DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 10
JUMIATI 210101050084
RINI AMILIA 210101050155
ANNISA HANDAYANI 210101050327
B. PEMBAHASAN
1. Penerapan Manajemen Mutu Terpadu.
Manfaat penerapan MMT adalah perbaikan, pelayanan, penguragan biaya,
dan kepuasan pelanggan. Perbaikan progresif dalam system manajemen dan
kualitas pelayanan menghasilkan peningkatan kepuasan pelanggan. Sebagai
tambahan, manfaat lain yang bisa dilihat adalah peningkatan keahlian, semangat
dan rasa percaya diri di kalangan staf pelayanan public, perbaikan hubungan
antara pemerintah dan masyarakatnya, peningkatan akuntabilitas dan transparansi
pemerintah serta peningkatan produktivitas dan efisiensi pelayanan publik.1
Gerakan perbaikan mutu dalam bidang pendidikan di dunia, sebenarnya
belum terlalu lama. Perintisan total quality management (TQM) dalam bidang
pendidikan diawali di amerika serikat pada akhir tahun 1980-an, diikuti oleh
1
Delvi Susanti Sikumbang, Rusdinal, Hade Arfiansyah, “ Implementasi Manajemen
Mutu Terpadu Dalam Pendidikan”
1
inggris. Peningkatan perhatian baru dimulai pada tahun 1990. Sejak berlakunya
‘’education reform act’’ pada tahun 1988, perhatian terhadap mutu pendidikan
mulai meningkat. 2
Penerapan manajemen mutu terpadu bukanlah suatu pendekatan yang
sifatnya langsung jadi atau hasilnya diperoleh dalam waktu sekejap.3 Kegiatan ini
merupakan sebuah proses jangka panjang yang membutuhkan perubahan
organisasi dan restrukturisasi yang tidak boleh kepalang tanggung. Komitmen
untuk berubah ke arah mutu yang lebih baik harus dipahami oleh semua level
manajemen dan harus didasari oleh kehendak mau berubah.
Hal yang lebih penting disamping kemauan mau berubah adalah
kenyamanan dalam melaksanakan peran dalam proses perubahan ini. Disamping
level manajer yang harus paham dan tahu tugasnya tentang perubahan ini, staf pun
harus tahu komitmen dari manajer mereka. Komitmen yang dideklarasikan secara
jelas akan memotivasi para staf untuk mau bersama–sama melakukan perubahan
bagi organisasi mereka secara sungguh-sungguh.4
Adapun dalam penerapan manajemen mutu terpadu juga membutuhkan
suatu proses yang sistematis banyak pakar yang mengemukakan pendapatnya
mengenai fase-fase atau tahap-tahap penerapan manajemen mutu terpadu.
Dalam jurnal hennie mengemukakan fase-fase penerapan yaitu menurut
cortada (1993), berpendapat ada 5 tahap transformasi yang dilalui oleh suatu
lembaga semenjak pertama memulai manajemen mutu hingga sukses sebagai
lembaga yang berkualitas unggul, yaitu:
a. Kesadaran awal: baru ada sedikit pengetahuan mengenai konsep-
konsep manajemen mutu terpadu
b. Penerpan sebagian: pengetahuan semakin berkembang
c. Aktivitas ekstensif: setiap orang telah memahami konsep manajemen
mutu terpadu
2
Buyung Syukron, “Implementasi Manajemen Mutu Terpadu ( Studi Tranformatif Pada
Perguruan Tinggi)”, Jurnal Penelitian, Vol.10, No.2, Agustus 2016, Hal 246-247
3
Delvi Susanti Sikumbang, Rusdinal, Hade Arfiansyah, “ Implementasi Manajemen
Mutu Terpadu Dalam Pendidikan”
4
Buyung Syukron, “Implementasi Manajemen Mutu Terpadu ( Studi Tranformatif Pada
Perguruan Tinggi)”, Jurnal Penelitian, Vol.10, No.2, Agustus 2016, Hal 247
2
d. Hasil-hasil nyata: integrasi sangat baik,
e. Terbaik dalam industri: integrasi total.
George dan weimerskirch (1994), menyatakan ada 6 fase utama dalam
implementasi manajemen mutu terpadu, yaitu:
a. Komitmen manajemen senior terhadap perubahan
b. Penilaian sistem perusahaan, baik secara internal maupun eksternal
c. Pelembagaan fokus pada pelanggan
d. Pelembagaan manajemen mutu terpadu dalam perencanaan strategik,
keterlibatan karyawan, manajemen proses, dan sistem pengukuran
e. Penyesuaian dan perluasan tujuan manajemen guna memenuhi dan
melampaui harapan pelanggan
f. Perbaikan atau penyempurnaan sistem. 5
Sementara itu goetsch dan davis (1994), memberikan klasifikasi fase
penerapan yang lebih rinci dan sistematis. Fase penerapan manajemen mutu
terpadu dikelompokkan menjadi tiga fase, yaitu:
a. Fase persiapan. Fase ini terdiri atas 10 langkah, yaitu:
1) Membentuk manajemen mutu terpadu steering committee,
2) Membentuk tim,
3) Pelatihan manajemen mutu terpadu,
4) Menyusun pernyataan visi dan prinsip sebagai pedoman,
5) Menyusun tujuan umum,
6) Komunikasi dan publikasi,
7) Identifikasi kekuatan dan kelemahan,
8) Identifikasi pendukung dan penolak,
9) Memperkirakan sikap karyawan,
10) Mengukur kepuasan pelanggan
b. Fase perencanaan:
1) Merencanakan pendekatan implementasi, kemudian menggunakan
siklus plan, do, check, and adjust,
5
Delvi Susanti Sikumbang, Rusdinal, Hade Arfiansyah, “ Implementasi Manajemen
Mutu Terpadu Dalam Pendidikan”
3
2) Identifikasi proyek,
3) Komposisi tim,
4) Pelatihan tim.
c. Fase pelaksanaan:
1) Penggiatan tim,
2) Umpan balik kepada steering committee,
3) Umpan balik dari pelanggan6
2. Syarat – Syarat TQM
6
Delvi Susanti Sikumbang, Rusdinal, Hade Arfiansyah ……
4
menghasilkan kualitas yang terbaik dan akhirnya layanan tersendiri
dapat mencapai tujuan kepuasan.
d. Sarana, prasarana, dan lingkungan kerja harus mendukung penerapan
TQM. Individu karyawan perlu memahami pekerjaan dengan baik dan
membantu membentuk pekerjaan agar produk/jasa (lulusan) yang
dihasilkan berkualitas tinggi7.
Sri Wahyuni Khoiriyah, “Peningkatan Mutu Sekolah Dasar Melalui Total Quality
7
5
j. Program pendidikan dan pelatihan hendaknya menjadi urutan utama
dalam upaya peningkatan mutu8.
3. Hambatan dan Solusi Dalam Penerapan Manajemen Mutu Terpadu
8
Delvi Susanti Sikumbang, Rusdinal, Hade Afriansyah,” Implementasi Manajemen Mutu
Terpadu Dalam Pendidikan”, Universitas Negeri PadangIndonesia,h.03
9
Rivanur Sarah, Rusdinal, Hade Afriansyah, “Hambatan dalam Penerapan Manajemen
Mutu Terpadu (TQM) dalam Pendidikan dan Pemecahannya"
6
C. SIMPULAN
a. Fase persiapan.
b. Fase perencanaan:
c. Fase pelaksanaan:
Syarat-syarat yang dibutuhkan dalam menerapkan TQM, sebagai berikut,
7
DAFTAR PUSTAKA
Khoiriyah, Sri Wahyuni. “Peningkatan Mutu Sekolah Dasar Melalui Total Quality
Management”. Jurnal al-Murabbi. Vol 7. No 2 .Juni 2022.