Anda di halaman 1dari 5

Tugas : Mata Kuliah Manajemen Mutu Terpadu

Nama : Nurcholis Panji Bayu Astra

Prodi : Magister Manajemen Pendidikan Islam

Penjaminan Mutu Dalam Pendidikan

1. Pengetian Mutu
Mutu juga dapat di definisikan sebagai sesuatu yang memuaskan atau
melampaui keinginan dan kebutuhan pelanggan. Definisi ini disebut juga mutu
sesuai persepsi (quality in perception). Mutu ini bisa disebut sebagai mutu yang
ada di mata orang yang melihatnya. Ini merupakan definisi yang sangat penting,
sebab ada satu resiko yang seringkali kita abaikan dari definisi ini, ayitu
kenyataan bahwa para pelanggan adalah pihak yang membuat keputusan terhadap
mutu, dan mereka melakukan penilaian tersebut dengan merujuk pada produk
terbaik yang bisa bertahan dalam persaingan.1
Menurut Sallis mutu dapat diartikan sebagai derajat kepuasan luar
biasa yang diterima oleh costumer sesuai dengan kebutuhan dan keinginan.
Ahmad mengemukakan bahwa mutu pendidikan di sekolah dapat diartikan
sebagai kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara operasional dan efisien
terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan sekolah, sehingga
menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut norma/standar
yang berlaku. Sallis juga mengemukakan dua standar utama untuk mengukur
mutu, yaitu: 1) standar hasil dan pelayanan, dan 2) standar costumer. Indikator
yang termasuk dalam standar hasil dan pelayanan adala spesifikasi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang diperoleh oleh anak didik; hasil pendidikan itu
dapat dimanfaatkan di masyarakat atau di dunia kerja; tingkat kesalahan yang
sangat kecil; bekerja benar dari awal dan benar untuk pekerjaan berikutnya.
Indikator yang termasuk dalam standar costumer adalah terpenuhinya kepuasan,
harapan, dan pencerahan hidup bagi costumer itu.2

1
Edward Sallis, Total Quality Management In Education. alih Bahasa Ahmad Ali Riyadi,
(Jogjakarta :IRCiSoD), 2007,.56.
2
Danim Sudarwan, Agenda Pembaharuan Sistem pendidikan, Cet. Ke 2, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006),
hlm.79-80.
2. Hakekat Mutu
Menurut Goetsch dan Davis secara luas mendifinisikan mutu adalah
suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses,
dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.3 Sedangkan Depdiknas
mengatakan mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau
jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang
diharapkan atau yang tersirat.4

Dari berbagai pendapat di atas terdapat beberapa kesamaan bahwa


dalam konsep mutu terdapat unsur-unsur sebagai berikut :
a. Mutu meliputi usaha untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
b. Mutu mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan.
c. Mutu merupakan kondisi yang selalu berubah.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa mutu merupakan gambaran


(kondisi dinamis) produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan untuk memenuhi
harapan pelanggan.
Dalam konteks pendidikan mutu merupakan sebuah proses untuk
memperbaiki keluaran pendidikan yang dihasilkan. Karena dengan metodologi
mutu system kerja dapat dibagi ke dalam serangkaian proses kerja. Setiap
rangkaian kerja merupakan proses yang unik yang memberikan sumbangan pada
penciptaan keluaran. Menurut Juran dalam tujuan utama manajemen mutu
diterapkan dalam pendidikan adalah: 5
a. Meraih mutu merupakan proses yang tidak mengenal akhir
b. Perbaikan mutu merupakan proses berkesinambungan, bukan program sekali
jalan
c. Mutu memerlukan kepemimpinan dari anggota dewan sekolah dan
administrator
d. Pelatihan massal merupakan prasyarat mutu
e. Setiap orang di sekolah mesti mendapatkan pelatihan mutu.

3
Tjiptono & Anastasia Diana, Total Quality Management, (Yogyakarta: Andi Press), 2001,.4.
4
Depdiknas, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah :Konsep Dan Pelaksanaan, (Jakarta: Depdiknas,
2001), hlm.25.
5
Jerome S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu : Prinsip-prinsip Perumusan dan Tata Langkah Penerapan,
(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005), hlm.9.
Untuk mencapai mutu yang baik maka dalam penyelenggaraan
pendidikan harus mengenali siapa pelanggannya. Dengan mengenali pelanggan
penyelenggara pendidikan dapat menentukan mutu yang hendak dicapai sehingga
memenuhi kepuasan pelanggan. Menurut Jerome dalam proses penyelenggaraan
pendidikan pelanggan dapat diklasifikasilan menjadi 2 yaitu :6

a. Pelanggan internal, Adalah seluruh sumber daya manusia yang terlibat dalam
proses penyelenggaraan pendidikan, seperti peserta didik , orang tua, guru, staf
administrasi yang berada di dalam system pendidikan. Sebagai satu system
penyelenggara pendidikan masing-masing saling memberikan input dan output
yang saling mempengaruhi tercapainya mutu.
b. Pelanggan eksternal, Adalah masyarakat luar yang menggunakan produk dari
hasil penyelenggaraan pendidikan proses pendidikan (output) seperti:
masyarakat, dunia industri, lembaga / instansi yang berada diluar organisasi

3. Pengertian Penjaminan Mutu Pendidikan


Penjaminan mutuu pendidikan (Quality Assurance) adalah proses
penetapan dan pemenuhan standar mutu peneglolaan secra konsisten dan
berkelanjutan, sehingga stakeholders memperoleh kepuasan.Penjaminan mutu
atau kualitas adalah seluruh rencana tindakan sistematis yang pentimg umtuk
menyediakan kepercayaan yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan tertentu.
Penjaminan mutu secara internal oleh satuan penididikan adalah pengelolaan
satuan pendidikan pada jenjang dikdasmen menerapkan menejemen berbasis
sekolah: kemendirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas
Dalam PP no. 19/2005 pasal 65 Satuan Pendidikan mengembangkan
visi dan misi dan evaluasi kinerja masing-masing. Sedangkan dalam PP no.
19/2005 pasal 91,  Satuan Pendidikan wajib melakukan penjaminan mutu
pendidikan untuk memenuhi atau melampaui SNP. Secara singkat, implementasi
SPMP terdiri dari rangkaian proses/tahapan yang secara siklik dimulai dari (1)
pengumpulan data, (2) analisis data, (3) pelaporan/pemetaan, (4) penyusunan
rekomendasi, dan (5) upaya pelaksanaan rekomendasi dalam bentuk program
peningkatan mutu pendidikan.

6
Jerome S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu…40.
Sekolah perlu membentuk Tim Pengembang Sekolah (TPS) yang
terdiri dari berbagai unsur stakeholders yaitu, kepala sekolah, pengawas sekolah,
perwakilan guru, komite sekolah, orang tua, dan perwakilan lain dari kelompok
masyarakat yang memang dipandang layak untuk diikutsertakan karena
kepedulian yang tinggi pada sekolah. Dalam melaksanakan SPMP, Pengawas
Pendidikan yang bertugas sebagai pembina sekolah juga harus dilibatkan dalam
TPS, sebagai wakil dari pemerintah.
4. Tujuan Penjaminan Mutu
Tujuan kegiatan penjaminan mutu bermanfaat, baik bagi pihak internal
maupun eksternal organisasi. Perkembangan Penjaminan Mutu dalam
Pendidikan, tujuan penjaminan (Assurance) terhadap kualitas tersebut antara lain
sebagai berikut.
a. Membantu perbaikan dan peningkatan secara terus-menerus dan ber-
kesinambungan melalui praktek yang terbaik dan mau mengadakan inovasi.
b. Memudahkan mendapatkan bantuan, baik pinjaman uang atau fasilitas atau
bantuan lain dari lembaga yang kuat clan dapat dipercaya.
c. Menyediakan informasi pada masyarakat sesuai sasaran dan waktu secara
konsisten, dan bila mungkin, membandingkan standar yang telah dicapai
dengan standar pesaing.
d. Menjamin tidak akan adanya hal-hal yang tidak dikehendaki

Selain itu, tujuan dari diadakannya penjaminan kualitas (quality


assurance)  ini adalah agar dapat memuaskan berbagai pihak yang terkait di
dalamnya, sehingga dapat berhasil mencapai sasaran masing-masing.
Penjaminan kualitas merupakan bagian yang menyatu dalam membentuk
kualitas produk dan jasa suatu organisasi atau perusahaan. Mekanisme
penjaminan kualitas yang digunakan juga harus dapat menghentikan perubahan
bila dinilai perubahan tersebut menuju ke arah penurunan atau
kemunduran. Kegiatan penjaminan kualitas merupakan kegiatm
pengendalian melalui prosedur secara benar, selungga dapat mencapai
perbaikan dalam efisiensi, produktivitns, dan profitabilitas.
Penjaminan kualitas bukan merupakan obat yang mujarab untuk
menyembuhkan berbagai penyakit. Dengan penjaminan kualitas, justru akan
dapat mengerjakan segala sesuatu dengan baik sejak awal dan setiap waktu (do
it right the first time and every time).

5. Landasan Penjaminan Mutu Pendidikan


Landasan yuridis Sistem penjamin mutu pendidikan adalah UU No:
20 TAHUN 2003 TENTANG SISDIKNAS Pasal 1 ayat 21, Evaluasi
pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan dan penetapan mutu
pendidikan…. dst sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan
pendidikan. Pasal 35 ayat 1, Standar Nasional pendidikan terdiri standar isi,
proses, kompetensi lulusan…. dst. dan Pasal 50 ayat 2, Pemerintah menentukan
kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan untuk menjamin mutu….
dst. Beberapa Model SPM: Model SPM  Didasarkan pada: UU No.20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PP No. 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan dan Pokja Penjaminan Mutu 2003: (a) Penetapan
Standar Mutu, (b) Pelaksanaan, (c) Evaluasi, (d) Pencapaian dan peningkatan
standard, dan (e) Benchmarking.
Dalam Peraturan Pemerintah 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan, BAB II pasal 2 disebutkan bahwa Lingkup Standar Nasional
Pendidikan meliputi: (a) Standar isi, (b) Standar proses, (c) Standar kompetensi
lulusan, (d) Standar pendidik dan tenaga kependidikan, (e) Standar sarana dan
prasarana, (f) Standar pengelolaan, (g) Standar pembiayaan, dan (h) Standar
penilaian pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai