1. Pengetian Mutu
Mutu juga dapat di definisikan sebagai sesuatu yang memuaskan atau
melampaui keinginan dan kebutuhan pelanggan. Definisi ini disebut juga mutu
sesuai persepsi (quality in perception). Mutu ini bisa disebut sebagai mutu yang
ada di mata orang yang melihatnya. Ini merupakan definisi yang sangat penting,
sebab ada satu resiko yang seringkali kita abaikan dari definisi ini, ayitu
kenyataan bahwa para pelanggan adalah pihak yang membuat keputusan terhadap
mutu, dan mereka melakukan penilaian tersebut dengan merujuk pada produk
terbaik yang bisa bertahan dalam persaingan.1
Menurut Sallis mutu dapat diartikan sebagai derajat kepuasan luar
biasa yang diterima oleh costumer sesuai dengan kebutuhan dan keinginan.
Ahmad mengemukakan bahwa mutu pendidikan di sekolah dapat diartikan
sebagai kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara operasional dan efisien
terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan sekolah, sehingga
menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut norma/standar
yang berlaku. Sallis juga mengemukakan dua standar utama untuk mengukur
mutu, yaitu: 1) standar hasil dan pelayanan, dan 2) standar costumer. Indikator
yang termasuk dalam standar hasil dan pelayanan adala spesifikasi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang diperoleh oleh anak didik; hasil pendidikan itu
dapat dimanfaatkan di masyarakat atau di dunia kerja; tingkat kesalahan yang
sangat kecil; bekerja benar dari awal dan benar untuk pekerjaan berikutnya.
Indikator yang termasuk dalam standar costumer adalah terpenuhinya kepuasan,
harapan, dan pencerahan hidup bagi costumer itu.2
1
Edward Sallis, Total Quality Management In Education. alih Bahasa Ahmad Ali Riyadi,
(Jogjakarta :IRCiSoD), 2007,.56.
2
Danim Sudarwan, Agenda Pembaharuan Sistem pendidikan, Cet. Ke 2, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006),
hlm.79-80.
2. Hakekat Mutu
Menurut Goetsch dan Davis secara luas mendifinisikan mutu adalah
suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses,
dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.3 Sedangkan Depdiknas
mengatakan mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau
jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang
diharapkan atau yang tersirat.4
3
Tjiptono & Anastasia Diana, Total Quality Management, (Yogyakarta: Andi Press), 2001,.4.
4
Depdiknas, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah :Konsep Dan Pelaksanaan, (Jakarta: Depdiknas,
2001), hlm.25.
5
Jerome S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu : Prinsip-prinsip Perumusan dan Tata Langkah Penerapan,
(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005), hlm.9.
Untuk mencapai mutu yang baik maka dalam penyelenggaraan
pendidikan harus mengenali siapa pelanggannya. Dengan mengenali pelanggan
penyelenggara pendidikan dapat menentukan mutu yang hendak dicapai sehingga
memenuhi kepuasan pelanggan. Menurut Jerome dalam proses penyelenggaraan
pendidikan pelanggan dapat diklasifikasilan menjadi 2 yaitu :6
a. Pelanggan internal, Adalah seluruh sumber daya manusia yang terlibat dalam
proses penyelenggaraan pendidikan, seperti peserta didik , orang tua, guru, staf
administrasi yang berada di dalam system pendidikan. Sebagai satu system
penyelenggara pendidikan masing-masing saling memberikan input dan output
yang saling mempengaruhi tercapainya mutu.
b. Pelanggan eksternal, Adalah masyarakat luar yang menggunakan produk dari
hasil penyelenggaraan pendidikan proses pendidikan (output) seperti:
masyarakat, dunia industri, lembaga / instansi yang berada diluar organisasi
6
Jerome S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu…40.
Sekolah perlu membentuk Tim Pengembang Sekolah (TPS) yang
terdiri dari berbagai unsur stakeholders yaitu, kepala sekolah, pengawas sekolah,
perwakilan guru, komite sekolah, orang tua, dan perwakilan lain dari kelompok
masyarakat yang memang dipandang layak untuk diikutsertakan karena
kepedulian yang tinggi pada sekolah. Dalam melaksanakan SPMP, Pengawas
Pendidikan yang bertugas sebagai pembina sekolah juga harus dilibatkan dalam
TPS, sebagai wakil dari pemerintah.
4. Tujuan Penjaminan Mutu
Tujuan kegiatan penjaminan mutu bermanfaat, baik bagi pihak internal
maupun eksternal organisasi. Perkembangan Penjaminan Mutu dalam
Pendidikan, tujuan penjaminan (Assurance) terhadap kualitas tersebut antara lain
sebagai berikut.
a. Membantu perbaikan dan peningkatan secara terus-menerus dan ber-
kesinambungan melalui praktek yang terbaik dan mau mengadakan inovasi.
b. Memudahkan mendapatkan bantuan, baik pinjaman uang atau fasilitas atau
bantuan lain dari lembaga yang kuat clan dapat dipercaya.
c. Menyediakan informasi pada masyarakat sesuai sasaran dan waktu secara
konsisten, dan bila mungkin, membandingkan standar yang telah dicapai
dengan standar pesaing.
d. Menjamin tidak akan adanya hal-hal yang tidak dikehendaki