MAKALAH
MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN
Oleh:
ANISA NURHUDA UTAMI
KATA PENGANTAR
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan yang berjudul “Manajemen Mutu
Pendidikan”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Matrikulasi Dasar -Dasar
-Dasar
Manajemen oleh Dosen Pengampu Durrahman, S.Pd. M.M.Pd
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran penulis harapkan demi perbaikan selanjutnya. Penulis
berharap semoga makalah ini bermanfaat baik secara langsung maupun tidak langsung bagi
semua pihak yang memerlukannya
ABSTRAK
ABSTRACT
Quality improvement management requires the integration of various factors that need
to be integrated. These factors are the client (customer), leadership, team, process and
structure. There are four TQM techniques that can be developed in establishing quality
improvement management,
and quality control. namely:
In addition school
there are eightreview, benchmarking,
principles quality to
of the ISO version assurance,
improve
the quality of education namely, customer orientation, leadership, involvement of
people, process approach, using a systems approach, continuous improvement, a dactual
approach to decision making, mutually beneficial relationships. There are four
approaches in improving the quality of education, namely: 1, an educational institution
must formulate a vision of what is meant by quality and how it can be achieved. 2. the
management is actively involved. 3. educational institutions must be careful and careful
in planning and organizing quality improvement efforts with initial steps that are truly
effective and 4. control is carried out throughout the process. There are 10 factors that
must be considered by educational providers in institutions in order to meet total quality
management standards, namely: client satisfaction, obsession with quality, scientific
approach, long-term commitment, teamwork, continuous improvement, education and
training.
BAB I
PENDAHULUAN
keadaan seperti ini, semua lembaga kususnya pendidikan dituntut untuk mampu
menciptakan efisiensi, mengutamakan mutu, kepuasan konsumen dan memanfaatkan
peluang dengan cepat agar dapat bersaing dan bertahan.
Adanya persaingan merupakan unsur yang tidak bisa ditawar lagi. Suatu organisasi
atau lembaga dapat meningkatkan dan mempertahankan kualitas dengan cara
membangun suatu sistem peningkatan kualitas dan menentkan standar (TQM) Total
Quality management
Quality management atau disebut dengan menejemen peningkatan mutu, dan salah satu
lembaga standarisasi dalam dunia industri diantaranya adalah ISO ( International
Organization for Standardization).
Standardization).
tetap terlihat tajinya dan bahkan semakin tinggi dimasa-masa yang akan datang, penulis
tergugah untuk mengetahui bagaimana, strategi pembaharuan dari menejemen
peningkatan mutu ini, agar kita benar-benar dalam
dala m mengimplementasikannya tujuan ideal
sebuah lembaga pendidikan tercapai dan memuaskan pelangggan, yang tentunya masalah
ini akan penulis kupas dalam bab selanjutnya.
3. Bagaimana strategi dan teknik manajemen peningkatan mutu atau TQM?
4. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi dalam peningkatan mutu?
BAB II
PEMBAHASAN
Beberapa konsep mutu yang diutarakan oleh Abdul Hadis, dan Nurhayati B,
dalam bukunya Manajemen
bukunya Manajemen Mutu Pendidikan
Pendidikan menurut para ahli yaitu:
a. Menurut Juran (1993), mutu produk ialah kecocokan penggunaan produk (fitness for
use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Kecocokan pengguna
produk tersebut didasarkan atas lima ciri utama
ut ama yaitu (1) teknologi; yaitu kekuatan; (2)
psikologis, yaitu rasa atau status; (3) waktu, yaitu kehandalan; (4) kontraktual,
yaitu ada jaminan; (5) etika, yaitu sopan santun (Juran, 1993)
b. Menurut Crosby (1979:58) mutu ialah conformance to requirement, yaitu sesuai
dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki mutu apabila
sesuai dengan standar atau kriteria mutu yang telah ditentukan, standar mutu tersebut
meliputi bahan baku, proses produksi, dan produk jadi (Crosby, 1979:58)
c. Menurut Deming (1982:176) mutu ialah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau
konsumen. Perusahaan yang bermutu ialah perusahaan yang menguasai pangsa pasar
karena hasil produksinya sesuai dengan kebutuhan konsumen, sehingga menimbulkan
kepuasan bagi konsumen. Jika konsumen merasa puas, maka mereka
akan setia dalam membeli produk perusahaan baik berupa barang
maupun jasa.
d. Menurut Feigenbaum (1986:7) mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full
customer satisfication). Suatu produk dianggap bermutu apabila dapat memberikan
kepuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan harapan konsumen atas
produk yang dihasilkan.
e. Garvi dan Davis (1994) menyatakan mutu ialah suatu kondisi yang berhubungan
dengan produk , tenaga kerja, proses dan tugas serta lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan pelanggan. Berdasarkan banyak paparan pendapat oleh pakar-pakar
manajemen, yang mencoba mendefinisikan kualitas mutu berdasarkan sudut
pandangnya masing-masing. Walaupun definisi tersebut tidak diterima secara
perlu diintegrasikan. Faktor itu adalah klien (pelanggan), kepemimpinan, tim, proses dan
struktur. Klien (pelanggan) dalam TQM adalah orang yang menerima produk atau jasa
layanan. Jadi klien tidak berada secara eksternal terhadap organisasi tetapi berada pada
setiap tahapan yang mempersyaratkan penyempurnaan hasil sebuah produk atau
pemberian layanan. Hal ini menggambarkan adanya mata rantai dari klien yang terkait
dengan proses. TQM mempersyaratkan organisasi melakukan penggalian dengan
bertanya atau mendengarkan, yang tentunya kepada klien yang tepat. Dalam hal ini
diperlukan umpan balik yang pasti untuk menjamin bahwa layanan yang diberikan dan
dikerjakan memang tepat. Hal-hal yang terdapat di dalam TQM terhadap pelanggan atau
klien adalah nilai-nilai organisasi, visi dan misi yang perlu dikomunikasikan, yang
dikerjakan dengan memperhatikan etika dalam pengambilan keputusan dan perencanaan.
School review
review adalah proses yang mengharuskan keterkaitan seluruh komponen
lembaga pendidikan bekerja sama dengan berbagai pihak yang memiliki keterkaitan,
misalnya orang tua, atau tenaga professional, untuk mengevaluasi keefktifan kebijakan
lembaga pendidikan, program dan pelaksanaannya, serta mutu lulusannya. Dengan
metode ini, kita dapat membeberkan kelemahan, kekuatan, prestasi lembaga pendidikan
dan memberikan rekomendasi untuk penyusunan perencanaan strategis pengembangan
lembaga pendidikan di masa mendatang.
Benchmarking merupakan kegiatan untuk menetapkan standar, baik proses,
maupun hasil yang akan dicapai dalam suatu periode tertentu, untuk kepentingan praktis.
Quality assurance artinya bahwa konsep ini mengandung jaminan bahwa proses
yang berlangsung dilaksanakan sesuai dengan standard dan prosedur yang telah
yang
ditetapkan. Dengan demikian, dapat diharapkan hasil (out
( out put ) yang memenuhi standar
yang ditentukan pula.
Quality control merupakan suatu sistem yang untuk mendeteksi terjadinya
terjadinya
penyimpangan kualitas out put yang
yang tidak sesuai dengan standar. Konsep ini berorientasi
pada out put untuk memastikan apakahoutput
apakahoutput sesuai dengan standar. Oleh karena itu,
konsep ini menuntut adanya indikator yang pasti dan jelas.
Menurut ISO ada beberapa prinsip untuk dapat meningkatkan sebuah mutu, prinsip
disini memiliki pengertian sejumlah asumsi yang diyakini dan dinilai memiliki kekuatan
untuk mewujudkan mutu yang bagus. Akan hal ini berbagai ahli mencoba merumuskan
prinsip-prinsip yang paling tepat untuk dapat mewujudkan mutu dalam organisasi dalam
hal ini adalah lembaga pendidikan Islam. Sedikitnya ada delapan prinsip versi ISO, untuk
mampu meningkatkan mutu.
Pertama, Orientasi pada pelanggan, maksud dari orientasi pelanggan ini adalah
adalah
organisasi atau lembaga pendidikan bergantung pada pelanggannya, oleh karena itu harus
memahami berbagai kebutuhan pelanggan pada saat ini dan di masa yang akan datang,
kenaali tuntutan pelanggan dan berusaha untuk memenuhinya atau bahkan melebihi apa
yang diharapkan pelanggan. Penerapan khusus prinsip pertama adalah
1. Teliti, pahami kebutuhan dan harapan pelanggan.
2. Pastikan bahwa sasaran organisasi sejalan dengan kebutuhan dan harapan pelanggan.
3. Komunikasi kebutuhan dan harapan pelanggan keseluruh organisasi atau lembaga.
4. Ukur kepuasan pelanggan lalu ambil tindakan dari hasil pengukuran
5. Kelola secara sistematis hubungan dengan pelanggan
pelanggan
6. Buatlah keseimbangan pendekatan antara kepuasan pelanggan dan pihak-pihak yang
berkepentingan.
Kedua, Kepemimpinan, maksudnya adalah pemimpin itu menentukan kesatuan arah
arah
dan tujuan organisasi. Pemimpin harus menciptakan dan menjaga lingkungan internal
dimana orang-orang dapat terlibat secara penuh dalam pencapaian tujuan-tujuan
organisasi atau lembaga.Penerapan prinsip kedua adalah :
1. Pertimbangkan kebutuhan semua pihak yang berkepentigan termasuk pelanggan.
2. Tetapkan dan jelaskan visi lembaga ke depan agar setiap orang mengerti tujuan.
3. Tentukan sasaran dan target yang menantang dan sosialisasikan
4. Ciptakan dan sokong nilai-nilai kebersamaan, kejujuran dan model tugas yang etis
pada semua level.
5. Lengkapi semua orang dengan suumber daya yang diperlukan dan beri kebebasan
dalam bertindak dengan penuh tanggung jawab
6. Beri semangat kebesaran hati dan pengakuan terhadap kontribusi setiap orang.
Ketiga, Keterlibatan orang-orang atau SDM, maksudnya adalah orang-orang pada
semua tingkatan merupakan esensi lembaga dan keterlibatan secara penuh
memungkinkan diguakannya kemampuan mereka untuk keuntungan lembaga.
1. Upayakan setiap orang memahami pentingnya kontribusi dan peran mereka dalam
lembaga.
2. Upayakan setiap orang mengenali batasan kinerja serta lingkup tanggung jawab
mereka dalam organisasi.
3. Upayakan setiap mengetahui permasalahan kerja mereka dan termotivasi untuk
menyelesaikannya.
4. Ajak setiap orang aktif melihat peluang untuk meningkatkan kompetensi, pengetahuan
dan pengalaman mereka.
5. Fasilitasi agar setiap orang bebas beragi pengetahuan/pengalaman dan berinovasi
6. Budayakan agar setiap orang secara terbuka mendiskusikan permasalahannya.
Keempat, Menggunakan pendekatan proses, maksudnya bahwa hasil yang diinginkan
dicapai secara lebih efisien manakala sumbr daya-sumber daya dan aktivitas-aktivitas dan
aktivitas-aktivitas yang berhubungan dikelola sebagai satu proses.
1. Secara sistematis menentukan aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan untuk mencapai
hasil yang didinginkan
2. Menganalisa dan mengukur kapabilitas aktivittas-aktivitas
3. Mengidentifikasi aktivitas-aktivitas kunci.
4. Upayakan agar proses lebih singkat dan efektif.
5. Menekankan pada faktor-faktor seperti sumber daya, metode, dan material untuk
memperbaiki aktivitas,
6. Mengevaluasi resiko, akibat atau dampak aktivitas pada pelanggan, dan pihak-pihak
yang berkepentingan.
Kelima, Menggunakan pendekatan sistem pada menejemen, maksudnya
maksudnya adalah
pengidentifikasian,, pemahaman dan pengelolaan sistem dari proses-proses yang terkait
pengidentifikasian
untuk memberikan perbaikan-perbaikan terhadap efektivitas dan efesiensi pada lembaga
secara objektif
1. Penyusunan sistem untuk mencapai sasaran organisasi dengan lebih efektif dan efisien
3. Pendekatan struktur yang harmonis dan integrasi proses-proses dengan tugas yang
tidak saling tumpang tindih.
4. Memberi pemahaman terbaik pada tuga-tugas/tanggung jawab yang dibutuhkan untuk
amencapai tujuan bersama serta mengurangihambatan lintas fungsional.
Keenam, Perbaikan yang berkelanjutan, maksudnya adalah perbaikan secara
secara
berkelanjutan menjadi tujuan permanen lembaga. Penerapan
Penerapan kusus prinsip keenam
1. Laksanakan secara konsisten pendekatan organsasi untuk kontinuitas perbaikan
performansi
2. Sediakan dan kirim SDM untuk pelatihan terhadap metode dan alat perbaikan
berkesinambungan
3. Laksanakan perbaikan yang kontinu pada produk,
produk, proses dan sasaran si
sistem.
stem.
4. Tetapkan tujuan sasaran sebagai pedoman, ukur pencapaian untuk perbaikan yang
berkesinambungan.
5. Beri penghargaan dan pengakuan terhadap perbaikan.
Ketujuh,, Pendekatan faktual dalm pembuatan keputusan, maksudnya adalah bahwa
Ketujuh
keputusan yang efektif didasarkan pada analisis data dan informasi. Penerapan kusus
prinsip ketujuh adalah:
1. Pastikan bahwa data dan informasi cukup akurat dan dapat dipercaya
2. Sediakan data yang dapat diakses oleh yang membutuhkan
3. Analisa data dan informasi dengan metode ang valid
Kedelapan, Memiliki hubungan yang saling menguntungkan, maksunya mempunyai
kerja sama yang saling menguntungkan akan meningkatkan kemampuan kedua belah
pihak untuk menciptakan nilai keberhasilan.
keberhasilan. Penerapan kusus prinsip kedelapan adalah:
1. Tetapakan hubungan yang seimbang antara keuntungan jangka pendek dengan
mempertimbngkan jangka panjang.
2. Sinergikan keahlian dan sumber daya secara berpasangan dengan pemasok
3. Identifikasi dan pilih pemasok-pemasok kunci
4. Susun pengembangan bersama, untuk fleksibilitas dan kecepatan merspon perubahan
kebutuahan pasar
5. Berikan semangat, dorongan dan penghargaan atas peningkatan dan prestasi pemasok.
Dari delapan prinsip di atas, apabila dapat diintegrasikan dengan baik menurut
penulis dapat dijadikan sebagai strategi yang manjur untuk meningkatkan mutu sebuah
lembaga pendidikan dan mampu bersaing di tengah-tengah lembaga pendidikan lain.
1) suatu lembaga pendidikan harus memformulasisikan visi apa yang dimaksud kualitas
dan bagaimana dapat dicapai. 2) menejemen ikut terlibat secara aktif. 3) lembaga
pendidikan harus cermat dan berhati-hati dalam merencanakan dan mengorganisasikan
upaya perbaikan mutu dengan langkah awal yang betul-betul efektif dan 4) pengendalian
dilakukan seluruh proses.
Dalam memformulasikan strateginya, Menejemen peningkatan mutu menggunakan
model pendekatan menejemen strategis yaitu suatu pendekatan yang sistematis bagi suatu
tanggung jawab menejemen, mengkondisikan organisasi ke posisi yang dipastikan
mencapai tujuan dengan cara yang akan meyakinkan keberhasilan yang berkelanjutan dan
membuat lembaga pendidikan menjamin tercapainya mutu dan melalui pendekatan ini
harus dipastikan tujuan tercapai.
Terdapat lima langkah formulasi strategi yaitu, perumusan visi dan misi yaitu
pencitraan bagaiman sekolah seharusnya nereksistensi, asesmen lingkungan eksternal
yaitu mengakomodasi kebutuhan lingkungan akan mutu pendidikan yang dapat
disediakanoleh lembaga pendidikan, asesmen organisasi yaitu merumuskan dan
memberdayakan sumber daya sekolah secara optimal, perumusan tujuan kusus yaitu
penjabaran dari pencapaian visi dan misi yang ditampakkkan dalam tujuan sekolah dan
tujuan tiap- tiap mata pelajaran, penetuan strategi yaitu memilih strategi yang paling tepat
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dengan menyediakan anggaran, sarana dan
prasarana, maupun fasilitas yang dibutuhkan.
Menurut Juran, sebagaimana dikutip oleh Deni Koswara dan Triatna, untuk
memperbaiki menejemen dalam rangka mencapai peningkatan mutu, dengan
mengembangkan suatu pendekatan yang disebut strategic
strategic quality management (SQM).
SQM merupakan tiga bagian proses berdasarkan perbedaan tingkat staf. Perbedaan
tingkat staf ini dinilai memberikan kontribusi yan unik bagi peningkatan yang unik bagi
peningkatan mutu. Menejer puncak memiliki pandangan strategis organisasi. Menejer
madya memegang peranan oprasional mutu, Manajer pengawas mutu bertanggung jawab
atas pengawasan mutu.
Penerapan TQM yang efektif juga harus memperhatikan beberapa aspek yang
mempengaruhi mutu, yaitu: culture, commitment,
commitment, dan communication
communication.. Sedangkan
menurut Mulyasa, terdapat tiga dimensi utama yang harus dperhatikan yang akan
menetukan keberhasilan, ketiga dimensi itu adalah,koordinasi,
adalah, koordinasi, komuniasi, dan supervisi.
supervisi .
Budaya yang dimaksud di sini meliputi asumsi-asumsi, nilai-nilai dan aturan yang
sebagai nilai yang tertinggi; (b) status dinomorduakan, yang yang dipentingkan adalah
performansi dan kontribusi; (c)
( c) kepemimpinan adalah suatu kunci dari kegiatan/tindakan,
kegiatan/ti ndakan,
bukan posisi; (d) ganjaran dibagi rata melalui kerja tim; (e) pemberdayaan untuk
mencapai tujuan yang menantang didukung oleh pengembangan yang berkelanjutan dan
keberhasilan seharusnya merupakan iklim untuk memotivasi diri sendiri.
Keberhasilan TQM suatu organisasi seharusnya melahirkan rasa kebanggaan dan
kesempatan untuk berkembang bagi orang-orang di dalamnya (staf dan klien), sehingga
mereka merasa memiliki dalam mewujudkan tujuan organisasi bersama di antara semua
staf administrasi dan dosen. Komitmen berarti juga keterlibatan menanggung resiko
dalam mencapai tujuan, menuntut kerja yang sistematik dengan meneruskan informasi
mengenai adanya kesempatan melakukan inovasi dan pengembangan.
Komunikasi di antara anggota tim memiliki kekuatan, walaupun sederhana, tetapi
efektif. Komunikasi harus didasarkan pada kenyataan dan pengertian yang murni,
bukannya asumsi, apalagi humor.
Penerapan TQM di lembaga pendidikan mengarahkan peningkatan organisasi
berkelanjutan, upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia untuk meningkatkan
semua aspek organisasi, dan mengarah kepada terpenuhinya kebutuhan klien saat ini dan
saat mendatang.
beberapa manfaat : (1) hubungan antara kampus dan para mahasiswa menjadi
harmonis; (2) memberikan dasar yang terbaik untuk meningkatkan jumlah siswa untuk
masuk ke perguruan tinggi; (3) dapat mendorong terciptanya loyalitas siswa; (4)
reputasi lembaga menjadi baik di mata siswa; dan (5) keuntungan dana yang diperoleh
lembaga pendidikan menjadi meningkat.
Obse
Obsesi
si te
terr had
hadap
ap K ualita
uali tass
Dalam era globalisasi lembaga pendidikan menghadapi persaingan ketat dengan
lembaga pendidikan dari seluruh Indonesia. Meningkatnya intensitas dan persaingan
menyebabkan setiap lembaga pendidikan harus berusaha meningkatkan kualitas agar
kepuasan pelanggan terwujud. Kerangka dalam kualitas harus didasarkan pada dua
alasan pokok, yaitu: (1) orientasi pemasaran, lembaga pendidikan harus dapat
memenuhi semaksimal mungkin kebutuhan dan persyaratan yang ditetapkan
stakeholder; dan (2) orientasi internal lembaga pendidikan, lembaga pendidikan harus
dapat menghindari kerugian, pemborosan, dan jatuh. Diupayakan adanya
maksimalisasi usaha setiap staf, karyawan, dan guru, penghematan energi sumberdaya
manusia dan pengidentifikasian peluang pemecahan masalah.
P endek
ndekat
atan
an I lmiah
Melalui manajemen kepemimpinan yang baik keputusan yang kadang kala bersifat
subjektif bisa diminimumkan. Salah satu kuncinya sukses dalam TQM adalah
menggunakan pendekatan ilmiah, dalam pendekatan ilmiah, pengambilan keputusan
didasarkan pada data, mencari sumber penyebab dan mengupayakan solusi dalam
waktu yang singkat.
K omi tm
tme
en JJa
angka
ng ka Panjang
TQM merupakan suatu paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Oleh karena itu
dibutuhkan budaya yang baru pula. Agar penerapan TQM dapat berjalan dengan
lancar, maka perubahan budayanya pun harus diupayakan dengan komitmen jangka
panjang di lembaga pendidikan Manajemen puncak memegang peranan yang sangat
penting dalam mewujudkan perubahan budaya yang menghargai peningkatan kualitas
secara terus menerus dalam jangka panjang.
K er j asam
sama Ti m
Tim merupakan sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama. Disebut tim jika
memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) semua anggotanya harus memahami dan
menyepakati misinya agar tim dapat bekerja dengan efektif; (2) semua anggota
menaati peraturan yang berlaku; (3) ada pembagian tanggungjawab dan wewenang
yang adil bagi setiap anggota tim; dan (4) setiap anggota beradaptasi terhadap
perubahan yang positif di mana setiap anggota
anggota saling membantu dalam beradaptasi.
P er baik
aikaan se
secr
craaB
Beer kesi
kesinam
namb
bung
ungaan
Perbaikan secara kesinambungan merupakan unsur paling fundamental dalam TQM.
Perbaikan berkesinambungan akan berhasil dengan baik bila disertai dengan usaha
sumber daya manusia yang tepat, kepercayaan diri, praktis karena faktor manusia
merupakan dimensi terpenting dalam perbaikan kualitas dan produktivitas, di Jepang
dikenal konsep Kaizen.
konsep Kaizen.
Pendidikan dan Pelatihan
Pelatihan berhubungan secara spesifik dengan pekerjaan staf administrasi dan dosen
yang telah dilakukan dan apa yang sudah dilatihkan dapat diaplikasikan dengan
segera. Dengan demikian, materi pelatihan harus bersifat praktis. Pelatihan merupakan
bagian dari pendidikan. Walaupun pendidikan lebih bersifat filosofis dan teoritis,
meskipun demikian pendidikan dan pelatihan memiliki tujuan yang sama yakni
pembelajaran.
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA