pendidikan, kususnya lembaga pendidikan Islam di zaman globalisasi seperti ini agar

tetap terlihat tajinya dan bahkan semakin tinggi dimasa-masa yang akan datang, penulis
tergugah untuk mengetahui bagaimana, strategi pembaharuan dari menejemen
 peningkatan mutu ini, agar kita benar-benar dalam
dala m mengimplementasikannya tujuan ideal
sebuah lembaga pendidikan tercapai dan memuaskan pelangggan, yang tentunya masalah
ini akan penulis kupas dalam bab selanjutnya. 

B.  RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, maka rumusan
masalahnya sebagai berikut:

1.  Apa yang dimaksud dengan mutu Pendidikan?


2.  Bagaimanakah komponen manajemen peningkatan mutu?
 

3.  Bagaimana strategi dan teknik manajemen peningkatan mutu atau TQM?
4.  Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi dalam peningkatan mutu?

C.  TUJUAN PENULISAN


Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya maka penyusunan
makalah ini untuk: 

1.  Untuk mengetahui mutu Pendidikan


2.  Untuk mengetahui komponen manajemen peningkatan mutu
3.  Untuk mengetahui strategi dan teknik manajemen peningkatan mutu atau TQM
4.  Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam peningkatan mutu

D.  MANFAAT PENULISAN


Makalah ini bermanfaat bagi para pendidik untuk menjadi sumber bacaan dalam
upaya meningkatkan kualitas mutu pendidikan. 
 

BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Mutu Pendidikan


Mutu atau kualitas adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau
 jasa yang menunjukan kemampuanya dalam memuaskan kebutuhan yang
yang diharapkan atau
yang tersirat. Menurut Deni Koswara dan Cepi Triatna dalam buku Manajemen
Pendidikan, pengertian mutu memiliki fariasi sebagaimana di definisikan oleh masing-
masing orang atau pihak. Produsen (penyedia barang/jasa) atau konsumen
(pengguna/pemakai barang/jasa) akan memiliki definisi yang berbeda mengenai mutu
 barang/jasa. Perbedaan ini mengacu pada orientasi masing-masing pihak mengenai
 barang/jasa yang menjadi objeknya. Satu kata yang menjadi benang merah dalam konsep
mutu baik menurut konsumen atau produsen adalah kepuasan. Barang atau jasa yang
dikatakan bermutu adalah yang dapat memberikan kepuasan baik bagi pelanggan maupun
 produsenya.

Dalam konteks pendidikan, menurut Kementrian Pendidikan Nasonal yang dikutip


oleh Mulyasa, pengertian mutu mencakup input , proses, dan output  pendidikan.  Input
 pendidikan merupakan sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan demi
 berlangsungnya suatu peroses. Sementara proses pendidikan merupakan perubahan
sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Selanjutnya, output  pendidikan merupakan kinerja
sekolah, yaitu prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses dan prilaku sekolah. Oleh
sebab itu, mutu dalam dunia pendidikan dapat dinyatakan lebih mengutamankan pada
keberhasilan siswa. Dengan kata lain, program perbaikan sekolah dilakukan lebih secara
kreatif dan konstruktif.

Beberapa konsep mutu yang diutarakan oleh Abdul Hadis, dan Nurhayati B,
dalam bukunya Manajemen
bukunya Manajemen Mutu Pendidikan
Pendidikan menurut para ahli yaitu:
a.  Menurut Juran (1993), mutu produk ialah kecocokan penggunaan produk (fitness for
use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Kecocokan pengguna
 produk tersebut didasarkan atas lima ciri utama
ut ama yaitu (1) teknologi; yaitu kekuatan; (2)
 psikologis, yaitu rasa atau status; (3) waktu, yaitu kehandalan; (4) kontraktual,
yaitu ada jaminan; (5) etika, yaitu sopan santun (Juran, 1993)
 b.  Menurut Crosby (1979:58) mutu ialah conformance to requirement, yaitu sesuai
dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki mutu apabila

sesuai dengan standar atau kriteria mutu yang telah ditentukan, standar mutu tersebut
meliputi bahan baku, proses produksi, dan produk jadi (Crosby, 1979:58)
 

c.  Menurut Deming (1982:176) mutu ialah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau
konsumen. Perusahaan yang bermutu ialah perusahaan yang menguasai pangsa pasar
karena hasil produksinya sesuai dengan kebutuhan konsumen, sehingga menimbulkan
kepuasan bagi konsumen. Jika konsumen merasa puas, maka mereka
akan setia dalam membeli produk perusahaan baik berupa barang
maupun jasa.
d.  Menurut Feigenbaum (1986:7) mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full
customer satisfication). Suatu produk dianggap bermutu apabila dapat memberikan
kepuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan harapan konsumen atas
 produk yang dihasilkan.
e.  Garvi dan Davis (1994) menyatakan mutu ialah suatu kondisi yang berhubungan
dengan produk , tenaga kerja, proses dan tugas serta lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan pelanggan. Berdasarkan banyak paparan pendapat oleh pakar-pakar
manajemen, yang mencoba mendefinisikan kualitas mutu berdasarkan sudut
 pandangnya masing-masing. Walaupun definisi tersebut tidak diterima secara

universal, tetapi terdapat beberapa kesamaan, yaitu dalam elemen-elemen sebagai


 berikut:
a)  Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan
 pelanggan.
 b)  Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan.
c)  Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah.

B.  Komponen Menejemen Peningkatan Mutu


Manajemen peningkatan mutu mempersyaratkan integrasi dari berbagai faktor yang

 perlu diintegrasikan. Faktor itu adalah klien (pelanggan), kepemimpinan, tim, proses dan
struktur. Klien (pelanggan) dalam TQM adalah orang yang menerima produk atau jasa
layanan. Jadi klien tidak berada secara eksternal terhadap organisasi tetapi berada pada
setiap tahapan yang mempersyaratkan penyempurnaan hasil sebuah produk atau
 pemberian layanan. Hal ini menggambarkan adanya mata rantai dari klien yang terkait
dengan proses. TQM mempersyaratkan organisasi melakukan penggalian dengan
 bertanya atau mendengarkan, yang tentunya kepada klien yang tepat. Dalam hal ini
diperlukan umpan balik yang pasti untuk menjamin bahwa layanan yang diberikan dan
dikerjakan memang tepat. Hal-hal yang terdapat di dalam TQM terhadap pelanggan atau

klien adalah nilai-nilai organisasi, visi dan misi yang perlu dikomunikasikan, yang
dikerjakan dengan memperhatikan etika dalam pengambilan keputusan dan perencanaan.
 

Dalam TQM, integritas moral merupakan hal yang fundamental, maka


kepemimpinan merupakan cara mengerjakan. Kepemimpinan dalam konteks TQM adalah
menetapkan dan mengendalikan visi. TQM secara tajam menggambarkan perbedaan
antara pemimpin, me-manage, dan meng-administrasi-kan. Mutu kepemimpinan
mencakup visi, kreativitas, sensitivitas, pemberdayaan (empowerment), dan manajemen
 perubahan. Pemimpin dalam TQM pada dasarnya peduli dengan nilai-nilai orang,
menetapkan arah dan mengijinkan orang untuk mencapai target, yang berhubungan
dengan hal-hal makro maupun mikro.
Sedangkan tim dalam TQM merupakan kualitas kelompok. Hampir semua
kepustakaan menekankan pentingnya kejelasan tujuan dan hubungan interpersonal yang
efektif sebagai dasar terjadinya kerja kelompok yang efektif.
Kunci penting dalam TQM adalah menetapkan komponen proses kerja. Pada
dasarnya, sekali klien menetapkan persyaratan yang telah disepakati, maka hal yang
 penting untuk dilakukan adalah menetapkan proses dan prosedur yang menjamin
kesesuaiannya dengan persyaratan.

Organisasi yang mencoba memperkenalkan TQM tanpa meninjau strukturnya


mungkin akan menghadapi kegagalan. Beberapa organisasi memiliki struktur yang
 berfokus pada klien cenderung mendasarkan diri pada hierarki formal sekaligus
membatasi kerja praktis yang birokratis.

C.  Strategi dan Teknik Manajemen Peningkatan Mutu atau TQM


Ada empat teknik TQM yang dapat dikembangkan dalam menetapkan manajemen
 peningkatan mutu yaitu:  school review, benchmarking, quality assurance, dan quality 
quality 
control. 

School review
review   adalah proses yang mengharuskan keterkaitan seluruh komponen
lembaga pendidikan bekerja sama dengan berbagai pihak yang memiliki keterkaitan,
misalnya orang tua, atau tenaga professional, untuk mengevaluasi keefktifan kebijakan
lembaga pendidikan, program dan pelaksanaannya, serta mutu lulusannya. Dengan
metode ini, kita dapat membeberkan kelemahan, kekuatan, prestasi lembaga pendidikan
dan memberikan rekomendasi untuk penyusunan perencanaan strategis pengembangan
lembaga pendidikan di masa mendatang.  
Benchmarking merupakan kegiatan untuk menetapkan standar, baik proses,
maupun hasil yang akan dicapai dalam suatu periode tertentu, untuk kepentingan praktis.

Dengan demikian, standar tersebut direfleksikan dalam realitas yang ada. 


 

Quality assurance artinya bahwa konsep ini mengandung jaminan bahwa proses
yang    berlangsung dilaksanakan sesuai dengan standard dan prosedur yang telah
yang
ditetapkan. Dengan demikian, dapat diharapkan hasil (out
( out put ) yang memenuhi standar
yang ditentukan pula. 
Quality control merupakan suatu sistem yang untuk mendeteksi terjadinya
terjadinya  
 penyimpangan kualitas out put  yang
  yang tidak sesuai dengan standar. Konsep ini berorientasi
 pada out put   untuk memastikan apakahoutput 
apakahoutput   sesuai dengan standar. Oleh karena itu,
konsep ini menuntut adanya indikator yang pasti dan jelas. 
Menurut ISO ada beberapa prinsip untuk dapat meningkatkan sebuah mutu, prinsip
disini memiliki pengertian sejumlah asumsi yang diyakini dan dinilai memiliki kekuatan
untuk mewujudkan mutu yang bagus. Akan hal ini berbagai ahli mencoba merumuskan
 prinsip-prinsip yang paling tepat untuk dapat mewujudkan mutu dalam organisasi dalam
hal ini adalah lembaga pendidikan Islam. Sedikitnya ada delapan prinsip versi ISO, untuk
mampu meningkatkan mutu.
 Pertama, Orientasi pada pelanggan, maksud dari orientasi pelanggan ini adalah 
adalah 
organisasi atau lembaga pendidikan bergantung pada pelanggannya, oleh karena itu harus
memahami berbagai kebutuhan pelanggan pada saat ini dan di masa yang akan datang,
kenaali tuntutan pelanggan dan berusaha untuk memenuhinya atau bahkan melebihi apa
yang diharapkan pelanggan. Penerapan khusus prinsip pertama adalah
1.  Teliti, pahami kebutuhan dan harapan pelanggan.
2.  Pastikan bahwa sasaran organisasi sejalan dengan kebutuhan dan harapan pelanggan.
3.  Komunikasi kebutuhan dan harapan pelanggan keseluruh organisasi atau lembaga.
4.  Ukur kepuasan pelanggan lalu ambil tindakan dari hasil pengukuran
5.  Kelola secara sistematis hubungan dengan pelanggan
pelanggan

6.  Buatlah keseimbangan pendekatan antara kepuasan pelanggan dan pihak-pihak yang
 berkepentingan.
 Kedua, Kepemimpinan, maksudnya adalah pemimpin itu menentukan kesatuan arah 
arah 
dan tujuan organisasi. Pemimpin harus menciptakan dan menjaga lingkungan internal
dimana orang-orang dapat terlibat secara penuh dalam pencapaian tujuan-tujuan
organisasi atau lembaga.Penerapan prinsip kedua adalah :
1.  Pertimbangkan kebutuhan semua pihak yang berkepentigan termasuk pelanggan.
2.  Tetapkan dan jelaskan visi lembaga ke depan agar setiap orang mengerti tujuan.
3.  Tentukan sasaran dan target yang menantang dan sosialisasikan

4.  Ciptakan dan sokong nilai-nilai kebersamaan, kejujuran dan model tugas yang etis
 pada semua level.
 

5.  Lengkapi semua orang dengan suumber daya yang diperlukan dan beri kebebasan
dalam bertindak dengan penuh tanggung jawab
6.  Beri semangat kebesaran hati dan pengakuan terhadap kontribusi setiap orang.
 Ketiga, Keterlibatan orang-orang atau SDM, maksudnya adalah orang-orang pada
semua tingkatan merupakan esensi lembaga dan keterlibatan secara penuh
memungkinkan diguakannya kemampuan mereka untuk keuntungan lembaga.
1.  Upayakan setiap orang memahami pentingnya kontribusi dan peran mereka dalam
lembaga.
2.  Upayakan setiap orang mengenali batasan kinerja serta lingkup tanggung jawab
mereka dalam organisasi.
3.  Upayakan setiap mengetahui permasalahan kerja mereka dan termotivasi untuk
menyelesaikannya.
4.  Ajak setiap orang aktif melihat peluang untuk meningkatkan kompetensi, pengetahuan
dan pengalaman mereka.
5.  Fasilitasi agar setiap orang bebas beragi pengetahuan/pengalaman dan berinovasi
6.  Budayakan agar setiap orang secara terbuka mendiskusikan permasalahannya.
 Keempat, Menggunakan pendekatan proses, maksudnya bahwa hasil yang diinginkan
dicapai secara lebih efisien manakala sumbr daya-sumber daya dan aktivitas-aktivitas dan
aktivitas-aktivitas yang berhubungan dikelola sebagai satu proses.
1.  Secara sistematis menentukan aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan untuk mencapai
hasil yang didinginkan
2.  Menganalisa dan mengukur kapabilitas aktivittas-aktivitas
3.  Mengidentifikasi aktivitas-aktivitas kunci.
4.  Upayakan agar proses lebih singkat dan efektif.
5.  Menekankan pada faktor-faktor seperti sumber daya, metode, dan material untuk
memperbaiki aktivitas,
6.  Mengevaluasi resiko, akibat atau dampak aktivitas pada pelanggan, dan pihak-pihak
yang berkepentingan.
 Kelima, Menggunakan pendekatan sistem pada menejemen, maksudnya
maksudnya   adalah
 pengidentifikasian,, pemahaman dan pengelolaan sistem dari proses-proses yang terkait
 pengidentifikasian
untuk memberikan perbaikan-perbaikan terhadap efektivitas dan efesiensi pada lembaga
secara objektif
1.  Penyusunan sistem untuk mencapai sasaran organisasi dengan lebih efektif dan efisien

2.  Memahami keadaan saling ketergantungan diantara proses-proses pada system


 

3.  Pendekatan struktur yang harmonis dan integrasi proses-proses dengan tugas yang
tidak saling tumpang tindih.
4.  Memberi pemahaman terbaik pada tuga-tugas/tanggung jawab yang dibutuhkan untuk
amencapai tujuan bersama serta mengurangihambatan lintas fungsional.
 Keenam, Perbaikan yang berkelanjutan, maksudnya adalah perbaikan secara 
secara  
 berkelanjutan menjadi tujuan permanen lembaga. Penerapan
Penerapan kusus prinsip keenam
1.  Laksanakan secara konsisten pendekatan organsasi untuk kontinuitas perbaikan
 performansi
2.  Sediakan dan kirim SDM untuk pelatihan terhadap metode dan alat perbaikan
 berkesinambungan
3.  Laksanakan perbaikan yang kontinu pada produk,
produk, proses dan sasaran si
sistem.
stem.
4.  Tetapkan tujuan sasaran sebagai pedoman, ukur pencapaian untuk perbaikan yang
 berkesinambungan.
5.  Beri penghargaan dan pengakuan terhadap perbaikan.
 Ketujuh,, Pendekatan faktual dalm pembuatan keputusan, maksudnya adalah bahwa  
 Ketujuh
keputusan yang efektif didasarkan pada analisis data dan informasi. Penerapan kusus
 prinsip ketujuh adalah:
1.  Pastikan bahwa data dan informasi cukup akurat dan dapat dipercaya
2.  Sediakan data yang dapat diakses oleh yang membutuhkan
3.  Analisa data dan informasi dengan metode ang valid
 Kedelapan, Memiliki hubungan yang saling menguntungkan, maksunya mempunyai
kerja sama yang saling menguntungkan akan meningkatkan kemampuan kedua belah
 pihak untuk menciptakan nilai keberhasilan.
keberhasilan. Penerapan kusus prinsip kedelapan adalah:
1.  Tetapakan hubungan yang seimbang antara keuntungan jangka pendek dengan
mempertimbngkan jangka panjang.
2.  Sinergikan keahlian dan sumber daya secara berpasangan dengan pemasok
3.  Identifikasi dan pilih pemasok-pemasok kunci
4.  Susun pengembangan bersama, untuk fleksibilitas dan kecepatan merspon perubahan
kebutuahan pasar
5.  Berikan semangat, dorongan dan penghargaan atas peningkatan dan prestasi pemasok.
Dari delapan prinsip di atas, apabila dapat diintegrasikan dengan baik menurut
 penulis dapat dijadikan sebagai strategi yang manjur untuk meningkatkan mutu sebuah
lembaga pendidikan dan mampu bersaing di tengah-tengah lembaga pendidikan lain.

Selain menggunakan prinsip-prinsip di atas untuk dijadikan strategi peningkatan mutu,


menurut Purwati terdapat empat pendekatan dalam meningkatkan mutu pendidikan yaitu:
 

1) suatu lembaga pendidikan harus memformulasisikan visi apa yang dimaksud kualitas
dan bagaimana dapat dicapai. 2) menejemen ikut terlibat secara aktif. 3) lembaga
 pendidikan harus cermat dan berhati-hati dalam merencanakan dan mengorganisasikan
upaya perbaikan mutu dengan langkah awal yang betul-betul efektif dan 4) pengendalian
dilakukan seluruh proses.
Dalam memformulasikan strateginya, Menejemen peningkatan mutu menggunakan
model pendekatan menejemen strategis yaitu suatu pendekatan yang sistematis bagi suatu
tanggung jawab menejemen, mengkondisikan organisasi ke posisi yang dipastikan
mencapai tujuan dengan cara yang akan meyakinkan keberhasilan yang berkelanjutan dan
membuat lembaga pendidikan menjamin tercapainya mutu dan melalui pendekatan ini
harus dipastikan tujuan tercapai.
Terdapat lima langkah formulasi strategi yaitu, perumusan visi dan misi yaitu
 pencitraan bagaiman sekolah seharusnya nereksistensi, asesmen lingkungan eksternal
yaitu mengakomodasi kebutuhan lingkungan akan mutu pendidikan yang dapat
disediakanoleh lembaga pendidikan, asesmen organisasi yaitu merumuskan dan
memberdayakan sumber daya sekolah secara optimal, perumusan tujuan kusus yaitu
 penjabaran dari pencapaian visi dan misi yang ditampakkkan dalam tujuan sekolah dan
tujuan tiap- tiap mata pelajaran, penetuan strategi yaitu memilih strategi yang paling tepat
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dengan menyediakan anggaran, sarana dan
 prasarana, maupun fasilitas yang dibutuhkan.
Menurut Juran, sebagaimana dikutip oleh Deni Koswara dan Triatna, untuk
memperbaiki menejemen dalam rangka mencapai peningkatan mutu, dengan
mengembangkan suatu pendekatan yang disebut strategic
 strategic quality management   (SQM).
SQM merupakan tiga bagian proses berdasarkan perbedaan tingkat staf. Perbedaan
tingkat staf ini dinilai memberikan kontribusi yan unik bagi peningkatan yang unik bagi
 peningkatan mutu. Menejer puncak memiliki pandangan strategis organisasi. Menejer
madya memegang peranan oprasional mutu, Manajer pengawas mutu bertanggung jawab
atas pengawasan mutu.
Penerapan TQM yang efektif juga harus memperhatikan beberapa aspek yang
mempengaruhi mutu, yaitu: culture, commitment, 
commitment,  dan communication
communication.. Sedangkan
menurut Mulyasa, terdapat tiga dimensi utama yang harus dperhatikan yang akan
menetukan keberhasilan, ketiga dimensi itu adalah,koordinasi,
adalah, koordinasi, komuniasi, dan supervisi.
supervisi .
Budaya yang dimaksud di sini meliputi asumsi-asumsi, nilai-nilai dan aturan yang

mengikat kebersamaan dalam organisasi. Keberhasilan TQM dari suatu organisasi


ditentukan oleh bagaimana organisasi menciptakan budaya seperti: (a) inovasi dipandang
 

sebagai nilai yang tertinggi; (b) status dinomorduakan, yang yang dipentingkan adalah
 performansi dan kontribusi; (c)
( c) kepemimpinan adalah suatu kunci dari kegiatan/tindakan,
kegiatan/ti ndakan,
 bukan posisi; (d) ganjaran dibagi rata melalui kerja tim; (e) pemberdayaan untuk
mencapai tujuan yang menantang didukung oleh pengembangan yang berkelanjutan dan
keberhasilan seharusnya merupakan iklim untuk memotivasi diri sendiri.
Keberhasilan TQM suatu organisasi seharusnya melahirkan rasa kebanggaan dan
kesempatan untuk berkembang bagi orang-orang di dalamnya (staf dan klien), sehingga
mereka merasa memiliki dalam mewujudkan tujuan organisasi bersama di antara semua
staf administrasi dan dosen. Komitmen berarti juga keterlibatan menanggung resiko
dalam mencapai tujuan, menuntut kerja yang sistematik dengan meneruskan informasi
mengenai adanya kesempatan melakukan inovasi dan pengembangan.
Komunikasi di antara anggota tim memiliki kekuatan, walaupun sederhana, tetapi
efektif. Komunikasi harus didasarkan pada kenyataan dan pengertian yang murni,
 bukannya asumsi, apalagi humor.
Penerapan TQM di lembaga pendidikan mengarahkan peningkatan organisasi
 berkelanjutan, upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia untuk meningkatkan
semua aspek organisasi, dan mengarah kepada terpenuhinya kebutuhan klien saat ini dan
saat mendatang.

D.  Faktor-faktor Yang Mempengaruhi dalam Peningkatan Mutu


TQM merupakan suatu konsep yang berupaya melaksanakan sistem manajemen
kualitas dunia, sehingga diperlukan perubahan besar dalam budaya dan sistem suatu
organisasi seperti lembaga pendidikan. Ada 10 faktor yang harus diperhatikan oleh
 penyelenggara pendidikan di lembaga agar dapat memenuhi standar total quality 
quality 
management yaitu 
  K epuasa
uasan
n K
Klilie
en 
Dalam istilah bisnis, klien adalah orang yang membeli dan menggunakan produk
 perusahaan. Sedangkan di sini adalah siswa,orang tua dan masyarakat atau  stake
holder . Tujuan bisnis pada hakekatnya adalah untuk menciptakan dan
mempertahankan pelanggan. Dalam penerapan TQM di lembaga pendidikan, kualitas
ditentukan oleh pelanggan yaitu siswa, dna kita juga harus berupaya menciptakan
kepuasan siswa. Peran dan tanggungjawab divisi dan manajer harus dilihat dari sudut
 pandang untuk mencapai kepuasan siswa. Kepuasan siswa dapat memberikan

 beberapa manfaat : (1) hubungan antara kampus dan para mahasiswa menjadi
harmonis; (2) memberikan dasar yang terbaik untuk meningkatkan jumlah siswa untuk
 

masuk ke perguruan tinggi; (3) dapat mendorong terciptanya loyalitas siswa; (4)
reputasi lembaga menjadi baik di mata siswa; dan (5) keuntungan dana yang diperoleh
lembaga pendidikan menjadi meningkat.
  Obse
Obsesi
si te
terr had
hadap
ap K ualita
uali tass 
Dalam era globalisasi lembaga pendidikan menghadapi persaingan ketat dengan
lembaga pendidikan dari seluruh Indonesia. Meningkatnya intensitas dan persaingan
menyebabkan setiap lembaga pendidikan harus berusaha meningkatkan kualitas agar
kepuasan pelanggan terwujud. Kerangka dalam kualitas harus didasarkan pada dua
alasan pokok, yaitu: (1) orientasi pemasaran, lembaga pendidikan harus dapat
memenuhi semaksimal mungkin kebutuhan dan persyaratan yang ditetapkan
stakeholder; dan (2) orientasi internal lembaga pendidikan, lembaga pendidikan harus
dapat menghindari kerugian, pemborosan, dan jatuh. Diupayakan adanya
maksimalisasi usaha setiap staf, karyawan, dan guru, penghematan energi sumberdaya
manusia dan pengidentifikasian peluang pemecahan masalah.
  P endek
ndekat
atan
an I lmiah 
Melalui manajemen kepemimpinan yang baik keputusan yang kadang kala bersifat
subjektif bisa diminimumkan. Salah satu kuncinya sukses dalam TQM adalah
menggunakan pendekatan ilmiah, dalam pendekatan ilmiah, pengambilan keputusan
didasarkan pada data, mencari sumber penyebab dan mengupayakan solusi dalam
waktu yang singkat.
  K omi tm
tme
en JJa
angka
ng ka Panjang 
TQM merupakan suatu paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Oleh karena itu
dibutuhkan budaya yang baru pula. Agar penerapan TQM dapat berjalan dengan
lancar, maka perubahan budayanya pun harus diupayakan dengan komitmen jangka
 panjang di lembaga pendidikan Manajemen puncak memegang peranan yang sangat
 penting dalam mewujudkan perubahan budaya yang menghargai peningkatan kualitas
secara terus menerus dalam jangka panjang.
  K er j asam
sama Ti m 
Tim merupakan sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama. Disebut tim jika
memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) semua anggotanya harus memahami dan
menyepakati misinya agar tim dapat bekerja dengan efektif; (2) semua anggota
menaati peraturan yang berlaku; (3) ada pembagian tanggungjawab dan wewenang
yang adil bagi setiap anggota tim; dan (4) setiap anggota beradaptasi terhadap
 perubahan yang positif di mana setiap anggota
anggota saling membantu dalam beradaptasi.
 

  P er baik
aikaan se
secr
craaB
Beer kesi
kesinam
namb
bung
ungaan 
Perbaikan secara kesinambungan merupakan unsur paling fundamental dalam TQM.
Perbaikan berkesinambungan akan berhasil dengan baik bila disertai dengan usaha
sumber daya manusia yang tepat, kepercayaan diri, praktis karena faktor manusia
merupakan dimensi terpenting dalam perbaikan kualitas dan produktivitas, di Jepang
dikenal konsep Kaizen.
konsep Kaizen.  
  Pendidikan dan Pelatihan 
Pelatihan berhubungan secara spesifik dengan pekerjaan staf administrasi dan dosen
yang telah dilakukan dan apa yang sudah dilatihkan dapat diaplikasikan dengan
segera. Dengan demikian, materi pelatihan harus bersifat praktis. Pelatihan merupakan
 bagian dari pendidikan. Walaupun pendidikan lebih bersifat filosofis dan teoritis,
meskipun demikian pendidikan dan pelatihan memiliki tujuan yang sama yakni
 pembelajaran.
 

BAB III
KESIMPULAN

Manajemen peningkatan mutu mempersyaratkan integrasi dari berbagai faktor yang


 perlu diintegrasikan. Faktor itu adalah klien (pelanggan), kepemimpinan, tim, proses dan
struktur.
Ada empat teknik TQM yang dapat dikembangkan dalam menetapkan manajemen
 peningkatan mutu yaitu: school
yaitu: school review, benchmarking, quality assurance, dan quality 
quality control.
Selain itu ada delapan prinsip-prinsip versi ISO untuk meningkatkan mutu pendidikan yaitu,
orientasi pada pelanggan, kepemimpinan, keterlibatan orang-orang, pendekatan proses,
menggunakan pendekatan sistem, perbaiakan secara berkelanjutan, pendekatan daktual dalam
 pembuatan keputusan, hubungan
hubungan yang saling menguntungkan.
menguntungkan.
Terdapat empat pendekatan dalam meningkatkan mutu pendidikan yaitu : 1, suatu
lembaga pendidikan harus memformulasisikan visi apa yang dimaksud kualitas dan
 bagaimana dapat dicapai. 2. menejemen ikut terlibat secara aktif. 3. lembaga pendidikan harus
cermat dan berhati-hati dalam merencanakan dan mengorganisasikan upaya perbaikan mutu
dengan langkah awal yang betul-betul efektif dan 4. pengendalian dilakukan seluruh proses.
Ada 10 faktor yang harus diperhatikan oleh penyelenggara pendidikan di lembaga agar
dapat memenuhi standar total quality management   yaitu: kepuasan klien, obsesi 
obsesi  terhadap
kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerja sama tim, perbaikan secara
berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan. 
pelatihan.  
 

DAFTAR PUSTAKA

M. Hosnan “Manajemen Peningkatan Mutu” 


Mutu”  materi kuliah , 2014
M. Hosnan dan Suherlan “Kamus Profesional Guru” ,
Guru” , Jakarta: 2011
Edward Sallis “ Total Quality Management ini Education” 
Education”   terj. Menejemen Mutu
Pendidikan, Jogjakarta: IRCiSoD, 2007
Syaiful Sagala ““ Menejemen Pendidikan” Bandung:
 Menejemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan”
Alfabeta, 2009
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Insoneia.  Manajemen
 Pendidikan.. Bandung; Alfabeta, 2014. 
 Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai